BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.2 Metode Penelitian
3.2.8 Pengujian Hipotesis
60 R2 = Koefisien kuadrat regresi
61 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan α = 0,05. Maka cara yang dilakukan adalah:
a. Bila (P-Value) ≥ 0,05 artinya variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen.
b. Bila (P-Value) < 0,05 artinya variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.
Formula hipotesis :
a) Dana Pihak Ketiga dan Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori Bank BUKU II.
Ho : Secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
Ha : Secara parsial dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas (ROA)
b) Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori Bank BUKU II.
Ho : Secara parsial likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
Ha : Secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas (ROA)
c) Dana Pihak Ketiga dan Likuiditas berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori Bank BUKU II.
Ho : Secara simultan dana pihak ketiga dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
62 Ha : Secara simultan dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas (ROA)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
63 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 menjelaskan bahwa Dana pihak ketiga adalah dana yang dihimpun bank umum dari masyarakat biasanya berbentuk simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving deposits), dan simpanan deposit (time deposits). Dana Pihak Ketiga dalam penelitian ini diukur menggunakan jumlah dari simpanan tabungan, simpanan giro dan simpanan deposito yang bersumber dari masyarat. Berikut ini adalah data mengenai Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 yakni sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II, Periode 2015-2018
Sumber : Data diolah penulis, 2019
Dibawah ini gambaran mengenai perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Nama Bank 2015 2016 2017 2018
BPD SULAWESI TENGAH 2.801.234.000 2.895.561.000 1.846.668.000 3.669.506.000 BPD SULAWESI UTARA GORONTALO 8.601.669.000 8.794.603.000 10.755.464.000 10.911.683.000 BPD JAMBI 3.777.751.000 4.333.739.000 5.729.482.000 6.835.751.000 BPD KALIMANTAN TENGAH 3.422.549.000 4.089.942.000 4.658.360.000 6.105.106.000 BPD KALIMANTAN SELATAN 7.572.430.000 7.652.049.000 8.067.464.000 9.998.663.000 BPD NTT 7.281.385.000 6.795.263.000 7.012.950.000 7.607.449.000 BPD DIY 6.841.380.000 7.380.197.000 8.085.299.000 8.863.311.000 BPD KALIMANTAN BARAT 10.907.226.000 11.227.152.000 13.710.510.000 14.211.429.000 BPD SUMATERA BARAT 14.416.662.000 14.751.641.000 15.344.930.000 17.063.275.000 BPD RIAU DAN KEPULAUAN RIAU 13.095.342.000 12.049.075.000 16.520.346.000 16.964.255.000 BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG 12.109.790.000 14.221.239.000 15.771.059.000 18.392.292.000 BPD SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT 7.103.907.000 10.872.570.000 11.022.702.000 12.645.269.000 BPD PAPUA 15.787.213.000 16.478.663.000 16.563.804.000 17.929.809.000 BPD SUMATERA UTARA 19.453.213.000 20.803.982.000 23.159.004.000 22.226.880.000 BPD BALI 14.447.000.000 15.124.000.000 17.498.000.000 18.011.000.000
(Rp 000-,)
64 Grafik 4.1
Perkembangan Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II, Periode 2015-2018
Sumber : Data diolah penulis, 2019
Pada Grafik diatas dapat terlihat bahwa Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II cenderung meningkat, hal ini menggambarkan bahwa masyarakat di beberapa daerah memiliki kepercayaan yang cukup baik terhadap Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II untuk menyimpan dananya baik dalam bentuk tabungan, giro maupun deposito.
