• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Metode Qiroati dan SistemPengajarannya

BAB V KOMPARASI EFEKTIFITAS MEMBACA DAN MENGHAFAL

B. Metode Qiro’ati

1. Karakteristik Metode Qiroati dan SistemPengajarannya

Metode qiroati mempunyai karakteristik dan spesifikasi tertentu agar dalam pengajarannya dapat berhasil dengan baik. Adapun karakteristiknya meliputi visi dan misi, tujuan, target, sistem, prinsip, filosofi, teknik, dan strategi mengajar.169

a. Visi Misi MetodeQiroati

Adapun visi dari Metode Qiroati adalah menyampaikan ilmu bacaan Al-Qur’andengan benar dan tartil.Adapun Misi dari Metode Qiroati adalah membudayakan bacaan Al-Qur’anyang benar danmemberantas bacaan Al-Qur’anyangsalah. Misi tersebut dapat dijabarkan dalam amanah dari Metode Qiroati sebagai berikut:

1) Mengadakan pendidikan Al-Qur’anuntuk menjaga,memelihara kehormatan dan kesucian Al-Qur’andari segi bacaan yangtartil.

2) Menyebarkan ilmu dengan memberi ujian memakai buku Qiroati hanya bagi lembaga-lembaga/guru-guru yang taat, patuh, amanah dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan olehkoordinator.

3) Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika mengajarkan Al- Qur‟an.

169 https://pktq.anamfalpesantren.com/2017/04/profil-alamat-metode-membac-quran- qiroati.htmldiakses pada tanggal 25 Mei 2021

4) Mengadakan pembinaan para guru/calon guru untuk meningkatkan kuwalitas pendidikan pengajaran Al- Qur‟an.

5) Mengadakan tashih untuk calon guru denganobyektif.

6) Mengadakan bimbingan metodologi bagi calon guru yang lulustashih.

7) Mengadakan tadarus bagi para guru ditingakat lembaga atau MMQ yang diadakan olehkoordinator.

8) Menunjuk atau memilih koordinator, kepada sekolah dan para guru yang amanah/profesional dan berakhlakul karimah. Memotivasi para koordinator, kepada sekolah dan para guru senantiasa mohon petunjuk dan pertolongan kapada Allah demi kemajuan lembaganya dan mencari keridlaan-Nya.170

Ustadz Dachlan Salim merupakan orang yang teliti dan hati-hati dalam pembelajaran Al-Qur’an karena beliau menginginkan orang-orang dalam membaca tidak asal membaca akan tetapi harus sesuai dengan aturan yang sudah ada di dalam ilmu tajwid. Adapun Ciri-ciri Metode Qiroati adalah sebagai berikut:

1) Tidak di jual secara bebas di toko-tokobuku/kitab.

2) Guru-guru lewat tashih danpembinaan.

3) Kelas TKP/TPQ dalam disiplin yangsama.

4) Prinsip-prinsip dasarQiroati.

5) Prinsip yang ditekankan adalah Lancar, Tepat, Cepat, danBenar.

6) Setiap Kenaikan Jilid dilakukan oleh koordinator TPQ/Sekolah, bukan

170 https://pktq.anamfalpesantren.com/2017/04/profil-alamat-metode-membac-quran- qiroati.htmldiakses pada tanggal 25 Mei 2021

oleh walikelas.

7) Menggunakan alat bantu peraga untuk mempermudah pembelajaran.

8) Menstandarisasi guru dengansyahadah.171 b. Tujuan MetodeQiro’ati

Dalam penyusunannya MetodeQiro’ati mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian dan kemurnian Al- Qur’andari cara membaca yang benar, sesuai dengan kaidah tajwidnya, sebagaimana bacaan Rasulullah saw. Dengan adanya metodeyang di organisir dan saling mengawasi kualitas bacaan Al- Qur‟an ini akan menjaga kualitas bacaan sehingga bacaan yang salah bisaterhindarkan.

2) Menyebarluaskan ilmu baca Al-Qur’an yang benar dengan cara yang benar. Qiroati menggunakan sistem koordinator di setiap lembaga yang terkoordinir sampai ke pusat agar dalam menyebarluaskan Metode ini tetap terjaga sesuaitujuannya.

