BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Zaenab yang berjudul: “Manajemen Sumber Daya Manusia pada Pendidikan Anak Usia Dini”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya rekrutmen SDM PAUD belum berjalan dengan lancar, sekolah akan mengadakan seleksi tergantung pada tingkat pendidikan dan pengalaman bagi pendidik, penempatan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, sedangkan pembinaan dilakukan melalui studi lanjut dan evaluasi dilakukan pada akhir tahun. Untuk menunjukkkan pendidik yang profesional dalam lembaga pendidikan tidak lepas dari rekrutmen, seleksi, penempatan, pembinaan dan evaluasi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Adi Ansari yang berjudul: “Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam Perspektif Al-Qur’an”. Hasil penelitian ini menemukan model manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dalam perspektif Al-Qur’an yang menjadi 3 (tiga) bagian: input (tenaga pendidik dan kependidikan),
3. proses (mengamalkan prinsip-prinsip Al-Qur’an yang berkaitan tentang perencanaan, pengorganisasian, pemberian dorongan dan pengawasan, output (ketakwaan, kinerja, kepuasan kerja dan komitmen organisasi). Perbedaan yang mendasar antara manajemen pendidik modern dan dalam perspketif Al-Qur’an terletak pada aspek perencanaan, pengorganisasian, pemberian dorongan sampai pada pengawasan semuanya berlandaskan pada ketakwaan dan ibadah untuk membangkitkan spiritualitas kepala sekolah, pendidik dan kependidikan bersamaan. Sedangkan pada aspek manajemen modern tidak satupun menyinggung nilai-nilai religi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Syahrier yang berjudul: “Manajemen Pemberdayaan Guru berbasis Self-Actualization”. Hasil penelitian ini mencakup (1) pemahaman tentang konsep pemberdayaan guru dan kebebasan beraktualisasi diri. Prinsip spirit kerja adalah ibadah jika berlandaskan pada nilai keagamaan, humanis, kekeluargaan, sosial, tolong-menolong dan profesional. Sedangkan peningkatan diri mencakup kreativitas berkarya dan pengembangan pengabdian, (2) pola pemberdayaan guru mencakup enam pola terintegrasi dalam: a) mengakses informasi, b) mengakses sumberdaya, c) dukungan, d) peluang, e) kesiapan dan kemauan, dan f) komitmen, (g) evaluasi pemberdayaan guru menerapkan keseragaman kinerja (action, use dan impact). Model penilaian kinerja guru, pembinaan supervisi akademik, berbasis motivasi dan kinerja.
5. Jurnal Internasional yang ditulis oleh Ruma Mubarok salah satu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang berjudul:
“Manajemen Mutu Guru Pondok Pesantren”. Pembahasan dalam jurnal ini terkait peran guru atau ustadz dalam pondok pesantren merupakan motor penggerak,
kualitas guru tetap terjaga dan ditingkatkan: a) Kyai sebagai manajer selayaknya menempatkan guru sebagai pendidik, yang berbeda dengan santri. Seorang guru mampu menjaga muru’ah kualitas dan mutu; b) Tugas guru atau ustadz di pesantren sebanyak 24 jam selain mengajar adalah mengurus santri, sehingga sebagian hidup guru hanya untuk mengabdikan diri. Sebagai kyai memberikan fasilitas dan pelayanan untuk memperlancar aktivitas guru; c) Memberikan peluang pada guru untuk meningkatkan kualifikasi dari S1 sampai jenjang S3 dengan cara kyai mencari terobosan beasiswa dengan melakukan kerjasama dengan instansi lainnya.
Tujuannya pesantren bersaing dalam pendidikan untuk mencapai taraf nasional maupun internasional.
6. Disertasi yang ditulis oleh Erny Roesminingsih Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang pada tahun 2009 dengan judul: “Model dan Pelatihan Peningkatan Guru dalam Perspektif Manajemen Strategik di SD Matahari Terbit Surabaya”.
