Metode dan Contoh)
D. Metode Mengetahui Asbab al-Wurud
Adapun asbab al-wurud dari hadis di atas adalah pernah suatu ketika dalam sebuah peperangan umat Islam dengan kaum kafir, Rasulullah kesulitan membedakan antara mereka (umat Islam dan kaum kafir), mana yang teman dan mana yang lawan. Kemudian Rasulullah memerintahkan kepada pasukan umat Islam agar memakai tanda tertentu agar berbeda dengan musuh. Dan, yang masih mengguna- kan tanda yang sama dengan musuh akan kena panah kaum pasukan Islam (dianggap musuh karena sama tandanya).
Contoh:
Artinya: Harun bin Abdullah telah mengabarkan kepada kami dia berkata Abu Usamah berkata Al-Walid bin Katsir menceritakan, dia berkata telah menceritakan Muhammad bin Ka’ab al-Qardhi dari Abdullah bin abd al-Rahman bin Rafi’ dari abi Sa’id al-Khudri, dia berkata telah bersabda Rasulullah: “Bahwa beliau pernah ditanya oleh seseorang tentang perbuatan yang dilakukan Rasulullah: ‘Apakan tuan mengambil air wudhu dari sumur Budho’ah, yakni sumur yang dituangi darah, daging anjing dan barang-barang busuk?’ Jawab Rasulullah: Air itu suci, tidak ada sesuatu yang menjadikannya najis.”8 Asbab al-wurud dari hadis ini sudah jelas tampak pada hadis itu sendiri. Yaitu ketika Rasulullah Saw. ditanya oleh seseorang tentang perbuatan yang dilakukan Rasulullah.
2. Asbab al-wurud yang tidak terdapat pada hadisnya sendiri, namun terdapat pada hadis lain.
Contoh adalah hadis tentang niat dan hijrah berikut ini:
8Hadis ini menurut Syaikh al-Albani statusnya sahih. Lihat, Sunan al-Nasa’i, Juz I, No. 326; al-Musnad al-Jamaah, No. 4186, dalam Software al- Maktab al-Syamilah.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab, menceritakan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa’id dari Muhammad bin Ibrahim dari ‘Alqamah bin Waqqash dari Umar bin al-Khottab ia berkata, Rasulullah Saw. telah bersabda: Barang siapa yang hijrahnya karena untuk mendapatkan keduniaan atau perempuan yang bakal dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya kepada apa yang diniatkannya saja.”9
Asbab al-wurud dari hadis tersebut diatas tidak ter- dapat pada hadis itu sendiri, melainkan terdapat pada hadis yang lain, yaitu pada hadis yang ditakhrij oleh al-Thabarany yang bersanad tsiqah dari Ibnu Mas’ud berikut ini:
Artinya: Dari Ibn Mas’ud ra.: Konon pada jamaah kami terdapat seorang laki-laki yang melamar seorang perempuan yang bernama Ummu al-Qais. Tetapi perempuan itu menolak untuk dinikahinya,
9 Sahih Muslim, Juz 6, No. 5036; Sahih al-Bukhari, No. 54; Sunan Abi Dawud, No. 2203; Sunan al-Nasa’i, No. 3437; 3794; Sunan ibn Majah, No. 4227; Musnad bin Hanbal, No. 168, 300, dalam Software al-Maktab al- Syamilah.
kalau laki-laki pelamar tersebut enggan berhijarh ke Madinah. Maka ia lalu hijrah dan kemudian menikahinya. Kami namai laki-laki itu Muhajir Ummi Qais”10
Hadis dari Ibn Mas’ud ini adalah sesab (asbab) yang menjelaskan adanya atau turunya hadis tentang niat dan hijrah di atas. Bahwa seseorang itu akan memperolah apa yang diniatkannya. Jika hijrahnya karena untuk mendapatkan keduniaan atau perempuan yang akan dinikahinya semata (laki-laki yang melamar seorang perempaun bernama Ummu al-Qais), maka hijrahnya itu hanya kepada apa yang diniat- kannya saja.
3. Asbab al-wurud dapat dilihat pada aqwal sahabat atau informasi dari sahabat.
Contoh dalam hal ini dapat kita temui pada hadis berikut:
Artinya: Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya, menceritakan kepada kami Abdullah bin Wahb, menceritakan kepda saya Umar bin Muhammad sesungguhnya Saliman menceritaknnya dari Abbdullah bin Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw.telah ber- sabda: Si mayat akan di azab dengan sebab tangisan keluarga atasnya.11
10Fatkhul Bari’ Syarah al-bukhari, Juz 1; Fath al-Bari’, No. 1, dalam Software al-Maktab al-Syamilah.
11Sahih Muslim, No. 2195; Musnad Ahmad bin Hanbal, No. 334, 6182, 24347,; dalam Software al-Maktab al-Syamilah.
Adapun asbab al-wurud dari hadis ini terdapat pada penjelasan Aisyah, bahwa ketika jenazah orang Yahudi melewati Rasulullah, mereka menangisi jenazah tersebut.
Sehingga Rasulullah bersabda sebagaimana hadis tersebut di atas. Hal tersebut karena disebabkan pada tradisi orang Yahudi yang menangisi atau meratapi orang yang meninggal dengan berlebihan yang itu dalam Islam tidak diperboleh- kan. Ketika ada kerabatnya yang meninggal orang Yahudi memiliki tradisi meratapi dengan berlebihan, seperti men- cakar atau menampari wajah sendiri atau pun merobek- robek baju, sehingga menggambarkan ketidakrelaan dengan takdir kematian jenazah tersebut. Hal inilah yang dilarang oleh Rasulullah Saw. Namun tangisan atau ratapan yang wajar sebagai bentuk belasungkawa diperbolehkan dengan catatan tidak berlebihan.
4. Asbab al-wurud dengan melalui ijtihad.
Contoh hadis:
Artinya: Muhammad bin ‘abd al-Rahman al-Samiy telah mengabarkan kepada kami, ia berkata: menceritakan Ahmad bin Abdullah bin Yunus, berkata: Menceritakan Mubarak bin Fadholah, dari al-Hasan dari Abi Bakrah berkata, Rasulullah bersabda: Tidak akan sukses suatu kaum yang menyerahkan urusannya (untuk memimpin) mereka kepada perempuan.12
12 Sahih Ibn Hibban, No. 4516; Musnad Ahmad bin Hanbal, No.
20536, dalam Software Maktab al-Syamilah.
Asbab al-wurud dengan melalui ijtihad ini dilakukan apabila terdapat riwayat yang jelas mengenai asbab al- wurudnya. Yakni ijtihad ini dilakukan dengan cara melihat sejarah atau latar belakang hadis tersebut sehingga mampu menghubungkan antara makna yang terkandung dalam teks hadis dengan konteks munculnya hadis tersebut. Itu adalah perempaun di zaman Rasulullah, tentu berbeda jika dibandingkan dengan kondisi kaum perempuan di zaman sekarang yang semakin berpendidikan tinggi. Kaum perempaun tidak jarang mempunyai kepandaiannya jauh mengungguli kepandaian kaum pria, sehingga terkadang malah justru kaum peempuanlah yang layak untuk menjadi pemimpin. Semua haruslah dilihat konteksnya. Perempaun di zaman 1500 tahun yang lalu sangat jauh berbeda dengan perempuan di zaman kontemporer saat ini.