• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

B. Pembahasan

Kendari jumlah terbanyak yang berperilaku baik yaitu 55 murid (98,21%). Selanjutnya yang berperilaku kurang yaitu 1 murid (1,79%).

Hal ini juga didukung dengan teori bahwa mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit dimana mencuci tangan dapat mengontrol berbagai penyakit infeksi misalnya diare, cacingan. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung.

Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang, ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan (Hasyim, 2009).

2. Perilaku Membuang Sampah Pada Murid SDN 8 B e n t e Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 56 reponden menunjukkan perilaku membuang sampah pada murid SDN 8 Bente menunjukkan jumlah terbanyak yaitu perilakunya baik yaitu 46 murid (82,14%). Selanjutnya yang berperilaku kurang yaitu

10 murid (17,86%). Hal ini sesuai dengan fakta yang didapatkan dilapangan bahwa di SDN Bente telah disediakan tempat membuang sampah di masing-masing kelas, di pekarangan sekolah, di kantin sekolah namun penampungan sampah

tersebut belum memiliki penggolongan sampah medis seperri penggolongan sampah organik dan non organik.

Pewadahan sampah yang disediakan seharusnya terbuat dari bahan yang kuat dan tahan, terbuat dari bahan yang kedap air, wadah berbeda warna antara sampah basah dan kering, wadah memenuhi syarat ringan dan mudah diangkat atau dipindahkan, terdapat penutup, wadah tidak bocor, dan ditempatkan dilokasi yang mudah dilihat dan terjangkau.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Intan Nurhadyana, 2012) bahwa penelitian yang dilakukannya tentang perilaku membuang sampah disekolah dasar menunjukkan sebagian besar 52,3% responden memiliki perilaku yang baik dalam membuang sampah dan 47,8% responden memiliki perilaku yang kurang dalam membuang sampah.

Hal ini juga didukung dengan teori bahwa membuang sampah pada tempatnya merupakan cara sederhana yang besar manfaatnya untuk menjaga kebersihan lingkungan namun sangat susah untuk diterapkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan oleh Andang Binawan yang menyebutkan bahwa kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi pun melakukannya (Kartiadi, 2009).

3. Perilaku Jajan di Kantin Sekolah Yang Sehat Pada Murid SDN 8 B e n t e

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 56 responden menunjukkan perilaku jajan di kantin sekolah yang sehat pada murid SDN

bente perilakunya baik yaitu 43 murid (76,79%), selanjutnya yang perilakunya kurang berjumlah 13 murid (23,21%).

Perilaku murid yang tergolong berperilaku baik ini juga di tunjang oleh lingkungan sekolah terutama kantin tempat para murid jajan. Hal ini sesuai dengan keadaan yang peneliti dapatkan di lokasi penelitian bahwa jajanan yang tersedia di kantin sekolah merupakan makanan yang bersih, tidak kadaluarsa, dan tertutup. Dan jika jajanan kue cara mengambilnya menggunakan jepitan tidak bersentuhan langsung dengan tangan.

Hal ini sejalan dengan penelitian (Safriana,2012) bahwa perilaku jajan dikantin sekolah yang sehat, kategori yang baik sebanyak 80 orang (54%), sedangkan kategori kurang sebanyak 68 orang (46%).

Hal ini juga didukung dengan teori bahwa makanan jajanan haruslah sehat, aman dan bergizi yaitu mengandung zat-zat yang diperlukan seorang anak untuk dapat hidup sehat dan produktif. Makanan tersebut tentunya harus bersih, tidak kadaluarsa, dan tidak mengandung bahan kimia maupun mikroba berbahaya bagi kesehatan. Idealnya makanan jajanan tersebut berasal dari pangan yang beragam dan bergizi seimbang. Pangan yang beragam dan bergizi seimbang disarankan dikonsumsi karena tidak ada satu jenispun makanan yang mengandung semua zat gizi secara lengkap. Apabila terjadi kekurangan disalah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan maka akan dilengkapi dari makanan yang lain. Pangan yang beragam dan bergizi seimbang dalam hidangan sehari-hari minimal harus terdiri dari satu jenis makanan sumber zat

tenaga, satu jenis sumber zat pembangun dan satu jenis sumber zat pengatur sehingga terdiri dari tiga kelompok pangan (pangan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Selain itu juga dikaitkan dengan mencuci tangan bahwa mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi, dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman karena tanpa mencuci tangan pada saat jajan di kantin akan menimbulkan berbagai penyakit infeksi salah satunya adalah diare.

4. Perilaku Mengikuti kegiatan Olahraga di Sekolah Pada Murid SDN 8 Bente

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 56 responden menunjukkan perilaku mengikuti kegiatan olahraga di sekolah pada murid SDN 8 Bente menunjukkan jumlah terbanyak yaitu perilakunya baik sebanyak 56 murid (100%).

Hal ini sejalan dengan penelitan (Setiawan, 2013) bahwa perilaku mengikuti kegiatan olahraga disekolah dasar pada kategori baik sabanyak 29 orang (26,85%), sedangkan pada kategori kurang sebanyak 12 orang (11,11%).

Hal ini di karenakan kegiatan olahraga selain untuk menunjang kebugaran juga meningkatkan kemampuan fisik yang terdiri dari motorik kasar dan motorik halus sehingga menunjang tumbuh kembang anak dengan baik. Kegiatan itu meliputi kegiatan olahraga yang dilakukan setiap sekali dalam seminggu. Selain itu juga tersedia tempat untuk melakukan kegiatan olahraga, dan setiap murid diwajibkan menggunakan

pakaian olahraga, serta setiap kegiatan olahraga yang dilaksanakan selalu dengan bimbingan guru olahraga. Olahraga merupakan kegiatan yang telah terprogram dalam kegiatan pembelajaran sekolah yaitu dengan adanya mata pelajaran penjaskes, sehigga siswa terpapar dengan informasi tentang manfaat berolahraga.

Hal ini dibuktikan dengan teori Gunarsa (2007) bahwa alasan mengikuti kegiatan olahraga disekolah adalah untuk melihat kesehatan fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu juga untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik, dimana akan membawa manfaat yaitu berat badan terkendali, lebih percaya diri dan lebih bertenaga dan bugar.

5. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Murid SDN 8 Bente

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 56 responden menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada Murid SDN 8 Bente menunjukkan jumlah terbanyak yaitu perilakunya baik sebanyak 55 murid (98,21%) dikarenakan PHBS yang dilakukan oleh murid sudah dilakukan dengan baik salah satunya mengikuti kegiatan olahraga dimana kegiatan tersebut sudah secara rutin dilaksanakan setiap sekali seminggu karena merupakan kegiatan yang telah terprogram dalam kegiatan pembelajaran sekolah yaitu dengan adanya mata pelajaran penjaskes, sehigga siswa terpapar dengan informasi tentang manfaat berolahraga.

Sementara untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada Murid SDN 21 Kendari Barat yang perilakunya kurang sebanyak 1 murid (1,79%) dapat dikarenakan PHBS yang dilakukan Oleh murid tersebut belum melakukan dengan baik disebabkan masih rendahnya kesadaran murid untuk hidup bersih dan sehat seperti tidak mencuci tangan dengan sabun dan masih membuang sampah sembarangan.

BAB VI

Dokumen terkait