• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan Atas Permohonan Kredit

Dalam dokumen Anita Ramayani, Ak.-Ibs.pdf (Halaman 63-79)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.7 Keputusan Atas Permohonan Kredit

Besarnya Kredit

Jaminan

Fixed Asset Deposito

< Rp.1.5 miliar ABM ABM

Rp.1.5 miliar< X<Rp. 2.5 miliar Regional SME head ABM Rp. 2.5 miliar< X< Rp.5miliar Risk Manager ABM ( Sumber : Bank X )

Disetujui atau tidaknya suatu permohonan kredit oleh nasabah, tergantung dari hasil penilaian yang dilakukan oleh AO. AO menilai nasabah berdasarkan penilaian faktor-faktor penilaian kredit yang sudah ditetapkan oleh bank sebelumnya ( Eligibility Criteria, Parameters & Collateral ). Penilaian tersebut dilakukan oleh AO dengan melalui wawancara dengan nasabah ataupun melihat kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh nasabah. Untuk dapat memulai analisisnya AO harus bisa mengumpulkan semua data atapun informasi yang berkaitan dengan nasabah dari berbagai pihak lainnya yang terkait langsung oleh nasabah seperti konsumen nasabah, supplier nasabah, dan juga informasi yang didapatkan oleh AO dari Bank Indonesia. Biasanya dalam melakukan pengumpulan data-data tersebut nasabah tidak terlibat sehingga nasabah tidak mengetahui penilaian yang dilakukan AO.

Sebelum sebuah permohonan kredit akan dinilai, AO harus memastikan bahwa permohonan kredit tersebut telah sesuai dengan kebijakan risiko kredit.

Penilaian kredit harus dilakukan dengan melakukan analisis yang rinci mengenai posisi keuangan dan kemampuan untuk melunasi pinjaman debitur. Proses

karena alasan kesulitan mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya. Dalam melakukan penilaian terhadap nasabah AO juga tidak boleh diintervensi oleh manajemen, pemilik saham, ataupun pihak lain yang memiliki sangkut paut kepentingan dengan permohonan kredit tersebut.

Data-data yang telah dikumpulkan oleh AO tentang nasabah yang bersangkutan harus dianalisis terlebih dahulu. Dalam melakukan analisis AO menginput data-data nasabah yang diperolehnya ke sistem SUKA untuk mendapatkan hasil analisanya. Biasanya dalam melakukan analisis ke sistem SUKA diperlukan waktu beberapa hari, tergantung dari berapa banyaknya data- data nasabah yang harus diinput oleh AO. Analisis yang dilakukan AO menggunakan sistem SUKA selanjutnya akan dilaporkan kepada manager SME yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh manager SME dan akan melaporkan hasil penilaiannya oleh ABM.

Data – data yang diinput harus berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Bank X, yaitu :

Tabel 4.3

TABEL PENILAIAN NASABAH

Eligibility Criteria Ya Tidak

1 BI checking Jika hasil pemeriksaan BI checking 1 (lancar)

Jika hasil pemeriksaan BI cheking:

-2 (dalam perhatian khusus), -3 (kurang lancar),

-4 (diragukan) -5 (macet)

Penilaian BI checking yang ada di Bank X dilakukan oleh AO untuk mengetahui apakah nasabah mempunyai pinjaman di bank lain dan pinjaman-pinjaman tersebut ada tunggakan. Hal ini penting dilakukan AO tanpa sepengetahuan nasabah yang bersangkutan, sekalian untuk mengetahui karakter ( Caracter ) nasabah yang dianalisis.

2 Watch List Industry Industri nasabah adalah industri yang diizinkan dan

dikuasai bank

(perdagangan, ekspor/impor)

Industri nasabah adalah industri yang tidak diizinkan dan tidak dikuasai bank (konveksi, narkoba,pertanian)

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui jenis usaha nasabah, yaitu jenis usaha yang sesuai dengan kebijakan kredit bank. Jenis usaha yang dibiayai oleh bank antara lain adalah perdagangan serta ekspor/impor. Sebaliknya, untuk usaha seperti konveksi, narkoba, dan pertanian tidak dibiayai karena usaha tersebut tidak dikuasai oleh bank. Penilaian ini oleh Bank X juga dilakukan untuk mengklasifikasikan (party) nasabah berdasarkan industri atau usaha yang dijalankan oleh nasabah.

