• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.3. Metode

3.3.1. Teknik penentuan informan

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Turner (2020) Ketika seorang peneliti ingin menargetkan seorang individu dengan kualitas yang menarik dalam penelitian, mereka menggunakan purposive sampling. Dalam hal ini peneliti memilih hanya satu informan yaitu pemilik CV Berkah Jaya itu sendiri yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan dikaji tentang analisis finansial serta mampu

memberikan informasi yang dapat dikembangkan untuk memperoleh data seperti biaya investasi dan lain sebagainya. Penggunaan responden hanya satu pun sudah pernah dijelaskan sebelumnya oleh Martha dan Kresno (2016) yang mengatakan bahwa Penelitian kualitatif tidak mengenal adanya jumlah sampel minimum (sample size). Umumnya penelitian kualitatif menggunakan jumlah sampel kecil.

Bahkan pada kasus tertentu menggunakan hanya 1 informan saja. Setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan jumlah informan yaitu

kecukupan dan kesesuaian.

3.3.2. Jenis dan sumber data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber datanya berasal dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara yang dilakukan dengan berbagai pihak terkait dalam topik penelitian sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur.

1.) Data primer berupa data volume penjualan perusahaan CV Berkah Jaya, biaya tetap, biaya variabel, biaya investasi, serta informasi yang berkaitan dengan aspek non finansial, seperti aspek pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek manajemen, aspek hukum, aspek sosial, dan aspek dampak lingkungan. Data primer kemudian diolah untuk mengetahui kelayakan finansial pengusahaan

32 minyak Eucalyptus globulus di CV Berkah Jaya dari aspek finansial dan aspek non finansial.

2.) Data sekunder yang mendukung penelitian ini diperoleh dari berbagai literatur meliputi suku bunga kredit investasi rata rata Bank Umum yang ada di

Indonesia periode 2019-2021 dapat dilihat pada Lampiran 3, dan laju inflasi nasional periode 2019-2021 yang dapat dilihat pada Lampiran 4.

3.3.3. Teknik pengumpulan data

Penulis mengumpulkan data-data dan keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini melalui beberapa cara, yaitu:

1. Data primer diperoleh dengan cara:

a) Observasi, yaitu dengan mengamati secara langsung objek penelitian seperti mesin dan alat yang digunakan pada perusahaan, kondisi dari perusahaan, serta lahan dari perusahaan itu sendiri sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata dari keadaan perusahaan.

b) Wawancara atau interview, yaitu dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pemilik usaha yang memiliki informasi yang diperlukan.

2. Data sekunder diperoleh dengan cara:

a) Proses membaca.

b) Mempelajari dan mengambil keterangan yang diperlukan dari buku.

c) Bahan-bahan kuliah serta sumber-sumber data yang lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3.3.4. Teknik analisis data

Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk melihat apakah perusahaan yang diusulkan dapat memberikan keuntungan dan layak secara ekonomi (Tirta, 2012). Elemen keuangan penilaian terdiri dari menentukan berapa biaya untuk mewujudkan bisnis, menentukan jumlah modal yang dibutuhkan, dan

mengalokasikan sumber daya secara efisien dengan harapan memaksimalkan pendapatan (Tirta, 2012). Riset kelayakan finansial membantu menentukan gambaran bisnis masa depan dan menjaga potensi keuntungan (Tirta, 2012).

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif meliputi transfer data, pengolahan data, dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif

33 digunakan untuk menganalisis keadaan usaha pada lokasi penelitian. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguji kelayakan suatu usaha yang sedang berjalan yaitu dengan mengolah data yang diperoleh dan menyederhanakan dalam bentuk tabulasi kemudian diolah secara komputerisasi dengan menggunakan software microsoft excel dan interpretasi data secara deskriptif. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dilakukan untuk mengetahui karakteristik usaha, data kuantitatif digunakan persamaan analisis ekonomi sebagai berikut:

1. NPV (Net Present Value)

Menurut Ramadhani (2020), NPV adalah selisih antara nilai arus kas yang masuk dengan nilai arus kas keluar pada sebuah periode waktu. Net Present Value mencerminkan besarnya tingkat pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan usaha yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka usaha akan merugi.

