A. Lingkungan
6. Pembelajaran Daring
a. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring merupakan cara baru dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan perangkat elektronik khususnya internet dalam penyampaian belajar. Pembelajaran daring menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:1) “yaitu program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan”. Tujuan pembelajaran daring untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas. Melalui jaringan, dalam pembelajaran dapat diselenggarakan secara masif dan dengan peserta yang tidak terbatas. Sejalan dengan itu menurut Mustofa,dkk dalam Dina (2020:45) “pembelajaran daring adalah salah satu metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan internet”.
Sedangkan menurut Imania dalam Rigianti (2020:298) mengemukakan bahwa “pembelajaran daring adalah bentuk penyampaian pembelajaran konvensional yang dituangkan pada
format digital melalui internet”.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring merupakan suatu metode pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka langsung atau online sehingga memerlukan sistem telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan antara siswa dan guru agar tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Karakteristik Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan internet. Menurut Bilfaqih dan Qomarudin (2015:4) pembelajaran daring memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Esensi Pengembangan Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang diselenggarakan melalui jejaring web. Setiap mata kuliah/pelajaran menyediakan materi dalam bentuk rekaman video atau slideshow, dengan tugas-tugas mingguan yang harus dikerjakan dengan batas waktu pengerjaan yang telah ditentukan dan beragam sistem penilaian.
2. Masif Pembelajaran daring yaitu pembelajaran dengan jumlah partisipan tanpa batas dan diselenggarakan melalui jejaring web.
3. Terbuka Sistem Pembelajaran daring bersifat terbuka dalam artian terbuka aksesnya bagi kalangan pendidikan, kalangan industri, kalangan usaha, dan khalayak masyarakat umum. Dengan sifat terbuka, tidak ada syarat pendaftaran khusus bagi pesertanya.
Siapa saja, dengan latar belakang apa saja dan pada usia berapa saja, bisa mendaftar. Hak belajar tak mengenal latar belakang dan batas usia.
Sejalan dengan pendapat Flinder dalam Riyana (2018:128) yang menyebutkan “karakteristik pembelajaran online, yaitu personal, structural, active, dan connective”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan melalui
22
jaringan internet secara masif tanpa batas dan terbuka bagi kalangan pendidikan, industry, kalangan usaha dan masyarakat umum.
Pembelajaran daring meliputi, personal, structural, active and connective.
c. Jenis pembelajaran daring
pendidikan memasuki era new normal institusi pendidikan membiasakan diri untuk menggunakan media teknologi. Pemanfaatan ini bukan lagi sebagai media pilihan, melainkan menjadi media penopang yang dominan digunakan dalam setiap kali penyelenggaraan proses belajar mengajar. Model komunikasi beralih pada komunikasi berbasis media teknologi. Berdasarkan model komunikasi, PJJ daring dapat dibagi menjadi 2 kategori: synchronous dan asynchronous.
Suranto dalam fahmi (2020:149),” PJJ daring synchronous, yaitu interaksi yang berorientasi pada pembelajaran dan difasilitasi dengan instruksi secara langsung, real-time dan biasanya terjadwal”.
Sedangkan menurut Darmawan dalam fahmi (2020:149), “PJJ daring asynchronous dapat diartikan sebagai pembelajaran secara independen dimana peserta didik dapat berinteraksi satu sama lain dengan materi yang telah disediakan pada waktu yang mereka pilih. Kedua model pembelajaran ini sering kali dikombinasikan untuk saling menutupi kekurangannya. Menurut Chaeruman dalam kurniasari, dkk (2020:2),
“dalam pembelajaran sinkron, siswa dan guru berada di tempat yang sama pada waktu yang sama”. Ini mirip dengan kelas tatap muka.
