• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN

C. Pembahasan Temuan

anak sudah mulai merasa aman. Dengan kesaksian yang diberikan oleh anak tentunya proses sidang akan berjalan dengan lancar dan pelaku akan diproses sesuai dengan jalur hukum, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan ibu sindi yaitu:

“gunanya proses konseling kan agar kondisi mental korban ini kembali membaik seperti semula, sehingga saat di persidangan sang anak bisa memberi kesaksian dengan jelas mengenai kronologis kejadian tanpa rasa takut dan pelaku akan dapat dihukum seseai dengan kesalahannya.”84

Afin Murtie menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kekuatan tersendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga sebagian orang masalah yang mereka alami merupakan hal yang wajar namun bagi orang lain masalah seperti itu bisa menyebabkan rasa trauma. Jadi rasa trauma yang dialami oleh seseorang bukan bergantung kepada besar kecilnya suatu masalah namun trauma bisa saja trjadi akibat persepsi dari masing-masing individu terhadap peristiwa itu sendiri. 85

Menurut teori Prayitno & Erman Amti menyatakan bahwa kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling secara ensidental maupun terprogram. Pelayanan ensidental merupakan pelayanan yang diberikan kepada klien secara langsung tidak terprogram maupun terjadwal kepada konselor untuk meminta bantuan. Konselor melayani mereka secara langsug sesuai dengan permaslahan klien saat mereka datang. 86

Setelah melihat dari hasil penelitian dan observasi bahwa waktu pelaksanaan konseling adalah dari hari seenin-jumat dari jam 08.00 WIB- 16.00 WIB, mengenai tempat konseling ialah diruangan yang khusus untuk proses konseling. Setelah melihat dari hasil penelitian dilapangan dan berdasarkan teori yang ada bahwa pelaksanaan konseling di UPTD PPA dilaksanakan secara terjadwal dan hal ini sudah sesuai dengan teori.

85 Afin Murtie, Sssst, 94

86 Prayitno & Erman Amti. 2013. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.

(Jakarta: Rineka Cipta). 220

2. Tahapan proses konseling

Menurut teori Sofyan S. Willis proses tahapan dalam konseling dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap awal, tahap pertengahan (tahap kerja) dan tahap akhir (tahap tindakan).87 Sedangkan pelaksanakan konseling trauma anak menurut Umi Aisyah memaparkan bahwa langkah-langkah yang harus dilaksanakan dalam proses konseling ialah langkah pertama langkah identifikasi masalah, langkah kedua, yakni diagnosis, langkah ketiga prognosis, langkah keempat terapi, dan langkah kelima yakni follow up.88

Berdasarkan hasil penelitian dijelaskan bahwa dalam tahap pelaksanaan konseling di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Jember pertama yang dilakukan oleh konselor yakni konselor akan melakukan pendekatan dengan konseli seperti membangun suatu hubungan yang baik dengan konseli. Kemudian konselor menunjukkan keterlibatan dengan konseli lalu konselor mengeksplorasi permasalahan konseli tentunya dengan tetap harus menjaga hubungan konseling, memberilkan dorongan untuk membuat rencana dan aksi nyata. Selanjutnya konselor akan melakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk menilai sejauh mana hasil yang dicapai oleh konseli, dan terakhir konselor memberikan edukasi dan juga mengakhiri proses konseling.

87 Sofyan S. Willis, Konseling Individual, 50-53

88 Umi Aisyah, Laras Pareswari, Konseling Individual, 140-141

Melihat hasil penelitian dan berdasarkan teori yang ada, dijelaskan bawa tahap konseling yang digunakan oleh konselor Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak memiliki perbeda dan juga persamaan. Pada tahap konseling yang digunakan oleh konselor UPTD memiliki 7 Tahapan namun ada beberapa tahapan yang sesuai dengan teori yang ada yakni membangun hubungan dengan konseli, memperjelas masalah konseli, memekplorasi masalah konseli, memberikan perubahan perilaku dalam diri konseli. Namun ada beberapa yang berbeda lainnya, mengenai tahapan konseling, dimana konselor memberikan edukasi kepada konseli dan juga dorongan-dorongan agar konseli merubah perilakunya.

Menurut teori Samsul Munir teknik yang dipakai dalam proses konseling yakni ada 10 teknik, yakni : teknik empati, refleksi, eksplorasi, paraphasing, open question, closed question, interpretasi, directing, silent dan yang terakhir konfrontasi.89

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan tenik dalam proses konseling mengatasi trauma yaitu digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan klien. Teknik yang digunakan konselor dalam proses konseling adalah penerimaan konselor, yang menunjukkan bahwa konselor memperhatikan konseli, mendengarkan, memahami dan juga bereaksi serta mengajak konseli untuk bertindak, mengajaknya memikirkan hal lain dan memberikan contoh, tidak lupa juga memberikan saran . Setelah

89 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, hal. 81

dilihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik yang digunakan oleh konselor dalam proses konseling memiliki persamaan dan sesuai dengan teori yang ada.

Adapun media yang digunakan oleh konselor dalam menunjang keberhasilan proses konseling yaitu dengan menggunakan media permainan, yakni konselor mengajak konseli untuk menebak reaksi emosi orang lain terhadap pernyataan yang ada di dalam kartu. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Katrhryn Geldard bahwa dalam proses konseling, konselor pastinya membutuhkan keterampilan konseling verbal seperti menggunakan berbagai media permainan, karena dengan adanya media permainan menyebabkan anak merasa tenang dan damai pada saat menjalani proses konseling. 90

3. Hasil proses konseling

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, pada proses konseling yang dilakukan oleh konselor dalam membantu konseli, mendapatkan hasil yakni: hilangnya rasa trauma, konseli menjadi lebih percaya diri kembali, adanya perubahan psikologis anak dan yang paling penting proses persidangan berjalan lancar.

Hal ini sesuai dengan teori Ati Kusmawati tentang tujuan proses konseling, yaitu membantu klien menata kembali masalahnya dan memahami gaya hidupnya, serta mengurangi evaluasi diri yang negatif dan perasaan rendah diri kemudian membantu mengoreksi persepsinya

90 Kathryn Geldard, konseling anak, 3

terhadap lingkungan sehingga klien dapat mengarahkan perilakunya dan mentransformasikan minat sosialnya. 91

91 Ati Kumawati, Modul Konseling, Universitas Muhammadiyah Jakarta, hal 7

BAB V

Dokumen terkait