• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Lusiana, dkk., 2015).

Kerangka konsep dalam penelitian ini :

Gambar 1: Kerangka Konsep Penelitian Keterangan :

: variabel yang diteliti

Sosial Budaya tentang pemeriksaan kehamilan pada TW I

Kunjungan Antenatal care

1. Umur 2. Pedidikan 3. Paritas

B. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu : a. Variabel independent

Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya varibel terikat (Sugiyono, 2019). Variabel independent dalam penelitian ini adalah sosial budaya tentang pemeriksaan kehamilan pada TW 1

b. Variabel dependent

Variabel dependent atau variabel terikat merupakan varibel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2019). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kunjungan antenatal care.

2. Definisi operasional variabel

Tabel 1

Definisi Operasional Varibel

Variabel Definisi Operasional Cara

penguku ran

Skala

1 2 3 4

Sosial budaya pemerik saan kehamil an pada TW I

Kebiasaan ibu hamil yang berhubungan dengan tradisi dalam memeriksakan kehamilan yang terdiri dari adanyan dukungan dan larangan untuk melakukan ANC terutama saat hamil TW I, adanya kepercayaan terhadap dukun, ritual-ritual khusus yang membahayakan

selama kehamilan,

menyembunyikan kehamilan terutama kehamilan muda.

kuisione r

Nominal a. Sosial

budaya berdampak positif (nilai

>65) b. Sosial

budaya berdapampak negatif (nilai

≤65).

1 2 3 4 Kunjung

an antenata l care

Pemeriksan kehamilan oleh ibu hamil ke petugas kesehatan.

Untuk mengoptimalkan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil,dimana dilakukan minimal satu kali selama masa kehamilan TW I.

kuisione r

Nominal a. Pernah

melaukan ANC pada TW I

b. Tidak pernah melakukan ANC Pada TW I.

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara sosial budaya dengan kunjungan antenatal care pertama (K1) Pada ibu hamil di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika dua korelasi antara dua variabel yaitu variabel independent (sosial budaya tentang pemeriksaan kehamilan pada TW I) dan variable dependent (kunjungan antenatal care) dengan melakukan pengukuran atau pengamatan sekaligus pada saat yang bersamaan (Sugiyono, 2019).

B. Alur Penelitian Alur penelitian yaitu :

Gambar 2. Alur Penelitian

Perumusan Masalah Penelitian

Penyusunan Instrumen Penentuan Populasi

Pengumpulan data

Analisis data

Laporan dan penyajian data

Penarikan kesimpulan Tinjauan Pustaka

Penentuan Desain Penelitian

Penentuan Sampel Penelitian yang memenuhi kriteria inklusi

Pengurusan Ijin Penelitian Studi Pendahuluan

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Desa Songan,Wilayah kerja puskesmas kintamani V, Kabupaten Bangli.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini selama satu bulan yaitu bulan Maret sampai dengan bulan April 2022.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TW III di Desa Songan . Besar populasi sebanyak 60 orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri- sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel (Sugiyono, 2019).

a. Kriteria inklusi :

1) Bersedia menjadi responden penelitian,

2) Tidak mengalami kedaruratan dalam kehamilan, 3) Ibu hamil yang berdomisili di Desa Songan.

b. Kriteria eksklusi :

Kriteri ekskusi dari penelitian ini yaitu ibu hamil yang sedang terkonfirmasi virus Covid-19.

c. Besar sampel

Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan dihitung menggunakan rumus Slovin :

n = #$ !" (",#)!" ) = 37,5 = 38 Keterangan :

n = Besar sampel N = Besar populasi

e = Presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir ; e = 0,1

Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel, maka ditetapkan besar sampel untuk penelitian ini adalah 38 orang.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis data yang dikumpulkan

Jenis data yang yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data tentang sosial budaya yang berhubungan dengan pemeriksaan kehamilan pada TW I. Data sekunder yaitu data kunjungan ibu hamil yang melakukan antenatal care dan dilihat dari buku KIA.