4.1.2 Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Menurut Kasmir (2017:45) menjelaskan bahwa likuiditas bagi bank memiliki arti yaitu Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak dibiayai. Likuiditas dalam penelitian ini diukur melalui Loan to
65 deposit Ratio (LDR) yang merupakan salah satu cara mengukur tingkat likuiditas bank. Berikut ini adalah data mengenai Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 yakni sebagai berikut :
Tabel 4.2
Data Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Periode 2015-2018
Sumber : Data diolah penulis, 2019
Dibawah ini gambaran mengenai perkembangan Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.2
Perkembangan Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II, Periode 2015-2018
No Bank BPD dalam kategori buku II 2015 2016 2017 2018
1 BPD SULAWESI TENGAH 81% 91% 96% 94%
2 BPD SULAWESI UTARA GORONTALO 95,09% 104% 91,39% 97,33%
3 BPD JAMBI 106,00% 103,09% 100,75% 100,64%
4 BPD KALIMANTAN TENGAH 106,34% 99,63% 96,71% 85,30%
5 BPD KALIMANTAN SELATAN 100,55% 106,53% 103,89% 89,73%
6 BPD NTT 90.09% 107,39% 114,01% 115,28%
7 BPD DIY 80,99% 80,84% 81,18% 83,94%
8 BPD KALIMANTAN BARAT 82,70% 86,69% 77,59% 82,46%
9 BPD SUMATERA BARAT 99,24% 98,02% 99,24% 96,68%
10 BPD RIAU DAN KEPULAUAN RIAU 112,61% 125,19% 94,10% 98,05%
11 BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG95,43% 88,92% 78,97% 71,36%
12 BPD SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT117,17% 103,00% 119,38% 119,76%
13 BPD PAPUA 83,03% 86,73% 80,17% 78,90%
14 BPD SUMATERA UTARA 94,08% 93,89% 89,14% 97,91%
15 BPD BALI 97,32% 102,75% 92,57% 91,22%
66 Sumber : Data diolah penulis, 2019
Pada grafik diatas menggambarkan perkembangan likuiditas Bank Pembangunan yang berkategori BUKU II fluktuatif cenderung meningkat, hal ini dapat membuat bank dapat mengoptimalkan penyaluran dananya yang merupakan salah satu kegiatan utama bank. namun Bank Pembangunan daerah harus memperhatikan laju Likuiditasnya yang telah melewati batas aman yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) agar tidak menghambat usaha bank dalam menyalurkan dananya, untuk ketentuan batas aman LDR yang sudah ditentukan oleh BI dalam Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015 bahwa batas aman atas LFR (Loan Funding Ratio) atau LDR bagi bank yang ada di Indonesia adalah 92 persen dengan batas bawah 78 persen.
4.1.3 Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Menurut Kasmir (2017:45) rasio profitabilitas bagi penilaian kesehatan bank adalah alat untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan labanya setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha. Profitabilitas pada
67 penelitian ini diukur menggunakan Return On Asset (ROA) yang merupakan salah satu alat ukur untuk profitabilitas. Berikut ini adalah data mengenai Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 yakni sebagai berikut :
Tabel 4.3
Data Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II, Periode 2015-2018
Sumber : Data diolah penulis, 2019
Dibawah ini gambaran mengenai perkembangan Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Grafik 4.3
Perkembangan Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II, Periode 2015-2018
No Bank BPD dalam kategori BUKU II 2015 2016 2017 2018
1 BPD SULAWESI TENGAH 3,10% 2,91% 2,49% 2,56%
2 BPD SULAWESI UTARA GORONTALO 1,56% 2% 2,80% 2,30%
3 BPD JAMBI 2,43% 2,92% 3,65% 3,06%
4 BPD KALIMANTAN TENGAH 4,34% 4,24% 3,84% 3,87%
5 BPD KALIMANTAN SELATAN 2,20% 2,60% 1,73% 1,31%
6 BPD NTT 3,44% 2,94% 2,98% 2,77%
7 BPD DIY 2,94% 3,05% 2,88% 2,84%
8 BPD KALIMANTAN BARAT 2,91% 2,88% 2,94% 2,71%
9 BPD SUMATERA BARAT 2,28% 2,19% 1,86% 2,03%
10 BPD RIAU DAN KEPULAUAN RIAU 1,69% 2,74% 2,30% 1,97%
11 BPD SUMATERA SELATAN DAN BANGKA BELITUNG 2,18% 2,23% 1,83% 1,93%
12 BPD SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT 4,90% 4,96% 3,56% 3,67%
13 BPD PAPUA 2,60% -0,61% 0,61% 1,24%
14 BPD SUMATERA UTARA 2,31% 2,74% 2,65% 2,09%
15 BPD BALI 3,33% 3,76% 3,16% 3,17%
68 Sumber : Data diolah penulis, 2018
Pada graafik diatas menggambarkan perkembangan Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II, dapat terlihat bahwa perkembangan Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II cenderung mengalami penurun. Pada tahun 2015 sebesar 2,79% dan tidak mengalami peningkatan atau tetap pada 2016 sebesar 2,79%, lalu pada tahu 2017 mengalami penurun menjadi 2,63% dan pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan menjadi 2,50%. Hal ini mengindikasi bahwa Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II kurang mampu dalam menghasilkan laba dan belum bisa mencapai tujuan yang diharapkan.
