• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Metode Gravity

2.3.6 Koreksi Gravitasi

Pembacaan gravitasi umumnya dipengaruhi oleh lima faktor yang terdapat dalam sub bab 2.7.4, oleh karena itu kita harus melakukan koreksi untuk

mengurangi pembacaan gravitasi ke nilai-nilai yang akan mereka miliki pada permukaan datum ekuipotensial seperti geoid (model bumi yang mendekati sesungguhnya) (Telford, 2004).

1. Koreksi Tidal (Tidal Correction)

Penarikan massa bumi, bulan dan matahari dalam peredarannya mempengaruhi percepatan gravitasi bumi. Besarnya pengaruh pasang surut berkisar antara –0,10 sampai 0,15 mGal. Nilai maksimum akan tercapai bila posisi bumi, bulan dan matahari dalam satu garis dan akan mencapai nilai minimum bila bulan, bumi, dan matahari dalam satu garis (Longman, 1959).

Bulan dan matahari memiliki pengaruh yang paling besar dibanding benda- benda langit lainnya karena faktor massa dan jaraknya dari bumi, sehingga benda langit lainnya dapat diabaikan. Untuk menghilangkan perubahan nilai gravitasi akibat pengaruh benda-benda langit khususnya matahari dan bulan.

Maka data hasil pengukuran dikenakan koreksi pasang surut bumi dengan rumusan di bawah ini (Longman, 1959) :

𝑇𝑑𝑐 = 3π‘¦π‘Ÿ

2 {2𝑀

3𝑑2(𝑠𝑖𝑛2𝑝 βˆ’ 1) +π‘€π‘Ÿ

𝑑4(5π‘π‘œπ‘ 3𝑝 βˆ’ 1π‘π‘œπ‘ π‘) +

2𝑠

3𝐷3(3π‘π‘œπ‘ 2π‘ž βˆ’ 1)} (2.3) Dimana :

p = sudut zenith bulan q = sudut zenith matahari M = massa bulan

S = massa matahari

d = jarak antara pusat bumi dan bulan D = jarak antara pusat bumi dan matahari

Ξ³ = konstanta Gravitasi Newton r = jarak pengukuran dari pusat bumi 2. Koreksi Drift

Karena sering terjadi goncangan pada saat pengukuran (transportasi), mengakibatkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat (pada alat gravitymeter tidak diklem sehingga pegas tetap bekerja). Keadaan ini disebut drift (apungan) yang besarnya sebagai fungsi waktu. Koreksi ini dilakukan dengan cara membuat lintasan tertutup pada titik-titik pengukuran (loop tertutup), yaitu dengan cara melakukan pengukuran ulang pada stasiun awal (titik ikat pada tiap loop). Besarnya koreksi drift adalah (Surnaryo, 1997) :

𝐷𝑛 = {π‘”π‘βˆ’π‘”π‘Ž

π‘‘π‘βˆ’π‘‘π‘Ž (π‘‘π‘›βˆ’ π‘‘π‘Ž)} (2.4) Dimana :

Dn = Koreksi drift pada waktu pembacaan titik ikat π‘”π‘Ž = Pembacaan gravitymeter di titik awal

𝑔𝑏 = Pembacaan gravitymeter di titik akhir π‘‘π‘Ž = Waktu pembacaan di titik awal 𝑑𝑏 = Waktu pembacaan di titk akhir

𝑑𝑛 = Waktu pembacaan di titik pengamatan 3. Koreksi Gravity Normal ((𝑔𝑛)

Karena bumi yang berotasi dan ellipsoid (permukaan yang tertutup berupa analog tiga dimensi dari elips), menyebabkan jari-jari bumi bervariasi untuk lintang yang berbeda. Percepatan sentrifugal menyebabkan rotasi bumi maksimum di katulistiwa dan nol di kutub, hal ini berlawanan dengan percepatan gravitasi yang lebih besar di kutub dibandingkan di katulistiwa.

Kiranya perlu dibuat suatu bentuk perumusan𝑔0sebagai fungsi kedudukan lintang, yang kemudian biasa di sebut gravitasi teoritis atau koreksi gravitasi normal (𝑔𝑛 (ΞΈ)). Selama beberapa tahun perumusan harga gravitasi normal mengalami perbaikan. Perumusan menurut Geodetic Reference System yang mengacu pada bentuk bumi secara teoritis adalah sebagai berikut (Blakely, 1995):

a. Rumusan IGF (International Gravity Formulae) pertama yang diterima secara internasional pada tahun 1930.

𝑔𝑛 = 9,78049 (1 + 0,0052884𝑠𝑖𝑛2 βˆ’ 0,0000059 𝑠𝑖𝑛22 (2.5)

pada rumusan ini telah ditemukan error sekitar 13 mgal\ ls, kemudian dengan bantuan satelit yang lebih maju rumusan yang lebih baik ditemukan.

b. Di tahun 1967 Geodetic Reference System menentukan rumusan IGF 𝑔𝑛 = 9,78031846(1 + 0,0053024 𝑠𝑖𝑛2 βˆ’ 0,0000058 𝑠𝑖𝑛22) (2.6)

c. International association of Geodessy mengembangkan Geodetic Reference System 1980, yang menuntun pada World Geodetic System 1984 (WGS84) dalam rumusan yang lebih sempurna.