3) Mengingatkan kepada guru Al-Qur’an agar dalammengajarkan bacaan Al-Qur’an harus berhati-hati. Karena seorang guru juga bisa salah atau lupa dalam membaca melalui kegiatan halaqah asatid atau yang dikenaldenganMMQ(MajlisMu‟alimil Qur‟an) guru juga masih saling mengingatkan dan menegur apabila terjadi kesalahan dalam membaca. Kegiatan MMQ tersebut dilaksanakan di setiap koordinator

171 DachlanSalimZarkasyi,MetodePraktisMembacaAl-Quran,(Semarang:YayasanPendidikanAl- Qur’an RaudhatulMujawwidin,1990) sampul belakang

Cabang/Kabupaten Kota yang dilaksanakan setiap satu semester sekali maupun di tingkat Kecamatan setiap tiga bulansekali.

4) Meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran ilmu baca Al-Qur‟an.

melalui kegiatan dan program yang sudah tersusun dan terencana maka diharapkan kualitas pengajaran Al-Qur’an juga akan meningkat dan lebih berkembangpesat.172

c. Sistem atau aturan MetodeQiro’ati

Sistem Qiroati menganut beberapa aturan yang sudah ditetapkan penyusun yaitu KH. Dachlan Salim Zarkasyi, yaitu sebagaiberikut.

1) Membaca huruf-huruf hijaiyyah yang sudah berharokat secara langsung tanpamengeja.

2) Langsung praktik secara mudah bacaan bertajwid secara baik danbenar.

3) Materi pelajaran diberikan secara bertahap dan berkesinambungan (saling terkait satu sama lainnya). Materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehingga anak-anak tidak akan mengalami kesulitan dalam belajar, yakni disusun dari yang mudah kemudian ke yang sulit, serta dari yang umum kemudian ke yang khusus.

4) Menerapkan belajar dengan cara “Sistem Modul/ Paket”

Modul adalah paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dan materi pelajaran. Dalam halini murid dituntut harus

172DachlanSalimZarkasyi,MetodePraktisMembacaAl-Quran,(Semarang:YayasanPendidikanAl- Qur’an RaudhatulMujawwidin,1990) sampul belakang

menguasai satu unit materi pelajaran sebelum ia berlatih kepada unit berikutnya.

d. Filosofi MetodeQiro’ati

MetodeQiro’ati mempunyai landasan filosofis yang menarik sehingga sangat mengena dalam memberikan pandangan terhadapa MetodeQiro’ati, adapun landasan filosofis MetodeQiro’ati adalah sebagai berikut:

1) Sampaikanlah materi pelajaran secara praktis, simpel dan sederhana sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh anak-anak, jangan terlalu rumit dan berbelit-belit.

2) Berikanlah materi pelajaran secara bertahap dan dengan penuh kesabaran.“Jangan mengajarkan yang salah kepada anak-anak, karena mengajarkan yang benar itumudah”.

2. Model Pembelajaran Al-Qur’an MetodeQira’ati

Dalam proses pembelajaran, Metode mempunyai peranan sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Secara umum, menurut Husni Syekh Ustman, terdapat 3 (tiga) asas pokok yang harus diperhatikan guru dalam rangka mengajar bidang studi apapun, yaitu:

pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang telah dikenal santri hingga kepada hal-hal tidak diketahui sama sekali; pembelajaran dimulai dari hal yang termudah hingga hal yang tersulit, dan pembelajaran dimulai dari yang

sederhana dan ringkas hingga hal-hal yangterperinci.173 1) Perencanaan Pembelajaran Qira‟ati

Adapun perencanaan pembelajaran Qiro’ati meliputi: program tahunan, program semester, kurikulum dan silabus. Untuk struktur kurikulumnya pada mata pelajaran Qiro’ati berisi: standar kompetensi pada jilid 1 sampai 6, kelas dan semester, keterangan dan sumber referensi. Sedangkan silabus pada pembelajaran Qiro’ati adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan referensi sumber belajar. Perangkat pembelajaran ini merupakan acuan yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran Qiro’ati. Karena dengan perencanaan tersebut pembelajaran Qiro’ati akan berjalan secaraefektif.

2) MateriPembelajaranAl-Qur’anMetode Qiro’at

Materi merupakan salah satu faktor penentu keterlibatkan peserta didik. Jika materi pelajaran yang diberikan menarik, kemungkinan besar keterlibatkan peserta didik akan tinggi; sebaliknya, jika materi pelajaran tidak menarik, keterlibatan Santri akan rendah atau bahkan ia akan menarik diri dari proses pembelajaran.