4.1.4 Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Likuditas terhadap Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
4.1.4.1 Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi dan variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi. Uji normalitas diperlukan karena
69 untuk dapat melakukan pengujian-pengujian lainnya dengan asumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui melalui grafik normal plot. Dengan cara melihat histogram dari residualnya.
Dalam pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal probability plot adalah:
c. Jika data menyebar disekitar garis normal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi klasik.
d. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
70 Sumber:Data Sekunder yang diolah, 2019
Berdasarkan gambar 4.1 bahwa hasil pada normal p-p plot residual terlihat bahwa residual berdistribusi secara normal. Hal dapat terlihat pada data yang menyebar dekat dari diagonal atau data mengikuti arah garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas residual.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi diantara variabel independen.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolonietris di dalam model regresi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
b. Melihat nilai tolerance
3) Jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolonieritas.
71 4) Jika nilai tolerance ≤ 0,10 maka terjadi multikolonieritas.
c. Melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)
3) Jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolonieritas.
4) Jika nilai VIF ≥ 10,00 maka terjadi multikolonieritas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Dana Pihak Ketiga ,969 1,032
Likuiditas ,969 1,032
Berdasarkan hasil table output Coefficients pada bagian Collinearity Statistics, diketahui bahwa nilai Tolerance untuk variabel Dana Pihak Ketiga (X1) dan Likuiditas (X2) adalah 0,969 dimana angka tersebut lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF untuk variabel Dana Pihak Ketiga (X1) dan Likuiditas (X2) adalah 1,032 lebih besar dari 1,0, maka mengacu pada dasar pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dasar analisis heteroskedastisitas sebagai berikut:
72 c. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedastisitas.
d. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber:Data Sekunder yang diolah, 2019 Berdasarkan Output Scatterplot diatas dapat diketahui bahwa : 1. Titik – titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 2. Titik – titik tidak menggumpal hanya diatas atau dibawah saj
3. Penyebaran titik – titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4. Penyebaran titik data tidak berpola
73 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah Heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:107) uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1(sebelumnya). Dasar dalam mengambil keputusan dalam uji autokorelasi adalah menggunakan uji statistic Durbin-Watson (D-W), pada tingkat kepercayaan α = 5%. Apabila DW terletak diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,451a ,203 ,175 ,84676 ,879
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2019
Dari Uji Durbin - Watson pada tabel 4.5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi antar residual (asumsi terpenuhi) sebab posisi DW berada di antara -2 sampai +2.
4.1.4.2 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda Tabel 4.6
Hasil Regresi Berganda
74 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,002 4,700 2,766 ,008
Dana Pihak Ketiga
-1,227 ,446 -,331 -2,753 ,008
Likuiditas ,020 ,010 ,254 2,116 ,039
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019
Dari tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa persamaan regresi berganda pada data penelitian yang digunakan ini adalah sebagai berikut :
ROA = 13,002 – 1,227 DPK + 0,02 LIKUIDITAS (LDR) (Sig 0,008) (Sig 0,039)
Persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut :
a = 13,002 artinya jika Dana Pihak Ketiga dan Likuiditas bernilai nol (0), maka akan meningkatkan tingkat Profitabilitas (ROA) atau berpengaruh positif sebesar 13,002 satuan.