𝑔𝑛 = 9,7803267714( 1+0,0019385138639 𝑠𝑖𝑛2

√1βˆ’0,00669437999013 𝑠𝑖𝑛2) (2.7) 4. Koreksi Udara Bebas (Feer Air)

Untuk hasil pengukuran gravitasi di laut dapat langsung dibandingkan dengan nilai gravitasi normal (gn) karena bidang geoid bersesuaian dengan permukaan laut. Pengukuran gravitasi di daratan harus dikenakan koreksi akibat ketinggian tempat yang berada di bawah atau di atas permukaan laut (Blakely, 1995).

Koreksi udara bebas didasari kenyataan bahwa gravitasi bumi secara

keseluruhan dapat dianggap sama seandainya massa terkonsentrasi di pusatnya.

Jika ketinggian gravitymeter dirubah, maka jarak dari pusat bumi berubah dengan nilai yang sama besar (Dobrin, 1960).

Jika jarak dari permukaan sferoid ke pusat bumi adalah r dan ketinggian pengukuran gravitasi di titik amat dari bidang sferoid adalah h (dimana h<<r) jika g(r) mewakili gravitasi pada bidang geoid atau gravitasi normal, maka percepatan gravitasi di titik pengamatan mengikuti deret taylor (Blakely, 1995):

𝑔(π‘Ÿ + β„Ž) = 𝑔(π‘Ÿ) + β„Ž πœ•

πœ•π‘Ÿπ‘”(π‘Ÿ) +β„Ž2

2

πœ•2

πœ•π‘Ÿ2+ β‹― (2.8) Dengan mengabaikan faktor yang berorder tinggi di dapat (Blakely, 1995:)

𝑔(π‘Ÿ) = 𝑔(π‘Ÿ + β„Ž) βˆ’ β„Ž πœ•

πœ•π‘Ÿπ‘”(π‘Ÿ) (2.9)

Apabila percepatan gravitasi di permukaan bumi 𝑔(π‘Ÿ) = βˆ’π›Ύπ‘€/π‘Ÿ2 maka koreksi udara bebas (Blakely, 1995):

π‘”π‘“π‘Ž= βˆ’0,3086 π‘₯ 10βˆ’5β„Ž (2.10) Dimana h adalah ketinggian di atas permukaan laut. Persamaan (2.11) sesuai dengan satuan SI (π‘”π‘“π‘Ž dalam m.seπ‘βˆ’2, h dalam m) dan satuan CGS (π‘”π‘“π‘Ž dalam gal,h dalam cm) karena π‘”π‘“π‘Ž/h satuannya seπ‘βˆ’2. (B Harga koreksi udara bebas ditambahkan jika titik amat berada di atas bidang datum dan dikurangkan jika berada di bawah bidang datum (Blakely, 1995).

5. Koreksi Bouguer (Bouguer Correction)

Koreksi Bouguer memperhitungkan massa batuan yang terdapat di antara stasiun pengukuran dengan bidang geoid. Koreksi ini dilakukan dengan menghitung tarikan gravitasi yang disebabkan oleh batuan berupa slab dengan ketebalan H dan densitas rata-rata ρ (Telford, 2004).

Koreksi ini dihitung dengan persamaan (Telford, 2004):

βˆ†π‘”π‘ = 2πœ‹π›ΎπœŒ (2.11)

Dimana : πœ‹ = 3,14

𝐺 = 6,67 Γ— 10βˆ’11 π‘š3π‘˜π‘”βˆ’1π‘‘π‘’π‘‘βˆ’3

𝜌 π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š π‘”π‘Ÿ

π‘π‘š3; π‘‘π‘Žπ‘› β„Ž π‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘š π‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ, maka (Telford, 2004):

𝑔𝐡= 0.04192πœŒβ„Ž π‘šπΊπ‘Žπ‘™ (2.12) Tanda koreksi Bouguer berbanding terbalik dengan koreksi udara bebas.

Pada koreksi Bouguer, jika titik pengukuran berada di atas bidang geoid, maka koreksi akan dikurangi. Hal ini dikarenakan kandungan massa di atas bidang geoid membuat nilai g titik pengukuran lebih besar dari nilai g pada bidang geoid, sehingga untuk menarik titik pengukuran ke bidang geoid koreksi harus dikurang. Dan juga sebaliknya, jika titik pengukuran berada di bawah bidang geoid, koreksi akan ditambah (Telford, 2004).

6. Koreksi Medan

Koreksi medan atau topografi dilakukan untuk mengoreksi adanya pengaruh penyebaran massa yang tidak teratur di sekitar titik pengukuran. Dalam koreksi Bouguer diasumsikan bahwa titik pengukuran di lapangan berada pada suatu bidang datar yang sangat luas. Sedangkan di lapangan memiliki topografi yang berundulasi seperti adanya lembah dan gunung. Maka jika hanya dilakukan koreksi bouguer saja hasilnya akan kurang sempurna (Telford, 2004).