Pembelajaran membaca Al-Qur’anMetode Qira‟ati terdiri dari 6 jilid. Adapun materinya yaitu:

a) Jilid I berisi: bacaan huruf hijaiyah yang berharakat fathah, bacaan huruf berangkai (sambung) dalam satu suku kata, nama-nama huruf

173H.R. Taufiqurrahman. MA. Metode Jibril Metode PIQ-Singosari Bimbingan KHM. Bashori Alwi, (Malang, IKAPIQ Malang, 2005), 41

hijaiyah. Hafalan surat pendek al- Fatihah sampai al-Ikhlas, dan doa sehari-hari sebagai materi tambahan.

b) Jilid II berisi: bacaan huruf hijaiyah berharakat kasrah, dhumah, fathah tanwin, kasrah tanwin, dan dhumah tanwin, pengenalan nama-

nama harakat dan angka arab,

bacaanmadthabi‟i.Hafalansuratpendekal-Lahabsampai al-Kafirun, hafalan doa belajar, doa iftitah sebagai materi tambahan.

c) Jilid III berisi: bacaan mad thobi‟i, huruf-huruf yang dibaca jelas, bacaan harfu liin, dapat membaca lancar pada satu kalimat atau ayat yang terdiri dari dua suku kata. Hafalan surat pendek al-Kautsar sampai al-Qurais, menghafal doa kebaikan dunia akhirat doa sujud dan doa diantara dua sujud sebagai materitambahan.

d) JilidIVberisi:bacaanihfak‟hakiki,bacaanmadwajibdan mad jaiz, bacaan ghunah musyaddadah, bacaan idhar syafawi dan idgham misli, idgham bighunnah, idgham bilaghunnah dan al-syamsiyah. Hafalan al-Fiil sampai al- ashr, doa tasyahud, tahiyyat sebagai materitambahan.

e) Jilid V berisi: bacaan idgham bighunah, iqlab, ihfak syafawi idhar syafawi, cara membaca lafad Allah, bacaan qalqalah dan bacaan mad lazim mutsaqqal kalimi. Hafalan surat pendek at-Takasur, menghafal doa sesudah adhan dan sesudah wudhu sebagai materitambahan.

f) Jilid VI berisi: bacaan idhar halqi, belajar membaca mushaf al-Qur‟an, menghafal surat-surat pilihan dari al- Fatihah sampai at-Takasur dan

hafalan doa sehari-hari sebagai materitambahan.

3. Kelebihan dan Kekurangannya MetodeQiro’ati Dalam PembelajaranAl-Qur’an

Metode adalah suatu tehnik penyajian yang harus dikuasai untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Sedangkan Qiro’ati artinya “Bacaanku” yang bermakana “Inilah bacaanku (bacaan Al- Qur’an) yang baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmutajwid.174

MetodeQiro’ati adalah suatu alat pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dengan tidak mengeja tetapi langsung membaca bunyi huruf yang ada dibuku panduan Qiro’ati yang membacanya cepat, tepat dan benar. Sejak awal peserta didik sudah diharuskan dan dituntut membaca dengan lancar yakni dengan cepat, tepat dan benar. Dengan penuh kesabaran dan ketelitian huruf demi huruf diajarkan kepada peserta didik agar peserta didik terlatih dan dapat membaca denganlancar,maka setiap contoh bacaanya diambil dari Al-Qur’andan juga dari kalimat-kalimat dalam bahasa arab.175

Dengan demikian Qira‟ati mengajarkan, cara membaca dengan lancar yakni cepat, tepat dan benar dan mempelajari ilmu tajwid yangada dalamal-Qur‟an.

Setiap Metode yang digunakan dalam pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hal inilah yang membedakan antara Metode yang satu dengan Metode yanglain.

174 Abu Ahmadi, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia, 1997),52.

175 Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati, 5.

