• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kontrol Diri

2.2.1 Pengertian Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan salah satu potensi untuk bisa mengendalikan dirinya baik dalam perilaku, pemikiran, emosi atau dalam pengambilan keputusan.

Sehingga sebelum bertindak atau memutuskam sesuatu harus mempertimbangkan dampak atau akibat yang mungkin akan terjadi.

Menurut, Zubaedi (2011) menyebutkan bahwa kontrol diri adalah mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan dari dalam maupun dari luar sehingga dapat bertindak dengan benar. Averill (dalam Ghufron &

Risnawita, 2016) kontrol diri merupakan kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam mengelola informasi yang di inginkan dan kemampuan mengendalikan diri dengan baik.

Menurut, Chaplin (dalam Mulkan, 2016) mengungkapkan kontrol diri suatu proses membimbing tingkah laku sendiri, dimana menyangkut seberapa kuat seseorang untuk memegang nilai dan kepercayaannya ketika ia bertindak atau mengambil suatu keputusan. Romadona & Mamat (2019) kontrol diri yaitu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa ke arah konsekuensi positif serta salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan siswa selama menghadapi kondisi yang terdapat dilingkungan sekitarnya. Lindner dkk. (Duckworth dkk., 2019) kemampuan individu yang digunakan untuk mengatur perasaan, pikiran, serta tindakan pada dirinya yang tidak sesuai denga tujuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri merupakan suatu aktivitas pengendalian tingkah laku seseorang. Dimana kontrol diri kemampuan individu yang dapat menentukan serta mengarahkan perilakunya dan mengambil tindakan sesuai keadaan yang sedang dihadapin. Jadi kontrol diri merupakan mengendalikan dalam diri individu terkait dorongan-dorongan, baik dalam diri maupun dari luar diri individu.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontrol Diri

Menurut Bachri, (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal yang berperan terhadap kontrol diri adalah usia.

Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin baik kemampuan mengontrol diri seseorang.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal dimana lingkungan keluarga terutama orang tua menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. Bila orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anaknya sejak dini, dan orang tua tetap konsisten terhadap semua konsekuensi yang dilakukan anak bila ia menyimpang dari yang sudah ditetapkan, maka sikap kekonsistensian ini akan di internalisasi anak.

Tangney dkk. (dalam Zahraningsih, 2019) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kontrol diri, antara lain yaitu :

a. Emosi moral

Mendominasi emosi yang berpotensi relevan untuk mengendalikan diri. Rasa malu dan bersalah telah dikaitkan dengan hasil interpersonal dan pribadi.

b. Fitur kepribadian

Secara teoritis terkait dengan kecenderungan untuk mengendalikan diri. Kapasitas untuk mengendalikan diri jelas merupakan suatu

c. Perfeksionisme

Kecenderungan untuk berpegang teguh pada harapan yang tinggi dan tidak realistis standar. Individu yang memiliki perfeksionisme tinggi terkadang dapat mengerahkan kontrol diri yang cukup besar dalam mengerjakan kesempurnaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri, terbagi atas dua kelompok yaitu faktor internal yang mempengaruhi dari dalam diri dan faktor eksternal mempengaruhi lingkuan keluarga atau lingkungan sekitar, dan faktor emosi. Dan faktor lainya menurut Tangney, dkk (dalam Zahraningsih, 2019) yaitu emosi moral, fitur kepribadian, dan pereksionisme.

2.2.3 Aspek-Aspek Kontrol Diri

Menurut, Averill (dalam Ghufron & Risnawita, 2016) menyebut kontrol diri terdiri dari beberapa aspek yang meliputi:

a. Kontrol perilaku

Merupakan kesiapan tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung memengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan menyenangkan.

b. Kontrol kongnitif

Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menghubungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau mengu- rangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan

melakukan penilaian (appraisal).

c. Mengontrol keputusan

Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya.

Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi, baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.

Menurut Averil (dalam Thalib, 2017) aspek-aspek kontrol diri yaitu:

a. Mengontrol Perilaku (Behavioral control) Mengontrol perilaku adalah individu mampu untuk memperbaiki situasi yang tidak diinginkan. Mengontrol perilaku dibedakan menjadi:

1) Kemampuan mengatur pelaksanaan yaitu individu mampu mengatur diri dengan kemampuannya.

2) Kemampuan mengatur stimulus yaitu individu dapat mengetahui perilaku apa yang harus dilakukan ketika sesuatu yang tidak diharapkan.

b. Mengontrol Kognitif (Cognitif control) Mengontrol kognitif adalah kesanggupan untuk memproses suatu informasi yang tidak diharapkan agar mengurangi beban. Yang dibedakan menjadi komponen:

1) Kemampuan untuk memperoleh informasi yaitu informasi yang dimiliki individu mengenai suatu kejadian akan membuat individu mampu mengantisi peristiwa serta mempertimbangkannya.

2) Kemampuan melakukan penilaian yaitu individu berusaha

menilai suatu peristiwa dari segi postif secara subjektif.

c. Mengontrol keputusan (Decision control) Mengontrol keputusan ialah suatu kemampuan seseorang dalam memilih serta menentukan suatu tujuan yang diinginkan. Dan berfungsi apabila seseorang mempunyai kesempatan, kebebasan, dan berbagai cara dalam melakukan tindakan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan kontrol diri mengacu pada aspek-aspek yang mencakup kemampuan mengontrol perilaku, kemampuan mengontrol stimulus, kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian, kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian, dan kemampuan mengambil keputusan. dan aspek lainya yaitu: self-discipline, deliberate/nonimpulsive, healthy habits, work ethicyang, reliability.

2.2.4 Ciri-Ciri Kontrol Diri

Menurut Lague dan Farzano (dalam Aroma, 2012) ciri-ciri seseorang yang memiliki kontrol diri yang baik sebagai berikut:

a. Tekun dan tetap bertahan dengan tugas yang harus dikerjakan, walaupun menghadapin banyak hambatan.

b. Dapat mengubah perilaku menyesuaikan dengan aturan dan norma yang berlaku dimanapun berada.

c. Tidak menunjukan perilaku yang emosional atau meledak-meledak.

d. Bersifat toleran atau dapat menyesuikan diri terhadap situasi yang tidak dikehendakin.

Sedangkan menurut Thompson (dalam Siregar, 2018) ciri-ciri orang yang

memiliki kemampuan kontrol diri antara lain:

a. Mampu untuk mengontrol perilaku atau tingkah laku impulsif yang ditandai dengan kemampuan menghadapi stimulus yang tidak diingkan dengan mencegah stimulus, kemampuan membuat perencanaan dalam hidup, kemampuan mengatasi frustasi dan emosi serta kemampuan untuk menentukan siapa yang mengendalikan perilaku, dalam hal ini jika individu tidak mampu mengontrol dirinya sendiri, maka individu menggunakan faktor eksternal.

b. Mampu menunda kepuasan dengan segera yang tujuannya ialah untuk keberhasilan mengatur perilaku dalam mencapai sesuatu yang lebih berharga atau diterima masyarakat.

c. Mampu mengatasi peristiwa yaitu melalui berbagai pertimbangan secara objektif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kontrol diri meliputi: Mampu mengontrol perilaku, mampu menunda kepuasan, mampu mengatasi peristiwa, tekun dan tetap bertahan,mengubah perilaku dengan aturan, tidak menunjukan perilaku meledak-ledak, bersifat toleranan.

Dokumen terkait