TINJAUAN KHUSUS TIANG PANCANG
4.8 Metode Pelaksanaan Pemancangan Tiang Pancang
Dalam pekerjaan pada proyek peningkatan Ruas Jl.Abdullah Ali ini menggunakan tipe jembatan beton tiang pancang yang akan digunakan diamter 300 mm, 400 mm terdiri 65 buah ada mengalami keretakan patah didapat ini berasal dari tempat pembelian yang didatangkan langsung menggunakan
41 menggunakan Truck Trailer. Adapun jembatan yang direncanakan sesuai dengan gambar Rencana yang telah diserahkan. Sebelum pekerjaan Pemancangan dilakukan, terlebih dahulu melakukan survey pada lokasi yang akan dibangunkan Jembatan. Adapun survey tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi keadaan lokasi yang akan dijadikan tempat dalam merencanakan suatu kegiatan perencanaan proyek.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pemancangan tiang pancang di Jembatan Abdullah Ali ialah sebagai berikut :
1. Survei lokasi dan pembongkaran
Untuk memastikan lokasi yang akan dibangun jembatan perlu dilakukan survey lokasi untuk menentukan kondisi eksisting, dikarenakan sudah ada awalnya jembatan lama jembatan kayu oleh karena itu dilakukan pembongkaran untuk dibangun jembatan baru.
Gambar 4.11Survei Lokasi Dan Pembongkaran Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
b. Pengecekan tiang pancang
Surveyor untuk memastikan bahwa tiang pancang dalam keadaan baik, yaitu lurus,tidak ada keretakan dan kerusakan struktur.
42 Gambar 4.12Pengecekan Tiang Pancang
Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
c. Tahapan persiapan tiang pancang dilapangan
Sebelumnya dilakukan pekerjaan pengukuran, penentuan titik pancang dan pematokan. Untuk memulai pengukuran titik tiang pancang kita sudah persiapkan gambar denah untuk titik-titik tiang pancang akan diletakkan.
Setelah ada gambar barulah survey melakukan pengukuran untuk mendapatkan dimana posisi yang tepat untuk dilakukannya pemasangan pondasi tiang pancang, yaitu dengan menggunakan alat Theodolit.
Gambar 4.13Penurunan Tiang Pancang Dari Truck Trailer Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
43 Gambar 4.14 Penumpukan Tiang Pancang
Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
Proses Pengukuran Ttik Tiang Pancang dibantu menggunakan kan alat Theodolit.Penentuan titik tiang pancang menggunakan thedolit metode pelaksanaanya:
a. Dirikan theodolit dititik BM yang direncanakan.dengan posisi kedudukan teropong mendatar 90,
b. bacaan sudut vertikal theodolit diset pada elevasi 2,50 meter dengan melalui perhitungan pergeseran sudut vertikal.
c. Bacaan sudut horizontal theodolit dengan acuan arah centerline di set sebesar b=03 59 42” mengarah ke garis singgung tepi tiang pancang, d. apabila tepi kiri dan tepi kanan sudat tepat maka tiang pancang sudah
berada diposisi yang tepat dan siap pancang.
Gambar4.15 Pengukuran Titik Tiang Pancang Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
44 4. Penomoran tiang pancang
Pengangkatan dan penyusunan tiang pancang yang disimpan di lapangan harus yang ditabelkan sesuai dengan penomoran titik pancang pada gambar konstruksi. yang dimaksud :
PS : Pancang Kaki Seribu
(PS 1) : Pileslab Barisan 1 No 1,2,3,4,5
Gambar 4.16 Penomoran Tiang Pancang Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
5. Pengaturan Tiang Pancang
Ada dua cara pengangkatan pondasi tiang pancang yaitu : a. Pengangkatan dengan dua tumpuan
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan.Persyaratan umum dari metode iniadalah jarak titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L.
Gambar 4.17Gambar Pengangkatan Tiang Pancang Dengan Dua Tumpuan
45 b. Pengangkatan dengan satu tumpuan
Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker berjarak L/3.
