• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II POLA PEMBINAAN AKHLAK PADA ANAK DAN LANSIA

B. Anak Terlantar

1. Pengertian Anak Terlantar

Pengertian anak sebagaimana tercantum Dalam Undang Undang Perlindungan anak nomor 23 tahun 2003 bab I pasal 1 ayat 1 bahwa anak adalah seorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.53 Sedangkan pengertian anak terlantar dalam Kamus Umum bahasa Indonesia disebutkan bahwa anak terlantar berarti anak yang tidak terpelihara.54 Kemudian dalam Undang Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pada BAB I pasal 1 ayat 6 disebutkan bahwa “anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya secara wajar baik secara rohani, jasmani maupun sosial”. Keterlantaran anak adalah sebuah tindakan baik disengaja maupun tidak disengaja yang membiarkan anak tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya berupa pangan, sandang dan papan.55 Seorang anak yang sengaja atau tidak sengaja dibiarkan tidak memperoleh makan, tidak memperoleh tempat tinggal, tidak memperoleh perlindungan kesehatan dan tidak memperoleh pendidikan secara layak maka anak tersebut dapat dikatakan mengalami keterlantaran.

Dalam kajian tindak pelanggaran terhadap anak, kasus penelantaran anak masuk dalam katgeori child abuse (kekerasan terhadap anak) yaitu tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak. setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang berbahaya kepada anak.

Robert L Balker dalam Social Work Dictionary memberikan pengertian anak telantar sebagai berikut:

53 Anggota IKAPI, Undang Undang Perlindungan Anak, (Bandung: Fokus Media, 2013) hlm. 3

54 Purwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: bali Pustaka, 2011) edisi III. hlm 1232

55 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak (Cet. III) (Jakarta: Prenada Media Group 2016) hlm. 229

“child neglect is the failure of those responsible for the care of a minor to provide the resources needed for healthy physical, emotional, and social development. Exemples of neglect include inadequate nutrition, inproper supervision, or no provisions for educational or health care requirements”56

(Anak terlantar adalah kegagalan orang-orang yang bertanggung jawab atas perawatan anak di bawah umur untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk perkembangan fisik, emosional, dan sosial yang sehat. Contoh kelalaian termasuk nutrisi yang tidak memadai, pengawasan yang tidak tepat, atau tidak ada ketentuan untuk persyaratan pendidikan atau perawatan kesehatan)

Menurut UU Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak, definisi anak telantar sebagai anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya sehingga kebutuhan anak tidak terpenuhi dengan wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun sosial.57

Definisi anak telantar juga terdapat dalam Permensos RI Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pendataan dan Pegelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial, bahwa anak telantar adalah seorang anak berusai 6 tahun sampai dengan 18 tahun, meliputi anak yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh orang tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga.

Dari berbagai definisi anak telantar diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang anak dikatakan telantar memiliki makna yang luas. Tidak hanya sebatas anak yang tidak lagi memiliki salah satu orang tua atau kedua- duanya, tetapi juga dalam pengertian manakala seorang anak tidak terpenuhi hak-haknya untuk tumbuh kembang secara wajar, meliputi

56 Nancy Rahakbauw, Faktor-Faktor Anak Ditelantarkan dan Dampaknya (Studi di Kota Ambon), Paper, diakses melalui http://stisipwiduri.ac.id/File/N/Full/2867-

INSANI%20Vol.%203%20No.%201%20Jun%202016_Nancy%20R-UKIM.pdf pada 27 Januari 2018

57 Undang –Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

pelayanan kesehatan, pendidikan yang layak, pemenuhan kebutuhan mental dan spiritual karena ketidakmampuan, kesengajaan, maupun kelalaian.

Ciri umum anak telantar ialah anak yang tidak terpenuhi hak- haknya, sedangkan secara khusus anak dikategorikan telantar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut;58

a. Berusia 5-18 tahun, biasanya merupakan anak yatim, piatu, atau yatim piatu

b. Biasanya lahir dari hubungan seks diluar nikah dan kemudian mereka tidak ada yang mengurus karena orang tuanya tidak siap secara psiklogis maupu ekonomi untuk memelihara anak yang dilahikannya.

c. Anak yang kelahirannya tidak direncanakan atau diinginkan oleh kedua orang tuanya atau keluarga besarnya, sehingga cenderung rawan diperlakukan salah.

d. Meskipun kemiskinan bukan satu-satunya penyebab ditelantarkan dan tidak selalu pula keluarga miskin akan menelantarkan anaknya. Tetapi bagaimanapun harus diakui bahwa tekanan ekonomi keliarga akan menyebabkan kemampuan mereka dalam memberikan fasilitas dan memenuhi hak anaknya menjadi sangat terbatas.

e. Anak yang berasal dari keluarga yang broken home, korban perceraian orang tuanya, anak yang hidup di tengah kondisi keluarga yang bermasalah, pemabuk, kasar, korban PHK, terlibat narkotika dan sebagainya.

Ciri-ciri atau karakteristik anak telantar juga tercantum dalam Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 27 Tahun 1984, yakni antara lain sebagai berikut:

a. Anak (laki-laki/perempuan) berusia 5-18 tahun

58 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak (Cet. III : Prenada Media Group : Jakarta, 2016) Hlm. 230

b. Tidak memiliki ayah karena meninggal (yatim), atau ibu karena meninggal tanpa dibekali secara ekonomis untuk belajar atau melanjutkan pelajaran pada pendidikan dasar.

c. Orang tua yang sakit-sakitan dan tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, penghasilan titdak tetap dan sangat kecil serta tidak mampu membiayai sekolah anaknya.

d. Orang tua tidak memiliki tempat tinggal yang tetap baik itu rumah sendiri maupun rumah sewaan

e. Tidak memiliki ibu ataupun bapak (yatim piatu) dan saudara serta belum ada orang lain yang menjamin kelangsungan pada tingkatan dasar dalam kehidupan anak.

f. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.

g. Anak yang lahir karena tindak perkosaan, tidak ada yang mengurus dan tidak mendapat pendidikan.59

2. Faktor Penyebab Keterlantaran Anak