dominasi ovulasi 5 sampai 7 hari setelah kematian corpus luteum dari siklus sebelumnya.
Kesimpulan ini didukung oleh pengamatan bahwa tingkat estradiol dalam vena ovarium sangat berbeda antara ovarium dengan 5 sampai 7 hari dari siklus, membuktikan munculnya folikel dominan. Ini folikel terus berkembang di bawah keadaan yang memiliki dindukat tidak ramah bagi folikel bersaing di kedua ovarium.
Kontrol dari urutan temporal kejadian yang menyebabkan sampai dengan dominasi folikel telah dijelaskan oleh ablasi Studi pada primata infrahuman dan juga pada wanita yang folikel dominan atau corpus luteum hancur ataudihapus. Penghancuran folikel terbesar pada hari 8 sampai 12 dalam ovarium primata penundaan gelombang berikutnya praovulasi gonadotropin hipofisis. Sebaliknya, luteectomy dalam fase midluteal (hari 16 sampai 19) kemajuan gonadotropin gelombang. Pada wanita, interval dari ablasi dari folikel dominan atau corpus luteum ke ovulasi berikutnya adalah 14 hari. Temuan ini konsisten dengan gagasan bahwa yang siklik struktur dari ovarium yang dominan (misalnya, ovarium mengandung folikel dominan atau corpus luteum) adalah pencatat waktu dari siklus menstruasi. Siklus 28-hari menstruasi demikian hasil dari rentang hidup intrinsik yang dominan folikel (fase folikuler) dan corpus luteum (luteal fase), bukan waktu ditentukan oleh otak atau pituitari.
cairan telur dan folikel, yang menunjukkan bahwa cairan tersebut tidak berada di bawah thecanan tinggi.
Dalam primata, ovulasi diyakini bergantian antara ovarium karena tindakan lokal progesteron diproduksi oleh corpus luteum pada dinamika folikel, namun, keyakinan ini belum didukung oleh bukti definitif. Meskipun beberapa studi menunjukkan bahwa ovulasi terjadi dengan frekuensi yang sama di ovarium kanan dan kiri, yang lain menunjukkan bahwa sisi kanan ovulasi lebih frequent.
Persyaratan Untuk Progesteron
Suatu tindakan awal LH dalam proses ovulasi, yang terjadi beberapa jam gelora, adalah induksi progesterone reseptor di sel granulosa. Pentingnya fungsi reseptor progesteron up-regulasi yang didokumentasikan oleh fakta bahwa antagonis reseptor progesterone dan obat-obatan yang menghambat sintesis progesteron mencegah ovulasi pada hewan laboratorium dan monyet Rhesus. Selain itu, tidak terjadi ovulasi pada tikus dengan sasaran penghapusan dari gen reseptor progesteron, lebih khusus, Sebuah bentuk dari reseptor.
Pengamatan ini menunjukkan progesteron yang mengatur ekspresi gen ovulasi dengan klasik mekanisme. Namun, bentuk A dari reseptor progesterone umumnya represor transkripsi, meningkatkan kemungkinan bahwa bagian penting dari tindakan progesterone di praovulasi Periode meliputi penekanan gen ekspresi. Sejumlah kandidat gen yang muncul untuk tergantung pada progesteron periovulatory telah diidentifikasi, termasuk metalloproteinase (lihat bagian “Mekanisme Pemecahan folikuler”). COX-2 ekspresi progesteron reseptor-kekurangan tikus normal, menunjukkan bahwa prostanoids bukan bagian dari progesteron- diatun Program ovulasi.
Persyaratan Untuk Prostaglandin
Lonjakan LH merangsang biosintesis prostaglandin oleh ovarium folikel sebagai akibat dari induksi enzim COX-2 dalam sel granulosa praovulasi. COX-1 tidak diekspresikan oleh sel granulosa, dan tingkat enzim ini dalam yang Graafian folikel tidak berubah dalam menanggapi suatu ovulasi stimulus.
1. Fertilisasi
Fertlisasi (pembuahan) terjadi di ampula,1/3 tuba uterina adalah proses penyatuan gamet pria dan wanita ketika dibebaskan saat ovulasi,ovum akan segera diambil oleh tuba uterina yang mengandung fimbria berkontraksi dengan gerakan menyapu menuntun ovum memasuki tuba uterina menuju silia ovum harus dibuahi saat masa subur/disintegrasi dalam 12-24 jam kemudian difagosit dan fertilisasi harus
terjadi dalam 24 jam setelah ovulasi, sperma dapat bertahan 48 jam tetapi tetap dapat hidup dalam 5 hari.
