Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui Program Kemitraan Masyarakat Stimulius (PKMS) ini akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan sesuai dengan output yang ditargetkan.
Adapun tahapan atau langkah-langkah dalam melaksanakan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan mitra, antara lain:
1. Tahap observasi kebutuhan mitra dan perencanaan kegiatan
Tahapan ini merupakan tahap awal pengabdian yaitu melalukan observasi kebutuhan mitra.
Aktivitas pada tahapan ini melakukan proses pengumpulan data dan informasi terkait keberadaan, operasional usaha mitra. Selanjutnya akan dilakukan tahapan untuk merancang pelaksanaan kegiatan secara detail dan menyeluruh dalam merealisasikan langkah-langkah berikutnya. Melakukan identifikasi kebutuhan mitra untuk disesuaikan dengan solusi yang ditawarkan.
2. Tahap implementasi penyimpanan
Tahap implementasi pengemasan diawali dengan melakukan edukasi dan fasilitasi packaging produk secara hegenis dan menarik. Dilanjutkan dengan edukasi dan pelatihan manajemen penyimpanan produk, serta memberi tambahan alat penyimpanan (storage) untuk meningkatkan kuantitas produk kemasan.
3. Tahap pembuatan branding, logo kemasan, dan packaging.
Tahapan ini diawali dengan melakukan edukasi tentang pentingnya branding dalam menampilkan keunggulan dan diferensiasi produk. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan logo produk, menentukan ukuran kemasan produk, serta menentukan varietas produk yang dikemas.
4. Tahap implementasi pemasaran melalui media sosial dan e-commerce:
Langkah awal yang dilakukan pada tahap implementasi pemasaran dengan membuatkan akun bisnis di media sosial. Akun bisnis media sosial berisikan foto, informasi terkait udaha dan produk. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap membuatkan aplikasi e-commerce pada usaha mitra. Aplikasi e-commerce berupakan sarana untuk memudahkan pelanggan untuk melakukan transaksi pemesanan, maupun pembayaran, pemantauan pengiriman produk pesanan, serta informasi produk.
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
5. Tahap monitoring dan evaluasi
Pada tahap monitoring dilakukan proses pengawasan terhadap penggunaan teknologi dari aplikasi e-commerce yang telah diimplementasikan serta monitoring akun bisnis pada media sosial. Hasil monitoring tersebut akan dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk melakukan perbaikan sehingga meningkatkan output.
6. Tahap penyusunan laporan, luaran penelitian, dan administrasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yakni meliputi penyusunan laporan kemajuan dan laporan akhir kegiatan; penyiapan dan publikasi luaran kegiatan, serta penyusunan kelengkapan administrasi kegiatan.
Mitra akan terlibat pada hampir seluruh kegiatan atau tahap pelaksanaan pengabdian, sebagaimana disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Bidang, Tahapan, dan Keterlibatan Mitra pada Kegiatan Pengabdian
Kepakaran yang diperlukan pada kegiatan ini yaitu kepakaran di bidang manajemen pemasaran, keuangan, pemberdayaan masyarakat, dan teknologi informasi/komputer. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan 2 (dua) orang mahasiswa. Tabel 1 menyajikan daftar tim pengusul, jenis kepakaran, dan uraian tugas serta keterlibatan mahasiswa.
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
Tabel 1.
Daftar Tim Pengusul, Jenis Kepakaran, dan Uraian Tugas serta Keterlibatan Mahasiswa
No. Nama Jenis Kepakaran Uraian Tugas
1. Dr. Putu Yudy Wijaya, SE., M.Si.
Manajemen (Keuangan dan Pemasaran)
1) Mengkoordinir seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
2) Melakukan pembagian tugas kepada anggota tim pengusul;
3) Melakukan analisis situasi mitra;
4) Menyiapkan konsep brand dan packaging;
5) Merevisi draft laporan.
2. Dr. Ni Nyoman Reni Suasih, S.iP., M.Si.
Ekonomi Pembangunan
1) Menyiapkan konsep terkait implementasi pada aspek produksi;
2) Memberikan input bagi e- commerce yang akan digunakan oleh mitra;
3) Menyiapkan draft luaran publikasi pada jurnal pengabdian masyarakat.
4) Menyiapkan draft laporan.