Pembahasan dalam disertasi ini terkait dengan peran guru yang sangat signifikan bagi keberhasilan pembelajaran siswanya. Paket pelatihan yang dihasilkan dalam penelitian ini mencakup: a) Perencanaan, mengadakan kegiatan pelatihan yang tidak terlepas dari tujuan, strategi, metode, silabus, materi maupun session plan; b) Pelaksanaan dalam kegiatan pelatihan terdiri dari pedoman pelatihan yang jelas;
dan; c) Evaluasi, paket pelatihan dengan tujuan organisasi dan membantu guru dalam: (a) perencanaan pelatihan yang berkelanjutan menyesuaikan dengan kebutuhan organisasi; (b) paket pelatihan manfaatnya untuk mengendalikan kualitas guru secara kontinuitas; (c) mewujudkan wawasan guru; (d) meningkatkan profesional guru; (e) sarana mengakomodasi ide-ide; (f) memotivasi guru berperilaku aktif dan proaktif.
Sedangkan evaluasi pelatihan terdiri dari; (a) evaluasi unjuk kerja berupa penguasaan isi materi, (b) evaluasi efektivitas dan efisiensi pelatihan, (c) evaluasi pelaksanaan pelatihan, (d) evaluasi kompetensi guru, dan (e) evaluasi komitmen guru pada sekolah. Evaluasi pelatihan yang dilakukan dapat memberikan manfaat dan sekaligus merupakan karakteristik dari evaluasi: (a) mempunyai relevansi yang tinggi; (b) sebagai sistem kontrol dan pengendalian; (c) mampu memberikan rekomendasi; (d) berorientasi masa depan; bersifat khusus; (f) kecocokan; (g) menarik/atraktif; (h) pertumbuhan. Bentuk pelatihan yang diadakan di SD Matahari Surabaya dalam tujuan peningkatan mutu guru dalam pandangan manajemen strategik merupakan keunikan dan unggul untuk membangun mutu guru berdaya saing untuk menghadapi perubahan internal maupun eksternal.
7. Jurnal Internasional yang ditulis oleh John Loughran Monash University, Clayton, Victoria, Australia pada jurnal internasional tahun 2014 yang berjudul
“Professionally Developing as aTeacher Educator”. Pembahasan dalam jurnal ini terkait dengan profesionalitas guru di lembaga pendidikan. Pengembangan profesionalitas guru harus sengaja dikonsep, serius dilaksanakan, guru dituntut untuk bekerja yang bermakna. Selain itu guru dituntut melakukan perubahan- perubahan dalam pembelajaran. Sebagai acuan pendidik ada beberapa asas yang diungkapkan oleh Loughran yaitu: a) belajar berkelanjutan dan tuntutan bersaing;
b) belajar sebagai subyek yang akan berbuat bukan subyek yang diciptakan; c) membutuhkan perubahan fokus kurikulum untuk peserta didik; d) ditingkatkan melalui penelitian guru dan siswa; d) memerlukan penekanan pada orang-orang belajar mengajar dan bekerjasama dengan rekan guru lain; e) membutuhkan hubungan bermakna antara sekolah, Universitas, guru dan siswa; f) ditingkatkan
dalam belajar mengajar melalui pendekatan yang dikembangkan oleh guru sendiri.
Dari keenam asas tersebut peningkatan profesionalitas guru sangat dibutuhkan sebagai tuntutan, harapan dan kebutuhan pendidikan guru selalu dalam pengawasan termasuk di dalamya empat kompetensi guru pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial.
8. Disertasi yang ditulis oleh Zainuddin dari UIN Pascasarjana Sumatra Utara Medan, 2016 dengan judul: “Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah di RSU Haji Medan”. Temuan dalam penelitian ini menjelaskan bahwa nilai-nilai Islam terlihat secara formal saja, baik dalam rekrutmen wajib beragama Islam dan bagi muslimah menggunakan busana dengan menutup aurat. Dalam seleksi menanyakan aspek religiusitas, tes baca Al-Qur’an, tes pendidikan Islam dan wawancara syariah. RSU Medan telah berusaha menanamkan nilai-nilai Islam bahwa bekerja merupakan bagian dari ibadah, amal shaleh dan ikhlas dalam pelayanan. Namun kenyataannya masih banyak dokter yang terlambat pada jam praktek, kurangnya kemauan tenaga medis dan karyawan membantu pasien, kurangnya komunikasi yang baik antara dokter dan pasien serta keterbatasan jumlah perawat dan dokter spesialis.