3 Penjualan pertahun Penjualan nasabah

>Rp.500juta

Penjualan nasabah

<Rp.500juta

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui seberapa banyak penjualan yang dihasilkan oleh nasabah. Dengan menganalisis penjualan pertahun nasabah, AO dapat menilai profitabilitas usaha nasabah yang akan dibiayai. Penjualan nasabah yang diatas Rp. 500 juta dianggap lebih baik oleh AO karena dengan penjualan yang semakin tinggi akan menjamin kemampuan membayar nasabah, sehingga risiko gagal bayar nasabah akan berkurang. Selain itu dapat diketahui pula jumlah modal awal yang dimiliki oleh nasabah ( capital ).

4 Pengalaman nasabah Pengalaman nasabah lebih dari 2 tahun

Pengalaman nasabah kurang dari 2 tahun

Penilaian ini dilakukan oleh AO agar dapat diketahui berapa lama nasabah menjalankan usahanya.

Semakin banyak pengalaman nasabah dalam menjalankan usahanya, maka nasabah dapat menunjukkan kapasitasnya ( capacity ) sebagai seorang pengusaha, sehingga kemampuannya dalam menghadapi keadaan sulit dalam menjalankan usaha lebih baik. Dengan demikian, risiko gagal bayar maupun kredit macet dapat dihindari.

5 Usia Usia nasabah adalah usia

produktif, yaitu 25-65 tahun

Usia nasabah adalah usia yang tidak produktif <25 tahun atau

>65 tahun

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk dapat mengetahui berapa umur nasabah yang mengajukan kredit. Usia nasabah yang baik pada saat diberikan kredit oleh bank adalah usia produktif, yaitu 25-65 tahun, hal ini erat kaitannya terhadap kapasitas ( capacity ) nasabah untuk dapat mengelola usahanya dengan baik. Dengan usia produktif diharapkan nasabah dapat mengelola usahanya dengan baik, sehingga mengurangi risiko gagal bayar.

6 Lokasi usaha Lokasi usaha nasabah

berada dalam radius <75 km dari bank

Lokasi usaha nasabah berada dalam radius >75 km dari bank

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui letak usaha nasabah yang akan dibiayai oleh Bank X. Jika letak usaha nasabah lebih dekat dengan kantor cabang Bank X yang akan memberikan kredit, nantinya akan memudahkan pengawasan terhadap usaha nasabah jika telah diberikan kredit. Dan dengan mengetahui letak usaha nasabah AO juga dapat memperhitungkan prospect usaha nasabah di masa yang akan datang.

7 Bentuk badan usaha Masing-masing badan usaha telah sesuai dengan UU yang berlaku, misalnya UU No.40 tahun 2007 tentang PT

Masing-masing badan usaha tidak sesuai dengan UU yang berlaku, misalnya UU No.40 tahun 2007 tentang PT

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui bentuk badan usaha yang diajukan oleh nasabah agar mendapatkan kredit dari Bank X. Bentuk-bentuk badan usaha yang dapat dibiayai oleh Bank X antara lain perseorangan, PT dan CV. Dan badan usaha tersebut telah didirikan sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku. Melalui penilaian ini Bank X dapat mengklasifikasikan (party) nasabahnya berdasarkan bentuk badan usaha nasabah.

8 BI Black List Nasabah tidak terdaftar di dalam BI black list

Nasabah terdaftar di dalam BI black list

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui nasabah masuk ke dalam BI black list. Hal ini penting dilakukan oleh Bank X untuk mengetahui karakter ( character ) nasabah yang mengajukan kredit. Di dalam daftar Bi black list dapat diketahui nasabah yang mengajukan kredit pernah terlibat atau tidak suatu tindak kejahatan maupun penipuan di bank-bank yang ada di Indonesia.

9 AKKI checking Nasabah tidak mempunyai tunggakan kartu kredit di bank manapun

Nasabah mempunyai

tunggakan kartu kredit di bank lain

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui nasabah yang mengajukan kredit memiliki berapa kartu kredit dan memiliki tunggakan kartu kredit di bank-bank lain atau tidak. Dengan melakukan penilaian ini Bank X dapat menilai apakah nasabah memiliki kemampuan ( capacity ) membayar sejumlah tagihannya dan juga kredit yang nantinya akan diberikan.

