METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dipilih oleh peneliti yaitu pendekatan kualitatif karena peneliti ingin menganalisis suatu proses pemberdayaan masyarakat dalam bentuk kegiatan usaha home industry pengelolaan karung bekas, dan mendapatkan pemahaman atau wawasan yang lebih mendalam tentang model pemberdayaan masyarakat melalui bidang usaha rumahan. Adapun jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif yang berusaha untuk menggambarkan pemecahan masalah berdasarkan data.27 Jenis penelitian deksriptif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memahami dan mendeskripsikan model pemberdayaan masyarakat melalui industri pengelolaan karung bekas di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini menunjukkan tempat penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti, dalam hal ini peneliti memilih lokasi di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, tepatnya di kampung Demangan. Alasan memilih lokasi tersebut melalui observasi awal peneliti melakukan wawancara kepada beberapa subyek pengelola karung bekas yang ada di Kabupaten Jember tepatnya di Desa Sumber Salak
27 Ahmad Mustamil. Metode Penelitian Kualitatif. (Semarang: LPSP, 2019). Hal 53-54.
30
Kecamatan Sumber Sari yang dikepalai oleh Bapak Asmari dan Desa Krajan Kecamatan Kalisat yang dikepalai oleh Bapak Titin. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan home industry pengelolaan karung bekas yang ada di desa tersebut dengan pengelolaan karung bekas di Desa Dukuhmencek. Perbedaannya ialah pengelolaan karung bekas di Desa Sumber Salak dan Desa Krajan memiliki pasokan dari wilayah itu sendiri dan menggunakan proses packing campuran,28 sedangkan di Desa Dukuhmencek memiliki pasokan yang lebih luas dan dalam sistem pengelolaannya menggunakan proses pilah-pilih, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Dukuhmencek tersebut. Adapun alasan lain karena kemudahan akses dalam mengambil data penelitian.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini dipilih menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik sampel bertujuan. Teknik ini dilakukan dengan cara menentukan kriteria khusus atau pertimbangan karakteristis tertentu terhadap sampel atau subyek penelitian yang akan diteliti.29Dalam hal ini data penelitian dapat diperoleh dari subyek atau informan yang memahami mengenai kondisi sosial masyarakat Desa Dukuhmencek tepatnya di Kampung Demangan dan upaya pemberdayaan masyarakat melalui usaha
28 Asmari. Titin, Hasil wawancara, (Jember: 19 Februari 2022)
29 Rahmadi, “Pengantar Metodologi Penelitian”, (Banjarmasin: Antasari Pres 2011), Hal. 65.
31
home industry yang dilakukan oleh pengelola karung bekas di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Adapun sasaran yang akan dijadikan sebagai informan oleh peneliti yaitu:
a) Kepala Desa Dukuhmencek.
Dari kepala desa nantinya akan memperoleh data meliputi geografis desa, jumlah penduduk desa, keadaan ekonomi, pendidikan, jumlah status pekerjaan dan kondisi sosial yang ada di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.
b) Kepala usaha home industry pengelolaan karung bekas.
Dari kepala usaha home industry pengelolaan karung bekas yakni Bapak Abdul Mu’in akan memperoleh data latar belakang, dan kegiatan usaha yang dilakukan serta proses dalam memberdayakan masyarakat melalui usaha tersebut.
c) Para Pekerja home industry pengelolaan karung bekas.
Dari para pekerja yakni sebanyak lima orang akan memperoleh data manfaat adanya usaha home industry pengelolaan karung bekas ini terhadap mereka.
d) Masyarakat sekitar home industry pengelolaan karung bekas.
Dari masyarakat sekitar yakni meliputi RT/RW, tokoh masayarakat, dan beberapa masyarakat lokal yang berdampak pada usaha tersebut.
32 D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan.
Inti dari observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak berupa perilaku yang dapat dilihat, didengar, dihitung, dan dapat diukur. Selain itu, observasi haruslah mempunyai tujuan tertentu. Pengamatan yang tanpa tujuan, bukan merupakan observasi. Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut berserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.30
30 Dr. Umar Sidiq, M. Ag dan Dr. Moh. Miftachul Choiri, MA, “Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan”, (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2019), 68-69.
