• Tidak ada hasil yang ditemukan

دقععيبلا

E. Kajian Pustaka

1. Tesis karya Mukhammad Bukhari

Tesis yang ditulis Mukhammad Bukhari di tahun 2019 dengan judul

“Pelaksanaan Fatwa DSN-MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Multilevel Marketing Syariah (MLMS) pada bisnis obat herbal HPA Internasional”, studi di pusat stokis daerah HPA Internasional Kota Pekalongan, dari kampus IAIN Pekalongan.

Dalam tesis ini penulis menyebutkan bahwa sistem bisnis MLM Syariah semakin maju dan terus berinovasi dalam memasarkan produknya. Hal itu mendorong DSN-MUI mengeluarkan fatwa mengenai MLM syariah yang di dalamnya terdapat 12 ketentuan umum, 12 ketentuan hukum, dan 5 ketentuan akad, akan tetapi masih ada anggapan negativ dari masyarakat terhadap sistem bisnis MLM, dikarenakan adanya modus penipuan yang mengatasnamakan MLM.

Persamaan dengan penelitian Mukhammad Bukhari adalah sama- sama membahas implementasi Fatwa DSN-MUI Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah pada MLM Syariah.

Adapun perbedaannya adalah bahwa penelitian yang dilakukan oleh Mukhammad Bukhari pada bisnis obat herbal HPA Internasional dengan penelitian lapangan pendekatan studi kasus. Sedangkan yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan implementasi Fatwa DSN- MUI No.75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah di PT. Moment Global Internasioanal.

2. Tesis karya Alfa Mu’nisatul Aniq

13 Tesis yang ditulis oleh Alfa Mu’nisatul Aniq di tahun 2020 dengan judul “Tinjauan Fatwa DSN-MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah terhadap bisnis Multilevel Marketing PT. Melia Sehat Sejahtera cabang Ponorogo, dari kampus IAIN Ponorogo.

Dalam tesis ini penulis menyebutkan bahwa bisnis MLM diatur dalam Fatwa DSN-MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009 Tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS), agar perusahaan MLM dapat menjalankan sistemnya sesuai dengan ketentuan syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis berawal dari kegelisahan penulis tentang praktik bisnis MLM di PT. Melia Sehat Sejahtera cabang Ponorogo, yaitu terkait akad, di mana seseorang yang akan mendaftar menjadi member diwajibkan membeli produknya minimal satu paket. Selanjutnya mengenai pemberian bonus yang berbeda antar member yang telah bergabung dalam bisnis MLM tersebut.

Persamaan dengan penelitian Alfa mu’nisatul Aniq adalah pengkajian tentang akad transaksi yang terjadi pada MLM Syariah, demikian juga terkait dengan pengkajian tentang bonus yang diberikan kepada member.

Adapun perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Alfa Mu’nisatul Aniq adalah lebih menekankan pada akad yang dipraktekkan pada PT. Melia Sehat Sejahtera. Sedangkan yang penulis lakukan adalah menganalisa implementasi Fatwa DSN-MUI No.75 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah secara global.

3. Jurnal karya Ahmad Muzakki

Jurnal yang ditulis oleh Ahmad Muzakki di tahun 2020 dengan judul

“Studi terhadap Fatwa DSN-MUI Nomor 75 Tahun 2009 Tentang

14

Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (MLM Syariah)”, Jurnal hukum Islam, asy-Syariáh Vol 6, No 2, 2020.

Di dalam jurnal ini penulis menyebutkan bahwa hakikat Multilevel Marketing adalah cara menjual suatu produk dengan lebih efisien dan efektif kepada pasar, dan tidak berhubungan dengan penciptaan kekayaan. Adapun cara termudah untuk menilai kehalalan bisnis MLM adalah melihat kesesuaiannya dengan aturan-aturan fikih muamalah atau menyesuaikan dengan panduan yang telah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia melalui fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 75 Tahun 2009.

Fatwa DSN-MUI tersebut yang berisi tentang penjualan langsung berjenjang Syariah telah memberikan pengaruh positif khususnya kepada masyarakat muslim. Dengan adanya panduan dan fatwa tersebut, timbul kemanan dan kenyamanan dalam bertransaksi.

Persamaan dengan penelitian Ahmad Muzakki adalah dalam memaparkan latar belakang Fatwa DSN-MUI, dasar-dasar DSN-MUI mengeluarkan fatwa serta peran fatwa dalam memberikan kenyamanan dalam bertransaksi utamanya dalam Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (MLM Syariah).