2. Teknik pengumpulan data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu

a. Pengumpulan data dimulai dari mengajukan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan Kepala Puskesmas Kintamani V,

b. Melakukan orientasi dan sosialisasi penelitian kepada enumerator yaitu bidan desa Songan dan bidan yang bertugas di ruang KIA Puskesmas Kintamani V c. Mengajarkan kepada enumerator cara pengisian kuisoner,

d. Calon responden yang telah memenuhi kreteria inklusi diberikan informed conset tentang penelitian yang akan dilakuakn, jika bersedia menjadi responden maka dipersilakan untuk menandatangai lembar informed consernt yang telah disediakan, sebagai pernyataan tertulis bersedia menjadi subjek penelitian, jika calon responden tidak bersedia maka tidak ada pemaksaan dalam kepesertaan dalam penelitian ini.

e. Jika responden sudah menandatangani informed consent maka selanjutnya dipersilakan untuk menjawab kuisioner penelitian.

f. Peneliti mengumpulkan dan mengecek kelengkapan kuisioner yang telah diisi responden.

g. Data jumlah kunjungan ibu hamil dilihat dari buku KIA dan dicocokan dengan register kohort ibu.

3. Instrumen pengumpulan data a. Kuesioner

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kusioner yang peneliti susun sendiri yang berisikan bertanyaan tentang sosial budaya dalam kehamilan dan kunjungan antenatal care.

b. Validitas dan reabilitas instrumen

Kuisioner yang peneliti susun sendiri dilakukan uji validitas dan reabilitas.

Pengujian ketepatan kuesioner sangat bergantung pada kualitas data atau instrument penelitian yang dipakai dalam pengujian tersebut, untuk itu digunakan uji validasi kuesioner penelitian. Kuesioner dilakukan uji validitas dengan menggunakan Judgment Experts yaitu penelitian ini dilakukan dengan meminta pendapat dari bidangnya sesuai dengan instrumen topik penelitian. Para ahli yang diminta pendapat mereka merupakan pakar. Uji Validitas dan reabilitas juga dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer.

Uji validitas dengan product moment dengan membandingkan antara r tabel dengan r hitung, jika r tabel lebih kecil dari r hitung maka kusioner dinyatakan valid, jika r tabel lebih besar dari r hitung maka kuisioner dinyatakan tidak valid.

Pelaksaan uji validitas dan reabilitas kuisoner melibatkan 10 orang ibu hamil di Desa Belandingan. Syarat ibu hamil di masukan ke dalam uji kusioner yaitu bersedia menjadi responden. Pemilihan tempat di Desa Belandingan karena memiliki karakteristik yang sama dengan masyarakat di Desa Songan. Dari 25 pertanyaan sebanyak 5 dinyatakan tidak valid sehingga jumlah pernyatan kuusoner yang digunakanan sebanyak 20 pertanyaan.

Setelah kusioner diisi oleh 10 responden maka selanjutnya uji reabilitas menggunakan nilai Cronbach’s alpha, hasil uji Cronbach’s alpha 0,78>0,6 maka kusioner dinyatakan reliabel.

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari lembar observasi dan kuesioner diolah dengan meneliti ulang dan memeriksa data mulai identitas dan kelengkapan pengisian ceklist dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing, pada tahap ini data yang akan diperoleh melalui kuesioner disunting terlebih dahulu. Dalam pengisina kusioner tidak ada data yang tidak lenggap, sehingga semua data memenuhi syarat untuk dianalisis.

b. Scoring, pada tahap ini data yang terkumpul dari masing-masing responden diberikan skor untuk kuesioner penilain sosial budaya. Pertanyaan ada dua yaitu pertanyaan yang medukung dan dan tidak mendukung ANC. Pertanyaan mendukung memilih jawaban ya aka diberi nilai 1, jawaban tidak diberi 0. Pada pertanyaan negatif jika menjawab ya maka diberi nilai 0, jika menjawab tidak diberi nilai 1. Lalu semua nilai dijumlahkan.

c. Coding, merupakan sebuah kegiatan merubah data dengan memberikan kode pada setiap sampel untuk mengklasifikasikan keadaan dari para responden kedalam sebuah kategori. Kegiatan mengisi kode pada instrumen pengumpulan data ini merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka. Data dikoding sebelum dimasukan ke program SPSS. Data koding yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, gravida, kategori sosial budaya dan kunjungan ANC.

