• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

E. Macam-Macam Metode Pembelajaran Al-Quran

Ada beberapa istilah yang sering digunakan mengenai konsep pembelajaran, dan pengajaran. Kata pembelajaran adalah proses interaksi atau komunikasi antara peserta didik dengan pendidik. Kata pengajaran mempunyai arti yaitu cara mengajar atau memberi pelajaran. Dari kedua pengertian tersebut jika dikaitkan dengan aktivitas belajar yaitu berusaha memperoleh kepandaian yang dilakukan oleh semua peserta didik, proses penyaluran ilmu pengetahuan atau materi pelajaran dari seorang guru kepada peserta didik dengan tujuan supaya peserta didik dapat mengenal, memahami dan mampu mempraktekkan dalam kehidupan tentang materi pelajaran yang telah diajarkan.41

Adapun macam-macam metode pembelajaran Al-Qur’an:

1. Metode Iqra’

Metode ini disusun oleh KH. As’ad Humam dari Yogyakarta, yang telah meneliti metode tersebut sejak tahun 50-an. Metode iqro’ adalah metode pembelajaran membaca huruf hijaiyah dari permulaan dengan disertai aturan bacaan, tanpa makna dan tanpa lagu dengan tujuan agar pembelajaran dapat membaca AlQur’an sesuai dengan kaidahnya. Metode iqro’ yaitu metode cepat belajar membaca Al-Qur’an yang dalam waktu relatif singkat dapat dengan mudah mengantarkan santri, remaja, dan orang dewasa bisa membaca Al-Qur’an. Metode iqro’ dikembangkan bersama Team Tadarus AAM Kotagede Yogyakarta. Dalam metode iqro’ cara membaca huruf

41Halid Hanafi, La Adu, Muzakkir, “Profesionalisme Guru dalam Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran di Sekolah”, (Yogyakarta: Budi Utama, 2018), h. 57.

hijaiyah telah dimodifikasi yakni dengan mencari persamaan huruf latin. Contohnya, diajarkan tanda baca fathah= a, kasrah= I, dhammah= un, pemilihan metode iqra’ ini berdasarkan pada pengalaman ditingkat diniyah takmiliyah, peserta didik lebih cepat bisa membaca dari pada metode klasikal, alasan lain juga karena iqra’ mempunyai beberapa sifat metode iqro’, yakni: bacaan langsung tanpa dieja, CBSA (cara belajar santri aktif), privat/klasikal, asistensi dan lain-lain.42

2. Metode Ummi

Metode Ummi disusun oleh Masruri dan A. Yusuf Ms. Metode ummi merupakan salah satu metode membaca Al-Qur’an yang langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan tartil sesuai kaidah ilmu tajwid dengan menggunakan pendekatan bahasa ibu yang menekankan kasih sayang. Pendekatan yang dimaksud tersebut adalah (direct method) atau pembahasan secara langsung dan tidak banyak penjelasan, kemudian dilakukan berulang-ulang dan disampaikan dengan menggunakan kasih sayang yang tulus. Metode Ummi sama dengan metode yang telah beredar dimasyarakat, tapi yang membedakan yaitu metode ini mengenalkan cara membaca Al-Qur’an dengan tartil. Metode ini juga memiliki tajwid dan buku gharib yang terpisah dari buku jilidnya. Awal mula metode Ummi diajarkan di lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan KPI saja, tapi sekarang sudah mulai diperkenalkan pada masyarakat umum.43

42As’ad Humam, “Cara Cepat Membaca Al-Qur’an”, (Yogyakarta: Team Tadarus AMM, 1990), AMM. 2.

43Akhmat Buhaiti dan Cutra Sari, “Modul Pembelajaran AlQur’an”, Penerbit A-Empat Edisi 1, Maret 2021, h. 13.

3. Metode Qiro’aty

Metode Qira’ati merupakan metode membaca Al-Qur’an yang disusun oleh Dachlan Salim Zarkasyi menyusun metode ini berdasarkan klasifikasi umur, metode yang disebarkan awal 1970-an. Pada metode ini peserta didik diajak banyak berlatih membaca Al-Qur’an secara langsung tanpa mengeja dan langsung mempraktekkan bacaan tajwidnya.44

4. Metode Tartil

Metode Tartil adalah salah satu metode pembelajaran Al-Qur’an yang lebih praktis dan lebih cepat untuk membantu peserta didik membaca Al-Qur’an. Metode ini diperkenalkan oleh Hj. Gazali, S.MIQ, M.A (pensarah ilmu AlQur’an STAI Pengembangan Ilmu Al-Qur’an Negeri Sumatera Barat, Indonesia) di tahun 1998, Pada Awalnya Metode Ini Diberi Nama “Metode Cepat Dan Praktis Membaca Al-Qur’an”.

Metode ini terdiri dari dua siri, yaitu Tartil I dan Tartil II. Tatil I yaitu untuk memandu murid/pelajar mengenali huruf, membaca huruf berbaris satu, sukun, mesyaddah dan tanwin. Tartil II yaitu untuk memandu peserta didik mempelajari Mad, Ghunnah, dan Waqaf wal Ibtida’. Pembelajaran dilakukan setiap hari (satu kali pertemuan satu jam), peserta didik hanya memerlukan waktu empat bulan untuk mempelajari kedua siri Metode Tartil tersebut. Proses pembelajarannya mengaktifkan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an dan disertai dengan lagu-lagu tartil yang disesuaikan dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

44Muhammad Zein,” Metode Pengajaran Agama”, (Yogyakarta: AK Draup dan Indra Buana, 1995), h. 170.

5. Metode Barqy

Metode Al-Barqy dapat disebut sebagai metode cepat membaca Al-Qur’an yang paling pertama. Metode Barqy ditemukan oleh dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, Muhajir Sulton pada tahun 1965. Pada mulanya, Al Barqy diperuntukan bagi siswa SD Islam Al-Tarbiyah, Surabaya. Peserta didik yang belajar dengan metode Al-Barqy lebih cepat bisa membaca AlQur’an. Kemudian Muhajir membukukan metode Al-Barqy pada tahun 1978, dengan judul “Cara Cepat Mempelajari Bacaan Al-Qur’an Al-Barqy”. Muhajir Sulthon Manajemen (MSM) merupakan lembaga yang didirikan untuk membantu program pemerintah dalam hal yang memberantas buta baca tulis Al-Qur’an dan membaca huruf latin. Berpusat di Surabaya dan telah mempunyai cabang di beberapa kota besar di Indonesi, singapura dan Malaysia. Metode ini disebut Anti Lupa karena memiliki susunan yang apabila peserta didik lupa dengan huruf-huruf atau suku kata yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Penyebutan Anti Lupa itu adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Agama Republik Indonesia. Metode diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga orang dewasa.45

6. Metode Baghdadi

Metode Baghdadiyah yaitu metode tesusun atau eja, berasal dari Baghdad masa pemerintahan Khalifah Bani Abbasiyah. Belum diketahui dengan pasti siapa

45Abdul Gafur, “Kajian Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an dalam Perspektif Multiple Intelligences”, Jurnal Vol. 5, No. 1 Juli-Desember 2012, h. 3637.

penyusunnya. Telah seabad lebih berkembang dengan merata di tanah air. Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang khusus.46

Dokumen terkait