𝑏1= -1,227 artinya jika Dana Pihak Ketiga meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainya konstan, maka akan menurunkan tingkat Profitabilitas (ROA) atau berpengaruh negatif sebesar sebesar 1,227 satuan.
𝑏2= 0,02 artinya jika Likuiditas (LDR) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainya konstan, maka akan meningkatkan tingkat Profitabilitas (ROA) atau berpengaruh positif sebesar 0,02 satuan.
75 4.1.5 Hasil Pengujian Rancangan Hipotesis
4.1.5.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Dengan kata lain, model regresi dapat sesuai dengan data secara tepat.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,451a ,203 ,175 ,84676
a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Dana Pihak Ketiga b. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2019 KD = R2 X 100%
= (0,451)2 X 100%
= 20,3%
Dengan demikian, maka diperoleh nilai KD sebesar 0,203 yang menunjukan arti bahwa dana pihak ketiga dan likuiditas berpengaruh simultan (bersama-sama) sebesar 0,203 terhadap profitabilitas. sedangkan sisanya sebesar 0,797 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.
76 4.1.5.2 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi pearson product moment digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel Dana Pihak Ketiga dan Likuiditas terhadap Profitabilitas.
Tabel 4.8
Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2018:242)
Adapun perhitungan korelasi ini dengan menggunakan SPSS dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Uji Koefisien Korelasi
Model Summaryb Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,451a ,203 ,175 ,84676 ,879
a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Dana Pihak Ketiga b. Dependent Variable: Profitabilitas
Pada tabel 4.9 Menunjukan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,451 terhadap hubungan antara Dana Pihak Ketiga dan Likuiditas terhadap Profitabilitas karena nilai koefisien korelasi berada pada interval koefisien 0,40-0,599, menunjukan
77 hubungan yang sedang sesuai dengan pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi menurut Sugiyono.
4.1.6 Hasil Pengujian Hipotesis 4.1.6.1 Uji Statistik T (Secara Parsial)
Dengan menggunakan program SPSS 25, diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,002 4,700 2,766 ,008
Dana Pihak Ketiga
-1,227 ,446 -,331 -2,753 ,008
Likuiditas ,020 ,010 ,254 2,116 ,039
a. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber: Pengolahan Data, 2019
1. Pengujian hipotesis variabel Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Ho : Secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
(ROA)
Ha : Secara parsial dana pihak ketiga berpengaruh terhadap terhadap profitabilitas (ROA)
Tingkat signifikan (α) sebesar 5%, sedangkan tingkat signifikan pada variabel Dana Pihak Ketiga 0,008 karena 0,008 < 0,050 maka hasilnya signifikan dan derajat kebebasan (v) = 58 (n – 2) didapat nilai ttabel 2,001
Dari output SPSS diatas diperoleh nilai thitung untuk Dana Pihak Ketiga sebesar -2,753 dan ttabel -2,001. Dikarenakan nilai thitung > ttabel, maka H1 diterima,
78 yang artinya Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas, namun berpengaruh secara negatif.
2. Pengujian hipotesis variabel Likuiditas terhadap Profitabilitas
Ho : Secara parsial Likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) Ha : Secara parsial Likuiditas berpengaruh terhadap terhadap profitabilitas
(ROA)
Tingkat signifikan (α) sebesar 5%, sedangkan tingkat signifikan pada variabel Likuiditas 0,039 karena 0,039 < 0,050 maka hasilnya signifikan dan derajat kebebasan (v) = 58 (n – 2) didapat nilai ttabel 2,001.