Adapun perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Muzakki lebih menekankan pada studi Fatwa DSN-MUI Nomor 75 Tahun 2009, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah menganalisa penerapan Fatwa DSN-MUI Nomor 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah pada PT. Moment Global Internasional.

4. Jurnal karya Suhardiman Izini dan Rahmani Timorita.

Jurnal ini dibuat oleh Suhardiman Izini dan Rahmani Timorita di tahun 2018 dengan judul “Tinjauan Fatwa Dewan Syariah Nasional

15 No. 75/DSN-MUI/VII/2009 Terhadap Penjualan Langsung Berjenjang Syariah di Tien Syariah”.

Tiens Syariah merupakan sebuah perusahaan Multilevel marketing yang menggunakan sistem perdagangan berupa sistem penjualan berjenjang. Dalam mekanisme perdagangan jaringannya selain distributor melakukan penjualan produk, distributor juga melakukan perekrutan mitra bisnis baru untuk mengembangkan bisnisnya.

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menganalisa pelaksanaan Fatwa DSN-MUI pada bisnis Penjualan Langsung Berjenjang Syariah.

Adapun perbedaannya adalah, bahwa penelitian yang dilakukan oleh Suhardiman Izini dan Rahmani Timorita melakukan penelitian pada Tien Syariah, apakah benar-benar sudah sesuai dengan ketentuan 12 poin yang ditentukan oleh DSN-MUI. Sedangkan yang penulis lakukan adalah melakukan penelitian pada PT. Momen Global Internasional, bagaimana praktiknya bila diukur dengan Fatwa DSN- MUI No. 75 Tahun 2009.

5. Jurnal karya Luqman Nurhisam

Jurnal ini ditulis oleh Luqman Nurhisam di tahun 2019 dengan judul,

Multilevel Marketing dalam Tinjauan Hukum Islam “Studi Fatwa DSN MUI Nomor 75/ DSN-MUI/VII/2009 Tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah”, Journal of Sharia Economic Law, dari kampus IAIN Kudus.

Penulis mengatakan bahwa bisnis Multilevel marketing kian hari makin berkembang, bahkan muncul MLM yang berbasis Syariah.

Dengan banyaknya MLM Syariah khususnya, seiring dengan itu muncul dugaan apakah betul sudah sesuai dengan Syariah sebagaimana yang telah ditentukan kriteria MLM yang berbasis

16

Syariah? maka untuk menjawab dugaan tersebut cukup melihat bagaimana kesesuaiannya dengan ketentuan yang telah difatwakan oleh DSN-MUI.

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menjelaskan Fatwa DSN-MUI N0. 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah. Adapun perbedaannya dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian sebelumnya hanya sebatas menjelaskan Fatwa DSN-MUI Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, sedangkan yang penulis lakukan adalah penelitian pada PT. Momen Global Internasional, menganalisa implementasi Fatwa DSN-MUI No. 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah.

6. Jurnal karya Yosy arik putri lestari dan Khusniati Rofiah

Jurnal ini ditulis oleh Yosy Arik Putri Lestari dan Khusniati Rofiah di tahun 2021 dengan judul “Bisnis Herbalife Nutrition Club Cupid Ceria Perspektif Fatwa DSN-MUI No. 75/ DSN/ 2009”, Journal of Sharia and Economic Law vol.1, No2.

Menurut Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) terdapat 97 jumlah MLM yang sudah terdaftar di dalam asosiasinya, namun dari 97 perusahaan ini hanya ada 7 perusahaan yang sudah mendapatkan sertifikat DSN-MUI.

Bisnis Herbalife masuk dalam pembahasan penjualan langsung (direct selling) dan belom mendapatkan sertifikat dari DSN-MUI dikarenakan konsep Excessive markup, harga produk Herbalife yang relatif mahal, tidak sesuai dengan hasil produk yang diperoleh.

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah dalam memaparkan kriteria penjualan langsung berjenjang Syariah menurut ketentuan DSN-MUI. Adapun perbedaannya adalah bahwa penelitian

17 sebelumnya menganalisa bisnis Herbalife Nutrition club cupid ceria menurut perspektif Fatwa DSN-MUI No. 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah meneliti implementasi Fatwa DSN-MUI No.

75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah pada PT. Moment Global Internasional.