Umur dibagi menjadi tiga, umur kurang dari 30 tahun koding 1, umur 20 tahun sampai 35 tahun koding 2, umur > 35 tahun koding 3. Pekerjaan dibagi menjadi

dua yaitu IRT koding 1, ibu bekerja koding 2. Jumlah kehamilan atau gravida dibagi menjadi 3 yaitu primigravida koding 1, multigravida koding 2, dan multigravida koding 3. Sosial budaya mendukung koding 1 dan sosial budaya tidak mendukung koding 2. Ibu melakukan ANC TW I koding 1, ibu tidak melakukan ANC TW I koding 2.

d. Entering, memasukkan data, yaitu memasukan data ke dalam program yang terdapat pada komputer dengan program SPSS.

2. Analisis data

Analisis data sebagai tahapan pengolahan data untuk melihat hubungan antara dua variabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah:

a. Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi variabel dependen dan independent yaitu nilai sosial budaya dan kunjungan antenatal. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel. Analisis deskriptif univariat diuji pada tiap variabel penelitian dengan rumus:

Keterangan:

P : persentase

f : frekuensi yang teramati n : jumlah sampel

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Variabel dependen dan independent dalam penelitian ini berskala nominal sehingga dikategorikan sebagai data non parametrik. Uji statistik yang dilakukan adalah menggunakan Chi square dengan tingkat kepercayaan 95% untuk melihat hubungan bermakna atau tidak antara variabel independent dan variabel dependent pada batas kemaknaan α= 0,05 dengan pengertian apabila p-value <0,05 hubungan bermakna, sedangkan apabila p-value >0,05 maka hubungan tidak bermakna secara statistik.

G. Etika Penelitian

Prinsip etika penelitian (Sudibyo, 2013) :

1. Prinsip penghormatan martabat manusia (respect for person),

Prinsip penghormatan martabat manusia subjek berhak memilih untuk ikut serta atau tidak ikut serta dalam penelitian, tidak ada unsur paksaan keterlibatan subjek dalam penelitian dan memfasilitasi subjek dengan informed consent.

2. Prinsip etik berbuat baik (beneficience),

Prinsip etik berbuat baik yaitu upaya untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian responden, tidak memaksakan respoden terlibat dalam penelitian ini serta memberikan buah tangan kepada responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

3. Prinsip etik keadilan (justice)

Prinsip keadilan Prinsip ini bertujuan untuk menjunjung tinggi martabat manusia, meliputi pemberian perawatan secara adil dan menjaga privasi yaitu

menyimpan dan mejaga kerahasiaan data responden hanya untuk kepentingan penelitian.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kintamani V, merupakan salah satu dari 12 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bangli. Puskesmas Kintamani V berada di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, yang mewilayahi 4 desa yaitu Desa Songan A, Desa Songan B, Desa Pinggan, dan Desa Belandingan. Puskesmas Kintamani V memiliki lima Puskesmas Pembantu yaitu Puskesmas Pembantu Batu Meyeh, Puskesmas Pembantu Pinggan, Puskesmas Pembantu Belandingan, Puskesmas Pembantu Peradi dan Puskesmas Pembantu Kayu Selem.