3. I Kadek Noppi Adi Jaya, S.Kom., M.T.
Sistem Informasi/
Komputer
1) Mengkoordinir penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan;
2) Mengkoordinir penyiapan e- commerce bagi mitra.
3) Mengkoordinir implementasi akun bisnis pada media sosial.
4. Mahasiswa (dua orang)
Prodi S1 Manajemen
1) Menyiapkan konten video kegiatan sebagai luaran.
2) Membantu menyiapkan kegiatan lapangan.
3) Membantu administrasi kegiatan.
Terkait mahasiswa yang akan dilibatkan, sangat berpotensi akan dilakukan rekognisi SKS pada mata kuliah kewirausahaan dan manajemen pemasaran.
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
HASIL PELAKSANAAN PkM
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan utama untuk memberikan alternatif solusi bagi mitra (UMKM YBS Supplier & Logistic) mengenai permasalahan di bidang produksi dan bidang pemasaran yang dialami oleh mitra. Hubungan antara permasalahan, solusi, serta target capaian telah disajikan pada Gambar 2.
1. Edukasi Penyimpanan Produk
Penyimpanan produk menjadi hal penting bagi pelaku usaha daging potong, mengingat karakteristik daging potong yang mudah rusak. Oleh karena itu, segera setelah pemotongan ternak, daging harus disimpan dalam ruangan dengan temperature rendah. Pada tahap ini diberikan edukasi kepada pengelola UMKM YBS Supplier & Logistics terkait dengan penyimpanan daging. Langkah pertama adalah menentukan tujuan penyimpanan daging.
Secara umum terdapat dua macam cara penanganan daging pada temperatur rendah, yaitu refrigerasi dan pembekuan. Refrigerasi merupakan penyimpanan pada suhu di atas titik beku daging sapi, sedangkan pembekuan adalah penyimpanan di bawah titik beku daging (daging dalam keadaan beku) [1].
Terkait dengan penyimpanan refrigerasi, daya tahan daging potong hanya sementara (beberapa hari sampai beberapa minggu) serta bergantung pada bagian daging dan penanganan daging sebelumnya. Dalam teknik ini penting untuk menjaga temperature penyimpanan daging agar tercapai secepat mungkin, karena suhu refrigerasi hanya menghambat kesempatan pertumbuhan mikroorganisme maupun reaksi kimia dan biokimia dalam daging, namun tidak memperlambat. Sederhananya, teknik refrigerasi ini merupakan usaha penyimpanan saja, bukan pengawetan. Namun teknik ini memiliki keuntungan karena sifat organoleptik (rasa, tekstur, kenampakkan, flavor, aroma) serta nilai gizinya hampir menyamai daging segar [2].
Adapun teknik penyimpanan selanjutnya adalah teknik pembekuan yang sangat baik untuk mengawetkan daging. Memang proses pembekuan tidak memiliki pengaruh berarti terhadap warna, flavor, dan kadar jus daging setelah pemasakkan, namun dapat berakibat pada penurunan daya terima dari bau dan flavor. Dalam proses pembekuan, air yang membeku dalam daging tidak dapat digunakan lagi oleh mikroorganisme maupun terjadinya reaksi kimia sehingga daging yang disimpan melalui pembekuan cenderung dapat bertahan lama [3].
Selain edukasi mengenai penyimpanan produk berdasarkan klasifikasi tujuan umumnya, kepada pengelola dan tenaga kerja UMKM YBS Supplier & Logistics juga diberikan penjelasan mengenai tips proses penyimpanan daging potong. Pertama, daging yang akan disimpan tidak perlu dicuci. Memang sebelum memasak biasanya daging dicuci, namun jika akan disimpan
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
sebaiknya tidak dicuci karena justru akan menambah kandungan air dalam daging. Kedua, yaitu pilah dan potong daging sesuai ukuran yang dikehendaki. Pisahkan jenis-jenis daging sesuai klasifikasi komponen yang ditentukan. Selain itu sebaiknya dipotong dan ditimbang sesuai standar yang akan dijual, sehingga setelah proses penyimpanan (baik refrigrasi maupun pembekuan) tidak dilakukan lagi proses pemotongan. Ketiga, yaitu kemas dalam plastik dan dibungkus dengan baik agar daging tidak kering. Tahap keempat, yaitu segera menyimpan daging dalam pendingin, baik kulkas maupun freezer.