10 Hubungan dengan klien Nasabah memiliki hubungan baik dengan kliennya ( konsumen dan suplier )

Nasabah memiliki hubungan yang tidak baik dengan kliennya ( konsumen dan suplier )

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui karakter ( character ) nasabah yang mengajukan kredit. Dengan memiliki karakter yang baik dengan nasabahnya maka Bank X dapat menilai bahwa nasabah memiliki klien yang setia sehingga penjualan nasabah akan terus stabil dan nasabah akan mampu membayar kredit yang akan diberikan kepadanya.

( Sumber : Bank X )

Penilaian Eligibility Criteria adalah suatu penilaian yang dilakukan untuk menilai kelayakan nasabah untuk menerima kredit. Penilaian Eligibility Criteria yang baik bagi nasabah adalah jika dalam penialaian di atas nasabah termasuk kedalam kategori ya. Namun untuk beberapa kasus pengajuan kredit yang ada di Bank X, ada beberapa nasabah yang memiliki kategori tidak namun tetap memiliki nilai Grade A untuk analisis kreditnya. Hal tersebut dapat dimungkinkan terjadi jika nasabah memiliki alasan yang dapat diterima untuk penilaian eligibility criteria.

Lanjutan Tabel 4.3

Parameters GRADE

Primary A B C D

1 Kinerja rekening giro

Tidak ada

tolakan giro

1 kali tolakan giro

2 kali tolakan giro

>2 kali tolakan giro Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui kegiatan transaksi nasabah selama berhubungan dengan bank x. Tolakan giro dapat terjadi jika nasabah ingin menarik dananya yang ada di Bank X, namun saldo nasabah tidak mencukupi. Dengan melakukan penilaian ini dapat diketahui karakter ( character ) dan kepribadian ( personality ) nasabah dalam melakukan transaksi keuangan dengan pihak Bank X.

2 Over limit kredit Tidak ada over limit kredit

1 kali over limit kredit

2 kali over limit kredit

>2 kali over limit kredit Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui berapa banyak kredit yang dimiliki oleh nasabah di bank-bank lainnya dan berapa banyak dari kredit tersebut yang melebihi plafond yang diberikan oleh bank tersebut. Dengan mengetahui berapa banyak kredit yang telah diterima oleh nasabah dari bank-bank lainnya, dapat mencegah Bank X memberikan kredit kepada nasabah yang hanya menggunakan kredit dari bank x untuk membayar kredit kepada bank lainnya. Selain itu Bank X menilai karakter (character) nasabah melalui penilaian ini.

3 Umur Piutang <2.5%

dibandingkan dengan total penjualan

2.5%<X<5%

dibandingkan dengan total penjualan

5%<X<10%

dibandingkan dengan total penjualan

>10%

dibandingkan dengan total penjualan Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui kelancaran usaha nasabah yang mengajukan kredit. Penilaian ini dilakukan dengan cara menghitung piutang usaha yang ada dalam jangka waktu 3 bulan terakhir semenjak piutang usaha tersebut jatuh tempo dibandingkan dengan total penjualannya. Dengan melakukan perhitungan ini dapat diketahui prospect usaha nasabah, yaitu berapa banyak penjualan yang dilakukan oleh nasabah namun tidak tertagih. Semakin besar

perhitungan rasio yang dilakukan oleh AO maka semakin tidak lancar penjualan yang dilakukan oleh nasabah.

4 Interest coverage ratio

Net income 2 kali lebih besar dibandingkan dengan kewajiban bank

Net income 1.5 kali lebih besar dibandingkan dengan kewajiban bank

Net income 1 kali lebih besar dibandingkan dengan kewajiban bank

Net income

<1 kali lebih besar

dibandingkan dengan kewajiban bank

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui kemampuan nasabah membayar kewajiban banknya dengan menggunakan pendapatan yang dimilikinya. Dengan menghitung Interest Coverage Ratio Bank X dapat menilai kapasitas ( capacity ) nasabah untuk memenuhi segala kewajibannya yang dimiliki. Dan juga dapat memproyeksikan pembayaran ( payment ) yang akan dilakukan oleh nasabah terhadap kreditnya.