1) Kelebihan MetodeQiro’ati

a) Materi disusun dari yang mudah menuju yangsulit.

b) Cara pembelajaran Qira‟ati yaitu LCTB (lancar, cepat, tepat danbenar)

c) Sistem pembelajaran yang tidakmembosankan.

d) Media yang digunakan sangat sederhana tetapi tidak menghambat prosespembelajaran.

e) Cara pembelajaran Qiro’ati mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik, baik dalam pengenalan huruf hijaiyah, tanda baca maupun tajwidnya, karena materi disusun secara berjenjang dalam 6jilid

2) Kelemahan MetodeQiro’ati

a) Membutuhkan waktu yang relatiflama.

b) Banyaknya penggunaan istilah-istilah dengan bahasa arab dalam mengenalkan tanda baca, sehingga sulit dipahami bagi orang yang sama sekali belum mengertiarab.

c) Tingkat kecerdasan seseorang dengan seseorang yang lain tentu berbeda. Bagi seseorang yang memiliki kecerdasan yang rendah maka akan membutuhkan waktu lebih lama untukdapatmembaca Al-Qur’an dengan MetodeQiro‟ati.176

176 Akhmad Ayub, Tesis : Peran KH. Dachlan salim zarkasyi dalam pengembangan pembelajaran membaca al-qur’an metode qiroati di Indonesia.(Semarang. UIN Wali Songo Semarang. 2019).

194

B. MetodeIqro’

1. Langkah-langkah dalam Praktik Memebaca dan Menghafal Al- Qur’an secara efektif melalui Metode Iqro’di TPQ Sabilul Hadi

Dalam penjelasannya, Metode Iqro’ menggunakan system CBSA (Cara Belajar Santri Aktif) dan privat. Dalam hal ini, pendidik berperan sebagai penyimak saja, tidak sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pelajaran. Mengenai judul- judul, pendidik langsung memberi contoh bacaannya tanpa banyak komentar. Sekali huruf dibaca betul, tidak perlu dilakukan pengulangan kembali.

Muhammad Muhyidin dalam bukunya Mengaja Santri Berakhlak Al-Qur’an, mengatakan:

“Apabila santri keliru dalam mengucapkan panjang ketika membaca huruf pendek, maka pendidik harus dengan tegas mengingatkan (sebab yang betul dibaca pendek) dan membacanya agar diputus-putus, bila perlu ditekan. Apabila santri keliru dalam membaca huruf, pendidik cukup membetulkan huruf-huruf yang keliru saja dengan cara isyarah atau titian ingatan”.177

Praktik membaca dan menghafal Al-Qur’an secara efektif dengan menggunakan Metode Iqro’ sebagai materi pokok. Metode Iqro’ yang digunakan dimulai dari jilid 1-6. Berikut ini merupakan isi materi Metode Iqro’ jilid 1-6:

a. Iqro’Jilid1

Materi jilid 1 berisi tentang pengenalan huruf-huruf tunggal

177Muhammad Muhyidin, Mengajar Siswa Berakhlak Al-Qur’an, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2008). 49

yang berharokatfathah.Diawalidenganhurufa-ba,ba-ta,- tsadanseterusnya.Jilid1inibertujuanagar santri dapat membaca dan mengucapkan huruf hijaiyah secara fasih yangsesuaidenganmakhroj

huruf tunggalyang berfathah.Selainitu,anak-

anakdapatmembedakanbunyihurufyangmemilikimakhrojyangberdekat ansepertiantarahurufadenganhuruf‘a,antarahurufsadengansya,antarahu rufsadengantsa,dan lainsebagainya.

b. Iqro’Jilid2

Materi pada jilid 2 berisi tentang bunyi huruf-huruf bersambung berharokatfathah, bacaan“mad” (panjang). Jilid2 bertujuanmeningkatkankefasihanmembacabunyihuruf,dapatmembacah uruf-hurufsambung,dapatmembedakan bacaan panjang dan pendek.

c. Iqro’ Jilid3

Materi pada jilid 3 memperkenalkan bacaan panjang karena diikuti ya’ sukundan kasroh panjang karena berdiri, bacaan dlommah panjang karena diikutiwawu sukun dan dlommah panjang karena terbalik, mengenal nama tanda bacafathah, kasroh, dlommah, dan sukun, dan yang terakhir dapat mengenal nama-namahurufalif,ya’, danwawu.

d. Iqro’ Jilid 4

Materi pada jilid 4 berisi tentang pengenalan nama-nama huruf hijaiyah dan tanda baca. Jilid 4 berawal dengan bacaan fathah tanwin, kasroh tanwin, dlommah tanwin, bunyi ya’ sukun , dan wawu sukun

yang jatuh setelah harokat fathah, mim sukun, nun sukun, dan qolqolah. Dalam mempelajari tanda baca tanwin, dapat mempekenalkan kepada santri tentang bacaan-bacaan idzhar.

