• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang akan dijadikan sebagai lapangan penelitian atau tempat dimana penelitian tersebut hendak dilakukan.

Wilayah penelitian biasanya berisi tentang lokasi (Desa, Organisasi, peristiwa, teks dan sebagainya).54

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember berkedudukan di Dusun Jatiagung, Desa Gumukmas, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember Kode Pos 65168, Telepon 0336- 323659. Adapun alasan lokasi ini didasarkan karena sekolah ini pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan metode Probing Prompting (PrPr).

Tidak semua Sekolah Menengah Kejuruan pembelajaran Pendidikan Agama Islam Menggunakan metode unik yaitu metode Probing Prompting (PrPr), biasanya metode yang sering diterapkan adalah metode ceramah dan metode diskusi. Hal itu merupakan sesuatu yang harus dilakukan penelitian oleh peneliti.

53 Anggito & Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, 11.

54 Tim Penyusun, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2020), 49.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian disini adalah informan yang dapat memberikan informasi terkait data yang akan dicari. Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan dengan teknik Purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.55 Dengan demikian subyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang dianggap bersangkutan dan memahami tentang tujuan yang dimaksud oleh peneliti.

Adapun subyek yang akan dipilih dalam penelitian ini yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting. Dalam hal ini peneliti memilih subyek penelitian sebagai berikut:

1. Guru pembelajaran Pendidikan Agama Islam yakni Ibu Fais

2. Peserta didik kelas XI yakni Ravi Abidan Rosyidi, Mei Yunita Dewi, Eva Nuraini, Rosi Dwi Maulana dan Revi Kurnilasari.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam suatu penelitian, karena tujuan utamanya adalah mendapatkan data.56 Teknik pengumpulan data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

55 Sugiyono, 216.

56 Sugiyono, 224.

1. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.57 Dalam teknik observasi ini peneliti melakukan pengamatan dengan cara mengamati kegiatan-kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan oleh guru dan peserta didik, terutama yang berkenan dengan pelaksanaan strategi dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non-partisipan, dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.58 Pada penelitian ini, observasi lapangan dilakukan oleh peneliti dengan cara melihat langsung ke lokasi yang telah dipilih oleh peneliti yaitu Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember. Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang obyek penelitian.

Adapun data yang ingin diperoleh melalui teknik ini adalah Proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember.

Adapun alat yang digunakan untuk melakukan observasi di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember adalah:

a. Camera/HP b. Buku catatan

57 Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2016), 87.

58 Sugiyono, 146.

c. Pedoman observasi 2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang mendalam.59

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstruktur, dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat, dan ide- idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 60

Dalam hal ini peneliti membuat instrumen sebagai pedoman dalam melakukan wawancara, akan tetapi pelaksanaan wawancara tidak terikat oleh pedoman dan lebih bersifat bebas sehingga informan bisa memberikan pendapat dan ide-idenya secara lebih terbuka. Adapun data yang ingin diperoleh dari kegiatan wawancara ini adalah:

a. Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember.

59 Sugiyono, 231.

60 Sugiyono, 233.

b. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Metode Probing Prompting kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember.

Adapun alat yang digunakan untuk melakukan wawancara di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember adalah:

a. Camera/HP

b. Pedoman wawancara 3. Studi Dokumen

Studi dokumen merupakan pelengkap dari metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental. Hasil penelitian dari observasi dan wawancara dapat dipercaya apabila didukung dengan dokumen. Karena data tersebut diperkuat oleh sejarah pribadi kehidupannya dan juga didukung oleh foto- foto atau karya tulis yang telah ada.61

Studi dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data yang diambil dari dokumen.

Adapun data yang ingin diperoleh dari studi dokumen ini adalah:

a. Profil Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember

61 Sugiyono, 240.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendidikan Agama Islam kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.62

Penelitian ini mengguanakan teknik analisis data interteraktif yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana yaitu bahwa kegiatan dalam teknik analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus samapai tuntas.

Adapun aktifitas yang dilakukan dalam analisis data menurut Miles, Huberman dan Saldana didalama nalisis data kualitatif itu terdapat alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu:

1 Kondensasi Data (Data Consendation)

Kondensasi data merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraki, dan mengubah catatan lapangan, treanskip wawancara, dokumen dan temuan empirik lainnya. Letak perbedaan antara

62 Sugiyono, 244-245.

reduksi data dengan kondesnsasi data adalah terletak pada cara penyederhanaan datanya. Reduksi cenderung memilih sedangkan kondensasi menyesuaikan seluruh data yang dijaring tanpa harus memilih (mengurangi) data.

