BAB III Perkembangan Biologis Dan Perseptual Anak Sd
B. Pengaruh Hereditas dan Lingkungan Terhadap
a) Hereditas
Faktor hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua kepada anak atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen.
Adapun yang diturunkan orang tua kepada anaknya adalah sifat strukturnya bukan tigkah laku yang dperoleh sebagai hasil belajar atau pengalaman. Penurunan sifat-sifat ini mengikuti prinsip- prinsip berikut:
· Reproduksi
Penurunan sifat-sifatnya hanya berlangsung melalui sel benih.
· Konformitas (keseragaman)
Proses penurunan sifat akan mengikuti pola jenis (spesies) generasi sebelumnya, misalnya manusia akan menurunkan sifat-sifat manusia kepada anaknya.
· Variasi
Karena jumlah gen-gen dalam setiap kromosom sangat banyak , maka kombinasi gen– gen pada setiap pembuahan akan mempunyai kemungkinan yang banyak pula. Dengan demikian , untuk setiap proses penurunan sifat akan terjadi penurunan yang beraneka (bervariasi) antara kakak dan adik mungkin akan berlainan sifatnya.
· Regresifillial
Penurunan sifat cenderung kearah rata-rata.
Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu.
Hereditas pada individu merupakan bawaan sejak lahir “specific genen.
Bawaan/warisan atau hereditas tersebut berasal dari kedua orang tuanya (Genes) dan tidak dapat direkayasa. Bawaan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai agam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek.
Faktor hereditas meliputi:
· Bentuk tubuh dan warna kulit
· Sifat-sifat
· Intelegensi
· Bakat
· Penyakit
b) Lingkungan
Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangannya bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya.
1) Keluarga
M. I. Soelaeman ( 1978 : 4-5 ) mengemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga yaitu :
· F.J. Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu : a. dalam arti luas, keluarga meliputi semuadi dupihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat dibandingkan dengan “clam” atau marga : b. dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua dan anak.
· Maciver menyebutkan lima cirri khas keluarga yang umum terdapat dimana-mana, yaitu : a. hubungan berpasangan dua jenis, b. perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengikohkan hubungan tersebut, c.
pengakuan akan keturunan, d.kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati bersama, dan e. kehidupan berumah tangga.
· Sudardja Adiwikarta ( 1988 : 66-67) dan Sigelman&Shaffera ( 1995 : 390-391 ) berpendapat bahwa kelurga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat didunia ( universe) atau suatu sistem sosial yang terpancang ( terbentuk ) dalam system social yang lebih besar.
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orangtua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mapan, umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak mampu. Demikian pula anak yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.
2) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agara mampu mengembangakan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock ( 1986: 322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan factor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Ada beberapa alasan mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi perkembangan kepribadian anak yaitu:
· Para siswa harus hadir di sekolah.
· Sekolah memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan “konsep diri”-nya.
· Anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada di tempat lain di luar rumah.
· Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses.
· Sekolah member kesempatan pertama kepada anak untuk menilai dirinya dan kemampuannya secara realistik.
Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak.
Anak yang memasuki sekolah guru berbeda kepribadiannya dengan anak yang masuk STM. Demikian pula yang tamat dari sekolah tinggi akan berbeda pola pikirnya dengan orang yang tidak bersekolah.
3) Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka jugatermasuk teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di lingkungan desa atau kota tempat tinggal anak juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang dibesarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak yang tinggal di desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban.
Semua perbedaan sikap dan pola pikir di atas adalah akibat pengaruh dari lingkungan masyarakat yang berbeda antara kota dan desa.
4) Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya mempunyai peranan yang cukup penting terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat pada beberapa dekade terakhir ini yaitu:
· Perubahan struktur kelurga, dari keluarga besar ke keluarga kecil.
· Kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda.
· Ekspansi jaringan komunikasi diantara kaula muda.
· Panjangnya masa atau penundaan memasuki masyarakat orang dewasa.
Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalampengalamannya bergaul dengan teman sebaya adalah:
· Social Cognitium: kemampuan untuk memikirkan tentang pikiran, perasaan, motif, dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuan memahami orang lain berpengaruh kuat terhadap minat remaja untuk
bergaul atau membentuk persahabatan dengan teman sebayanya (sigelman dan Shaffer, 1995: 372-376).
· Konformitas: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai- nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.
5) Keadaan Alam Sekitar
Keadaan alam sekitar tempat tinggal anak juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Alam tempat tinggal manusia memiliki bentuk yang berbeda, seperti pegunungan, dataran rendah dan daerah pantai.
Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal. Sebagai contoh, anak yang tinggal di daerah pegunungan akan cenderung bersifat lebih keras daripada anak yang tinggal di daerah pantai, anak yang tinggal di daerah dingin akan berbeda dengan anak yang tinggal di daerah panas. Perbedaan di atas adalah akibat pengaruh keadan alam yang berbeda. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan anak. (Amani, 2010 )