Puskesmas Kintamani V merupakan Puskesmas perawatan yang dibuka 24 jam dan melayani persalinan normal. Jumlah pegawai di Puskesmas Kintamani V sebanyak 46 orang, yang terdiri dari dokter umum satu orang, dokter gigi satu orang, bidan 20 orang, perawat 19 orang, tenaga analis kesehatan satu orang, tenaga kesehatan lingkungan tiga orang, dan tenaga ahli gizi satu orang. Pegawai pada masing-masing Puskesmas Pembantu merupakan seorang bidan desa diwilayah tersebut. Jumlah persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kintamani V pada tahun 2021 sebanyak 381 orang, jumlah K1 sebanyak 409 orang dan K4 sebanyak 315 orang. Kebijakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil yaitu semua ibu hamil dilakukan pemeriksan triple eleminasi yaitu skrining HIV/AIDS, hepatitis B dan sifilis. Selama pandemi COVID-19 ditambah dengan pemeriksaan

rapid test antigen COVID-19, untuk mencegah penularan penyakit COVID-19 dari ibu ke anak.

2. Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan dan gravida. Hasil penelitian tentang karakteristik responden dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 2

Karakteristik Ibu Hamil Di Puskesmas Kintamani V Tahun 2022

Karakteristik F (%)

Umur

< 20 tahun 20-35 tahun

>35. Tahun

3 33 2

7,9 86,8

5,3

Total 38 100

Pendidikan

Tidak Sekolah 4 10,5

SD SMP SMA

26 6 2

68,4 15,8 5,3

Total 38 100

Pekerjaan

IRT 2 5,3

Petani Swasta

32 4

84,2 10,5

Total 38 100

Gravida

Primigravida 8 21,1

Multigravida 20 71

Grandmutigravida 10 7,9

Total 38 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa berdasarkan karakteristik umur hampir seluruh responden (86,8%) berada pada kelompok umur sehat untuk bereproduksi. Ada lima responden yang resiko tinggi yaitu tiga orang umur

kurang dari 19 tahun, dan dua orang lebih dari 35 tahun. Berdasarkan karakteristik pendidikan bahwa sebagian besar responden (68,4%) berpendidikan SD, masih ada responden yang tidak pernah sama sekali bersekolah sebanyak empat orang (10,5%) responden ini dalam mengisi kuesioner dibantu oleh suami yang bisa membaca dan menulis dengan lancar. Pekerjaan responden hampir seluruhnya (84,2%) adalah petani. Sebagian besar responden (71%) merupakan multigravida dan sebanyak tiga orang responden kehamilannya lebih dari empat kali.

3. Gambaran sosial budaya tentang kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022.

Sosial budaya yang dihubungkan dengan kunjungan ANC pada TW I dibagi menjadi dua yaitu sosial Sosial budaya berdampak positif (nilai >65) dan Sosial budaya berdampak negatif (nilai ≤65). Hasil penelitian Indentifikasi Sosial budaya dengan kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3

Gambaran Sosial budaya tentang kunjungan ANC (KI) Pada Ibu Hamil di Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022

Sosial budaya F %

Berdampak positif 18 47,4

Berdampak negative 20 52,6

Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar (52,6%) sosial budaya berdampak negatif terhadap kunjungan K1 ibu hamil di Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V.

4. Gambaran kunjungan Antenatal Care kunjungan Pertama (KI) TW I Pada Ibu Hamil Di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022.

Hasil pelitian tentang kunjungan Antenatal Care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil Di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022 dapat dilihat dari tabel diawah ini :

Tabel 4

Kunjungan Antenatal Care kunjungan Pertama KI TW I Pada Ibu Hamil di Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022

ANC TW I F %

Ya 17 44,7

Tidak 21 55,3

Jumlah 38 100

Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa lebih dari setengah responden (55,3%) tidak melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester I kehamilan yang melakukannya hanya 44,7%.

5. Hubungan sosial budaya dengan kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil Di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022.

Analisa Hubungan sosial budaya dengan kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil Di Desa Songan Wilayah kerja

Puskesmas Kintamani V tahun 2022 menggunakan uji chi square.Adapun hasil uji tabel silang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5

Hubungan sosial budaya dengan kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil Di Wilayah kerja

Puskesmas Kintamani V tahun 2022.