2 Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan pengorganisasian, penyatuan dari informasi yang memungkinkan untuk penyimpulan dan aksi. Penyajian data ini dapat membantu untuk memahami apa yang terjadi dan dapat pula melakukan sesuatu, termasuk analisis jyang lebih mendalam atau mengambil suatu aksi berdasarkan pemahaman tertentu.

3 Penarikan Kesimpulan (Conclusions Drawing)

Penarikan kesimpulan yaitu kegiatan analisis yang penting untuk menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan data tidak akan muncul sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada banyaknya kumpulan dari catatan yang dilakukan di lapangan, pengkodeannya, penyimpanannya dan metode pencari ulang serta kecakapan peneliti.63

F. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah usaha meningkatkan drajat kepercayaan data.

Pemeriksaan terhadap keabsahan data dilakukan agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi.64 Dalam hal pemeriksaan terhadap keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagaii cara dan

63 Matthew B. Miles, A. Micheal Huberman, Johnny Saldana, Qualitatif Data Analysis: A Methods Sourcebook (California: SAGE Publications, 2014), 31.

64 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 320.

berbagai waktu. Dalam penelitisn ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.65 Triangulasi sumber ini dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara b. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi

c. Membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.66

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi.67

65 Sugiyono, 274.

66 Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &

Studi Kasus (Sukabumi: CV Jejak, 2017), 94.

67 Sugiyono, 274.

Adapun alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik yaitu untuk menguji valid tidaknya data dengan cara mengetahuinya dari berbagai sumber dan berbagai teknik/ cara.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, dan sampai pada penelitian laporan.68 Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang akan peneliti lakukan, yaitu:69

1. Tahap Pra Lapangan (Persiapan)

Tahap pra lapangan adalah tahap dimana ditetapkan apa saja yang harus dilakukan sebelum seorang peneliti masuk lapangan obyek studi.

Tahap-tahap pra lapangan diantaranya sebagai berikut:

a. Menyusun rancangan penelitian b. Memilih lapangan penelitian c. Mengurus perizinan

d. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan e. Memilih dan memanfaatkan informan f. Menyiapkan perlengkapan penelitian g. Persiapan etika penelitian

Tahap pra lapangan dilakukan peneliti sejak Senin, 22 Februari 2021 sampai Senin, 15 Maret 2021.

68 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 50.

69 Mundir, Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 77- 78

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra lapangan dianggap cukup maka peneliti bersiap- siap untuk masuk ke lokasi penelitian dengan membawa perbekalan yang disiapkan sebelumnya. Ada beberapa tahap-tahap pekerjaan di lapangan diantaranya sebagai berikut:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri b. Memasuki lapangan penelitian

c. Mengumpulkan data

d. Menyempurnakan data yang belum lengkap

Tahap pra lapangan dilakukan peneliti sejak Senin, 22 Maret 2021 sampai Senin, 19 April 2021.

3. Tahap Analisis Data

Tahap Analisis Data Tahapan akhir dari prosedur penelitian. Setelah semua data terkumpul, peneliti menganalisis keseluruhan data yang diperoleh. Ada beberapa tahap-tahap analisis data diantaranya sebagai berikut:

a. Menganalisis data yang diperoleh b. Mengurus perizinan selesai penelitian c. Menyajikan data dalam bentuk laporan d. Merevisi laporan yang telah disempurnakan

Tahap pra lapangan dilakukan peneliti sejak Sabtu, 17 April 2021 sampai Sabtu, 03 Juni 2021

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Objek Penelitian 1. Profil Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember berkedudukan di Dusun Jatiagung, Desa Gumukmas, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember Kode Pos 65168, Telepon 0336-323659.

Berada dalam lingkungan Pondok Pesantren “NGASHOR” Jatiagung Desa Gumukmas, Kecamatan Gumukmas. Terletak lebih kurang 45 km arah selatan dari pusat kota kabupaten Jember. MINQU adalah singkatan dari Min Qothrotul Ulum yang berarti dari setetes ilmu.

Berdirinya Sekolah Menengah Kejuruan MIN Qothrotul Ulum Gumukmas Jember berawal dari tekad K.H Nur Musthofa Hasyim Pengasuh Ponpes Ngashor yang lebih populer dengan sebutan Gus Mus sejak beberapa tahun yang lalu dan baru terealisasi sekarang pada tahun 2012. Berdirinya SMK ini bukan hanya untuk meningkatkan mutu serta kualitas sumber daya manusia, disamping juga memasukkan nilai-nilai agama sebagai bekal dalam meniti kehidupan yang lebih lRanjut sebab arus globalisasi saat ini bila tidak diimbangi dengan penanman nilai gama dapat merusak moral bangsa terutama generasi muda. Maka melalui SMK pun dapat dijadikan media untuk berdakwah dan amar ma‟ruf nahi munkar.70

70 Dokumentasi Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas, 12 April 2021

2. Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember

Adapun visi Sekolah Menengah Kujuruan Minqothrotul Ulum Gumukmas Jember yaitu: Terciptanya insan mandiri, kretif, berakhlaqul karimah berdasarkan ahlussunnah waljamaah.