e. Iqro’ Jilid 5

Materi iqro jilid 5 berisi tentang pengenalan cara membaca alif-lam qomariyah, tanda waqof, mad far’i, alif lam syamsiyah, nun sukun/tanwin bertemu huruf- huruf idghom bighunnah dan bilaghunnah, dan yang terakhir adalah cara membaca lam dalam lafadzh jalalah.

f. Iqro’ Jilid 6

Materi iqro jilid 6 berisi tentang pengenalan cara membaca nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf idghom bighunnah, iqlab, ikhfa’. Selain itu, berisi tentang cara membaca dan pengenalan tanda waqof, cara membaca waqof pada beberapa huruf musykilat, dan cara membaca huruf-huruf dalam fawatihussuwar. Jika Metode Iqro’ sudah diterapkan dari jilid 1 sampai 6, dan mengikuti ujian ahir yang dalam jilid 6 dengan terlebih dahulu diulangi dengan cara mengacak halaman-halaman jilidIqro’ 6 kemudian barulah santri dapat melanjutkan Al-Quran.178

2. Proses guru dalam Praktik Memebaca dan Menghafal Al-Qur’an Melalui Metode Iqro’

Dalam proses membacaAl-Qur’an secara efektif melalui Metode

178 Mangun Budiyanto, Prinsip-prinsip Metodologi Buku Iqro’ (Cara Cepat Belajar Membaca Al- Qur’an). (Yogyakarta: Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM” 1995). 9-14

Iqro’diTPQ Sabilul Hadidilakukansecaraprivatdanklasikal.

“BerdasarkansifatbukuIqro’Caraprivatdilakukandengancaramenyi maksantrisecarabergantian.Caraprivatyangdilakukansaatmengajarmenggu nakancarasebagaiberikut:

a. Metodepembelajarandengancarameniru.Dalamcaraini,ustadz/ahmemb erikancontoh-contohbacaanyangbenarkemudiansantrimenirukannya.

b. Untuk melatih makhrojul huruf santri, pembelajaran dilakukan dengan carasantrimelihatgerakbibirnyaustadz/ahdanustadz/ahjugamelihatbagai managerak-gerikbibir santri.

c. Metode pembelajaran dengan cara ustadz mempergunakan ucapan jelas dankomunikatif. Dalam cara ini, ustadz/ah menyimak bacaan santri dan disisipkandenganmotivasi ataukomentaryangmembangun.

d. Ustadzmengajukanpertanyaandananak-anakmenjawabnya.

Adapuncaraklasikalditerapkanolehustadz/ahdengancaraberdiridide pansantrimenjelaskanmateridenganbukupanduanklasikal.BukupanduanIq ro’klasikalinihampirsamadenganbukuIqro’yangbiasa.Namunbukuklasika lcenderunglebihtipiskarenajumlahlatihanuntukmembacalebihsedikit.179

Pembelajaran Al-Qur’an Metode Iqro’ memiliki kelebihan antara lain:

a. Metode Iqro’ sudah diterapkan di seluruh penjuru Indonesia dan sebagian Negara ASEAN seperti Malaysia dan Thailand.

179Tsaqifa Taqiyya Ulfah, Muhammad Shaleh Assingkily, IzzatinKamala, implementasi metode iqro’ dalam pembelajaran membaca al-qur’an.( Yogyakarta, Ta’dibuna:JurnalPendidikanAgamaIslam. Vol.2,No.2, Nov.2019). 64

b. Buku penunjang (bukuIqro’) mudah didapatkan dimana saja dan harganya sangat terjangkau.

c. Menggunakan sistem CBSA (Cara Belajar Santri Aktif).

d. Metode Iqro’ fleksibel dalam peningkatan jilid. Jika santri sudah mengeluarkan kemampuan dengan maksimal namun belum dapat

membaca huruf hijaiyah

tertentumisalsantriselaluterbalikdalammengucapkanhurufbadanna.Na mun ketika santri dimohon untuk membaca huruf yang lain ternyata bisa,makasantri dapatdinaikkan ketingkat jilidselanjutnya.

e. Dalamwaktu6-8bulansantridapatkhatamIqro’danmelanjutkanke tingkatAl-Qur’anwalaumembacanyamasihpelan.

f. Praktis,karenaustadz/ahlangsungdapatmemahamikemampuansantri.

g. Metode

Iqro’bersifatsistematis,disusunberdasarkankemampuanyangberbeda.M etode

Iqro’disusundariyangkonkretmenujuabstrak,diawalidariyangmudahme nujusulit,dandimulaidariyangsederhanamenjadikompleks.