Sosial budaya ANC TW I p value

Ya tidak Jumlah

F % f % f %

Dampak positif 12 66,7 6 33,3 18 100 0,01 Dampak negative 5 25 15 75 20 100

Total 17 44,7 21 55,3 38 100

Berdasarkan tabel terlihat bahwa penilain ibu hamil sosial budaya positif yang melakukan ANC TW I sebanyak 12 orang, sosial budaya dampak positif yang tidak melakukan ANC TW I enam orang. Sosial budaya negatif yang melakukan ANC lima orang dan sosial budaya negatif yang tidak melakukan ANC 15 orang. Nilai p 0,01 < 0,05 sehingga dapat diasumsikan ada hubungan sosial budaya dengan kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil Di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022

B. Pembahasan

1. Gambaran Sosial budaya tentang kunjungan antenatal care kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022

Penilaian terhadap sosial budaya yang berhubngan dengan kunjungan ANC TW I pada ibu hamil di Desa Songan wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022 yaitu sebanyak 52,6% responden memiliki sosial negatif terhadap pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini sejalan degan hasil penelitian dari Faradhika (2018) yang melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Burneh mendapatkan hasil bahwa sebagain besar responden (52,8%) memilki budaya yang negatif tentang pemeriksaan kehamilan.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh sekumpulan anggota masyarakat.

Kebudayaan mencakup terhadap pengetahuan jika dilihat dari karakteristik responden bahwa sebagian besar responden berpendikan SD (68,4%), bahkan ada empat orang yang tidak pernah sekolah, sedangkan yang menempu pendidikan sampai SMA hanya dua orang (5,3%). Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kepercayaan-kepercayaan atau kebiasaan-kebiasaan yang menyangkut yang

sudah diturunkan dari orang tua mereka. Pendidikan merupaka unsur yang sangat penting dalam menciptakan generasi yang kuat baik secara moral maupun material. Baik buruknya seseorang akan tercipta dari faktor pendidikan yang didapatinya. Pendidikan merupakan saran yang tepat dalam menciptakan hal tersebut. Namun hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa sebanyak enam orang memiki kebudayaan yang baik namun tidak melakukan ANC pada trimester I hal ini kemungkinan karena ibu tidak menyadari akan dirinya hamil.

Peneliti sempat melakukan wawancara hal itu karena selama ini menggunakan alat kontrasepsi suntik tiga bulanan yang biasa tidak pernah mendapatkan menstruasi. Sudah tidak menggunakan kontrasepsi suntik lebih dari dua bulan namun tidak mensturasi sehingga beranggapan bahwa tidak mendapatkan menstruasi merupakan hal yang biasa, sampe akhirnya merasakan ada yang bergerak di dalam perutnya baru kemudian memeriksakan diri kefasilitas kesehatan dan memang dinyatakan positif hamil. Selain itu ibu hamil yang memiliki budaya baik namun tidak melakukan ANC karena keterbatasan ekonomi dan tidak mengetahui kalau dirinya sudah terdaftar sebagai peserta JKN yang dibiayai oleh pemerintah.

Jika dilihat dari karakteristik pekerjaan ibu hampir seluruh responden (84,2%) bekerja sebagai petani. Mereka bekerja sebagai petani dilahan milik sendiri maupun hanya sebagai buruh tani pada lahan milik orang lain. Tempat mereka melakukan cocok tanam adalah tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

Pekerjaan berpengaruh terhadap sosial budaya yang berhubngan dengan pemeriksaan kehamilan. Dimana pekerjaan sebagai petani yang dekat denga

rumahnya menyebabkan wawasan ibu hamil tidak berkembang. Mereka susah untuk mendapatkan akses informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan ibu hamil khusus pada trimester I kehamilan. Pengetahun maupun wawasan yang benar tentang pemeriksaan kehamilan hanya mereka bisa dapatkan dari petugas kesehatan setempat yang masih sangat terbatas. Sehingga dari segi karakteristik pekerjaan akan mempengaruhi sosial budaya mereka tentang pemeriksaan kehamilan khususnya kehamilan trimester I.