Untuk membuat sebuah ovum, sperma harus melewati corona radiata dan zona pelusida (sperma dengan membran akrosom di kepala sehingga fertilin sperma berikatan dengan reseptor integrin sel telur sehingga tidak dapat ditembus dan terjadi hambatan terhadap polispermanea (banyak sperma).
Pembelahan : zigot membelah menjadi dua sel (30 jam)/ stadium 2 sel selama 2 hari. Hari ketiga blastomer membelah menjadi 4,8,16 sel pada hari ketiga menjadi morula. Hari keempat blastokista dan ruang antar sel menyatu.
2. Implantasi
terjadi dari pars superior corpus uteri bagian anterior /posterior. Fase sekretorik terjadi selama 5,5-6 hari. Simpanan glikogen di endometrium hanya cukup memberi makan janin dari minggu-minggu pertama kehamilan hingga menjadi plasenta.
Pada hari ke-12 janin/mudigah tertanam total di desidua. Trofoblas memiliki ketebalan 2 lapisan sel yang dimaksud korion. Korion meluas menyebabkan darah ibu bocor kapiler dari korion mengisi rongga tersebut sehingga membentuk jari-jari yang menjulur sehingga terjadi perdarahan.
Fungsi plasenta merupakan sistem percernaan, pernapasan, ginja bagi janin.
Nutrien dan O2 Berdifusi dari darah ibu menembus sawar tipis plasenta. Janin dan CO2 menyebabkan metabolisme ke darah dikeluarkan melalui paru-paru dan ginjal.
3. Perkembangan janin
Janin akan berkembang dari inner cell mask terdapat 3 masa pertumbuhan dan perkembangan janin :
• Pre-embrionik
2 minggu setelah fertilisasi inner cell mask membentuk 3 lapisan utama yaitu ektoderm,endoderm dan mesoderm.
• Embrionik
2-8 minggu sistem rudimenter (mengecil, menciut, menghilang). Jantung menonjol dan mulai berdenyut saat organogenesis (proses pembentukan organ atau alat tubuh).
• Diferensiasi 3 lapisan
Pada lapisan ektoderm membentuk organ danstruktur tubuh yang memelihara hubungan dengan dunia luar, seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi, hidung, mata, rambut, kuku dan kelejar mamae. Pada lapisan mesoderm membentuk sistem pembuluh, jantung, kemih, kelamin dan jaringan otot dari subkutan. Pada lapisan endoderm membentuk epitel pencernaan, pernapasan, kanding kemih dan hati.
* Cara mendeteksi kehamilan
» Uji Hormonal Kehamilan
Uji kehamilan didasarkan pada adanya produksi korionik gonadotropin (hCG) oleh sel-sel sinsitiotrofoblas pada awal kehamilan. Hormon ini disekresikan kedalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui urin. Human Chorionic Gonadotropin (hCG) dapat dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan ekskresi sebanding meningkatnya usia kehamilan diantara 30-60 hari. Produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 hari dan kemudian menurun secara bertahan dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari.
» Teknik pemeriksanaan palpasi abdomen
Pemeriksaan palpasi yang biasa digunakan untuk menetapkan kedudukan janin dalam rahim dan usia kehamilan terdiri dari pemeriksaan menurut Leopold I-IV atau pemeriksaan yang sifatnya membantu pemeriksaan Leopold:
a. Membantu Leopold II (pemeriksaan menurut Budine, pemeriksaan menurut Ahfeld)
b. Membantu pemeriksaan Leopold III (pemeriksaan kneble) Dengan memahami pemeriksaan menurut Leopold dengan baik
kedudukan janin dapat ditentukan. Pemeriksaan pembantu Leopold adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Budine, digunakan pada letak membujur, untuk lebih menetapkan dimana punggung janin berada. Teknik : fundus uteri didorong kebawah, badan janin akan melengkung sehungga punggung akan mudah ditetapkan.
b. Pemeriksaan menurut Ahfeld. Janin dengan letak membujur disorong kesalah satu sisi sehingga janin mengisi ruangan yang lebih terbatas. Dengan mendorong janin kesalah satu arah, maka pemeriksaan punggung janin lebih mudah dilakukan.
c. Pemeriksaan menurut Kneble. Pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan menurut Leopold III.