Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan kegiatan Intrakurikuler dalam rangka pengembangan karakter dan kompetensi Peserta Didik. Kokurikuler dalam Kurikulum Merdeka dilaksanakan paling sedikit dalam bentuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu dalam mengamati, mengeksplorasi, dan/atau merumuskan solusi terhadap isu-isu atau permasalahan nyata yang relevan bagi Peserta Didik. Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak menggantikan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang sudah diterapkan oleh sebagian guru. Projek-projek tersebut bisa jadi berbasis mata pelajaran atau sebagai unit pelajaran terintegrasi dari dua atau lebih mata pelajaran. Guru tetap dapat meneruskan pembelajaran inkuiri yang mendukung penguatan dan pengembangan kompetensi tersebut.
Projek ini dirancang sebagai upaya untuk menguatkan tercapainya profil pelajar Pancasila. Rasional terkait adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu pertama, untuk menguatkan pendidikan karakter, pembelajaran yang berorientasi penuh pada kompetensi fundamental dan karakter perlu menjadi bagian dari struktur kurikulum agar mendapatkan perhatian penuh baik dari pendidik maupun peserta didik (OECD, 2020a). Kedua, projek penguatan profil pelajar Pancasila yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplorasi isu-isu kontemporer seperti masalah lingkungan/pemanasan global dan gaya hidup berkelanjutan, kebinekaan dan toleransi, kesehatan fisik dan mental termasuk kesejahteraan diri (wellbeing), dan sebagainya. Namun demikian, isu-isu ini tidak diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dan menambah beban belajar, melainkan sebagai unit pembelajaran yang interdisipliner, tanpa terikat dengan Capaian Pembelajaran
mata pelajaran ataupun materi yang sedang dipelajari dalam mata pelajaran. Projek ini pun tidak menambah jam pelajaran. Total jam pelajaran yang ditempuh Peserta didik sama dengan Kurikulum 2013. Bedanya, projek dalam Kurikulum Merdeka mengambil waktu sekitar 20 hingga 30% dari total jam pelajaran per tahun. Dengan demikian, meskipun kompetensi dan karakter dikuatkan, muatan pelajaran atau konten tidak bertambah, sesuai dengan prinsip perancangan kurikulum.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk mengeksplorasi suatu topik, isu, atau masalah tanpa ada sekat-sekat disiplin ilmu atau batasan antar mata pelajaran. Hal ini dinilai sangat sesuai untuk pengembangan kompetensi Abad 21 serta nilai-nilai atau karakter (OECD, 2018) sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam profil pelajar Pancasila. Ki Hadjar Dewantara (2013) juga menekankan bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak cukup, peserta didik perlu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupan nyata, di mana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Pendekatan pembelajaran yang mendekatkan peserta didik dengan dunia nyata tidak hanya berguna untuk menerapkan ilmu pengetahuan, tetapi
juga menguatkan pemahaman peserta didik akan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya, membangun minat belajar yang lebih mendalam, serta kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.
Pencapaian profil pelajar Pancasila tidak cukup hanya mengandalkan proses belajar-mengajar dalam program intrakurikuler. Pembelajaran intrakurikuler yang dilakukan secara rutin memiliki keterbatasan untuk menerapkan pembelajaran yang sangat kontekstual, dan intrakurikuler juga memiliki Capaian Pembelajaran yang harus dicapai sehingga tidak dapat fokus sepenuhnya pada nilai-nilai dalam profil pelajar Pancasila. Sementara itu, projek dilakukan di luar jadwal pelajaran rutin, lebih fleksibel dan tidak seformal kegiatan pembelajaran intrakurikuler, dan tidak harus berkaitan erat dengan Capaian Pembelajaran mata pelajaran apapun. Target capaiannya adalah profil pelajar Pancasila sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Situasi belajar yang seperti ini dinilai efektif untuk mendorong pengembangan karakter dan kompetensi yang mendalam (Miller, 2018).
Sebagaimana diatur dalam intrakurikuler, kokurikuler juga memuat kompetensi, muatan pembelajaran, dan beban belajar.
1. Kompetensi
Kompetensi pada projek penguatan profil pelajar Pancasila mengacu pada dimensi profil pelajar Pancasila, yaitu peserta didik dengan ciri-ciri: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, berkebinekaan global, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Seperti yang telah disampaikan dalam bahasan terkait profil
pelajar Pancasila, masing-masing dimensi memiliki alur perkembangan tiap fase. Satuan pendidikan dapat mengacu pada Keputusan kepala BSKAP No 9 Tahun 2022 tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka untuk jabaran kompetensi kokurikuler lebih lanjut.
