• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator 3: Mencipta

B. Penyajian dan Analisis Data

d) Mendidik peserta didik untuk dapat bersaing di Olimpiade Saint Nasional di tingkat Kabupaten Jember dan tingkat nasional.

e) Mendidik peserta didik agar lebih santun, jujur, dan memiliki tata krama dengan menggunakan bahasa daerah Jawa dengan baik.

f) Membentuk peserta didik yang mandiri dan berwirausaha.

g) Mendidik peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang baik.

mengorganisasikan pemikirannya sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada dalam pembelajaran biologi.

Dalam penggunaan soal-soal biologi berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) dalam pembelajaran biologi ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dimiliki oleh siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Waka Kurikulum Ibu Erni Sulistiana bahwa:

“Bahwasanya siswa di SMA Negeri Arjasa Jember sudah dikenalkan dengan soal-soal berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) dan soal-soal tersebut juga tercantum dalam soal-soal yang tersedia dalam soal UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) yang dilakukan oleh kelas XII”

Hal tersebut dikuatkan dengan ungkapan guru mata pelajaran biologi Ibu Ida Rosanti bahwa:

“Bahwa pada siswa khususnya kelas XI IPA 2 ini sudah dibiasakan dalam setiap pembelajarannya untuk mengerjakan soal-soal dari berbagai tingkatan dari mulai LOTS (Low Order Thinking Skill), MOTS (Midlle Order Thinking Skill), dan sampai pada tingkatan HOTS (Higher Order Thinking Skill) atau bisa disebut dengan C1 sampai dengan C6. Meskipun soal C4 sampai C6 tidak terlalu banyak, karena butuh membiasakan siswa secara pelan-pelan sebab siswa masih beranggapan kalau soal tersebut sulit, akan tapi mereka sudah dikenalkan dengan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) bahkan telah terdapat pada LKS (lembar kerja siswa) yang dibuat pegangan guru dan murid”

Hal diatas diperkuat dengan hasil observasi yang menunjukan bahwa pada pembelajaran biologi menggunakan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) materi sistem ekskresi mengenai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, banyak siswa yang kemampuan berpikirnya sudah pada tahap berpikir tingkat tinggi, namun ada pula beberapa siswa yang kemampuan berpikirnya belum mencapai tahap berpikir tingkat tinggi.

Hal ini dapat dilihat dari lembar jawaban yang dikerjakan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi sistem ekskresi kelas XI IPA 2. Bahwasanya terdapat beberapa siswa yang kemampuan berpikirnya sudah pada tahap berpikir tingkat tinggi, karena sudah mampu memenuhi dari ketiga indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mana ialah (C4) Menganalisis (C5) Mengevaluasi dan (C6) Mencipta. Berikut gambaran mengenai lembar jawaban yang terdapat pada gambar:

Lembar jawaban salah satu siswa yang bernama Devina Safitri.

Bahwasannya Devina mampu mengerjakan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan baik, khususnya pada soal menganalisis, karena sudah mampu dalam menganalisis suatu informasi yang tertera pada soal sehingga dapat mengidentifikasi dan merumuskan suatu pertanyaan tersebut dan menjawabnya dengan baik.

Gambar 4.1

Hasil Pengerjaan Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap Menganalisis

Lembar jawaban salah satu siswa yang bernama Aisyah Fitri N.

Bahwasannya Aisyah mampu mengerjakan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan baik, khususnya pada soal mengevaluasi, karena sudah mampu mengevaluasi dengan memberikan suatu gagasan yang sama dengan materi yang telah dipelajari.

Gambar 4.2

Hasil Pengerjaan Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap Mengevaluasi

Lembar jawaban salah satu siswa yang bernama Mia Dwika Sri Mujayana. Bahwasannya Mia mampu mengerjakan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan baik, khususnya pada soal mencipta, karena sudah mampu merancang strategi atau cara untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan baik.

Gambar 4.3

Hasil Pengerjaan Soal Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Tahap Mencipta

Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil perolehan skor nilai dalam menyelesaikan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi sistem ekskresi kelas XI IPA 2. Berikut rincian skor nilai yang terdapat pada tabel:

Tabel 4.1

Perolehan Nilai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Materi Sistem Ekskresi