5 Pengalaman usaha

>5 tahun >3 – 5 tahun 2 – 3 tahun <2 tahun

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya. Nasabah yang mempunyai pengalaman lebih lama dalam mengelola usahanya dapat lebih bertahan mengahadapi gejolak kondisi ( condition ) ekonomi yang memungkinkan dapat memperburuk keadaan usahanya sehingga membuat kredit yang dibiayai akan lebih berisiko.

( Sumber : Bank X )

Dari analisis di atas, penilaian Parameters Primary dilakukan untuk menilai kemampuan nasabah dalam mengelola usahanya. Penilaian yang dilakukan lebih banyak menggunakan laporan keuangan nasabah maupun rekening koran nasabah.

Secara keseluruhan penilaian yang baik bagi nasabah adalah nasabah yang memiliki nilai Grade A. Namun untuk beberapa kasus nilai Grade B masih memungkinkan nasabah dinilai baik, tergantung alasan yang dimiliki oleh nasabah

Lanjutan Tabel 4.3

Parameters GRADE

Secondary A B C D

1 Lama tinggal >5 tahun >3 – 5 tahun 2 – 3 tahun <2 tahun Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui lamanya nasabah menempati tempat usahanya.

Semakin lama nasabah menempati tempat usahanya akan menambah kepercayaan bank untuk memberikan kredit kepadanya, sehingga kredit yang diberikan oleh Bank X akan lebih aman (protection ).

2 Status tempat tinggal

Milik sendiri Milik keluarga Sewa minimal 2 tahun

Sewa < 2 tahun

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui status tempat tinggal nasabah maupun tempat usaha nasabah yang dijadikan agunan ( collateral ) oleh nasabah. Agunan yang baik bagi Bank X adalah agunan yang dimiliki sendiri oleh nasabah, dan sebaiknya agunan yang diberikan oleh nasabah nilainya lebih besar dari kredit yang diajukan sehingga dapat menjamin kreditnya (protection).

3 Rencana suksesi Nasabah terlibat dalam rencana suksesi

Baru rencana nasabah terlibat dalam rencana suksesi

Tidak ada

rencana suksesi

Tidak ada rencana suksesi

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui keterlibatan nasabah dalam menangani usahanya. Nasabah yang terlibat langsung dengan usahanya dapat lebih bertanggung jawab terhadap usahanya sehingga kredit yang diberikan oleh bank x juga akan lebih aman.

4 Jumlah pemberi pinjaman

2 Bank 3 Bank 4 Bank >4 Bank

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui jumlah bank yang memberikan kredit kepada nasabah. Semakin banyak bank yang memberikan kredit akan membuat over financing kredit terhadap nasabah yang bersangkutan sehingga kemungkinan gagal bayar semakin besar. Penilaian

( Sumber : Bank X )

Penilaian parameters secondary yang dilakukan oleh bank x lebih mengarahkan kepada kelancaran usaha nasabah dan juga tempat usaha nasabah yang akan diajukan untuk agunan kreditnya. Dengan melakukan penilaian yang baik dan cermat terhadap penialaian parameters secondary nasabah, maka bank x dapat mencegah kredit yang diberikan kepada nasabah mengalami default.

Dari penilaian yang telah dilakukan (Parameters Primary & Secondary ) penilaian yang baik bagi nasabah adalah jika dalam penilaian di atas nasabah termasuk kedalam kategori Grade A. Namun untuk beberapa nasabah ada beberapa penilaian Grade B masih dapat dikatakan baik jika ada alasan pendukung yang baik.

Melalui penilaian faktor-faktor yang terkait dengan nasabah, yaitu Eligibility Criteria, Parameters & Collateral yang ada dalam sistem penilaian SUKA di Bank X, maka dapat dikatakan bahwa Bank X secara keseluruhan dalam melakukan penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kreditnya pada ini perlu dilakukan untuk memperhitungkan pembayaran oleh nasabah ( repayment ) atas kreditnya.

5 Profit 2 tahun terakhir

2 tahun stabil meningkat

2 tahun stabil menurun

1 dari dua tahun Tidak ada

Penilaian ini dilakukan oleh AO untuk mengetahui kestabilan usaha nasabah dalam menghasilkan profit oleh nasabah yang nantinya akan digunakan untuk membayar kredit ( payment). Semakin stabil profit yang dihasilkan oleh nasabah akan membuat keuangan nasabah juga stabil. Sehingga risiko gagal bayar ataupun macet dari kredit yang akan diberikan oleh Bank X akan semakin kecil.

sektor UKM telah mengikuti prinsip-prinsip dalam pemberian kredit yaitu prinsip 5C, 7P, dan 3R.