Dari output SPSS diatas diperoleh nilai thitung untuk likuiditas sebesar 2,116 dan ttabel 2,001. Dikarenakan nilai thitung> ttabel, maka H1 diterima, yang artinya likuiditas berpengaruh secara positif signifikan terhadap Profitabilitas.
4.1.6.2 Uji Statistik F (Secara Simultan)
Ho : Secara simultan dana pihak ketiga dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)
Ha : Secara simultan dana pihak ketiga berpengaruh terhadap terhadap profitabilitas (ROA)
Tingkat signifikan (α ) sebesar 5%
Dengan menggunakan program SPSS 25, diperoleh output sebagai berikut:
79 Tabel 4.11
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 10,423 2 5,212 7,268 ,002b
Residual 40,870 57 ,717
Total 51,293 59
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Dana Pihak Ketiga Sumber: Pengolahan Data, 2019
Berdasarkan output di atas diketahui nilai Fhitung sebesar 7,268 dengan p- value (sig) 0,002. Dengan α=0,05 serta derajat kebebasan v1 = 61 = (n-(k+1)) dan v2 =2, maka di dapat Ftabel 3,15. Dikarenakan nilai Fhitung>Ftabel (7,268 > 3,15) maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya secara simultan variabel independen yaitu X1 (Dana Pihak Ketiga) dan X2 (Likuiditas) berpengaruh secara signifikan pada variabel Y (Profitabilitas).
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kondisi Dana Pihak Ketiga, Likuiditas dan Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
4.2.1.1 Kondisi Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Hasil dari perhitungan Dana Pihak Ketiga pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II periode 2015-2018 menunjukkan bahwa Dana Pihak ketiga cenderung meningkat setiap tahunnya, yang artinya baik nasabah maupun masyarakat dibeberapa daerah memiliki kepercayaan yang cukup baik terhadap
80 penyimpanan dananya dalam bentuk simpanan tabungan, tabungan giro dan deposito.
Untuk membuat masyarakat mau menyimpan dananya, bank melakukan pemberian balas jasa berupa bunga, hadiah ataupun pelayanan lainnya kepada masyarakat. semakin tinggi balas jasa bank kepada masyarakat maka semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menyimpankan dananya. Berdasarkan meningkatnya Dana Pihak Ketiga yang merupakan sumber dana dari masyarakat yang meningkat setiap tahunnya pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II dapat diartikan bahwa bank telah memberikan pemberian balas jasa dengan baik kepada nasabahnya yang membuat masyarakat percaya untuk menyimpan hartanya kepada bank.
4.2.1.2 Kondisi Likuiditas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Hasil dari perhitungan Likuiditas berdasarkan Rasio LDR (Loan To Deposit Ratio) pada Bank pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II menggambarkan bahwa likuiditas bank fluktuatif cenderung meningkat setiap tahunnya pada periode 2015-2018 dan melewati batas aman likuiditas bank diatas 92% yang telah ditentukan oleh Peraturan Bank Indonesia No. 17/11/PBI/2015 bahwa batas aman atas LFR (Loan Funding Ratio) atau LDR bagi bank yang ada di Indonesia adalah batas atas 92 persen dengan batas bawah 78 persen.
Menurut Kasmir (2017:45) suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua utang-utangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
81 permohonan kredit yang layak dibiayai. Namun jika tingkat likuditas bank terlalu tinggi dan melewati batas ketentuan yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia maka akan berdampak pada kemampuan bank untuk menyalurkan kreditnya.
Dalam hal ini Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II kurang mampu dalam mengendalikan laju likuiditas bank yang mengakibatkan likuiditas bank terlalu tinggi melewati batas aman yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia.
4.2.1.3 Kondisi Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Kondisi Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II dari tahun 2015 sampai dengan 2018 cenderung mengalami penurunan.