Berdasarkan karakteristik jumlah kehamilan atau gravida bahwa sebagian besar responden (71%) merupakan multigravida yang sudah memiliki pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya. Pengalaman tentang sosial budaya yang berdampak negatif pada kehamilan yang sebelum akan dibawa pada kehamilan yang sekarang, yang beranggapan bahwa hal yang sama dilakukan pada kehamilan yang sebelum juga anak yang dilahirkan tetap sehat lalu kenapa mesti membedakan dengan kehamilan yang sekarang.

2. Gambaran Kunjungan Antenatal Care Kunjungan Pertama (KI) Pada Ibu Hamil Di Desa Songan Wilayah kerja Puskesmas Kintamani V tahun 2022.

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa lebih banyak ibu hamil (55,3%) yang tidak melakukan kunjungan ANC pada trimester I kehamilannya. Hanya 44,7% yang melakukan ANC pada trimester I kehamilannya. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Fitraayeni dkk (2015) yang melakakukan penelitian di Puskesmas Pegambiran, persamaannya yaitu sama mendapatkan data bahwa lebih banyak ibu hamil yang tidak melakukan ANC pada trimester I.

Antenatal care merupakan suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan pelayanan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (Mufdillah, 2012) agar saat pemeriksaan kehamilan bisa mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2015). Dengan tujuan untuk memenuhi hak setap ibu hamil memproleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang berkualitas (Permenkes 21 Th 2021).

Pelayanan ANC dilakukan paling sedikit 6 kali selama masa kehamilan yaitu 1(satu) kali pada trimester pertama, 2 (dua) kali pada trimester kedua, dan 3 (tiga) kali pada trimester ketiga. Namun hasil penelitian ini 55,35% responden tidak melakukan ANC pada trimester I kehamilan. Faktor-faktor yang emmpengaruhi ibu melakukan ANC yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, dan paritas.

Umur didefinisikan sebagai usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja (Arini, 2012). Terdapat hubungan yang signfikan antara umur dengan pemeriksaan ANC. Hasil penelitian (Sinambela dan Solina, 2021) yaitu persentase ibu hamil resti (umur 36 tahun-45 tahun) lebih tinggi melakukan ANC dibandingkan dengan ibu yang dengan umur kurang dari 36 tahun. Hasil

penelitian ini bahwa hampir seluruh responden (86,8%) berada pada umur 20 tahun sampai 35 tahun. Ibu hamil resiko tinggi sebanyak lima orang. Hal ini sesuai dengn penelitian dari Sinambela dan Solina (2021), dimana umur reproduksi sehat lebih banyak yang tidak melakukan ANC terutama pada trimester I kehamilannya.

Pendidikan juga merupakan faktor yang menentukan kunjungan ibu hamil.

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk mengembangkan diri, umumnya semakin tinggi Pendidikan seseorang semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan berbeda tingkah lakunya dengan ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini disebabkan ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama dalam keadaan hamil yang merupakan kondisi berisiko (Padila, 2014). Pendidikan seseorang mengambil peran penting dalam perubahan perilaku seseorang dalam bertindak mencari layanan ANC. Pada masyarkat yang pendidikan yang masih rendah ibu hamil lebih percaya dengan budaya dengan tradisi pemeriksanaa kehamilan ke dukun untuk memastikan kehamilannya baik-baik saja (Sinambela dan Solina, 2021) begitu pula dengan hasil penelitian ini dimana sebagiab besar responden berependidikan SD bahkan empat orang tidak pernah mendapatkan pendidikan sehingga berpengaruh terhadap tingkat kunjungan ibu hamil yang lebih banyak tidak melakukan pemeriksaan K1.

Terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan keteraturan ANC (Sari dkk, 2021). Ibu yang pertama kali hamil merupakan hal yang sangat

Dokumen terkait