LANDASAN TEORI
4.1 Umum
4.2.3 Pekerjaan Perkerasan Aspal a. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
73 Gambar 4.13 Penyiraman Lapis Pondasi Agregat Kelas A
Gambar 4.14 Pemadatan Lapis Pondasi Agregat Kelas A
4.2.3 Pekerjaan Perkerasan Aspal
74 memenuhi syarat yang ditentukan, baik ketinggian maupun kepadatannya. Setelah jalan dilapis oleh Prime Coat dan telah kering, kotoran-kotoran dan debu harus dibersihkan. Komposisi Lapis Resap Pengikat 0,08.
1) Sebelum melakukan penyemprotan prime coat, terlebih dahulu melakukan penyemprotan lapis resap pengikat (Prime Coat). Peralatan yang digunakan Air Compressor.
2) Setelah itu, menyemprotkan Prime Coat dilakukan dengan cara aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair. Campuran aspal cair tersebut disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi laston. Sebelum melakukan penyemprotan, terlebih dahulu menyediakan policeline agar pada saat pekerjaan berlangsung, tidak dilewati kendaraan.
Gambar 4.15 Penyemprotan Air Compressor
75 Gambar 4.16 Penyemprotan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
b. Lapis Resap – Aspal Cair
Lapis Perekat (Take Coat) adalah lapisan aspal cair di atas lapis permukaan jalan yang masih beraspal sebelum lapis permukaan perkerasan yang baru (dalam rangka perkuatan/Overlay) dihampar di atasnya. Komposisi Lapis Resap ialah 0,35.
1) Sebelum melakukan penyemprotan prime coat, terlebih dahulu melakukan penyemprotan Lapis Perekat (Tack Coat). Peralatan yang digunakan Air Compressor.
2) Setelah itu, menyemprotkan Tack Coat dilakukan dengan cara aspal dan minyak flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair. Campuran aspal cair tersebut disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan yang akan dilapisi laston. Lapis perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis aspal berikutnya untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat.
76 Gambar 4.17 Penyemprotan Air Compressor
Gambar 4.18 Penyemprotan Lapis Perekat (Tack Coat)
77 c. Laston Antar AC-BC
Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete - Binder Course atau AC-BC) Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing course) dan di atas lapisan pondasi (base course).
1) Pekerjaan yang dilaksanakan di AMP sebelum diantarkan ke lokasi. Hal yang harus diperhatikan yaitu memastikan alat pengangkut (Dump Truck) menggunakan penutup terpal yang standar, melakukan pengecekan suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher) 130˚C-150˚C Aspal Pen, dan 135˚C- 155˚C bitumen asbuton murni atau modifikasi, dan mengamati visual tampilan campuran, apakah sudah rata atau belum. Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaikan.
2) Setelah dump truck tiba di lokasi, maka dilakukan dumping material laston AC- BC dari dump truck menuju Asphalt Finisher. Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi Dump Truck dan Asphalt Finisher bergerak searah dengan kecepatan sama.
3) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus dipanaskan. Campuran beraspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan. Selama pekerjaan penghamparan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang termasuk syarat ketebalan dari lapisan beraspal yaitu: tebal hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum dibolehkannya pemadatan, kelandaian sepatu (screed) alat penghampar untuk menjamin terpenuhinya lereng melintang dan super elevasi yang diperlukan dan elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan
4) Segera setelah pencampuran berasapal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki. Temperature campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal dengan pemadatan awal yaitu 1 – 2 Pas, pemadatan antara yaitu 2 – 20 Pas dan pemadatan ahiir <20 Pas.
78 5) Pemadatan awal atau breakdown rolling harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alat penghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan awal. Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan.
6) Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan aat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang penggilas awal. Suhu pemadatan antara 90℃-125℃
untuk Aspal Pen dan 95℃-130℃ untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi, Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR), jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui, selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan, Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
Gambar 4.19 Pengangkutan Laston Antara AC-BC
79 Gambar 4.20 Dumping Laston Antara AC-BC ke Asphalt Finisher
Gambar 4.21 Penghamparan Laston Antara AC-BC
80 Gambar 4.22 Pemadatan Laston Lapis Aus AC-BC Menggunakan Alat Pemadat
Rodaj Baja
Gambar 4.23 Pemadatan Laston Lapis Aus AC-BC Menggunakan Pneumatic Tire Roller (PTR)
d. Laston Lapis Aus AC-WC
Laston Lapis Aus (Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC), Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC- WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga
81 secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya.
1) Pekerjaan yang dilaksanakan di AMP sebelum diantarkan ke lokasi. Hal yang harus diperhatikan yaitu memastikan alat pengangkut (Dump Truck) menggunakan penutup terpal yang standar, melakukan pengecekan suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher) 130˚C-150˚C Aspal Pen, dan 135˚C- 155˚C bitumen asbuton murni atau modifikasi, dan mengamati visual tampilan campuran, apakah sudah rata atau belum. Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaikan.
2) Setelah dump truck tiba di lokasi, maka dilakukan dumping material laston AC- WC dari dump truck menuju Asphalt Finisher. Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi Dump Truck dan Asphalt Finisher bergerak searah dengan kecepatan sama.
3) Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus dipanaskan. Campuran beraspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan. Selama pekerjaan penghamparan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang termasuk syarat ketebalan dari lapisan beraspal yaitu: tebal hamparan aspal gembur sebelum dipadatkan, sebelum dibolehkannya pemadatan, kelandaian sepatu (screed) alat penghampar untuk menjamin terpenuhinya lereng melintang dan super elevasi yang diperlukan dan elevasi yang sesuai pada sambungan dengan aspal yang telah dihampar sebelumnya, sebelum dibolehkannya pemadatan
4) Segera setelah pencampuran beraspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki. Temperatur campuran beraspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau dan penggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspal dengan pemadatan awal yaitu 1 – 2 Pas, pemadatan antara yaitu 2 – 20 Pas dan pemadatan akhir <20 Pas.
5) Pemadatan awal atau breakdown rolling harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja. Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak
82 berada di dekat alat penghampar. Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang telah terpasang kasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan campuran beraspal akibat penggilasan.
Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakan sebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuk suatu jarak yang pendek dengan posisi alat pemadat berada pada lajur yang telah dipadatkan dengan tumpang tindih pada pekerjaan baru kira- kira 15 cm.
6) Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan aat pemadat roda karet sedekat mungkin di belakang penggilas awal. Suhu pemadatan antara 90℃-125℃
untuk Aspal Pen dan 95℃-130℃ untuk bitumen asbuton murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi, Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR), jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui, selama proses pemadatan roda.
Gambar 4.24 Pengangkutan Laston Antara AC-WC
83 Gambar 4.25 Dumping Laston Antara AC-WC ke Asphalt Finisher
Gambar 4.26 Penghamparan Laston Antara AC-WC
84 Gambar 4.27 Pemadatan Laston Lapis Aus AC-WC Menggunakan Alat Pemadat
Roda Baja
Gambar 4.28 Pemadatan Laston Lapis Aus AC-WC Menggunakan Pneumatic Tire Roller (PTR)
85 4.3 Metode Pengawasan Mutu Pekerjaan
Dalam pelaksanaan kerja praktik ini, metode yang dipakai adalah sistem pengamatan langsung dilapangan, peninjauan dan bimbingan. Sehubungan dengan itu untuk data-data lainnya yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini kami melakukan pendekatan dan wawancara dengan berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan Proyek Peningkatan Jalan Solo – Peneki – Kulampu.
Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pelaksanaan, agar didapat hasil dan mutu yang dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu pekerjaan dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.