9. Jurnal yang ditulis oleh Emi Afnida dalam jurnal Al-Fikrah 2013 dengan Judul:
Manajemen Pengembangan Sumber daya Manusia dalam Pendidikan Islam: Studi Kasus di SMA Negeri 3 Batu Sangkar. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manajemen sekolah dalam mengembangkan sumber daya pendidikan Islam di SMA Negeri 3 Batusangkar telah melakukan dengan baik tetapi perlu pengembangan lebih lanjut dengan menjalankan faktor kunci dari semuanya yaitu kerja keras, kerja
cerdas, keteladanan, pembiasaan dan konsisten kerjasama antara sekolah dengan orang tua, komunitas dan staf pendidikan.
10. Jurnal El Hikam yang ditulis oleh Weli Arjuna Wiwaha tahun 2012 dengan judul:
“Manajemen Mutu Guru/ di Pondok Pesantren”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru atau ustadz merupakan faktor penentu mutu pesantren, tanpa adanya guru atau ustadz pesantren tidak bisa berkembang. Oleh karena itu perlu ada pendampingan-pendampingan pada guru dan ustadz. Pesantren agar dapat bersaing dengan dunia pendidikan kyai banyak memberikan ruang untuk guru/ustadz untuk mengembangkan kompetensi, kualitas dan kualifikasi. Kyai memberikan beasiswa atau mencarikan terobosan agar guru-guru mampu menempuh S1 sampai dengan S3. Dengan kualifikasi yang baik, maka akan berdampak pada pengembangan pesantren ke taraf internasional.
11. Disertasi yang ditulis oleh Mohammad Afifulloh dengan judul: “Program Peningkatan Profesionalisme Guru Sesuai Standar Nasional Pendidikan pada Madrasah Education Development Project (MEDP). Hasil penelitian ini mencakup:
a) profesionalisme guru di Kabupaten Lamongan secara umum mengarah pada peningkatan kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian dan profesional; b) input guru cukup memadai dengan indikasi kualifikasi S1 sehingga mudah menyambut proyek MEDP; c) Peningkatan profesionalisme melalui dua cara yaitu in house training dan external training namun kesesuai waktu dengan guru sebgai hambatan dalam pelaksanaan; d) Produk yang dihasilkan guru dalam peningkatan profesionalisme berupa, silabus, RPP, bahan ajar, metode, serta penelitian dalam tindakan kelas; e) kelebihan program peningkatan profesionalisme guru sesuai
dengan standar nasional pendidikan dalam proyek MEDP terletak pada perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
Dari kesepuluh kajian terdahulu di atas, penelitian ini memiliki kedekatan pembahasan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Zaenab, Adi Ansari dan John Loughran. Bentuk kesamaan dengan penelitian Siti Zaenab yaitu dari aspek rekrutmen, seleksi, penempatan dan evaluasi. Namun bentuk rekrutmen SDM PAUD belum lancar sedangkan yang dalam penelitian ini rekrutmen dilakukan secara rutin bahkan termasuk agenda tahunan yang sudah direncanakan. Sedangkan dilihat dari aspek pembinaan, SDM PAUD melalui studi lanjut sedangkan dalam penelitian ini banyak dilakukan melalui pendampingan, mentoring, serta pelatihan dan penataran pendidik. Sehingga dalam penelitian ini kualitas pendidik tetap terkendali melalui bentuk evaluasi secara rutin pendampingan dan mentoring.