Rumus yang digunakan dalam NPV adalah sebagai berikut:

NPV = βˆ‘ = 𝐢𝐹1 [ 1 βˆ’ π‘Ÿ]

1=1

βˆ’ I0

Keterangan:

NPV = Net Present Value atau nilai sekarang

βˆ‘ = Simbol untuk penjumlahan T = Periode waktu atau tahun ke t n = Umur usulan usaha

CFt = Aliran kas pada tahun ke t

r = Tingkat suku bunga atau biaya modal Io = Modal investasi awal

Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode NPV adalah sebagai berikut:

a. Apabila NPV > 0, maka usulan usaha akan diterima b. Apabila NPV < , maka usulan usaha ditolak dan

c. Apa bila NPV = 0, kemungkinan usaha akan diterima atau nilai perusahaan tetap walaupun usulan usaha diterima atau ditolak.

34 2. IRR (Internal Rate of Return)

Internal Rate of Return adalah salah satu acuan penghitungan efisiensi dari sebuah investasi. Secara umum, semakin tinggi tingkat pengembalian internal, semakin diinginkan investasi untuk dilakukan (Mardatila, 2022). Internal Rate of Return dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat layak dilaksanakan (Sofyan, 2003). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah sebagai berikut:

IRR = i1 + NPV

NPV βˆ’ NPV(i2βˆ’ i1)

Keterangan:

IRR = Tingkat pengembalian internal

i1 = Discount factor (tingkat bunga) yang menghasilkan NPV positif i2 = Discount factor (tingkat bunga) yang menghasilkan negatif NPV+ = Nilai sekarang yang positif

NPV- = Nilai sekarang yang negatif Kriteria:

a. IRR > r,usaha layak/untung b. IRR < r,usaha tidak layak/rugi

c. IRR = r,usaha berada pada titik impas

3. Benefit Cost Ratio (BCR)

Benefit Cost Ratio diperoleh dari perbandingan antara jumlah present value benefit dengan jumlah present value cost (Marwatin et al., 2017). Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap total dari biaya bersih.

Benefit Cost Ratio menunjukkan manfaat bersih yang diperoleh setiap

penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Perhitungan dengan menggunakan rumus (Gray dan Larson, 1997).

35 BCR =βˆ‘ Pb

βˆ‘ Pc

Keterangan:

BCR = Benefit Cost Ratio Pb = Nilai Present Penerimaan Pc = Nilai Present Pengeluaran.

4. PP (Payback Period)

Menurut Kasmir (2004), perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang

diperoleh setiap tahun. Payback period merupakan jumlah tahun atau waktu yang harus dilalui oleh investor untuk mengembalikan dana yang disetorkan pada suatu proyek (Wulisan, 2021). Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi 100%

menggunakan modal sendiri).

Adapun rumus yang digunakan dalam perhitungan payback period adalah sebagai berikut:

π‘ƒπ‘Žπ‘¦π‘π‘Žπ‘π‘˜ π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘ =πΌπ‘›π‘–π‘‘π‘–π‘Žπ‘™ π‘–π‘›π‘£π‘’π‘ π‘‘π‘šπ‘’π‘›π‘‘

πΆπ‘Žπ‘ β„Ž πΉπ‘™π‘œπ‘€ x 1 tahun

Keterangan:

PBP = PayBack Period

Initial investment = Biaya investasi Cash Flow = Arus kas

Kriteria:

a. Semakin besar nilai PP, semakin lama pengambilan investasi yang ditanamkan pada usaha

b. Semakin kecil nilai PP, semakin cepat pengambilan investasi yang ditanamkan pada usaha.

Dokumen terkait