Penurunan ini artinya bank kurang mampu dalam meningkatkan labanya setiap periode ataupun memaksimalkan pemanfaatan aset yang dimiliki untuk mencapai laba bank. Menurut Kasmir (2017:45) rasio profitabilitas bagi penilaian kesehatan bank adalah alat untuk mengukur kemampuan bank dalam meningkatkan labanya setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha. Faktor lain yang dapat mempengaruhi penurun profitabilitas bank yaitu bank kurang mampu dalam memenuhi tingginya biaya operasional yang harus dipenuhi oleh bank.
4.2.4 Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Likuditas terhadap Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Berdasarkan hasil perhitungan uji F secara simultan, didapat nilai signifikansi model regresi secara simultan sebesar 0,002 lebih kecil dari significance level 0,05 (5%) yaitu 0,002<0,05 dan pada hasil perbandingan Fhitung
dan Ftabel yang menunjukkan nilai Fhitung sebesar 7,268 dan pada Ftabel sebesar 3,15.
Dari hasil tersebut menggambarkan bahwa Fhitung lebih besar (>) dari Ftabel yaitu
82 7,268 > 3,15, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang menunjukkan bahwa hasil dalam penelitian ini Dana Pihak Ketiga dan Likuditas secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Bambang Sudiatno (2010).
Pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II meningkatnya dana pihak ketiga yang berupa dana dari masyarakat dan meningkatnya tingkat likuiditas bank dapat meningkatkan profitabilitas bankkarenadana pihak ketiga dan likuiditas merupakan informasi fundamental bank yang dapat digunakan secara bersama-sama oleh calon nasabah untuk memprediksi profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II sehingga calon nasabah percaya dan tertarik untuk menyimpan dananya di bank tersebut, hal ini dapat membuat bank mempunyai kesempatan untuk menyalurkan kembali dana tersebut dan menghasilkan pendapatan berupa pendapatan bunga dan adminisitrasi yang ditanggung oleh debitur.
4.2.4.1 Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Berdasarkan hasil perhitungan Dana Pihak Ketiga dengan uji t secara parsial melalui aplikasi Spss 25, peneliti mendapatkan hasil bahwa Dana Pihak Ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berdasarkan nilai thitung < ttabel, yaitu thitung untuk Dana Pihak Ketiga sebesar -2,753 dan ttabel - 2,001 dan nilai signifikansi Dana Pihak Ketiga lebih kecil (<) dari nilai signifikansi 0,050 yaitu sebesar 0,008 < 0,050. Maka dapat disimpulkan H1 diterima yang artinya Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap
83 Profitabilitas. penelitian ini mendukung penelitian Katuuk, PM Dkk (2018) yang mengahasilkan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif signifikan terhadap Profitabilitas.
Dalam hal ini membuktikan bahwa ketika masyarakat menyimpan dananya pada bank kemudian bank kurang mampu menyalurkan kembali secara optimal maka akan berdampak pada pendapatan bunga yang lebih kecil dari pada beban bunga yang harus dibayar kepada nasabah. Oleh karena itu, ketika Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II kurang mampu dalam pengoptimalkan penyaluran dananya dengan baik akan menyebabkan dana pihak ketiga menjadi berpengaruh negatif terhadap profitabilitas pada Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II.
4.2.4.2 Pengaruh Likuditas terhadap Profitabilitas Bank Pembangunan Daerah yang berkategori BUKU II
Berdasarkan hasil perhitungan Likuiditas dengan uji t secara parsial melalui aplikasi Spss 25, peneliti mendapatkan hasil bahwa Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berdasarkan nilai thitung > ttabel, yaitu thitung
untuk Likuiditas sebesar 2,116 dan ttabel 2,001 dan nilai signifikansi Likuiditas lebih kecil (<) dari nilai signifikansi 0,050 yaitu sebesar 0,039 < 0,050 maka dapat disimpulkan H1 diterima yang artinya Likuiditas memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas. penelitian ini mendukung penelitian Yuniari dan Badjra (2019) yang mengahasilkan bahwa Likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap Profitabilitas.