2. Muatan Pembelajaran
Muatan pembelajaran pada projek penguatan profil pelajar Pancasila memuat tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pemerintah menetapkan empat tema untuk PAUD, tujuh tema untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, dan delapan tema untuk SMK. Tema-tema ini berkaitan dengan isu-isu kontemporer dan berdasarkan pada tujuan pembangunan berkelanjutan. Empat tema di PAUD yaitu; (1) Aku Sayang Bumi, yang bertujuan untuk mengenalkan peserta didik tentang pentingnya menjaga lingkungan;
(2) Aku Cinta Indonesia, yang bertujuan membangun wawasan dan kebanggaan peserta didik terhadap keragaman budaya Indonesia, serta kebanggaan terhadap identitas dirinya sebagai warga negara indonesia;
(3) Kita Semua Bersaudara, yang bertujuan membangun nilai-nilai budi pekerti yang diperlukan untuk dapat berinteraksi dengan teman sebaya, menghargai perbedaan, mampu berbagi dan bekerja sama; dan (4) Imajinasi dan Kreativitasku, yang bertujuan untuk membangun kemampuan peserta didik untuk bereksplorasi, berkreasi, dan berinovasi serta memiliki keluwesan berpikir. Tema di Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu: (1) Gaya Hidup Berkelanjutan, yang berkaitan dengan masalah lingkungan dan perubahan iklim; (2) Bhineka Tunggal Ika, yang berkaitan dengan toleransi dan multikulturalisme masyarakat lokal, Indonesia, dan dunia;
(3) Kearifan Lokal, yang berkaitan dengan pendalaman pengenalan budaya lokal dan perkembangannya; (4) Kewirausahaan, yang mengeksplorasi dan menumbuhkembangkan kreativitas dan budaya kewirausahaan; (5)
Bangunlah Jiwa dan Raganya, berkaitan dengan membangun kesadaran pemeliharaan kesehatan fisik dan mental (kesejahteraan atau well being); (6) Rekayasa dan teknologi, yang berkaitan dengan kemampuan menyelesaikan masalah di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi; dan (7) suara demokrasi, yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan menjadi warga negara dan dunia di alam demokrasi. Selain itu, khusus SMK ditambahkan tema wajib khusus yaitu kebekerjaan, yang berkaitan dengan eksplorasi menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.
Tema di PAUD memiliki benang merah dengan Dasmen. Tema Aku Sayang Bumi selaras dengan Gaya Hidup Berkelanjutan; Aku Cinta Indonesia selaras dengan Kearifan Lokal; Kita Semua Bersaudara selaras dengan Bhinneka Tunggal Ika; dan Imajinasi dan Kreativitasku selaras dengan Rekayasa dan Teknologi.
Tema yang dijabarkan di atas berlaku untuk beberapa tahun ke depan dan dapat diganti oleh Pemerintah berdasarkan evaluasi dan relevansi tema dengan perkembangan zaman. Penjelasan lebih lanjut mengenai tema utama, perencanaan, dan pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan dalam panduan pengembangan projek penguatan Pancasila yang ditetapkan oleh pejabat pimpinan tinggi madya yang melaksanakan tugas di bidang Kurikulum.
3. Beban Belajar
Beban belajar pada projek penguatan profil pelajar Pancasila dirumuskan dalam bentuk alokasi waktu dalam 1 (satu) tahun pelajaran.
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, projek penguatan profil pelajar Pancasila mengambil alokasi waktu 20-30% (dua puluh sampai dengan tiga puluh persen) dari total jam pelajaran selama 1 (satu) tahun. Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak ditargetkan untuk sama. Satu projek dapat dilakukan dengan durasi waktu yang lebih panjang daripada projek yang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kedalaman minat peserta didik, topik sebagai penurunan dari tema yang dikembangkan, alur projek yang direncanakan, dan kesiapan satuan pendidikan.
Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing- masing projek tidak harus sama.
Dalam 1 (satu) tahun ajaran, peserta didik mengikuti projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) projek dengan tema berbeda di PAUD;
2. 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) projek dengan tema berbeda di SD/MI/SDLB/
Paket A/ bentuk lain yang sederajat ; 3. 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) projek
dengan tema berbeda di SMP/MTs/
SMPLB/Paket B/bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA/SMALB/Paket C kelas X/
bentuk lain yang sederajat;
4. 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) projek dengan tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA/SMALB/Paket C/bentuk lain yang sederajat;
5. 3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua) projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1 (satu) projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk SMK/MAK, projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara terpadu berkolaborasi dengan mitra dunia kerja, atau dengan komunitas/organisasi serta masyarakat.