Salah satu contoh pembelajaran sinkron adalah ketika siswa dan guru berpartisipasi dalam kelas melalui aplikasi web conference”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pjj daring terbagi menjadi dua model komunikasi yaitu synchronous yaitu interaksi yang berorientasi pada pembelajaran dan difasilitasi dengan instruksi secara langsung, real-time dan biasanya terjadwal dan asynchronous diartikan sebagai pembelajaran secara independen dimana peserta didik dapat berinteraksi satu sama lain dengan materi
yang telah disediakan pada waktu yang mereka pilih d. Pembelajaran Daring yang Efektif
Pembelajaran daring merupakan tantangan baru di dunia pendidikan.
Dimana pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang memanfaat akses internet menurut Yuliani, dkk (2020:4).
“Pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual melalui aplikasi virtual yang tersedia”.
Walaupun demikian, guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktif secara bersamaan. Menurut Kuntarto (2017:4) sebelum melakukan pembelajaran daring ada 3 syarat yang harus terpenuhi agar pembelajaran berjalan dengan baik, yaitu:
1. Proses belajar mengajar dilakukan melalui koneksi internet 2. Terdapat layanan untuk siswa seperti cetak, digital
3. Tersedia tutor untuk memberikan solusi jika terdapat kesulitan dalam proses belajar.
Oleh karena itu pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindah melalui media internet, bukan juga sekedar tugas dan soal- soal yang dikirimkan melalui aplikasi sosial media pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta dievaluasi sama halnya dengan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring efektif pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual melalui aplikasi virtual yang tersedia, agar pembelajaran daring ada 3 syarat yaitu: (1) proses belajar mengajar dilakukan melalui koneksi internet, (2) terdapat layanan untuk siswa seperti cetak, digital dan, (3) tersedia tutor untuk memberikan solusi jika terdapat kesulitan dalam proses belajar.
24
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring juga mempunyai kelebihan dan kekurangan seperti halnya dengan pembelajaran konvensional. Metode pembelajaran tidak luput dari yang namanya kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah kelebihan dari pembelajaran daring dari beberapa sudut pandang yaitu sebagai berikut.
1. Kelebihan pembelajaran daring
Menurut Putri, dkk (2020:863) menjelaskan beberapa kelebihan dari pembelajaran daring yaitu:
a. Adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan di kamar, ruang tamu dan sebagainya serta waktu yang disesuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam.
b. Dapat mengatasi permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik tidak harus pergi ke sekolah dahulu untuk belajar.
c. Tidak ada batasan dan dapat mencakup area yang luas.
Menurut Wijaya, dkk (2020:312) dalam mengaplikasikan proses pembelajaran menggunakan pembelajaran daring pastilah ada kelebihan dan kekurangannya. Ada beberapa kelebihan menerapkan pembelajaran daring, antara lain:
a. Mengurangi biaya b. Fleksibilitas waktu
c. Standarisasi dan efektivitas pembelajaran d. Bisa diakses dimana dan kapan saja
Berdasarkan kelebihan dari pembelajaran daring yang dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kelebihan pembelajaran daring yaitu peserta didik belajar mandiri, lebih efisien, bisa dilakukan dimana dan kapan saja, serta tidak ada batasan dan mencangkup area yang luas.
2. Kekurangan pembelajaran daring
Menurut Wijaya, dkk (2020:312) kekurangan pembelajaran daring antara lain:
a. Pelajar harus memiliki komputer dan akses internet.
b. Pelajar juga harus memiliki keterampilan komputer dengan programnya.
c. Koneksi internet yang baik.
d. Dengan tidak adanya rutinitas yang ada di kelas, maka pelajar mungkin akan berhenti belajar atau bingung mengenai
kegiatan belajar dan tenggang waktu tugas, yang akan membuat pelajar gagal.
e. Pelajar akan merasa sangat jauh dengan instruktur.
f. Pelajar harus memiliki kemampuan menulis dan kemampuan berkomunikasi yang baik.
Menurut Putri, dkk (2020:869) beberapa kekurangan yang terjadi pada pembelajaran daring yaitu:
a. Anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana rumah yang kurang kondusif.
b. Keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi penghubung dalam pembelajaran daring .
c. Pembelajaran daring mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik bahkan antar-peserta didik itu sendiri.
