• Tidak ada hasil yang ditemukan

PADA INDUSTRIPADA INDUSTRI

Dalam dokumen PPT PowerPoint Presentation (Halaman 31-42)

PADA INDUSTRI

INDUSTRIAL APPLICATION OF SURFACTANTS

Deinking agents Defoaming agents Dispersants for CaCO3

Additives for polymerization

Textile

Construction

Pulp &

Paper

Plastics

Palm Oils Energy

Environment

Fermentation Toiletries

Cosmetics Detergent

Agro chemicals

Food Others

Laundry detergent chemicals

Anti-dusting agetns for coals Water treatment chemicals Scale inhibitors

Scouring and bleaching agents Dyeing auxiliaries

Softening agents Antistatic agents Shade improvers

Concrete additives Gypsum board additives Asphalt emulsifiers.

Chemical for palm oil fractionation

Foaming agents for toothpastes Cosmetics chemicals

Fermentation additives

Water Treatment

Metal

Oilfield

Firefighting Foam Emulsion

Polymerization

Explosive Material

Adjuvants

Additives for agrochemicals Anti-caking agents

Wood preservativesv

Anionic Surfactant

Cationic Surfaktant

Amphoteric Surfactant

Nonionik Surfactant

Surfactant :

Source : Modification of KAO Indonesia Chemicals Information

Agrochemical

Biasanya digunakan surfaktan nonionik dan memiliki cabang hidrofobik.

Nilai HLB berkisar antara 9 - 14

Umumnya surfaktan digunakan di bawah atau mendekati nilai CMC-nya, dengan tujuan untuk mencegah solubilisasi bahan aktif yang dapat

menurunkan aktivitas biologis.

Produk berbentuk bubuk (wettable powder) dan larutan suspensi (suspension concentrate)

Surfaktan Minimum tegangan permukaan (dyne/cm)

Nonylphenol ethoxylate (9 EO) 29,1

Lauryl alcoohol ethoxylate (9 EO) 32,2

Tall oil fatty acid ethoxylate (10 EO) 33,5

Tridecyl alcohol ethoxylate (8-9 EO) 27,5

Sodium di (2-ethylhexyl) sulfosuccinate 25,5

Trisiloxane ethoxylate (8 EO), CH3-terminated 21,0

Tabel. Minimum nilai tegangan permukaan larutan beberapa jenis surfaktan

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Surfaktan Fungsi Utama

Dodecylbenzene sulfonate Wetting

Dioctylsulfosuccinate Wetting

Sodium alkylnaphthalene sulfonate Wetting

Naphthalenesulfonate-formaldehyde condensate Dispersing

Ethoxylated tristyrylphenol sulfate Dispersing

Sodium lignosulfonate Dispersing

Tabel. Surfaktan pada produk berbentuk bubuk (wettable powder)

Surfaktan Fungsi Utama

Sodium dodecylbenzene sulfonate Wetting

Dibutyl and di-isopropyl naphthalene sufonate Wetting

Dioctyl or dinonylphenolsulfosuccinate Wettaing

N-methyl oleyl taurate Wetting and Dispersing

Naphthalene sulfonate-formaldehyde condensate Dispersing

Lignosulfonate Dispersing

Dodecyldiphenylether disulfonate Dispersing

Ethoxylated (6-12 EO) nonylphenol phosphate ester Wetting and Dispersing Ethoxylated (14-16 EO) tristyrlphenol phosphate sodium salt Wetting and Dispersing

Tabel. Surfaktan pada produk berbentuk larutan suspensi (suspension concentrate)

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).aaaa

Keuntungan produk berbentuk larutan suspensi (suspension concentrate) dibandingkan bubuk (wettable powder) :

Lebih mudah digunakan karena sudah terdispersi dalam air

Lebih mudah didispersikan ke produk aplikasi

Dalam penggunaanya tidak dihasilkan debu

Volume kemasannya lebih rendah

Lebih mudah dilarutkan dan menghasilkan bentuk suspensi yang stabil bila dilarutkan dengan air.

Emulsion Polymerization

Surfaktan merupakan bahan yang diperlukan pada proses polimerisasi emulsi, yaitu sebagai :

- monomer emulsifier dan penstabil lateks.

- sebagai media transfer panas

- menjaga stabilitas dispersi partikel polimer yang mengembang.

Utamanya digunakan surfaktan anionik.

Surfaktan nonionik umumnya digunakan sebagai emulsifier sekunder.

Grup ionik pada molekul surfaktan menjaga stabilitas emulsi monomer/air dan mengontrol distribusi ukuran partikel dengan cara menstabilkan

dispersi partikel.