Setelah memasukkan data-data yang berkaitan dengan nasabah, maka sistem SUKA akan memberikan penilaian terhadap nasabah. Melalui penilaian itu akan diketahui apakah nasabah disetujui atau tidak disetujui permohonan kreditnya. Disetujui atau tidaknya permohonan kredit dengan melakukan analisis kredit dengan sistem SUKA dapat diketahui dengan melihat hasil penilaian analisis yaitu hasil perhitungan RAC ( Risk Accepted Credit ). Beberapa nilai RAC yang mungkin akan timbul dari penilaian nasabah adalah :

1. A sangat baik 2. B baik 3. C cukup 4. D jelek

4.2.1 Persetujuan Permohonan Kredit

Yang dimaksud persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari nasabah. Dalam hal persetujuan permohonan kredit, penilaian nasabah melalui sistem SUKA haruslah nasabah yang memiliki nilai RAC A, B, dan C. Masing-masing nilai RAC memiliki keputusan yang berbeda-beda untuk permohonan kredit nasabah.

Keputusan-keputusan tersebut antara lain :

1. RAC A seluruh permohonan kredit yang diajukan nasabah disetujui seluruhnya oleh Bank X

2. RAC B permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah disetujui, namun ada beberapa perubahan persetujuan seperti plafond kredit yang diberikan, bunga yang dibebankan, dan juga jangka waktu kredit diubah sesuai dengan kondisi nasabah. Analisis dapat dilakukan kembali jika perubahan persetujuan kredit dilakukan dan jika hasil RAC analisis nasabah menjadi A setelah ada perubahan maka permohonan kredit akan diterima

3. RAC C permohonan kredit nasabah disetujui asalkan beberapa persetujuan kredit diubah seperti plafond kredit yang diberikan, bunga yang dibebankan, dan juga jangka waktu kredit diubah sesuai dengan kondisi nasabah. Analisis dapat dilakukan kembali jika perubahan persetujuan kredit dilakukan dan jika hasil RAC analisis nasabah menjadi B setelah ada perubahan maka permohonan kredit akan diterima

Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, maka bank terlebih dahulu menegaskan syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah. Langkah-langkah yang harus diambil antara lain seperti di bawah ini :

I. Surat Penegasan Persetujuan Permohonan Kredit Kepada Nasabah

1. Persetujuan atas permohonan kredit disampaikan kepada nasabah secara tertulis ( surat penegasan )

2. Surat penegasan tersebut harus mencantumkan syarat-syarat, antara lain:

a. Plafond kredit

b. Jangka waktu berlakunya fasilitas kredit c. Bentuk pinjaman

d. Tujuan penggunaan kredit secara jelas e. Suku bunga

f. Bea materai kredit yang harus dibayar g. Provisi kredit

h. Keharusan untuk menandatangani surat perjanjian kredit i. Penutupan asuransi barang-barang jaminan

j. Sanksi-sanksi seperti denda pembayaran bunga, angsuran, denda atas overdraft, serta sanksi untuk penyimpanan dari syarat-syarat lainnya dari perjanjian kredit

k. Ketentuan-ketentuan lainnya yang ditentukan sesuai dengan keperluan ( jaminan )

l. Syarat-syarat untuk pengajuan permohonan perpanjangan dan tambahan fasilitas kredit

m. Laporan-laporan yang harus diserahkan II. Pengikatan Jaminan

Dalam melakukan pengikatan jaminan kredit, hal-hal yang harus diperhatikan adalah pembedaan jenis jaminan menjadi beberapa jenis, antara lain :

1. Jaminan pokok yang terdiri atas barang-barang bergerak maupun tidak bergerak dan/tagihan yang langsung berhubungan dengan aktivitas nasabah yang dibiayai kredit

2. Jaminan tambahan dapat berupa :

a. Jaminan pribadi atau jaminan perusahaan yang dibuat secara notariel serta jaminan bank

b. Barang-barang tidak bergerak dan barang-barang bergerak yang tidak tidak dijaminkan sebagai jaminan pokok, pada umumnya berupa:

BPKB dan surat-surat bukti kepemilikan lainnya III. Penandatanganan Perjanjian Kredit

1. Nasabah harus menandatangani duplikat surat penegasan pemberian kredit di atas materai yang cukup dan mengembalikannya kepada Bank 2. Nasabah harus menandatangani surat perjanjian kredit

IV. Pembayaran Bea Materai Kredit

Nasabah harus membayar bea materai kredit yang besarnya sesuai dengan peraturan bea materai kredit.

