KAJIAN PUSTAKA
B. Kajian Teori
2. Konsep
a. Pengertian Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan. Konsep adalah abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri karakter atau atribut yang sama dari kelompok objek, baik merupakan proses, peristiwa, benda, fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya (Malikha dan Amir, 2018:75). Menurut Dahar (2011:64) menyatakan bahwa definisi konsep ialah suatu penyamarataan mental yang mewakili satu kelas stimulus-
stimulus yang dapat membuat seseorang menampilkan tingkah laku tertentu jika mempelajarinya. Suhermiati (2015:983) menyatakan bahwa konsep sebagai hasil pemikiran seseorang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan yang meliputi prinsip, hukum, dan teori.
Berdasarkan pengertian konsep tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep adalah salah satu pengelompokan pengetahuan yang terbentuk dari penyamarataan kejadian-kejadian nyata yang mengarah pada definisi, ciri khusus, komponen dan bagian dari objek. Konsep merupakan kumpulan fakta dan abstraksi dari suatu gambaran ide, serta gambaran yang bersifat umum tentang sesuatu. Fungsi dari konsep sangat beragam, akan tetapi secara umum fungsi konsep mempermudah seseorang dalam memahami sesuatu.
b. Jenis-jenis Konsep
Konsep berperan penting dalam kehidupan manusia. Namun konsep dalam kehidupan sehari-hari itu memiliki jenis yang berbeda.
Adapun ketiga jenis konsep tersebut adalah sebagai berikut (Diknasari, 2020:15-16).
1) Konsep Konjungtif
Konsep konjungtif yaitu konsep-konsep yang menampilkan dua atau lebih sifat sehingga memenuhi syarat sebagai contoh dari sebuah konsep. Dalam konsep konjungtif ini akan menghadirkan dua
atau lebih sifat sehingga memenuhi syarat dari sebuah konsep seperti serangga itu sebagai hama dan penyerbuk bunga tanaman.
2) Konsep Disjungtif
Konsep disjungtif adalah konsep-konsep yang menampilkan satu dari atau lebih sifat-sifat harus ada. Dalam hal ini konsep- konsep yang ditampilkan hanya satu dari dua atau lebih sifat-sifat yang harus ada, berbeda halnya dengan konsep konjungtif. Misalnya, hama tanaman itu adalah sejenis serangga.
3) Konsep Hubungan
Konsep hubungan adalah suatu konsep yang memiliki hubungan-hubungan khusus antar atribut. Seperti proses terjadinya fotosintesis adalah jika tumbuhan memiliki klorofil, mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan air.
Berdasarkan ketiga jenis konsep tersebut, masing-masing memiliki keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Atribut atau tanda yang terdapat disekitar manusia menjadi penghubung yang saling berkaitan. Konsep itu terbentuk salah satunya karena adanya atribut- atribut di dalamnya. Dari atribut tersebut akan membentuk suatu hubungan antara konsep yang satu dengan yang lainnya.
c. Perolehan Konsep
Pembentukan konsep ialah suatu perumusan umum seseorang dalam penyamarataan karakter khusus melalui belajar penemuan baik secara kompleks ataupun sederhana. Perolehan konsep bisa didapat dari
proses pembentukan konsep (concept formation) dan asimilasi konsep (concept assimilation) (Dahar, 2011:66). Adapun pembentukan konsep (concept formation) terjadi sejak anak-anak belum masuk dunia sekolah. Pembentukan konsep merupakan proses induktif. Pada proses induktif ini seseorang akan mempelajari konsep dari yang bersifat khusus terlebih dahulu. Sedangkan asimilasi konsep (concept assimilation) adalah deduktif. Anak-anak belajar melalui proses asimilasi setelah masuk sekolah. Pada proses asimilasi konsep ini diharapkan peserta didik mempelajari konsep lebih banyak lagi.
Asimilasi konsep merupakan cara pokok seseorang untuk mendapatkan konsep selama atau sesudah konsep, dengan cara menghubungkan pengetahuan yang didapat secara nyata dengan pengetahuan yang sudah ada. Asimilasi konsep menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat mengaitkan informasi atau materi pelajaran dengan struktur kognitif yang telah ada (Situmorang, 2013:52-59). Jadi, asimilasi konsep adalah prosedur lanjutan dari pembentukan konsep yang didalamnya terdapat langkah-langkah yang berkaitan dengan pengetahuan peserta didik mulai dari pengalaman nyata dengan pengertian resmi yang ia dapat selama proses pembelajaran formal. Asimilasi konsep terdiri atas proses pemberian pengertian formal tentang konsep yang telah terbentuk sebelumnya. Jadi asimilasi konsep erat kaitannya dengan menghubungkan antara konsep yang didapat sebelumnya dengan konsep yang akan ia terima selanjutnya.
d. Belajar Konsep
Menurut Dahar (2011:62) menyatakan bahwa belajar konsep adalah hasil utama pendidikan karena terdiri dari proses pengategorian berbagai stimulus yang dihadapi peserta didik ketika belajar. Pada hakikatnya belajar konsep membantu untuk mengatasi keragaman yang spesifik dan tak terbatas dari lingkungan dan untuk memperlakukan peristiwa-peristiwa yang memiliki sifat-sifat yang sama sebagai bagian dari suatu jenis atau kelompok tertentu. Pembelajaran konsep mengupayakan individu untuk mampu merespon bentuk-bentuk yang relevan (berhubungan) dengan konsep tersebut dan tidak menghiraukan bentuk-bentuk yang tidak relevan dengan mengidentifikasikannya.
Dengan kata lain, dari banyaknya kata disempitkan lagi menjadi yang lebih spesifik. Pembelajaran konsep dipandang sebagai sebuah kombinasi dari perbedaan antara kelompok-kelompok kejadian dengan generalisasi dalam kelompok-kelompok kejadian yang ada (Suarim dan Neviyarni 2021:78).
Berdasarkan pengertian belajar konsep yang diungkap para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar konsep merupakan proses belajar tentang fakta-fakta yang diindera dengan cara mengamati, mengabstaksi dan membuat kategorisasi tertentu berdasarkan perolehan informasi yang didapatkan. Belajar konsep dapat melalui proses pengategorisasi atribut atau ciri objek tersebut yang selanjutnya memposisikannya dalam klasifikasi tertentu.
Terdapat proses belajar yang dikatakan tidak adanya asimilasi sebuah konsep seperti menghafal. Belajar dengan menghafal, peserta didik dikatakan tidak memahami konsep yang sebenarnya. Peserta didik yang hanya belajar dengan hafalan seringkali memiliki pemahaman yang salah atau miskonsepsi, karena ia tidak merekonstruksi pemahamannya dengan konsep yang benar (Dahar, 2011:97).
Belajar konsep yang diterapkan oleh guru dalam sebuah pembelajaran, guru melakukan transfer ilmu pengetahuan menggunakan metode ceramah. Pembelejaran dengan metode ceramah, peserta didik jarang dilibatkan dalam proses pembelajaran, ia kurang diberi kesempatan dalam meyampaikan gagasannya sehingga peserta didik pasif sehingga terjadi kesalahan konsep atau miskonsepsi pada peserta didik karena guru tidak mengerti konsep yang diterima oleh peserta didiknya. Selain itu, metode ceramah tidak dapat diterima oleh semua peserta didik di kelas karena tipe belajar dari tiap peserta didik berbeda- beda (Suparno, 2015:50).