berkepentingan langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan dapat diterima jelas sehingga dapat diketahui yang menjadi maksud, tujuan dan sasaran.
Persyaratan utama bagi komunikasi kebijakan yang efektif adalah para pelaksana kebijakan harus mengetahui apa yang harus mereka kerjakan. Keputusan- keputusan kebijakan dan perintah-perintah penerapan harus disalurkan kepada orang- orang yang tepat, sehingga komunikasi harus secara akurat diterima oleh para pelaksana. Komunikasi berpengaruh besar terhadap berhasilnya implementasi kebijakan. Komunikasi yang baik akan melancarkan penerapan kebijakan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan pada saat kebijakan itu sendiri.
Keberhasilan suatu implementasi kebijakan Menurut Hogwood dan Gunn yang diikuti oleh Wahab (2014:77), komunikasi memegang peranan penting bagi berlangsungnya koordinasi implementasi kebijakan. Menurut Hogwood dan Gunn yang diikuti oleh Wahab (2014:77) bahwa koordinasi bukanlah sekedar menyangkut persoalan mengkomunikasikan informasi ataupun membentuk struktur-struktur administrasi yang cocok, melainkan menyangkut pula persoalan yang lebih mendasar, yaitu praktik pelaksanaan kebijakan (Hogwood dan Gunn yang diikuti oleh Wahab, 2014:77).
Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan, dan sasaran kebijakan harus ditranmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka inilah
yang mengakibatkan terjadinya kesimpangsiuran informasi tersebut (Sugiyono, 2005 : 49). Oleh sebab itu, komunikasi harus mempunyai unsur :
a. Ketetapan komunikasi dengan pelaksana.
b. Konstan/keseragaman.
c. Ukuran-ukuran dari tujuan itu harus dinyatakan dengan jelas.
d. Mekanisme dari prosedur lembaga terlibat.
e. Bahwa mereka yang harus mengimplementasikan suatu keputusan mesti tahu apa yang mereka kerjakan.
f. Komunikasi membutuhkan keakuratan.
g. Implementasi ini tidak hanya diterima, namun mereka harus juga jalan, jika tidak para implementor akan kacau dengan apa yang seharusnya mereka lakukan.
h. Komunikasi ukuran implementasi adalah konsistensinya.
i. Penolakan melalui kebijakan biasa mengarah baik pada rintangan total atau distorsi komunikasi.
Untuk lebih jelas lagi mengenai Komunikasi yang ditetapkan dalam Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SDN 004 Belilas Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu, maka dapat dilihat dari hasil wawancara berikut :
Berikut ini tanggapan dari Ibu Asmawati, S.Hum selaku Kepala Sekolah SDN 004 Belilas berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 7 Maret 2022 menyatakan bahwa :
“Semua pelaksanaan program BOS dari awal sampai akhir, memang harus berdasarkan petunjuk teknis BOS tahun 2017 tanpa adanya petunjuk teknis sebagai panduan kami akan mengalami kesulitan dalam implementasi program BOS. Dari awal sampai membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan anggaran BOS harus berdasarkan petunjuk teknik BOS terbaru”.
Berdasarkan tanggapan ibu Asmawai, S.Hum selaku Kepala Sekolah SDN 004 Belilas menyatakan bahwa Semua pelaksanaan program BOS dari awal sampai akhir, memang harus berdasarkan petunjuk teknis BOS tahun 2017 tanpa adanya petunjuk teknis sebagai panduan kami akan mengalami kesulitan dalam implementasi program BOS. Dari awal sampai membuat laporan pertanggung jawaban penggunaan anggaran BOS harus berdasarkan petunjuk teknik BOS terbaru. Tanggapan ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Ibu Helfinayeti, S.Pd selaku Bendahara BOS menyatakan bahwa :
“Tentu saja, pelaksanaan program BOS harus sesuai dengan petunjuk teknis BOS terbaru, yaitu tahun 2017. Dari mulai penetapan alokasi dana BOS sampai pertanggung jawaban penggunaan anggaran.”
Begitu juga dengan tanggapan bapak Zaenuddin, S.Pd menyatakan bahwa :
“Dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOS, memang sangat diperlukan sosialisasi dan bimtek, karena setiap tahun mekanisme penggunaan dana BOS selalu mengalami perubahan, tanpa ada sosialisasi maka kebijakan penggunaan dana BOS tidak akan berjalan dengan baik.”
Berikut juga uraian hasil wawancara dengan ssalah satu guru yang mengerti tentang pengelolaan Dana BOS, bapak Abd Muis Repelita, S.Pd yang menyatakan bahwa :
“Ada sosialisasi melalui Bimtek, dengan bimtek sosialisasi kepada setiap sekolah yang dilaksanakan secara rutin diharapkan tidak terjadi penyimpangan atau kesalahan penggunaan dana BOS”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru di SDN 004 Belilas diketahui dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOS, memang sangat diperlukan sosialisasi dan bimtek, karena setiap tahun mekanisme penggunaan dana BOS selalu mengalami perubahan, tanpa ada sosialisasi maka kebijakan penggunaan dana BOS tidak akan berjalan dengan baik.
Hasil wawancara tersebut berbanding terbaik dengan hasil wawancara dari wali murid bapak Rahmat Syukron yang menyatakan bahwa :“Secara pribadi saya tidak pernah mengetahui mengenai anggaran dana BOS yang kami ketahui anak kami tidak dipungut biaya disekolahnya”
Sedangkan menurut tanggapan Bapak Noprizal, menyakatan bahwa :“Kami tidak pernah mengikuti rapat ataupun sosialisasi mengenai penggunaan dana BOS serta tidak pernah terlibat dalam perumusan kebiatan yang melibatkan dana BOS tersebut”.
Bapak Suryadi, selaku wali murid juga menambahkan : “Tidak ada sosialisasi yang diberikan dalam penggunaan dana BOS di SDN 004 Belilas ini”.
Berdasarkan tanggapan dari wali murid diketahui bahwa sebagian besar wali murid tidak pernah menerima sosialisasi mengenai penggunaan dana BOS dan tidak mengetahui pengelolaan serta tujuan dari penggunaan dana BOS di SDN 004 Belilas.
Hasil tanggapan dari informan tersebut diperkuat dengan tanggapan Kepala Sekolah sebelumnya yaitu ibu Darminingsih, S.Pd yang menyatakan bahwa :
“Tentu tidak, dalam pengelolaan dana BOS murni menjadi tanggung jawab sekolah, jadi saya rasa tidak perlu di sampaikan kepada wali murid, kami
hanya berkoordinasi dengan komite dan juga dinas terkait dalam pengelolaan dana BOS ini”.
Dari wawancara dengan ibu Darminingsih selaku mantan kepala sekolah SDN 4 Belilas diketahui dalam pengelolaan dana bos, tidak seharusnya disosialisasikan kepada wali murid, karena pengelolaan dana bos murni menjadi tanggung jawab sekolah saja dan dikoordinasikan dengan dinas terkait.
Berdasarkan hasil analisis peneliti mengenai indikator komunikasi dapat disimpulkan bahwa implementasi dana BOS sudah sesuai dengan petunjuk teknis BOS dan sudah berjalan dengan baik, adanya petunjuk teknis BOS yang disebarkan ke setiap sekolah dan semua sekolah sudah memilikinya, pelaksanaan sosialisasi melalui Bintek pengelolaan BOS yang dilakukan secara rutin dan pemberian dana BOS ke sekolah dilaksanakan sesuai dengan juklak dan juknis namun belum adanya sosialisasi mengenai penggunaan dana BOS kepada wali murid di SDN 004 Belilas.