Monomer Surfaktan yang Digunakan

Styrene, butadiene Dodecylbenzene sulfonate, dodecyldiphenyl ether disulfonate Vinyl chloride Partially hydrogenated fatty acid soap, sodium lauryl sulfate Styrene/butadiene Fatty acid soap, dodecylbenzene sulfonate, dodecyldiphenyl

ether disulfonate, polyoxyethylenated (9-14 EO) octylphenol Methyl or butyl ester of

acrylic/methacrylic acid Sodium lauryl sulfate octyl, nonylphenol ether (4-10 EO) sulfate

Methacrylic acid/acrylic acid Sodium C12-C14 ether (4-8 EO) sulfate, dodecylbenzene sulfonate

Styrene/butyl acrylate Nonyl/octyl phenol polyoxyethylene (9-15 EO) sulfate sodium polyoxyethylene (4-10 EO) lauryl ether sulfate, sodium or ammonium C12-C14 ether (2-10 EO) sulfate, polyoxyethylene (30-50 EO) octyl/nonylphenol

Vinyl, vinyl acetate, vinyl

acetat/butyl acrylate Sodium polyoxyethylene (30-50 EO) nonylphenol ether sulfate, sodium polyoxyethylene (30-50 EO) lauryl ether sulfate, polyoxyethylene (30-50 EO) octyl/nonylphenol

Tabel. Surfaktan yang digunakan untuk berbagai monomer

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

Metal Cleaning

A. Immersion Cleaning

Metode : bagian logam yang akan dibersihkan direndam dalam larutan deterjen dan diagitasi selama beberapa waktu. Pengotor berupa : minyak,

lilin (wax), dan gemuk (grease)

Kinerja surfaktan yang disyaratkan : - Good equilibrium wetting

- Efektif menurunkan tegangan permukaan dan antarmuka minyak/air - Mampu membentuk emulsi yang stabil

- Mencegah redeposisi pengotor

- Stabil dan kompatibel pada kondisi basa dan asam - Mencegah korosi (corrosion inhibition)

Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan anionik atau campuran surfaktan anionik-nonionik.

Surfaktan Anionik :

- Ethoxylated (4-10 EO) nonylphenol phosphate ester

- Ethoxylated (4-9 EO) linear (C8-C10) alcohol phosphate ester - Ethoxylated (9-12 EO) dinonylphenol phosphate ester

Surfaktan Nonionik :

- Nonylphenol ethoxylate (5-12 EO) - Octylphenol ethoxylate (5-10 EO)

- Linear (C9-C11) alcohol ethoxylate (5-12 EO) - Branched (C13-Oxo) alcohol ethoxylate (9-12 EO) - Tertiary dodecyl (branched) thioethoxylate (6-10 EO)

Surfaktan Amfoterik :

- Sodium acylamido aminopropionate

- Sodium acylamido aminohydroxypropyl sulfonate

Tabel. Surfaktan yang digunakan pada proses immersion metal (alkali)

Sumber : Rosen and Dahanayake (2000).

B. Spray Cleaning

Metode : larutan pembersih disirkulasikan menggunakan pompa dan disemprotkan melalui inlet (nozzle) ke bagian yang akan dibersihkan.

Larutan (deterjen) pembersih yang digunakan harus bersifat sangat rendah busa dan dapat dibersihkan dalam waktu sangat singkat.

Syarat surfaktan yang digunakan : sangat rendah busa hingga tanpa busa.

Surfaktan yang sesuai : surfaktan nonionik dan amfoterik yang rendah busa.

Contoh : nonylphenol ethoxylate (7-12 mol EO), linear alcohol ethoxylate (7-12 mol EO)

Pulp and Paper

A. Deresination

- Merupakan proses pemisahan resin dari pulp kayu.

- Surfaktan digunakan untuk mencapai efek pembasahan oleh larutan basa dan membentuk emulsi resin dengan air.

- Jenis surfaktan yang digunakan : ethoxylated nonionik, ethoxylated phosphate ester (anionik).

- Anionik lainnya seperti sulfate dan sulfonate tidak digunakan karena kelarutan dan kemampuan emulsinya rendah dalam media basa.

B. Paper Deinking

- Digunakan pada proses daur ulang kertas bekas.

- Kinerja surfaktan yang diperlukan : memberi efek pembasahan

(wetting) dan sifat dispersi yang sangat baik pada partikel tinta yang akan dipisahkan dari serat kertas, serta stabil terhadap hidrolisis.

- Jenis surfaktan yang digunakan : surfaktan nonionik

Dalam dokumen PPT PowerPoint Presentation (Halaman 31-42)

Dokumen terkait