• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkup Perlindungan Merek

Dalam dokumen Digital Repository Universitas Jember (Halaman 56-59)

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak

3.1.1 Lingkup Perlindungan Merek

Merek sebagai salah satu kekayaan intelektual berfungsi sebagai tanda pengenal atau daya pembeda dari merek lainnya. Merek sangat penting dalam dunia perdagangan barang ataupun jasa, dapat dikatakan bahwa merek merupakan aset bagi pemilik merek yang bersangkutan, terutama apabila didayagunakan dengan memperhatikan aspek bisnis dan proses manajemen yang baik. Karena pentingnya nilai dari suatu merek bagi pemilik merek yang bersangkutan maka diperlukan perlindungan hukum bagi pemilik merek tersebut dari setiap tindakan yang dilakukan oleh pihak lain yang dapat mendatangkan kerugian bagi pemilik merek tersebut. Perlindungan hukum terhadap merek telah diatur di dalam ketentuan hukum internasional seperti Konvensi Paris, TRIPs, dan Peraturan Perundang-Undagan Negara Republik Indonesia.

World Trade Organization (WTO) adalah kerangka sebagai kesepakatan internasional dan dijadikan sebagai acuan dalam setiap tin-dakan para pelaku bisnis dan kebijakan pe-merintah yang berkaitan dengan perlindungan KI dan penanaman modal asing disamping hal-hal yang berkaitan dengan transakasi per- dagangan internasional.44 Pembentukan WTO (World Trade Organi-zation) merupakan salah satu wujud lembaga ekonomi yang dibentuk untuk menanganai ekonomi global yang sarat dengan standar-standar regional maupun internasional.

Demikian pula dengan ketentuan GATT yang diatur dalam Agreement on Trade Related Aspect of Intellecual of Property Right (TRIPs), merupakan suatu rambu yang harus disikapi dengan baik oleh para pengusaha di Indonesia. Untuk melaksanakan persetujuan TRIPs tersebut dan sekaligus membangun hukum nasional di bidang KI, Indonesia telah mempersiapkan peraturan-peratuaran di bidang KI. Salah satu diantara perangkat hukum isi bidang KI Indonesia yang

44H. OK. Saidin, 2004, Op.Cit., hlm. 329

disesuaikan dengan TRIPs adalah Merek diatur dalam UU No. 15 Tahun 2001, merevisi UU No. 14 Tahun 1997.

Menurut Pasal 1 UU No. 15 Tahun 2001, merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-umsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.Berdasarkan ketentuan diatas, terlihat jelas bahwa fungsi utama merek adalah untuk membedakan barang atau jasa produksi per-usahaan lain yang sejenis.45 Merek dapat dibedakan menjadi merek dagang dan merek jasa. Merek jasa dalam usaha kulinar memiliki nilai yang sangat penting bagi pemilik merek yang bersangkutan karena konsumen tidak hanya mengenalinya dari merek yang terpajang di luar restoran tersebut, namun juga ciri khas masakan yang disajikan.

Dalam sudaut pandang produsen, merek digunakan sebagai jaminan nilai hasil produksinya, khususnya mengenai kualitas kemudian pemakainya. Dari sisi konsumen, merek diperlukan untuk melakukan pilihan barang yang akan dibeli.

Bahkan terkadang penggunaan merek tertentu bagi seorang konsumen dapat menimbulkan penilaian tertentu pula. Oleh karena itu, suatu produk apakah produk itu baik atau tidak tentu akan memiliki merek. Bahkan tidak mustahil merek yang telah dikenal luas oleh konsumen karena mutu dan harganya akan selalu diikuti, ditiru, dibajak bahkan mungkin dipalsukan oleh pihak lain.

Untuk menjadikan suatu merek menjadi terkenal yang mampu mewujudkan jaminan kualitas atau reputasi suatu produk tertentu tidak mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karennya ada pihak-pihak yang juga memerlukan perlindungan hukum hak atas merek yaitu kepentingan umum dan kepentingan produsen atau para pedagang lainnya yang saling bersaing.

Kepentingan Umum untuk memajukan perdagangan yang jujur di pasar serta untuk mencegah timbulnya praktek-praktek tidak jujur dan bertentangan dengan norma-norma kepatuhan dan perdagangan. Kepentingan para produsen atau para pedagang lain yang saling bersaing, untuk bebas memasarkan barang-barangnya

45H. OK. Saidin, 2004, Op.Cit, hlm. 343.

dengan memakai tanda-tanda umum yang dapat dipakai oleh siap saja, dan yang seharusnya tidak boleh dimonopoli oleh siapapun, sehingga tidak merugikan kebebasan mereka untuk menjual barang-barangnya dalam persaingan yang jujur dan sah.

Lingkup perlindungan hukum yang diberikan kepada pemilik merek meliputi penggunaan atau ekspolitasi merek yang menurut M. Yahya Harahap mencakup 46:

1. Melindungi penggunaan hak ekslusif merek, meliputi:

a. Mempergunakan tanda merek sebagai logo, label atau gambar dalam surat menyurat, pada barang atau jasa, pada kemasan (packaging) dalam advertensi atau promosi.

b. Menikmati secara ekslusif manifestasi yang lahir dari merek, meliputi goodwil atau well-known, reputasi tinggi (high reputation), indikasi sumber asal/ geografis, sentuhan keakraban (familiar attachment).

2. Melindungi hak ekslusif mempergunakan merek sebagi alat ekspolitasi memperoleh keuntungan dalam perdagangan meliputi:

a. Memasarkan barang atau jasa dalam perdagangan nasional, reginal dan global,

b. Menyimpan barang yang dilindungi merek, asal tidak bertentangan dengn ketentuan monopoli dan spekulasi untuk menaikkan harga. Mensuplai barang dan mengekspor barang.

c. Melindungi hak memperluas wilayah dan segmen pemasaran, sesuai dengan sistem pasar atau perdagangan bebas dan dlakukan sesuai dengan prinsip persaingan bebas, jujur dan sehat.

d. Melindungi pengalihan atau transfer merek dalam bentuk (1) Transfer berdasarkan titel umum sesuai dengan

ketenuan hukum waris,

(2) Transfer dalam segala bentuk tarnsaksi yang dibenarkan oleh undang-undang (menjual, menggunakan, menghibahkan),

46Gunawan Suryomurcitro, Hak atas Merek dan Perlindungan Hukum terhadap Persaingan Curang, Makalah dalam rangka Forum Diskusi tentang Merek di Jakarta tanggal 10 Desember 1992. Diakses melalui http://asma1981.blogspot.co.id/2012/09/perbedaan-sistem- deklaratif-dan-sistem.html tanggal 2 Januari 2015 pukul 15.30 WIB.

(3) Dalam bentuk lisensi, memberi ijin kepada orang lain atau badan hukum untuk menggunakannya.

Lingkup perlindungan merek yang dijelaskan tersebut merupakan pembagian lingkup perlindungan bagi pemegang hak merek terdaftar dalam hal penggunaan maupun dalam hal ekspolitasi merek yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk memahami proses pengunaan hak merek dan bentuk-bentuk lingkup perlindungan hukum yang dimiliki pemilik merek terdaftar. Lingkup perlindungan tersebut diberikan sebagai bentuk upaya perlindungan yang dilakukan oleh negara terhadap hak-hak yang dimiliki oleh setiap warga negara khususnya dalam lingkup perlindungan hak atas merek.

Dalam dokumen Digital Repository Universitas Jember (Halaman 56-59)