Adapun misi Sekolah Menengah Kejuruan MIN Qothrotul Ulum Gumukmas Jember yaitu:

a. Memberikan bekal Life Skill kepada seluruh siswa

b. Memberikan bekal kompetensi yang dapat diterapkan sebagai usaha mandiri

c. Memberikan bimbingan peluang usaha diberbagai bidang pekerjaan d. Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Proses

Belajar Mengajar (PBM) dan administrasi sekolah e. Mendorong terciptanya budaya mutu

f. Menghasilkan produk unggulan.71 B. Penyajian Data dan Analisis

Setiap penelitian haruslah disertai dengan penyajian data. Penyajian data dilakukan setelah data terkumpul, dengan penyajian data kita dapat memahami apa yang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan, sebab dari data inilah yang akan dianalisis. Sebagaimana yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya bahwasanya peneliti menggunakan teknik

71 Dokumentasi Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas, 12 April 2021

wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang kemudian disajikan dengan mengumpulkan data dari ketiga teknik tersebut.

Berikut akan dipaparkan hasil penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti terkait dengan hasil wawancara dan observasi dapat disajikan data-data tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Metode Probing Prompting kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember sebagai berikut:

1. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui Metode Probing Prompting Kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas Jember

Penerapan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui metode Probing Prompting menurut Ibu Fais selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMK MINQU Gumukmas adalah sebagai berikut:

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting memiliki tujuan: Pertama, mengetahui pentingnya menghormati orang tua dan guru secara aktif dan berfikir kritis.

Kedua, siswa menyebutkan dalil naqliserta hadits tentang orang tua dan guru. Ketiga, siswa bisa membangun pengetahuannya dengan mengaitkan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. Untuk materinya adalah Hormat Kepada Orang Tua dan Guru. dimana sub materinya yaitu hormat kepada orang tua dan guru, dalil-dalil naqli terkait hormat kepada orang tua, Hadits tentang menghormati orang tua dan guru, kaitan antara ketauhidan d alam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. Dan langkah-langkahnya: Pertama, saya memberikan mereka stimulus seperti meberikan gambar, materi sekilas atau mengamati kehidupan sehari-hari. Kedua, saya memberikan waktu kepada siswa untuk memmikirkan stimulus yang saya berikan dengan melakukan diskusi kecil terkait materi sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika kurang memahami materi yang saya berikan. Ketiga, jika ada yang bertanya, saya akan memberikan apresiasi tetapi jika tidak ada yang bertanya maka saya akan memberikan umpan balik kepada siswa dengan

memberikan pertanyaan sesuai tujuan pembelajaran untuk menguji sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang saya berikan.

Keempat¸saya menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan yang saya berikan. Kelima¸ketika siswa sudah menjawab pertanyaan yang saya berikan, kemudian saya meminta tanggapan siswa lain terkait jawaban temannya. Keenam, jika siswa kurang bisa menjawab pertanyaan yang saya berikan maka saya akan menuntun/

memancing agar mereka bisa menjawab pertanyaan yang saya berikan. Ketujuh, jika jawabannya benar/ mendekati benar maka saya akan mengajak siswa menyimpulkan jawaban dari pertanyaan tersebut.”72

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting yaitu: mengetahui pentingnya menghormati orang tua dan guru secara aktif dan berfikir kritis, siswa menyebutkan dalil naqli serta hadits tentang orang tua dan guru, dan siswa bisa membangun pengetahuannya dengan mengaitkan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

Adapun materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting adalah Hormat Kepada Orang Tua dan Guru.

dimana sub materinya yaitu hormat kepada orang tua dan guru, dalil-dalil naqli terkait hormat kepada orang tua, Hadits tentang menghormati orang tua dan guru, kaitan antara ketauhidan d alam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.

Langkah-langkah pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting yaitu: guru memberikan stimulus seperti gambar, materi sekilas atau mengamati kehidupan sehari-hari, guru

72 Siti Faizatun Nisa, Guru Pendidikan Agama Islam, diwawancara oleh peneliti, Gumukmas, 29 Maret 2021

memberi waktu agar siswa memahami stimulus yang diberikan atau melakukan diskusi kecil terkait materi sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi tersebut, kemudian mengapresiasi pertanyaan siswa kemudian guru memberikan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai tujuan pembelajaran, setelah itu guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan, kemudian meminta tanggapan siswa lain terkait jawaban siswa dan membantu siswa merumuskan jawaban jika jawabannya kurang tepat.