V. Pembayaran Provisi Kredit atau Commitment Fee

Nasabah harus membayar provisi kredit menurut perjanjian nasabah dengan bank yang telah disepakati sebelumnya.

VI. Asuransi Barang Jaminan

Setiap barang jaminan yang diserahkan kepada bank, harus ditutup asuransinya atas nama nasabah oleh perusahaan asuransi yang merupakan rekanan dari Bank X.

4.2.2 Penolakan Permohonan Kredit

Penolakan permohonan kredit dapat terjadi jika penialaian AO terhadap nasabah dengan sistem SUKA menghasilkan RAC nilai D. Penolakan ini adalah untuk

permohonan kredit yang nyata-nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian kredit pada sektor UKM di Bank X maka dapat disimpulkan :

1. Dalam pemberian kreditnya Bank X telah mengikuti ketentuan perundang-undangan yang berlaku, baik dalam bentuk Undang- Undang maupun Peraturan Bank Indonesia. Bank X menggunkan SUKA dalam analisis kreditnya.

2. Melalui program SUKA analisis kredit mencakup tiga faktor utama yaitu Eligibility Criteria, Parameters & Collateral yang pada dasarnya mencakup prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat, yaitu prinsip 5C, 7P, dan 3R .

3. Berdasarkan analisis faktor-faktor tersebut dan dengan memperhatikan analisis risikonya melalui SUKA Bank X menemukan nilai RAC. Nilai RAC tersebut menjadi dasar bagi Bank X untuk menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diterimanya.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian ini penulis ingin memberikan saran-saran yang ditujukan kepada Bank X maupun kepada pihak lain yang ingin melakukan penelitian di masa yang akan datang.

Saran kepada Bank X :

1. Dalam melakukan analisis mengenai nasabah sebaiknya Bank X tidak terlalu terpaku kepada penilaian faktor-faktor yang ada di SUKA saja, tetapi juga melalui observasi dan wawancara langsung terhadap nasabah secara lebih mendalam

2. Penggunaan SUKA hanya sebagai alat bantu dalam melakukan analisis, namun dalam pengambilan keputusan penilaian pribadi pejabat kredit yang menganalisis juga perlu dipertimbangkan

Saran kepada penelitian selanjutnya :

1. Memasukkan unsur-unsur eksternal seperti risiko bunga ( perubahan suku bunga pinjaman ) dan risiko pasar ( krisis ekonomi, persaingan usaha ) , lingkungan strategik, aspek budaya, dan juga peraturan daerah dalam melakukan analisis

2. Melakukan penelitian dengan dengan waktu yang lebih banyak untuk melakukan observasi ke petugas analisis kredit bank dan juga ke nasabah yang mengajukan kredit

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Hadiwidjaja & Drs. Wirasasmita, R. A. Rivai. ( 1991 ) . Analisis Kredit.

Bandung : Pionir Jaya.

Kasmir , SE. MM . ( 2003 ) . Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Nurlisfa, Lilis. ( 2008 ). Analisis Penilaian Faktor-faktor Pemberian Kredit Untuk Usaha Kecil Dengan Model Diskriminan pada BMT EL-Syifa. Jakarta Sari, Apriliana Purnama. ( 2008 ). Analisis Penilaian Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Layak Tidaknya Pemberian Kredit pada Usaha Mikro dan Kecil Dengan Model Diskriminan pada Koperasi Sejati Mulya. Jakarta Tampubolon, Robert. ( 2004 ). Risk Management ( Manajemen Risiko

Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial ). Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Waluyo, Suko & Raharjo, Minto. ( 2002, Oktober ) . Perkembangan Perbankan Indonesia Paska Krisis. Jakarta : Riset Ekonomi Sosial Indonesia.

www.bi.go.id www.bii.co.id

Dalam dokumen Anita Ramayani, Ak.-Ibs.pdf (Halaman 63-79)

Dokumen terkait