Kekurangan pembelajaran daring menurut Putri, dkk (2020:863) yaitu sebagai berikut:
a) Peserta didik merasa boros dikarenakan kuota jadi cepat habis.
b) Peserta didik lebih sulit memahami materi yang disampaikan oleh guru.
c) Peserta didik merasa sedih karena uang jajan yang didapatkan berkurang.
26
d) Peserta didik merasa kegiatan sosial dengan teman-temannya terhambat.
Berdasarkan pembelajaran daring yang telah dipaparkan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kekurangan pembelajaran daring terdapat pada anak sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana rumah yang kurang kondusif. Keterbatasan kuota internet atau paket internet atau wifi yang menjadi penghubung dalam pembelajaran daring. Pembelajaran daring mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik bahkan antar- peserta didik itu sendiri.
3. Peran keluarga dalam pembelajaran daring
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dimana anak akan berinteraksi dengan keluarga. Dari keluarga ini lah segala sesuatu tentang pendidikan bermula. Oleh karena itu diperlukan kesadaran akan adanya tanggung jawab dari para keluarga khususnya orang tua untuk membimbing anaknya.
Menurut Ningrum dalam lestari (2020:5) bahwa “pendidikan didalam keluarga merupakan pendidikan kodrati, setelah anak lahir. Pengenalan dalam keluarga antara orang tua dan anak akan diliputi oleh rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian”.
Menurut Faizi (2012:11) “orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak mereka”.
sejalan dengan pendapat diatas menurut Winingsih dalam lestari (2020:8) terdapat empat peran orang tua selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu:
a. Orang tua memiliki peran sebagai guru di rumah, yang di mana orang tua dapat membimbing anaknya dalam belajar secara jarak jauh dari rumah.
b. Orang tua sebagai fasilitator, yaitu orang tua sebagai sarana dan prasarana bagi anaknya dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
c. Orang tua sebagai motivator, yaitu orang tua dapat memberikan semangat serta dukungan kepada anaknya dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga anak memiliki semangat untuk belajar, serta memperoleh prestasi yang baik.
d. Orang tua sebagai pengarah atau director. Terhadap hasil belajar dan pendidikan anak.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam pembelajaran daring di masa pandemi covid 19 sangat penting. Mengingat Pendidikan didalam keluarga merupakan pendidikan kodrati, setelah anak lahir dan dan orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan anak-anak mereka, serta peran orang tua dirumah adalah sebagai guru, fasilitator, motivator dan orangtua berpengaruh terhadap hasil belajar dan pendidikan anak.
4. Kendala orang tua dalam pembelajaran daring
Pembelajaran daring adalah model pembelajaran baru bagi dunia pendidikan yang tentunya memiliki kendala tertentu. Menurut Wardhani (2020:772) yang menjadi kendala bagi orang tua disaat pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 adalah sebagai berikut.
a. Kurangnya pemahaman materi oleh orang tua.
b. Kesulitan orang tua dalam menumbuhkan minat belajar anak.
c. Tidak memiliki cukup waktu untuk mendampingi anak karena orang tua harus bekerja.
d. Orang tua tidak sabar dalam mendampingi anak saat belajar di rumah
e. Kesulitan orang tua dalam mengoperasikan gadget.
f. Jangkauan layanan internet.
28
Menurut Purwanto dalam Cahyati (2020:156) kendala yang dihadapi oleh orang tua dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu.
a. Penambahan biaya untuk pembelian kuota internet bertambah.
b. Teknologi online memerlukan koneksi jaringan internet akan bertambah dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaan kuota internet akan bertambah.
c. Selama berlangsungnya pembelajaran online tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak.
d. Menambah beban pengeluaran orang tua.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menyimpulkan kendala yang dihadapi oleh orang tua selama berlangsungnya pembelajaran daring yaitu orang tua merasa pengeluaran bertambah banyak untuk membeli paket internet agar bisa mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu orang tua merasa kewalahan dalam mendampingi anak-anaknya belajar di rumah.