3. Efektifitas penggunaan Metode Iqro’ dalam Memebaca dan Menghafal Al-Qur’an

Efektifitas kemampuan membaca Al-Qur’an yang dicapai oleh santri, setelah proses pembelajaran membaca Al-Qur’anyang diajarkan dengan menggunakan Metode Iqro’. Sehingga kemampuan membaca Al-

Qur’an dapat diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang dalam ketepatan pengucapan huruf hijaiyah yang sesuai dengan tanda baca atau makharijul huruf dan tajwid. Indikator dari seseorang dikatakan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an, menurut Achmad Lutfi sebagai berikut:

a) Membaca dengan tartil

b) Membaca huruf-huruf hijaiyah sesuai dengan makhrajnya.

c) Membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.180

Dari kemampuan tersebut maka barulah membaca Al-Qur’an dikatakan efektif, efektifitas dalam membaca Al-Qur’an ini dapat diukur dari beberapa indikator-indikator sebagai berikut:

a) Membaca Al-Qur’andengan lancar dan tartil.

Tartil adalah membaca Al-Qur’an cara perlahan-lahan dan memperhatikan tiap-tiap huruf, seperti menyempurnakan bacaan mad, ghunnah, dan makhraj huruf-huruf yang dibaca.181

b) Membaca Al-Qur’an sesuai dengan makhrajnya.

Makhraj ditinjau dari morfologi berasal dari fiil madhi yaitu خشج yang artinya keluar, lalu dijadikan berwazan م عل yang bersighat isim makan, maka menjadiمﺨشج bentuk jamaknya adalah مخ سج karena itu makharijul huruf yang diindonesiakan menjadi makharij huruf, artinya

180Achmad Luthfi, Pembelajaran Al-Qur’andan Hadits, (Jakarta: Derektorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012). 93-95.

181 Ibrahim, ad-Daib, Proyek Anda Menjadi Pribadi Qur‟ani, (Jakarta: Nakhlah Pustaka, 2007). 82

tempat-tempat keluar huruf, pada waktu huruf tersebut dibunyikan.

Secara bahasa makhraj artinya tempat keluar, menurut istilah suatu nama tempat yang padanya huruf dibentuk atau diucapkan.182

d) Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid

Secara Bahasa, ilmu tajwid berasal dari kata Jawwada yang mengandung arti tahsin, artinya memperindah atau mempermolek.

Sedangkan menurut istilah adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum- hukum dan kaidah – kaidah yang menjadi landasan wajib ketika membaca Al- Qur’an, sehingga sesuai dengan bacaan Rasulullah SAW.183

Faedah ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan dalam mengucapkan atau membaca Al-Qur’an. Sedangkan membaca Al_Qur’an setiap huruf dinilai satu kebaikan dan dibalas sepuluh kali lipat, pemberi safa’at di hari kiamat bagi yang membacanya, Allah akan mengangkat derajat orang yang membacanya, Allah akan menurunkan rahmat-Nya kepada siapa yang membacanya, yang mahir membacanya akan berkumpul bersama- sama dengan malaikat yang mulia dan taat, yang kesuliata membacanya mendapat dua pahala.184 D.Analisi Komparasi MetodeUmmi, MetodeQiro’atidan MetodeIqro’

1. PersamaanMetodeUmmi, MetodeQiro’atidanMetodeIqro’

182Acip Lim Abdurrahman, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: Diponegoro, 2016). 20

183 Abu Nizan , Buku Pintar Al- Qur’an , cet. 1, ( Jakarta: Kultum Media, 2008 ),13.

184 Hasan Basri al Kufi , Pena Al- Qur’an juz ‘Amma Tajwid , Terjemah dan Transliterasi latin, cet.

2, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2007,).4

a) Persamaan MetodeUmmi, MetodeQiro’atidan Iqro’dilihat dari segi materinya, sebagaiberikut:

1) Materi yang diajarkan bertahap, mulai dari yang mudah sampai kepadamateriyanglebihsulitdengandisesuaikanpadafaseperkembangan anak.Sehingga Santri-siswi tidakmengalami kesulitan dalambelajar.

2) Materiyangdiajarkanlangsung dibacatanpadieja.