Jika stasiun pengukuran berada dekat dengan gunung, maka akan terdapat gaya ke atas yang menarik pegas pada gravimeter, sehingga akan mengurangi nilai pembacaan gravitasi (Telford, 2004).

Sementara jika stasiun pengukuran berada dekat dengan lembah, maka akan ada gaya ke bawah yang hilang sehingga pegas pada gravimeter tertarik ke atas.

Hal ini akan mengurangi pembacaan nilai gravitasi (Telford, 2004).

Dengan demikian pada kedua kondisi tersebut, koreksi medan ditambahkan kepada nilai gravitasi. Cara perhitungan koreksi topografi dapat dilakukan dengan menggunakan Hammer Chart yang dikembangkan oleh Sigmund Hammer. Hammer Chart membagi area ke dalam beberapa zona dan kompartemen (segmen) (Telford, 2004).

Menurut Reynolds (1997), besarnya koreksi topografi dengan menggunakan pendekatan cincin silinder dituliskan dalam persamaan (Telford, 2004):

𝑇𝐢 = (2πœ‹πœŒπΊ

𝑁 [π‘Ÿ2βˆ’ π‘Ÿ1+ βˆšπ‘Ÿ12+ 𝑧2βˆ’ βˆšπ‘Ÿ22+ 𝑧2]) π‘šπΊπ‘Žπ‘™ (2.13) Dimana :

N = jumlah kompartemen pada zona yang digunakan π‘Ÿ2 = radius luar (m) dan π‘Ÿ1 = radius dalam (m)

z = perbedaan ketinggian rata-rata kompartemen dan titik pengukuran

Sehingga besar nilai koreksi medan pada setiap stasiun pengukuran gaya berat adalah total dari koreksi medan (TC) sektor-sektor dalam satu stasiun pengukuran tersebut (Telford, 2004). Koreksi Bouguer (Bouguer Correction).

7. Anomali Bouger Lengkap

Setelah melakukan proses koreksi data di atas, maka akan didapatkan nilai yang disebut Anomali Bouger (Bouger Anomaly). Anomali Bouger adalah

anomali yang disebabkan oleh variasi densitas secara lateral pada batuan di kerak bumi yang telah berada pada bidang referensi yaitu bidang geoid.

Persamaan untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer (𝑔𝐴𝐡) adalah (Telford, 2004):

π‘”π‘œπ‘π‘  = π‘”π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘βˆ’ π‘”π‘‘π‘–π‘‘π‘’βˆ’ π‘”π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘“π‘‘ (2.14) 𝑔𝐴𝐡 = π‘”π‘œπ‘π‘ βˆ’ π‘”βˆ…+ π‘”πΉπ΄βˆ’ 𝑔𝐡+ 𝑇𝐢 (2.15) Dimana:

π‘”π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘‘= nilai pembacaan gravitasi di lapangan 𝑔𝑑𝑖𝑑𝑒= koreksi pasang surut

π‘”π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘“π‘‘= koreksi apungan π‘”βˆ…= koreksi lintang 𝑔𝐹𝐴= koreksi udara bebas 𝑔𝐡= koreksi Bouguer

Nilai anomali Bouguer di atas sering disebut sebagai Complete Bouguer Anomaly (CBA). Sedangkan anomali Bouguer yang didapatkan tanpa memasukkan koreksi medan ke dalam perhitungan disebut Simple BouguerAnomaly (SBA). Sementara nilai lain yang biasa digunakan untuk survei daerah laut adalah Free Air Anomaly (FAA). FAA adalah nilai anomali Bouguer yang tidak memperhitungkan efek massa batuan sehingga tidak memasukkan koreksi Bouguer ke dalam perhitungan (Telford, 2004).

Anomali Bouguer merupakan suatu pemaparan dari gravitasi yang paling umum untuk memperkirakan gambaran kondisi bawah permukaan berdasarkan

kontras rapat massa batuan dan nilai anomali yang diperoleh adalah nilai anomali pada ketinggian. Data dari pengukuran gaya berat yang telah dikoreksi dari pasang surut, drift, dan diikat terhadap nilai G ikat (977976.38 mGal) dan menghasilkan nilai G absolut. Pada data G Absolute ini dilakukan koreksi lintang (𝐺𝑛), koreksi udara bebas (FAC), koreksi bouger (BC), dan koreksi terrain (TC) sehingga dapat diperoleh nilai anomali bouger lengkap (CBA) dalam satuan mGal, sesuai dengan persamaan berikut (Surnaryo, 1997) :

𝐢𝐡𝐴 = πΊπ‘Žπ‘π‘ βˆ’ 𝐺𝑛+ 𝐹𝐴𝑐 βˆ’ 𝐡𝑐+ 𝑇𝑐 (2.16) Dengan:

CBA : Anomali Bouger

πΊπ‘Žπ‘π‘  : Nilai gravitasi pengamatan 𝐺𝑛 : Nilai gravitasi normal 𝐹𝐴𝑐 : Koreksi udara bebas

𝐡𝑐 : Koreksi Bouger 𝑇𝑐 : Koreksi terrain

Dokumen terkait