7. Jurnal karya Abdul Wahid Ridha, Amrullah Hayatudin & yayat Rahmat H

Jurnal ini ditulis oleh Abdul Hahid Ridha, Amrullah Hayatudin, dan Yayat Rahmat H di tahun 2108 dengan judul “Implementasi Fatwa DSN MUI No. 75/ DSN-MUI/VII/2009 Tentang Pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS) terhadap Sistem Kerja MLM di PT. K-Link Nusantara Bandung”, Jurnal Prosiding Hukum Ekonomi Syariah, Volume 4, No. 2 dari kampus Universitas Islam Bandung.

Di dalam jurnal ini penulis menjelaskan bahwa Fatwa DSN-MUI No.

75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah adalah sebagai pedoman hukum Islam bagi perusahaan-perusahaan MLM Syariah, supaya sistem kerja MLM Syariah tidak hanya pengakuan pada perusahaan bisnis MLM saja, selain itu agar supaya yang digunakan tetap berada pada aturan yang sesuai syariat. Karena penjualan barang dan produk jasa dengan menggunakan jejaring pemasaran (network marketing) atau pola penjualan berjenjang termasuk di dalam MLM telah dipraktikkan oleh masyarakat.

sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk ikut dengan perusahaan MLM dengan harapan bisa merubah pendapatan ekonomi mereka. Serta MLM telah berkembang dengan sangat pesat, dengan inovasi dan pola yang beragam. Dengan perkembangan zaman dan faktor sumber daya manusianya yang tidak banyak memahami konsep

18

dalam penjualan langsung berjenjang Syariah sesuai Fatwa DSN- MUI, hal ini rentan terjadinya praktek dalam penjualan langsung berjenjang Syariah yang keluar dari aturan yang telah ditetapakan dalam Fatwa DSN-MUI. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan adannya pedoman fatwa yang menjadi rujukan bagi perusahaan-perusahaan MLM.

Perbedaan penelitian dengan sebelumnya adalah pada objek penelitian, dan pada penelitian sebelumnya lebih menyoroti pada sistem kerja MLM PT. K-Link. Sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah menganalisa implementasi Fatwa DSN-MUI No. 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah di PT.

Momen Global Internasional.

Adapun persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama memaparkan pedoman Penjualan Langsung Berjenjang Syariah berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah menganalisa implementasi Fatwa DSN-MUI No. 75 Tahun 2009 Tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah pada PT. Moment Global Internasional.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif berupa studi kasus. Studi kasus adalah studi intensif yang rinci tentang satu unit realitas yang menekankan pada faktor- faktor yang berkontribusi mengenai keberhasilan atau kegagalannya.17

17 . Nuriman, Memahami Metodologi, Studi Kasus, Grounded theory, dan Mixed- Method, (Jakarta: Kencana 2021) h. 25.

19 Dengan itu peneliti turun langsung ke lapangan guna memperoleh data-data yang dibutuhkan terkait pembahasan dalam penelitian ini.

Maka penulis akan menganalisa secara langsung ke PT. Moment Global Internasional yang berkantor di Jakarta.

2. Sumber Data a. Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dalam penelitian ini adalah kepala bagian yang terkait dengan PT.

Moment Global Internasional.

b. Sekunder

Adalah data yang diperoleh melalui jurnal, majalah, artikel internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini sebagai data sekunder yang bersifat teoritis.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan penelitian untuk menangkap gejala-gejala dari objek yang diamati, maka dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung pada praktik yang terjadi pada PT. Moment Global Internasional.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu dari alat pengumpulan data yang menggali berupa pertanyaan-pertanyaan dengan menggunakan pedoman wawancara, maka dalam hal ini penulis akan mewawancarai para responden yang meliputi kepala bagian yang terkait pada PT. Moment Global Internasional, pengawai yang berada di lingkungan PT. Moment Global Internasional, dan juga member pada PT. Moment Global Internasional. Kemudian hasil

20

wawancara ini akan didokumentasikan dengan menggunakan smartphone dan alat-alat pendukung lainnya.

4. Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang akan penulis lakukan dalam menganalisis data pada penelitian ini, adalah:

a. Reduksi data adalah suatu proses penyederhanaan data dengan cara mengelompokkan hal-hal yang utama sesuai perumusan masalah dalam penelitian ini.

b. Display data adalah suatu proses penyajian data secara sederhana dalam bentuk naratif yang telah didapatkan dari beberapa sumber dan difahami dengan baik oleh penulis sebagai bahan untuk membuat kesimpulan yang akurat.

Dokumen terkait