Setelah memberikan edukasi atau penyuluhan, dilakukan juga praktik atau pelatihan penyimpanan produk daging potong. Selain itu, bagi UMKM YBS Supplier & Logistics diberikan bantuan peralatan penyimpanan berupa freezer dan vacuum sealer (Gambar 2). Freezer tersebut dapat diatur dengan suhu -15°C sampai dengan -26°C, yang artinya telah sesuai dengan kebutuhan terkait pembekuan daging. Kapasitas freezer adalah 330 L, dengan kapasitas simpan seberat 195 Kg, dan kapasitas beku 20 Kg/24 jam. Bantuan vacuum sealer yang diberikan adalah jenis yang alat vacuum sealer untuk produk kering maupun basah, serta dilengkapi selang dan tabung untuk membuang cairan. Selain itu, produk ini dapat digunakan untuk sealer plastik biasa, sehingga tidak harus menggunakan plastik khusus yang dapat menambah cost UMKM YBS Supplier & Logistics. Tujuan pemberian bantuan ini adalah agar UMKM YBS Supplier &
Logistics memiliki media penyimpanan yang representatif. Selain itu, penggunaan vacuum sealer dapat memastikan pengemasan daging lebih baik, higienis, dan memiliki daya tahan yang lebih lama.
Gambar 5. Bantuan Alat Freezer dan Vacuum Sealer
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
2. Logo dan Pengemasan Produk
UMKM YBS Suplier & Logistics memang belum memiliki logo sebagai brand usaha maupun produk. Oleh karena itu, pada tahap ini difasilitasi penyusunan logo produk UMKM YBS Supplier
& Logistics. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa terdapat tiga jenis logo, yaitu logogram, logotype, dan perpaduan keduanya. Mengingat bahwa nama UMKM YBS Supplier & Logistics belum dikenal luas maka dari hasil diskusi diputuskan untuk tidak menggunakan logogram.
Selanjutnya dari hasil diskusi dengan pengelola UMKM YBS Supplier & Logistics dipertimbangkan juga bahwa penggunaan logotype kurang efektif, mengingat pada nama UMKM belum nampak secara eksplisit jenis produk yang dijual, yaitu daging potong. Sehingga diputuskan bahwa logo yang digunakan adalah perpaduan keduanya, yaitu logogram produk (dalam hal ini daging potong) dan logotype nama UMKM. Selain itu, logo juga didesain agar menyajikan motto yang memberikan citra produk, dalam hal ini digunakan frasa “fresh – healthy” yang menunjukkan kualitas produk. Adapun logo disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Logo Produk Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistics
Setelah logo ditentukan, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah merancang kemasan produk. Mengingat bahwa karakter produk daging potong adalah mengandung air, maka jenis kemasan yang digunakan adalah plastic dan di-vacuum. Selanjutnya juga perlu dilengkapi dengan label kemasan (disebut label pangan) sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang produk pangan yang dijual [3]. Mengingat bahwa produk daging potong, tidak termasuk pangan olahan dan tanpa ada bahan tambahan, maka keterangan pada label tidak harus mengikuti pedoman label pangan olahan.
Berdasarkan hasil diskusi, maka label pada produk daging potong UMKM YBS Supplier &
Logistics menyajikan beberapa informasi utama, yaitu: (1) logo produk; (2) klasifikasi daging; (3) berat daging; (3) tanggal produksi (dalam hal ini pemotongan); (4) kontak UMKM. Tampilan
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
label kemasan produk disajikan pada Gambar 4. Label tersebut didesain secara sederhana namun informatif, sesuai kebutuhan informasi konsumen.
Gambar 4. Contoh Label Kemasa Produk
Keempat komponen utama tersebut dirasa sudah cukup mewakili keterangan yang perlu diperoleh konsumen terkait dengan produk daging potong. Logo produk menyajikan logo sebagaimana telah disepakati sebelumnya dengan UMKM YBS Supplier & Logistics (Gambar 4).
