BAB II KAJIAN TEORI
B. Kesejahteraan Sosial Islam
6. Konsep Dan Makna Kesejahteraan Dalam Pandangan
Pertama dilihat dari pengertiannya, sejahtera sebagai mana dikemukakan dalam Kamus Besar Indonesia adalah aman, sentosa, damai, makmur dan selamat (terlepas) dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya. Pengertian ini sejalam dengan pengertian Islam yang berarti selamat, sentosa, aman dan damai.
Dari pengertiannya ini dapat diketahui bahwa masalah kesejahteraan sosial sejalan dengan missi Islam itu
41Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial: Sebuah Rintisan Pembangunan Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan dan Berkesejahteraan (Tanggerang: Lentera Hati, 2012), h. 3.
sendiri.42 Misi inilah yang sekaligus menjadi misi kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dinyatakan dalam ayat yang berbunyi : Artinya: Dan tidalah kamu mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. (Q.S. al-anbiya’
21:107)
Kedua dilihat dari segi kandungannya, terlihat bahwa seluruh aspek ajaran Islam ternyata selalu terkait dengan masalah kesejahteraan sosial. Hubungan dengan Allah misalnya harus dibarengi dengan hubungan dengan sesama manusia (habl min Allah wa habl min al-Nas). Demikian pula anjuran beriman selalu diiringi dengan ajuran melakukan amal salih yang didalamnya termasuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Selanjutnya ajaran Islam yang pokok yakni Tukun Islam, seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji sangat berkaitan dengan kesejahteraan sosial. Orang yang mengucapkan dua kalimah syahadat adalah orang yang komitmen bahwa hidupnya hanya akan berpengan pada pentunjuk Allah dan Rasul-Nya, karena tidak mungkin orang mau menciptakan ketenangan, jika tidak ada komitmen iman dalam hati nya. Demikian pula ibadah shalat
42Nasri, 2013, Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ulujangan Kec. Bontolempang Kab. Gowa.
H. 22
43
(khususnya yang dilakukan secara berjama’ah) mengandung maksud agar mau memperhatikan nasib orang lain. Ucapan salam pada urutan terakhir dalam tarnyam dan berupaya mewujudkan kedamaian.
Selanjutnya dalam ibadah puasa seseorang diharapakan dapat merasakan lapar sebagaimana yang biasa dirasakan oleh orang lain yang berada dalam kekurangan. Demikian pula dengan ibadah haji dan umrah, diharapkan agar ia memiliki sikap merasa sederajat dengan manusia lainnya.43
Ketiga, bahwa upaya mewujudkan kesejahteraan sosial, merupakan missi kekhalifahan yang dilakukan oleh Nabi Adam AS. sebagian pakar, sebagaimana dikemukakan H.M. Quraish Shihab dalambukunya Wawasan Al-Quran (hal. 127), menyatakan bahwa kesejahteraan sosial yang didambakan al-Quran tercermin di Surga yang dihuni oleh Adam dan istirinya, sesaat sebelum turunnya mereka melaksanakan tugas kekhalifahan di bumi. Seperti diketahuin, bahwa sebelum Adam dan istirinya diperintahkan turun kebumi, mereka terlebih dahulu
43Nasri, 2013, Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ulujangan Kec. Bontolempang Kab. Gowa.
H. 23
ditempatkan di surga.44 Surga diharapkan menjadi arah pengabdian Adam dan Hawa, sehingga bayang-bayang surga itu diwujudkan di bumi, serta kelak dihuninya secara hakiki di akhirat.45 Masyarakat yang mewujudkan bayang-bayang surga itu adalah masyarakat yang berkesejahteraan. Kesejateraan surgawi ini dilukiskan antara lain dalam firman-Nya QS. Thaha: 117-119 yang berbunyi : Artinya: hai adam sesungguhnya ini (iblis ) adalah musuh bagimu dan bagi istirimu, maka sekali-kali jangan sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang akibatnya engkau akan bersusah payah. Sesungguhnya engkau tidak akan kelaparan di sini (surga), tidak pula akan telanjang, dan sesungguhnya engkau tidak akan merasakan dahaga maupun kepanasan.
Dari ayat ini jelas bahwa pangan, sandang, dan papan yang diistilahkan dengan tidak lapar, dahaga telanjang dan kepanasan semuanya telah terpenuhi di sana. Terpenuhinya kebutuhan ini merupakan unsur pertama dan utama kesejahteraan sosial.
Keempat, di dalam ajaran Islam terdapat pranat dan lembaga yang secara langsung berhubungan dengan upaya penciptaan kesejahteraan sosial, seperti wakaf
44 Nasri, 2013, Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ulujangan Kec. Bontolempang Kab. Gowa.
H. 24
45
dan sebagainya. Semua bentuk pranata sosial dan berupaya mencari berbagai alternatuf untuk mewujudkan kesejahternaan sosial. Namun suatu hal yang pelu dicatat, adalah bahwa berbagai bentuk pranat ini belum merata dilakukan oleh umat Islam, dan belum pula efektif dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. kebutuhan air bersih menjadi sangat penting, dan menjadi tolok ukur kesejahteraan. Hal ini mungkin disebabkan belum munculnya kesadaran yang merata serta pengelolaannya yang baik. Untuk itulah saat ini pemerintah, melalui Departemen Agama, membentuk semacam Lembaga Amil Zakat (LAZ) tingkat Nasional. Berhasilkan konsep ini dalam mewujudkan kesejahteraan sosial, amat bergantung kepada partisipasi kita.46
Kelima, ajaran Islam mengenai perlunya mewujudkan kesehateraan sosial ini selain dengan cara memberikan motivasi sebagaimana tersebut di atas, juga disertai dengan petunjuk bagaimana seharusnya mewujudkannya. Di era sosial media seperti sekarang ini dakwah menjadi salah satu kebutuhan kesejahteraan. Ajaran Islam menyatakan bahwa kesehateraan sosial dimulai dari perjuangan
46Nasri, 2013, Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ulujangan Kec. Bontolempang Kab. Gowa.
H. 25
mewujudkan dan menumbuh suburkan aspek-aspek akidah dan etika pada diri pribadi, karena dari diri pribadi yang seimbang akan lahir masyarakat yang seimbang. Dalam Pendidikan juga mempengaruhi kemampuan kesejahteraan sosial. Masyarakat Islam pertama lahir dari Nabi Muhammad SAW, melalui kepribadian beliau yang sangat mengagumkan. Pribadi ini melahirkan keluarga yang seimbang seperti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra, dan lain-lain. Selain itu, ajaran Islam menganjurkan agar tidak memanjakan orang lain, atau kreatifitas orang lain, sehingga orang tersebut tidak dapat menolong dirinya sendiri. Aktivitas dakwah mampu mempengaruhi dalam konsep kehidupan dan makna kesejahteraan. Bantuan keuangan baru boleh diberikan apabila seseorang ternyata tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Ketika seseorang datang kepada Nabi SAW. mengadukan kemiskinannya, Nabi SAW tidak memberinya uang, tetapi kapak agar digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan kayu.47 Dengan demikian, ajaran Islam tentang kesejahteraan sosial ini termasuk di dalamnya ajaran Islam tentang kesejahteraan sosial.
47Nasri, 2013, Peranan Kelompok Tani Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Ulujangan Kec. Bontolempang Kab. Gowa.
H. 26
47