3) Materipelajaranberkesinambungan(salingterkaitsatusamalain)materi pelajaran di susun dari yang mudah kemudian menuju ke yangsulit,laludariyangumumkeyangkhusus.

4) Dalam materi Iqro’, setiap pokok bahasan diterapkan ilmu tajwid, tetapilebihditekanpengucapancaramembacanya,tidakmemperhatikanpe namaan istilah-istilahnya. Sedangkan materi Ummi dan Qiro’ati, setiap pokokbahasan sudah diterapkan ilmu tajwid. Sehingga Santri bisa membaca al-Qur’an secara tajwid, meski tidak kenal istilah- istilahnya sebagaimanatelahdijelaskan dalambab 3 materi-materinya.

5) Materiyangdiajarkanmenekankanpadabanyaknyalatihanmembaca.Sehi nggaSantriakan mampudan terbiasamembaca denganfasih.

6) Setiappokok pembahasan dilengkapi dengan petunjuk mengajar.Sehinggamempermudahguruuntukmemberipelajaran.

7) Materi yang diajarkan sesuai dengan kesiapan dan kemampuan Santri,Bagi yang tidak lancar lulusnya akan lama karena Metode ini lulusnyatidak ditentukan oleh bulan atau tahun. Dampak penerapannya

Santriyanglambatlulusnyamakaakanlamapulaselesainya,menerapkanke mampuansendiritidak tergantung kepadaorang lain

8) Tidak ada buku yang khusus untuk latihan harian dan bulanan.

Sehinggasulitmengetahui perkembangan Santri sehari-hari

b) PersamaanMetodeUmmi,

MetodeQiro’atidanIqro’dilihatdarisegiMetodepengajarannya,sebagaib erikut:

1) MenggunakanMetodeCBSA(carabelajarsantri/Santriaktif),jadibukan guru yang aktif melainkan Santri yang dituntut aktif.

Dampakpenerapannya yaitu Santri mampu membaca sendiri dan lebih aktif, guruhanyamenjelaskan pokok pelajarannya saja.

2) Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama)danprivatyaituSantribergiliranmembacasatupersatu.Denganm enggunakancarasepertiiniSantrimengetahuibagaimanamengucapkanhu ruf-huruf sesuaidengan makhrajnya.

3) Dapat dipelajari oleh siapa saja dari usia kanak-kanak, sampai denganorangdewasadanoranglanjutusia.Dampakpenerapannyamemper mudahdalammempelajari Al-Qur’an.

4) Dapatditerapkanpadabeberapajenisjenjangpendidikansekolahformal seperti TK, SD, SLTP, SLTA penggunaan Metode ini dipadukandengan kurikulum yang disusun berdasarkan standar kurikulum yangtelahditetapkan.

5) KlasikalberhadapanlangsungantaraSantridanguru.Dampakpenerapann

ya,Santrilebihmenyimakbacaanoranglain,sehinggamengetahuiletak kesalahannya

6) Disusunsecaraberjilid-

jilidterdiridari6jiliddengansampulyangberwarna-warni. Dampak

penerapannya Santri lebih termotivasi

untuksalingberlombadalammemcapai warna-warnajilidberikutnya.

e) Persamaan MetodeUmmi, MetodeQiro’atidan Iqro’dilihat dari segi target yang harusdicapainya,sebagaiberikut:

1) Menjaga kesucian dan kemurnian Al-Qur’an dari segi bacaannya yangsesuai dengan kaidah-kaidah tajwid. Dampak penerapannya, Santri dapatmembacaAl-Qur’an dengan fasih dan benar.

2) Menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi yang Qur’ani yaitugenerasiyangmencintaiAl-

Qur’ansebagaibacaandanpandanganhidup. Dampak penerapannya yaitu terciptanya generasi yang gemarmembacaAl- Qur’andanmenjadikanAl-Qur’antidakhanyasebagaibacaan saja akan tetapi sebagai sumber hukum dalam kehidupan sehari-hari.

3) Meningkatkan kembali para guru ngaji agar lebih berhati-hati dalammengajar Al-Qur’an. Dampak penerapannya guru akan lebih teliti dalammengajarAl-Qur’an, tidak hanya asal membermateri saja.

4) Menyebarkan ilmu Al-Qur’an bukan menjual buku. Dampak bagi Iqro’yaitu buku dijual secara bebas, semua orang bisa mengajar buku Iqro’tanpaharusdiujiterlebihdahulubacaanAl-

Dokumen terkait