Gambar 4.18 Gambar Pengangkatan Tiang Pancang Dengan Satu Tumpuan
Tiang pancang diangkat dengan titik angkat berada pada ¼ panjang tiang pancang dari ujung kepala tiang pada leader untuk memasukkan ke dalam sungkup pile drifing hammer.
Gambar 4.19Proses Memasukan Kepala Tiang Pancang Ke Alat Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
46 6. Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang
Pondasi tiang pancang adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsimemindahkan beban struktur dan beban bangunan ke tanah.
Operator Tugasnya mengontrol Crawler Crane untuk pemancangan, lalu memukul alat Pile Driving Hammer pada tiang pancang hingga sesuai dengan rencana gambar.
Gambar 4.20 Proses Pengakatan Tiang Pancang Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
Pekerjaan pemancangan akan dilakukan sampai tiang pancang dipaku mencapai kedalaman yang diinginkan atau mencapai tanah keras. Apabila kedalaman yang dituju tidak cukup dicapai dengan satu tiang maka dilakukan penyambungan tiang pancang.
Gambar 4.21 Proses Pemancangan Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
47 7. Penyesuaian dengan titik yang akan dipancang
Mobil crane kemudian membawa tiang ke titik yang akan dipancang yang dibantu minimal 2 orang pekerja dan 2 orang lagi untuk mengatur tegak lurus tiang menggunakan tali masing-masing membentuk sudut 90˚.
Gambar 4.22 Penyesuaian Pada Titik Yang Akan Dipancang Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
8. Pekerjaan Penyambungan
Tiang yang akan digabungkan menggunakan pengelasan. Persiapan yang tepat harus dilakukan untuk menjamin kelancaran operasi. Persiapan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pengelasan, perbaikan, inspeksi dan peralatan keamanan sebelum memulai pengelasan.
Setelah tiang pancang telah terbenam, untuk menyambung pada tiang berikutnya sebaiknya menyisakan tiang pancang diatas permukaan tanah untuk memudahkan pengelasan tiang.
Gambar 4.23 Pekerjaan Pengelasan Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
48 Gambar 4.24 Pekerjaan Penyambungan
Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
9. Melakukan Uji Kalendring tiang pancang
Saat tiang pancang hampir mendekati top pile yang diisyaratkan maka dilaksanakan pengujian Cladenring. Setelah tiang pancang mencapai elevasi yang ditentukan atau memenuhi kriteria penghentian tiang pancang, maka pekerjaan pemancangan dihentikan.
Pekerjaan pondasi tiang pancang dihentikan setelah pondasi tiang pancang berada pada keadaan tanah keras,sebelum pengalami pemberhentian, pada sepuluh pukulan terakhir, dilakukan tes kalendring, dengan syarat tiang pancang masuk ke tanah tidak lebih dari 2 cm. Jadi nilai kalendring yang diizikan yaitu ≤ 2 cm. Kalau nilai kalendringnya lebih dari 2 cm ,maka belum mencapai tanah keras,sehingga harus dilanjutkan pukulan pada tiang pancangnya.Dan disyaratkan jumlah pukulannya tidak melebihi 2000 pukulan.
Gambar4.25Proses pengujian claendring Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021
49 Hasil Uji Tes Calendring
S :Penetrasi Tiang Pancang Pada Saat Penumbukan Terakhir, Atau “Set” (Cm).
K :Rata-Rata Rebound Untuk 10 Pukulan Terakhir (Cm).
Gambar 4.26 Data Hasil Tes Uji Calendring
Sumber: Dokumentasi Data Hasil Calendring, Kerja Praktek 2021
10. Penghentian Tiang Pancang
Setelah dilakukan kalendering, kemudian pemancangan dihentikan.
Gambar kerja setelah pemancangan
Gambar 4.27 Perencanaan Gambar Kerja Setelah Pemancangan Tiang Pancang (Sumber: Data Proyek PUPR Riau THN 2021)
50 11. PekerjaPelaksanaProsesPemancangan
Gambar 4.27 Pekerja pelaksana pemancangan Sumber: Dokumentasi Lapangan, Kerja Praktek 2021