No Nama Siswa Skor

1. Adelea Vina Ayunindyarini 84

2. Afrizal Wahyu Danardi 80

3. Ahmad Robiul Syawaluddin 86

4. Aisyah Fikri Nabilah 82

5. Amellinda Anisa Marsel 70

6. Anastasya Widyastuti 84

7. Asril Yogisaputra 86

8. Bihmo Satria Wicaksono 78

9. Clairine Diamanta Devina 84

10. Clarence Geraldine Robilin Putri 84

11. Dafin Alif Syafaah 84

12. Damar Rawuh Sarjito 80

13. Deandra Lintang Ayu Laksono 76

14. Desti Fitri Diyanti 88

15. Devina Safitri 90

16. Dini Aulia Lestari 73

17. Duwi Wirda Septania 71

18. Edo Husnul Lutfi 70

19. Firmansyah 73

20. Meirani Maulidhah A 76

21. Mia Dwika Srimujayana B 80

22. Mochammad Deo Eka Pradana 77

23. Muhammad Nurul Alifi 70

24. Muhammad Rifqi Arya Putra 70

25. Natasha Amelia Putri 72

26. Ningsih Anggraeni 84

27. Rachma Intan Salsabila 79

28. Raka Fahrizi Opat 83

29. Reyhan Perdana Putra Kurniansyah 86

30. Sofiyyatul Fikriyah 84

31. Sifana Amalia Puspita Ningrum 90

32. Sofiah Ainul Izzah 84

33. Syifa' Nadilatul Hasanah 88

34. Yesa Fitria Ningtiyas 79

35. Zahwa Aulia Suryaningrum 81

36. Zulfahmi Yusril Firmansyah 84

Rata-rata 80,2

Simpangan Baku 6,05

Sumber : Dokumentasi 2020

Data nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi diambil dari nilai pengerjaan soal HOTS (Higher Order Thinking Skill) yang telah diselesaikan oleh siswa kelas XI IPA 2. Berdasarkan data hasil dari nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi yang diperoleh siswa kelas XI IPA 2, terdapat banyak siswa yang kemampuan berpikirnya sudah dapat dikatakan tinggi, dibuktikan dengan hasil pengerjaan soal tersebut bahwasanya banyak siswa yang mampu mengerjakan dari ketiga indikator tersebut. Yaitu menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

Berdasarkan juga dari hasil skor nilai akhir yang diperoleh siswa kelas XI IPA 2 dalam mengerjakan soal kemampuan berpikir tingkat tinggi

menunjukan bahwa masih terdapat beberapa nilai yang di bawah KKM. Dari yang diperoleh, dapat dilihat bahwa nilai terkecil yang diperoleh siswa sebesar 70 (kurang dari nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah) dan nilai terbesar yang diperoleh siswa sebesar 90.

Mean dapat diartikan sebagai jumlah nilai kelompok data dibagi dengan jumlah responden. Secara formula menggunakan rumus X = , dimana n = jumlah anggota dari sampel. Dari tabel 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata perolehan nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sebesar 80,2.

Hasil dari rata-rata nilai siswa tersebut dicari simpangan bakunya untuk mengetahui sebaran data dalam sampel, apakah data tersebut homogen atau heterogen. Secara formula, simpangan baku dapat dicari dengan menggunakan rumus , setelah dihitung simpangan baku dari data nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa menunjukan nilai sebesar 6,05.

Hasil dari nilai yang telah diperoleh akan dipersentasekan. Namun dikategorikan dari perolehan skor total terkecil hingga perolehan skor terbesar terlebih dahulu. Kemudian jumlah tersebut dapat dikategorikan kurang, cukup, baik, dan sangat baik. Berikut kategori penilaian skor nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa:

Tabel 4.2

Kategori Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

No Skor Kategori

1. < 70 Kurang

2. 70-80 Cukup Baik

3. 81-90 Baik

4. 91 – 100 Sangat Baik

Sumber : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016

Pengkategorian diatas didapatkan dari KKM yang ditentukan oleh pada Panduan Penilaian Satuan Pendidikan Untuk SMA adalah KKM untuk mata pelajaran MIPA (Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi) adalah sebesar 70, sehingga pengkategoriannya adalah sebagai berikut: (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016: 9). Namun KKM yang terdapat pada Sekolah SMA Negeri Arjasa khususnya mata pelajaran biologi adalah 80, sehingga pengkategorian skor nilai tersebut menunjukan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Kategori Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

No Skor Kategori

1. < 80 Kurang

2. 80 – 85 Cukup Baik

3. 86 – 95 Baik

4. 96 – 100 Sangat Baik

Sumber: Dokumentasi, 2018

Setelah melakukan pengkategorian skor nilai pada data yang diperoleh, maka data tersebut dipresentasekan. Berikut hasil data presentase nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa:

Tabel 4.4

Presentase Nilai Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Keterangan Frekuensi Persen

Kurang 14 39%

Cukup Baik 15 42%

Baik 7 19%

Sangat Baik - -

Sumber : Dokumentasi, 2020

Dari tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa presentase nilai kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yaitu 39% siswa yang berjumlah 14 anak yang mendapatkan nilai kurang yaitu dibawah KKM, 42% siswa yang berjumlah 15 anak yang mendapatkan nilai cukup baik, dan 19% siswa yang berjumlah 7 anak yang mendapatkan nilai baik dari total jumlah sampel 36 siswa.

Dokumen terkait