• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model epidemi COVID-19 di Jabodetabek

Dalam dokumen Proyeksi COVID-19 di Indonesia | i (Halaman 30-33)

Memprediksi kemungkinan kasus COVID-19 yang memerlukan perawatan rumah sakit di Jabodetabek penting karena beberapa alasan. Pertama, DKI Jakarta merupakan kota urban padat penduduk yang seringkali menjadi pusat bisnis di Indonesia. Selain menjadi ibu kota negara Indonesia, pemerintah kota DKI Jakarta memiliki kapasitas fiskal paling tinggi dan mungkin kapasitas sistem kesehatan paling kuat. Akan tetapi, DKI Jakarta juga memiliki mobilitas penduduk yang tinggi dimana sebagian mobilitas ini disumbang oleh pekerja yang banyak bertempat tinggal di wilayah sekitar DKI Jakarta. DKI Jakarta juga menghadapi beban ganda sistem kesehatan karena meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular sedangkan penyakit menular masih belum terkontrol. Selain itu, ketimpangan sosial ekonomi juga masih menjadi kendala di DKI Jakarta. Hal unik lain adalah DKI Jakarta seringkali menjadi tujuan favorit untuk memulai kehidupan baru, terutama setelah lebaran. Semua hal ini menjadikan DKI Jakarta dapat menjadi contoh dan pembelajaran dalam penanganan COVID-19 penting di Indonesia.

Di tahun 2020, Ramadhan (bulan puasa) dimulai pada 23 April dan berakhir pada Hari

© 2020 Mapbox © OpenStreetMap

JAWA BARAT JAWA TIMUR JAWA TENGAH DKI JAKARTA SUMATERA UTARA BANTEN SULAWESI SELATAN SUMATERA SELATAN RIAU

LAM PUNG SUMATERA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR ACEH

NUSA TENGGARA BARAT D I YOGYAKARTA BALI

KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR PAPUA JAMBI SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA KEPULAUAN RIAU SULAWESI UTARA KALIMANTAN TENGAH BENGKULU MALUKU

KEP BANGKA BELITUNG GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU UTARA PAPUA BARAT KALIMANTAN UTARA

12.7

3.2 3.6 6.2

3.7 3.9 8.6 26.8

8.9

8.4

2.3 12.8 13.4

7.9 13.9 17.7 15.7 14.7 50.0 122.4

15.2 102.9 185.7

58.3

8.5

4.9 21.2

6.2 26.3

10.2 22.7 19.4 53.7

17.0

1 34

Risk

High Moderat e

Moderat e high

tinggal pada minggu pertama dan kedua setelah Idul Fitri. Seiring dengan hal ini, PSBB di DKI Jakarta diterapkan di awal bulan puasa yang mana secara tidak langsung dapat mempengaruhi mobilitas penduduk. Akan tetapi, hipotesis ini perlu dibuktikan dengan data. Model ini dibuat pada akhir Maret 2020 sebelum bulan puasa dimulai untuk memberikan gambaran dampak mobilitas penduduk karena mudik terhadap kasus COVID-19. Analisis ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pengambilan keputusan untuk mencegah kemungkinan ledakan kasus.

Metode

Model ini menggunakan pendekatan yang sama dan asumsi yang sama dengan model April nasional. Model menggunakan asumsi sekitar 3% dari kasus COVID-19 membutuhkan perawatan rumah sakit. Permulaan penyakit diasumsikan terjadi pada minggu ketiga Januari 2020. Basic reproduction number adalah 2,5 dan jumlah kasus akan menjadi dua kali lipat dalam 5 hari. Mengingat belum adanya informasi yang jelas tentang penularan pada anak-anak ketika model ini dibuat, mereka yang berusia di atas 20 tahun dianggap sebagai populasi berisiko. Kasus yang sembuh diasumsikan dirawat selama 14 hari, sedangkan kasus berujung kematian diasumsikan memerlukan perawatan selama 7 hari. Di DKI Jakarta kami menghitung kemungkinan efek perubahan jumlah penduduk karena mudik terhadap kenaikan kasus. Ini mencakup perjalanan ke luar Jakarta sejak awal Ramadhan (23 April 2020) dan penduduk yang datang ke Jakarta setelah Lebaran. Sayangnya, tidak ada informasi pasti tentang angka mobilitas penduduk selama lebaran di DKI Jakarta di tahun 2020.

Maka dari itu, kami mengacu pada beberapa survei, diantaranya jumlah mudik oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada tahun 2019 dan survei lain oleh DKI Jakarta. Hasilnya sekitar 20% penduduk DKI Jakarta diasumsikan bepergian ke provinsi lain untuk mudik.

44.1%

2019

Berapa % penduduk Jabodetabek mudik ke Provinsi Jawa lainnya?