Mengenai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting juga diperkuat oleh Ravi Abidan Rosyidi, siswa kelas XI salah satu siswa dari Ibu Fais, yang mengatakan:

“Kalau memakai metode itu agar siswa aktif, bisa mengutarakan pendapatnya serta berkonsentrasi dalam pembelajaran”73

Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting adalah agar berkonsentrasi dalam pembelajaran, membuat siswa aktif sehingga bisa mengutarakan pendapatnya.

Pernyataan diatas dipertegas dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) poin C tentang tujuan pembelajaran, dimana disebutkan bahwa:

“Pertama, mengetahui pentingnya menghormati orang tua dan guru secara. Kedua, siswa menyebutkan dalil naqli serta hadits tentang

73 Ravi Abidan Rosyidi, Siswa kelas XI, diwawancara oleh peneliti, Gumukmas, 05 April 2021

orang tua dan guru. Ketiga siswa mencipta antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.” 74 Perihal materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting juga diperkuat oleh Rosi Dwi Maulana selaku siswa kelas XI, yang menyatakan:

“Biasanya Bu Fais kalau memakai metode Probing Prompting materinya bukan materi yang perlu dipraktekkan Mbak. Materinya bersifat memerlukan penalaran seperti menghormati dan mematuhi orang tua dan guru.dan guru juga memberikan materi hormat terhadap sesama”75

Hasil wawancara dengan salah satu siswa kelas XI SMK MINQU Gumukmas mengenai materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting biasanya materi yang disampaikan oleh guru adalah materi yang tidak memerlukan praktek dan bersifat penalaran contohnya seperti menghormati dan mematuhi orang tua dan guru dan menghormati terhadap sesama.

Pernyataan diatas juga dipertegas dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) poin E tentang materi pembelajaran yaitu:

“1) hormat kepada orang tua dan guru. 2) dalil-dalil naqli terkait hormat kepada orang tua. 3)Hadits tentang menghormati orang tua dan guru. 4) kaitan antara ketauhidan dalam beribadah dengan hormat dan patuh kepada orang tua dan guru.”76

Terkait langkah-langkah pembelajaran Pendidikan Agama Islam juga diperkuat oleh pernyataan Revi Kurnilasari selaku siswa kelas XI, yang menyatakan bahwa:

74 Dokumentasi, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMK MINQU Gumukmas, 16 April 2021

75 Rosi Dwi Maulana, Siswa kelas XI, diwawancara oleh peneliti, Gumukmas, 09 April 2021

76 Dokumentasi, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Manengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas, 16 April 2021

“Awalnya Bu Fais memberikan materi terkait pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ketika selesai menyampaikan materi, beliau menyuruh siswa bertanya jika ada yang kurang dipahami.

Kemudian, Bu Fais menjawab pertanyaan yang diberikan siswa.

Setelah itu, gantian beliau yang bertanya kepada siswa. Beliau menunjuk siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan yang beliau berikan.setelah siswa menjawab, beliau selalu bertanya kepada siswa lain mengenai jawaban yang diberikan oleh siswa. Beliau selalu memancing siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya.”77 Berdasarkan wawancara diatas dapat diketahui bahwa langkah- langkah pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui metode Probing Prompting adalah: guru memberikan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam, kemudian menyuruh siswa bertanya mengenai materi yang disampaikan dan menjawab pertanyaan dari siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada siswa, kemudian menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan dan siswa menjawab pertanyaan guru, guru meminta pendapat siswa lain mengenai jawaban dari siswa.

Hal tersebut dipertegas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Hormat Kepada Orang Tua dan Guru poin F adalah sebagai berikut

“Peserta didik memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru tentang materi Hormat Kepada Orang Tua dan Guru, 2) Peserta didik mengamati kehidupan sehari-hari yang tercermin dari materi tersebut, 3) Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum paham tentang Kepada Orang Tua dan Guru, 4) Guru mengapresiasi setiap pertanyaan yang muncul dari peserta didik, 5) Guru memberikan umpan balik dengan memberikan pertanyaan kepada peserta didik, 6) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merumuskan jawabannya, 7)Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk merumuskan jawabannya, 8)Guru meminta tanggapan kepada peserta didik lain untuk meyakinkan jawaban tersebut, 9)Guru membantu peserta didik merumuskan jawabnnya jika peserta didik mengalami kesulitan.”78

77 Revi Kurnilasari Siswa kelas XI, diwawancara oleh peneliti, Gumukmas, 09 April 2021

78 Dokumentasi, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Manengah Kejuruan Min Qothrotul Ulum Gumukmas, 16 April 2021

Dokumen terkait