33 b. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses komunikatif interaktif yang dilakukan oleh peneliti dan informan, atas dasar ketersediaan dan dalam konteks yang alami, dimana arah pembicaraan tertuju pada apa yang ditetapkan dengan mengedepankan kepercayaan sebagai landasan utama dari proses penelitian.31 Dalam hal ini peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur, karena peneliti ingin proses wawancara tidak terkesan kaku tetapi tidak keluar dari tema dan alur pembicaraan serta tidak keluar dari pedoman wawancara yang telah ditentukan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi melengkapi penggunaan metode observasi dan wawancara. Penggalian dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan untuk masalah penelitian, kemudian dikaji secara mendalam sehingga dapat mendukung dan menambah kredibilitas serta pembuktian suatu kejadian atau peristiwa.32
31 Ibid, 61-62.
32 Ibid, 73-74.
34 E. Analisis Data
Miles dan Huberman menyatakan bahwa dalm penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagi sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus.33 Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis dan yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif akan ditempuh melalui:
a. Reduksi data
Reduksi data berarti merangkum, memilih item utama, memfokuskan pada item penting, meneliti tema, dan pola.
Sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih jelas dan memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan lebih banyak data pada saat menelitinya.
33 Ahmad Rijali, “Analisis Data Kualitatif”, Jurnal Alhadrah No. 33 (Januari-Juni 2018): 84.
35 b. Penyajian data
Penyajian data adalah salah satu kegiatan untuk memberikan informasi berdasarkan data yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Penyajian data harus diposisikan dengan benar dan konsisten sehingga peristiwa yang berkaitan dengan penelitian akan dapat dengan mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan
Setelah mengembalikan data yang disajikan, langkah terakhir adalah mengkonfirmasi dan menarik kesimpulan.
Penarikan kesimpulan adalah upaya untuk menjelaskan data yang diperoleh termasuk pemahaman peneliti.34
F. Keabsahan Data
Salah satu cara yang digunakan oleh penulis dalam menguji keabsahan data ialah dengan menggunakan triangulasi. Teknik yang digunakan dalam triangulasi berdasarkan pemaparan Sugiyono (2007) ialah sebagai berikut:
1. Triangulasi sumber
Pada tahap ini, peneliti akan mencoba untuk melakukan pengecekan terhadap sumber-sumber yang menjadi objek peneliti, baik melaui pengumpulan dan pengujian data yang
34 Umar Sidiq. Metode Penelitian Kualitatif dibidang Pendidikan. (ponorogo: CV. Nata Karya 2019). Hal. 50
36
didasarkan atas observasi, wawancara, serta dokumentasi untuk dilakukan hasil perbandingan dari ketiganya.
2. Triangulasi teknik
Tahap selanjutnya adalah dengan melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama, namun dengan menggunakan teknis yang berbeda. Dalam hal ini data yang telah diperoleh penulis dicek melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Apabila terdapat hasil data yang berbeda maka penulis akan melakukan diskusi kepada informan yang dimaksud dengan tujuan untuk memastikan kebenaran dari sebuah data.
3. Triangulasi waktu
Pada triangulasi ini, peneliti akan mempertimbangkan waktu pengumpulan data bisa hari, jam, waktu, dan sebagainya.
Karena waktu bisa mempengaruhi data yang diperoleh. Maka dari itu dalam pengecekan keabsahan data bisa dilaksanakan dengan pengujian observasi, wawancara, serta dokumentasi dengan waktu atau kondisi yang berbeda. jika hasil pengujian mendapatkan data yang berbeda maka peneliti bisa melaksanakan pengujian secara berulang hingga memperoleh data yang pasti dan akurat.35
35 Harys. Triangulasi. September 2020. https://www.jopglass.com/triangulasi/. (Diunduh pada tanggal 12 Februari 2022, pukul 16.27 WIB).
37 G. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam skripsi ini terdapat tiga tahapan untuk melakukan proses penelitian yaitu tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penyelesaian. Adapau penjelasannya sebagai berikut:
a. Tahap Pra Lapangan
1) Pemahaman terkait tema penelitian dan permasalahan yang terjadi.
2) Membuat instrument pertanyaan.
3) Menelaah studi literatur melalui berita, jurnal, skripsi, dan buku.
4) Melakukan observasi dan wawancara awal.
5) Mendeskripsikan hasil temuan pra lapangan.
6) Mengisi form pengajuan judul.
7) Mengajukan judul penelitian kepada kaprodi
8) Menyerahkan surat tugas kepada dosen pembimbing 9) Membuat proposal penelitian
10) Konsultasi proposal kepada Dosen Pembimbing 11) Menyerahkan surat perizinan tempat penelitian b. Tahap Pelaksanaan Penelitian
1) Terjun lapangan dengan mencari data melalui observasi
2) Mulai mencari data dengan informan melalui wawancara dan dokumentasi
3) Mengkaji dan mengevaluasi data
4) Konsultasi data yang diperoleh kepada dosen pembimbing
38 c. Tahap Penyelesaian
1) Mengkaji data yang diperoleh
2) Mendeskripsikan data dalam bentuk laporan
3) Melakukan penyempurnaan laporan dengan merevisi data 4) Konsultasi laporan kepada dosen pembimbing
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga penutup. Adapun sistematika pembahasan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang menjelaskan konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Hal ini untuk memberikan informasi dari penulis terkait bagaimana tahapan awal Ketika melakukan penelitian.
BAB II Kajian Kepustakaan yang menjelaskan penelitian terdahulu dengan penelitian yang hendak dilakukan untuk melihat tingkat orisinalitasnya dan kajian teori yang relevan dengan penelitian untuk memberikan deskripsi teoritis mengenai pemberdayaan masyarakat melalui usaha home industry pengelolaan karung bekas di Desa Dukuhmencek.
BAB III Metode Penelitian berisi tentang metode yang hendak dilakukan yaitu meliputi pendekatan dan jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif studi deskriptif, lokasi penelitian
39
di Desa Dukuhmencek, metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi, anilisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian keabsahan data menggunakan teknik triangulasi.
BAB IV Hasil Penelitian berisi seputar objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan masalah sesuai dengan fokus penelitian.
BAB V Penutup berisi tentang kesimpulan melalui fokus penelitian yang dikaji pada bab IV serta saran-saran dari peneliti untuk kepala home industry pengelolaan larung bekas dan masyarakat atau para pekerja
40 BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Umum Desa Dukuhmencek 1. Sejarah Desa Dukuhmencek
Sejarah Desa Dukuhmencek tidak terlepas dari sejarah Masyarakat di Kabupaten Jember, Desa ini awalnya bernama Desa Dukuh dengan Kepala Desa bernama Buyut Bintang, namun pada tahun 1816 diubah namanya menjadi Dukuhmencek. Nama Dukuhmencek didasarkan pada sumber kejadian antara Padukuhan Mencek Desa Serut Kecamatan Panti dengan Desa Dukuh akhirnya digabung menjadi Desa Dukuhmencek. Beberapa Kepala Desa yang pernah menjabat hingga sekarang adalah: Buyut Bintang (tahun 1816-1846), Marsino (tahun 1846-1876), P. Pi (tahun 1876 – 1907), P. Rahim (tahun 1907 – 1924), Suryogati (1925 – 1966), Mulyas (tahun 1966 – 2002), santosa (tahun 2002 – 2013) dan Nanda Setiawan, SE (2013 – sekarang).36
2. Peta dan Data Wilayah
Gambar 4. 1 Peta Desa Dukuhmencek
36Arsip Desa Dukuhmencek. Kemendagrai, 2021
41
Secara geografis Desa Dukuhmencek terletak pada posisi 7°21'- 7°31' Lintang Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur dan juga Secara administratif, Desa Dukuhmencek terletak di wilayah Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dengan posisi dibatasi oleh wilayah Desa-Desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Gelagahwero Di sisi Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sempusari, Mangli Kecamatan Kaliwates, Desa Jubung Kecamatan Sukorambi, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi. Pembagianwilayah Desa Dukuhmencek terdiri dari tiga Dusun yaitu Dusun Ampo, Dusun Botosari, dan DusunKrajan.37
Jarak tempuh Desa Dukuhmencek ke ibu kota kecamatan adalah 3 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 7 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 8 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar sekitar 15 menit.38
Adapun topografi Desa Dukuhmencek yang berada di ketinggian sekitar 132 m dari atas permukaan air laut. Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Jember, curah hujan di Desa Dukuhmencek rata- rata mencapai 1320 mm.39 Luas wilayah Desa kurang lebih 666,67 Ha.
Dari luas wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa kawasan:
37 Ibid
38 Ibid
39 Ibid
42
Tabel 4.1
Pembagian Kawasan Desa Dukuhmencek
Kawasan Luas
Perkampungan 165 Ha
Sawah 305 Ha
Tanah kuburan 2 Ha
Tanah lapangan 0,400 Ha
Tanah tegal 102,405 Ha
Tanah Recht van Eigendom, Recht van Opstal, Governor Ground
1 Ha
Tanah pekarangan 65,019 Ha
Tanah kas desa 24 Ha
Luas perkantoran 1,846 Ha
Sumber: Dokumentasi 2022
3. Potensi Masyarakat Desa Dukuhmencek
Data mengenai potensi didapatkan dari arsip Desa melalui hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes), wawancara, dan observasi per-dusun. Berbagai data yang masuk telah direkap dan dipilah untuk ditarik sebagai potensi pembangunan Desa Dukuhmencek. Dari sini tergambar dan dapat teridentifikasi bahwa Desa Dukuhmencek memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Sampai saat ini, potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan.
Adapun potensi tersebut ialah:
a. Lahan pertanian (sawah) yang masih dapat ditingkatkan produktifitasnya karena saat ini belum dikerjakan secara optimal
43
b. Lahan pekarangan yang subur dan sudah dikelola secaramaksimal
c. Wilayah Desa Dukuhmencek sangat baik untuk mengembangkan peternakan seperti sapi, kambing, bebek, dan ternak lain, mengingat banyaknya pakan untuk jenis ternak tersebut, sedangkan bidang usaha ini baru menjadi usaha sampingan.
d. Banyaknya sisa kotoran ternak sapi dan kambing yang memungkinkan untuk dikembangkan usaha pembuatan pupukorganik.
e. Adanya hasil panen kacang tanah, jagung, ubi tanah, dan lainnya yang cukup melimpah dari hasil pengelolaan hutan bersamamasyarakat.
f. Adanya usaha meubelir dan perbengkelan.
g. Adanya usaha barang bekas seperti besi tua, plastik, dan barang bekas lainnya, namun dimasa pandemi usaha ini mengalami penurunan sehingga tidak berjalan denganmaksimal.
Tak hanya potensi-potensi yang sudah disebutkan diatas, akan tetapi di Desa Dukuhmencek juga ada potensi karung bekas yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Potensi karung bekas tersebut menjadi kebutuhan masyarakat di Desa Dukuhmencek mulai dari petani, pengelolaan hutan, usaha pembuatan pupuk organik melalui kotoran sapi, dan sebagainya untuk digunakan tempat wadah hasil panen
44
maupun kegunaan lainnya.40 Selain itu potensi karung bekas ini juga diminati oleh kalangan industri menengah keatas seperti selep jagung yang terletak di perbatasan Dusun Ampo Desa Dukuhmencek dengan Desa Panti. Industri tersebut dikepalai oleh Bapak Imam.
Gambar 4. 2
Potensi Karung Bekas pada Selep Jagung Dusun Ampo Biasanya pada saat panen Bapak Imam selaku kepala selep jagung di Dusun Ampo memesan karung bekas sebanyak 1.500 lembar dalam satu minggu. Karung bekas tersebut akan digunakan sebagai wadah beras jagung hasil selepnya. Adapun pernyataan dari beliau ialah:
“Disaat musim panen jagung saya biasa memesan karung bekas 1.500 lembar ukuran 60cm mas untuk wadah beras jagung hasil panen. Tapi kalo hari biasa ya gak sampek segitu, kadang 200 lembar itu dah paling banyak”41
Selanjutnya ialah industri pencacahan plastik yang terletak di Dusun Krajan Desa Dukuhmencek. Industri tersebut memerlukan karung bekas dengan ukuran 75x115 untuk digunakan sebagai wadah plastik yang sudah dihancurkan atau dicacah. selain itu,
40 Hasil observasi pada tanggal 4 Juli 2022.
41 Imam, Hasil wawancara, (Jember: 4 Juli 2022)
45
industri ini juga membutuhkan karung emberan untuk digunakan sebagai wadah barang pelastik yang masih utuh. Industri plastik bekas atau pencacahan plastik ini di kepalai oleh Bapak Anam dan beliau memesan karung bekas sebanyak 500 – 1000 lembar sesuai dengan banyaknya pelastik cacahan di gudangnya.
Gambar 4. 3
Potensi Karung Bekas pada Industri Daur Ulang Plastik Selain itu karung bekas ini juga masih berpotensi besar dikalangan masyarakat petani dan pekebun untuk digunakan sebagai wadah hasil panen serta peternak yang digunakan sebagai wadah pupuk kandang.
Melalui hasil wawancara dengan sekertaris Desa yang bernama Bapak Budihartono tentang adanya potensi masyarakat Desa Dukuhmencek seperti disektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan selep masih membutuhkan karung bekas yang akan digunakan sebagai wadah. Seperti pernyataan beliau ialah:42
“Menurut saya potensi karung bekas ini sangat luas.
Apalagi masyarakat Desa dukuhmencek mayoritas bekerja sebagai petani. Tapi kan bukan cuma kebutuhan petani saja, melainkan dari perkebunan, peternakan bahkan selep padi,
42 Budihartono, Hasil Wawancara, (Jember: 23 Mei 2022).
46
selep jagung juga membutuhkan karung bekas untuk wadah sekam padi dan janggel jagung”
Melalui hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa potensi karung bekas di Desa Dukuhmencek terbilang sangat luas dengan adanya aset masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani, namun disisi lain karung bekas tersebut juga bisa dimanfaatkan berbagai sektor seperti perkebunan, peternakan dan juga selep yang dapat digunakan sebagai wadah sesuai kebutuhannya.
4. Gambaran Masyarakat Desa Dukuhmencek
Masyarakat Desa Dukuhmencek mayoritasnya berbahasa madura namun tidak sedikit pula dari mereka menggunakan bahasa jawa karena adanya pendatang dari daerah lain yang disebabkan oleh faktor pernikahan dengan wilayah luar desa maupun kota yang mayoritasnya berbahasa jawa.43 Jumlah penduduk Desa Dukuhmencek sebanyak 8.411 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.111 jiwa dan perempuan sebanyak 4.300 jiwa. Jika dilihat dari tingkat pendidikan terdapat 9 tingkatan pendidikan masyarakat Desa Dukuhmencek yaitu:
belum sekolah, belum tamat SD, tamat SD, SMP, SMA, DA-D2, D3, S1, dan S2. Jumlah masyarakat yang belum sekolah berjumlah 1.972, belum tamat SD 1.075, tamat SD 2.765, SMP 1.253, SMA 1.094, DA- D2 berjumlah 15, D3 sebanyak 61, S1 169 dan S2 sebanyak 7. Dari data
43 Hasil Observasi pada tanggal 25 Mei 2022.
47
tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember hanya mampu menyelesaikan sekolah dijenjang Sekolah Dasar.44
Sementara itu jika dilihat dari jumlah pekerjaan terdapat 11 jenis pekerjaan beserta jumlahnya yaitu: belum bekerja sebanyak 2.196, petani atau pekebun sebanyak 414, wiraswasta sebanyak 1.733, pelajar sebanyak 1.104, pengurus rumah tangga sebanyak 1.688, buruh tani sebanyak 365, karyawan swasta sebanyak 165, perdagangan sebanyak 97, buruh harian lepas sebanyak 148, PNS sebanyak 71 dan lain-lain sebanyak 450. Melalui data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Desa Dukuhmencek bekerja disektor pertanian dan perkebunan.
Selain itu Desa Dukuhmencek memiliki budaya pandalungan campuran antara Jawa dan Madura seperti dari segi bahasa, sosio- kultural, pakaian, maupun yang lainnya. Namun di Desa Dukuhmencek suasana budaya Maduranya sangat kental dan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang ditunjukkan dengan keberadaan mushalla dan masjid disetiap Dusun. Hal ini juga diperkuat dengan adanya kegiatan keislaman yang sangat dipengaruhi oleh aspek budaya Madura maupun Jawa seperti tahlilan, shalawatan, khitanan, pengajian, dan
44 Arsip Data Penduduk Desa Dukuhmencek, 2021.
48
sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan adanya akulturasi islam dengan budaya Madura dan Jawa.
5. Sejarah Home Industry Karung Bekas
Sejarah berdirinya usaha home industry karung bekas berawal dari inisiatif Bapak Abdul Mu’in selaku kepala home industry karung bekas yang melihat besarnya potensi karung bekas di Desa Dukuhmencek. Namun masyarakat belum mengetahui potensi tersebut, karena pada dasarnya karung bekas hanya dibuang dan dibakar saja.
Namun setelah adanya industri pengelolaaan karung bekas ini mereka dapat menjual karung bekasnya ketempat pengelolaan tersebut.
Home industry karung bekas ini berdiri pada tahun 2014 dengan jumlah karyawan yang awalnya 2 orang dari keluarga sendiri.
Kemudian usaha ini semakin berkembang dan kekurangan tenaga kerja, akhirnya kepala home industry tersebut membuka lapangan pekerjaankepada masyarakat dilingkungannya.45 Seperti yang dikatakan oleh bapak Abdul Mu’in:
“Masyarakat disini belum tau karung bekas, karena ibarat sampah cuma dibuang dan dibakar. Dari pada dibuang dan dibakar saya beli untuk diproses jadi barang layak pakai dan dijual lagi. Dulu yang membantu menggerakkan usaha ini hanya 2 orang istri saya sama ibu mertua. Setelah itu karena kekurangan tenaga ya saya buka lapangan pekerjaan kepada orang-orang sekitar yang membutuhkan”
45 Abdul Mu’in, Hasil Wawancara, (Jember: 12 Mei 2022).
49
Home industry karung bekas di Desa Dukuhmencek sudah mempekerjakan 9 orang sejak awal berdiri, namun pada saat ini tersisa 5 orang pekerja yang disebabkan oleh faktor usia, dan membuka usaha sendiri. Adapun data nama pekerja yang bekerja di industri pengelolaan karung bekas tersebut ialah:
Tabel 4.2
Data Nama Para Pekerja Home Industry Karung Bekas Desa Dukuhmencek
Nama Alamat Masa
Bekerja
Faktor berhenti P. Mp Dusun Botosari
Desa Dukuhmencek
2015 – 2017
Membuka usaha bakso
B. Imw Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2016 – saat ini _
B. Nsr Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2016 – 2017 Meninggal
P. Rio Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2017 – 2018 Meninggal
B. Slm Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2017 – saat ini _
Mas. E Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2017 – 2020
Pindah pekerjaan
50
Nama Alamat Masa
Bekerja
Faktor berhenti P. Swn Dusun Botosari
Desa Dukuhmencek
2018 – saat ini _
Mas. Jml Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2019 – saat ini _
B. Ftr Dusun Botosari Desa Dukuhmencek
2019– saat ini
_
Sumber: Dokumentasi 2022 B. Penyajian Data dan Analisis
Dalam penyajian data ini peneliti menguraikan hasil temuannya dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi untuk menggali data sebanyak-banyaknya dilapangan yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan pada fokus penelitian. Penyajian data yang didapatkan oleh peneliti yaitu:
1. Proses Pemberdayaan Masyarakat Melalui Usaha Home Industri Pengelolaan Karung Bekas
Terbentuknya usaha home industry pengelolaan karung bekas ini berawal dari bangkrutnya budidaya ikan lele yang dikelola oleh bapak Abdul Mu’in. Kebangkrutan tersebut ditimbulkan oleh mahalnya harga pakan jenis sentrat dan pemasaran semakin menurun. Kemudiaan Bapak Abdul Mu’in bertemu dengan pengepul karung bekas dan disitulah beliau menawarkan karung bekas wadah sentrat yang ada di