20%

model

Ada 14,9 juta orang (44.1%) dari Jabodetabek yang mudik Lebaran 20191

Survei Potensi Pemudik Angkutan Lebaran Tahun 2019 Kemenhub

2020 Diprediksi 56% warga Jabodetabek tidak mudik,

37% masih mempertimbangkan dan

7% telah mudik2

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek

Asumsi 20%

penduduk Jabodetabek mudik

ke provinsi lain di Pulau Jawa Ada 14,9 juta orang

(44.1%) dari Jabodetabek yang mudik Lebaran 20191

Diprediksi 56% warga bodetabek tidak mudik,

37% masih mempertimbangkan dan

7% telah mudik2

Asumsi 20%

penduduk Jabodetabek mudik

ke provinsi lain di Pulau Jawa

Hasil

Jika seperlima penduduk Jabodetabek melakukan perjalanan ke provinsi lain di Pulau Jawa selama periode mudik, provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa diprediksi dapat mengalami kenaikan kasus dengan angka kumulatif mencapai 1 juta kasus COVID-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit. Prediksi ini jauh lebih tinggi dari skenario non-mudik (tidak ada perjalanan) yaitu sekitar 800.000 kasus kumulatif. Dengan asumsi kasus akan berlipat ganda dalam 5 hari, diperkirakan provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa akan mengalami kasus harian tertinggi di hari Idul Fitri.

Gambar 15 Estimasi angka kasus kumulatif (kiri) dan harian (kanan) di provinsi lain di Pulau Jawa pada skenario mudik dan tidak mudik

Gambar 16 Estimasi angka kasus kumulatif di Jabodetabek dengan skenario mudik dan tidak mudik: gambaran umum keseluruhan (kiri) dan

gambaran bulan Mei-Juni (kanan)

Kasus dilaporkan pertama kali Pembatasan sosial diberlakukan Deklarasi kedaruratan kesmas PSBB mulai berlaku di Jakarta 1 Ramadhan 1441 H 1 Syawal 1441 H 0

250,000 500,000 750,000 1 ,000,000 1 ,250,000

Estimasi kumulatif kasus*)

2/3 16/3 31/3 10/4 24/4 24/5 1/6 1/7

Jaw a non-Jabodetabek (m udik) Jaw a non-Jabodetabek (tanpa m udik) Jabodetabek (m udik) Jabodetabek (tanpa m udik) N ote:

Asum si 20% penduduk Jabodetabek m udik ke Jaw a selam a rata-rata 7 hari

*) Kasus perlu peraw atan RS

Estim asi kum ulatif kasus*) C O V ID -19 di P ulau Jaw a (dengan dan tanpa m udik lebaran)

Kasus dilaporkan pertama kali Pembatasan sosial diberlakukan Deklarasi kedaruratan kesmas PSBB mulai berlaku di Jakarta 1 Ramadhan 1441 H 1 Syawal 1441 H 0

10,000 20,000 30,000 40,000 50,000

Estimasi kasus*)

2/3 16/3 31/3 10/4 24/4 24/5 1/6 1/7

Jaw a non-Jabodetabek (m udik) Jaw a non-Jabodetabek (tanpa m udik) Jabodetabek (m udik) Jabodetabek (tanpa m udik) N ote:

Asum si 20% penduduk Jabodetabek m udik ke Jaw a selam a rata-rata 7 hari

*) Kasus perlu peraw atan RS

Estim asi kasus*) C O V ID -19 per hari di P ulau Jaw a (dengan dan tanpa m udik lebaran)

Kasus dilaporkan pertama kali Pembatasan sosial diberlakukan Deklarasi kedaruratan kesmas PSBB mulai berlaku di Jakarta 1 Ramadhan 1441 H 1 Syawal 1441 H Perkiraan arus balik 0

50,000 100,000 150,000 200,000 250,000

Estimasi kumulatif kasus*)

2/3 16/3 31/3 10/4 24/4 24/5 31/5 1/7

Tanpa m udik D engan m udik

N ote:

A sum si 20% penduduk Jabodetabek yang m udik ke Jaw a kem bali ke Jabodetabek dengan tam bahan 25% dari yang m udik

*) Kasus perlu peraw atan RS

Estim asi kum ulatif kasus*) C O V ID -19 di J abo detabek (dengan dan tanpa m udik lebaran)

1 Syawal 1441 H Perkiraan arus balik

222,000 235,000

200,000 210,000 220,000 230,000 240,000

Estimasi kumulatif kasus*)

24/5 31/5 1/7

Tanpa m udik D engan m udik

N ote:

A sum si 20% penduduk Jabodetabek yang m udik ke Jaw a kem bali ke Jabodetabek dengan tam bahan 25% dari yang m udik

*) Kasus perlu peraw atan RS

Estim asi kum ulatif kasus*) C O V ID -19 di J abo detabek (dengan dan tanpa m udik lebaran)

Jika 20% penduduk Jabodetabek yang mudik kembali ke Jabodetabek, Jabodetabek diprediksi akan mengalami 13.000 kasus kumulatif tambahan pada Juli 2020. Hal ini mengasumsikan kasus tambahan disumbangkan oleh 25% penduduk yang bepergian.

Mudik juga memperlambat kemungkinan penurunan kasus harian. Jika 20% penduduk tidak mudik, kasus harian diprediksi akan mencapai 500 kasus di awal Juni 2020.

Namun, jika penduduk Jabodetabek mudik, diperkirakan kasus harian tertinggi akan mencapai 1,200 kasus per hari di bulan Juni 2020.

Gambar 17 Estimasi angka kasus kumulatif di Jabodetabek dengan skenario mudik dan tidak mudik: gambaran umum keseluruhan (kiri) dan gambaran bulan Mei-Juni

(kanan)

Model epidemi COVID-19 di Jawa Barat

Dalam dokumen Proyeksi COVID-19 di Indonesia | i (Halaman 30-33)

Dokumen terkait