Sedangkan bentuk kesamaan dengan penelitian Adi Ansari yaitu dari aspek perencanaan pendidik untuk memenuhi kebutuhan lembaga, pengorganisasian, pemberian dorongan dan pengawasan. Penelitian Ansari kajiannya lebih mengarah pada perspektif Al-Qur’an, sedangkan dalam penelitian ini melakukan kombinasi antara manajemen pendidik secara umum dan ditarik dalam lembaga pendidikan Islam. Sehingga manajemen pendidik dalam penelitian ini lebih banyak membicarakan pada proses perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan dan evaluasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Loughran memiliki kesamaan dari aspek profesionalitas guru dalam bentuk pengawasan dari segi kompetensinya. Namun pengawasan tersebut terfokus pada kurikulum untuk pendidik guru sebagai bentuk
pengembangan profesionalitas. Sedangkan dalam penelitian ini pengawasan terkait dengan tugas-tugas pokok guru dalam pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
Bentuk kesamaan dari penelitian Mohammad Afifulloh yaitu pesantren sangat mendukung program MEDP, karena melihat kualitas pendidik yang memadai. Selain itu adanya pelatihan-pelatihan pengembangan profesionalisme pendidik dalam bentuk in house training maupun eksternal training. Adanya pengembangan profesionalisme pendidik termasuk keempat kompetensi dapat menghasilkan berbagai macam produk termasuk RPP, silabus dan penelitian PTK.
Dalam program MEDP ini lebih terfokus pada perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Sedangkan dalam penelitian ini pengembangan dilakukan in house training dan bentuk pendampingan secara rutin yang belum tentu dilakukan oleh lembaga tersebut.
Oleh karena itu, posisi penelitian ini yang tanpaknya berbeda sedikit dengan ketiga penelitian tersebut, pada dasarnya memiliki perbedaan jauh dengan keduanya, karena aspek lokasi yang diteliti.
Keterangan:
a. Penelitian Siti Zaenab pada aspek rekrutmen yang belum lancar sedangkan pada penelitian ini rekrutmen dilakukan secara rutin melalui internal pesantren
b. Penelitian Adi Ansari manajemen pendidik di kaji dalam perspektif Islam termasuk dalam fungsi-fungsi manajemen pendidik. Sedangkan dalam penelitian ini fungsi-
a
b
c
c e c.
d
c
fungsi manajemen pendidik mengkaji terkait dengan perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan dan evaluasi kinerja tenaga pendidik.
c. Penelitian Loughran pada aspek profesionalitas pendidik selalu dalam pengawasan dan terfokus pada bentuk kurikulum pendidik guru, sedangkan di pesantren profesionalitas pendidik terkontrol dalam tugas-tugas pendidik.
d. Penelitian Mohammad Afifulloh pada aspek pendidik memadai sedangkan di pesantren belum memadai, pengembangan profesionlisme pendidik terkait empat kompetensi dilakukan melalui in house dan eksternal training, sedangkan di pesantren ini melalui in house training.
e. Penelitian ini merupakan bagian kecil dari ketiga penelitian tersebut, terkait dengan fungsi-fungsi manajemen pendidik mencakup” perencanaan, rekrutmen, seleksi, penempatan dan evaluasi kinerja pendidik. Pergantian pendidik yunior setiap tahunnya merupakan ciri khas dari kedua pesantren ini yang belum tentu dilakukan oleh lembaga pendidikan lainnya. Berangkat dari teorinya Harris yang dicetuskan pertama kali pada tahun 1940 sampai 1970, teori ini menjadi popular terkait manajemen pendidik di lembaga pendidikan karena melibatkan banyak orang.
Teori ini pertamakali menanggapi adanya berbagai macam ciri-ciri sekolah terkait dengan anggota staf. Sehingga manajemen pendidik dengan tujuan pengembangan pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh pemimpin lembaga pendidikan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya penelitian a, b, c dan d memiliki keterkaitan yang erat, karena sama-sama membahas manajemen pendidik namun setiap penelitian ini memiliki keunikan masing-masing. Penelitian ini merupakan bagian kecil dari penelitian mereka sehingga akan menemukan keunikan tersendiri yang menjadi novelti hasil penelitian ini.