Selanjutnya klasifikasi daging merupakan informasi terkait jenis daging, seperti hati, usus, daging, dan lain sebagainya. Hal ini penting untuk memudahkan konsumen dalam mengenali jenis produk tanpa perlu meneliti visual produk secara teliti. Informasi selanjutnya yang disajikan dalam kemasan adalah tanggal produksi atau tanggal pemotongan daging. Berbeda dengan produk olahan pangan yang umumnye menyajikan informasi tentang tanggal kadaluarsa, maka daging potong sulit untuk menentukan tanggal kadaluarsa karena kondisi produk sangat tergantung waktu teknik penyimpanan yang dipilih. Selanjutnya disajikan pula informasi mengenai berat produk, sehingga konsumen tidak perlu lagi melakukan tera ulang ketika memutuskan untuk pembelian produk. Terakhir label juga menyajikan informasi kontak UMKM, hal ini tentunya sangat penting untuk memudahkan konsumen, terutama dengan tujuan repeat buying. Pilihan kontak disajikan melalui berbagai platform, seperti lokasi UMKM, nomor telepon/Whataspp, facebook, Instagram, dan website. Berbagai pilihan media ini diharapkan memudahkan konsumen. Selain sebagai media untuk pembelian, hal ini juga untuk menyebarluaskan informasi terkait ketersediaan produk, pembelian, serta promo.
Konsistensi penggunaan teknik penyimpanan serta pengemasan sangat penting untuk meyakinkan dan menumbuhkan loyalitas konsumen. Kedepannya, UMKM YBS Supplier &
Logistics juga berencana memperluas pangsa pasar, sehingga kemasan menjadi sangat penting.
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
3. Website e-commerce dan Rencana Pengembangannya
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa produk utama YBS Supplier & Logistics adalah daging potong, sehingga interface website lebih banyak menyajikan informasi terkait lini produk tersebut (Appendix 1.a).
Hasil wawancara dengan pelaku usaha YBS Supplier & Logistics diketahui bahwa YBS Supplier &
Logistics telah memulai menjual produk kebutuhan pokok lainnya, seperti beras dan gula. Hal ini juga tentunya merupakan sinyal positif untuk pengembangan lini produk. Oleh karena itu, website e-commerce bersifat dinamis dan dapat mengakomodir perkembangan usaha. Sebagai respon atas hal tersebut, maka telah dirancang website e-commerce lanjutan untuk mendukung perluasan lini produk (Appendix 1.b).
4. Respon Mitra dan Konsumen atas Website e-commerce
Mitra kegiatan pengabdian, menyatakan bahwa website e-commerce telah memberikan manfaat, antara lain:
a. Modernisasi metode perniagaan, dimana sebelumnya penjualan hanya dilakukan secara manual, namun saat ini dilakukan melalui website. Hal ini juga menunjukkan bahwa YBS Supplier & Logistics telah mampu bersaing dengan usaha sejenis.
b. Memudahkan dalam inovasi dan promosi, seperti dalam metode pengiriman, dan pemberian diskon produk, dapat ditampilkan dalam website.
c. Perluasan market share, dimana pembelian secara online memungkinkan konsumen tidak harus datang langsung sehigga peluang perluasan market share terbuka.
d. Memberikan motivasi untuk perluasan lini produk, dimana dengan adanya website e- commerce ini, pelaku usaha semakin tertarik untuk menambah lini produk, namun tetap pada bidang kebutuhan pokok sehari-hari. Tujuannya adalah agar konsumen dapat melakukan one stop shopping, dan muara akhirnya adalah pengembangan profit dan usaha.
Untuk melengkapi informasi tentang outcome pengabdian, maka dilakukan juga survei terhadap konsumen YBS Supplier & Logistics yang telah mulai menggunakan website e- commerce. Adapun hasilnya disajikan pada Gambar 7.
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali
Gambar 7. Hasil Survei Responden (Konsumen Pengguna Website E-Commerce)
Gambar 7 menunjukkan bahwa konsumen memberikan respon sangat baik terhadap keberadaan website e-commerce YBS Supplier & Logistics. Hanya pada item pertanyaan mengenai rutinitas responden untuk melihat informasi produk maupun promo masih terdapat responden yang menjawab tidak secara rutin. Hal ini perlu diperhatikan agar kedepannya responden dapat tertarik secara rutin melihat website.
Modernisasi Pengemasan dan Pemasaran Daging Potong UMKM YBS Supplier & Logistic, Desa Bedulu, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali