• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

80

Berikut kegiatan pembinaan keagamaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember yaitu:

a. Dzikrul Ghofilin b. Yasin Tahlil

c. Kajian Tafsir Al-Qur’an d. Sholawatan

e. Kajian Tauhid dan Kajian Ahklak f. Ratibul Haddad

Jadi berdasarkan uraian diatas merupakan sebuah proses pembinaan dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember sebelum mengembalikan para warga binaan ke lingkungan masyarakat agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan harapan mendapat manfaat dari berbagai kegiatan keagamaan tersebut khususnya kegiatan Ratibul Haddad.

81

untuk mengubah watak dan perilaku serta mengolah jiwa seorang narapidana narkotika menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab. Kegiatan Ratibul Haddad ini dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menumbuhkan cinta tanah air. Ratibul Haddad memang terbilang panjang kandungannya, namun sangat dalam dan istimewa maknanya. Jika kita paham maknanya seseorang akan larut didalamnya, seakan berdialog dengan do’a.

Motivasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember memilih kegiatan Ratibul Haddad karena seorang narapidana narkotika biasanya identik dengan emosi yang tidak stabil, kondisi kejiwaan yang terguncang, dan ketika mengikuti kegiatan Ratibul Haddad yang diantara manfaatnya adalah untuk ketentraman hati, maka pihak Lembaga Pemasyarakatan berinisiatif untuk memilih Ratibul Haddad bagi narapidana narkotika untuk membuat mereka menjadi lebih tenang dan berdialog dengan Tuhan dengan hati yang tentram. Ada banyak kegiatan keagamaan yang lain seperti sholawat, dzikir, yasin, tahlil, dan lain sebagainya. Akan tetapi setelah dicoba berbagai cara Ratibul Haddad yang cocok diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember.

Berikut penuturan dari Qurnain selaku koordinator keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember tentang bentuk pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad bagi narapidana narkotika.

“Menurutnya, bentuk pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad ini sama dengan Istigosah pada umumnya. pertama-tama yang harus

82

disiapkan terdahulu yaitu tempat. Para narapidana narkotika setiap akan melakukan kegiatan ini diwajibkan menyiapkan tempat seperti dimasjid lapas Jember. Setelah itu mereka akan membersihkan tempat dan langsung meyiapkan tikar-tikar untuk persiapan kegiatan.

Selanjutnya setelah semua selesai disiapkan kegiatan Ratibul Haddad akan segera dimulai oleh pembina Ratibul Haddad, semua para narapidana termasuk narapidana narkotika di wajibkan ke masjid untuk mengikuti kegiatan tersebut.65

Berikut merupakan dokumentasi pada saat pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad berlangsung:

Gambar 4.1

Kegiatan Ratibul Haddad

Selain di sampaikan Qurnain, Dimas selaku petugas sekaligus wakil dari Qurnain juga memberikan informasi kegiatan Ratibul Haddad yang ada di Lembaga Pemasyarakatan.

“Pembina Ratibul Haddad dilakukan oleh narapidana sendiri yang sudah dianggap bisa dan mampu memimpin jalannya kegiatan itu.

Terkadang petugas lapas juga mengundang Ustadz dari luar untuk memimpin jalannya kegiatan Ratibul Haddad. Kegiatan Ratibul Haddad ini merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi para narapidana yang sudah memenuhi hak integritas pembebasan dan persyaratan pengurangan masa tahanan. Bagi warga binaan non Muslim tidak

65 Qurnain, diwawancara oleh penulis, Jember, 24 Januari 2023

83

mengikuti kegiatan tersebut karena sudah ada kegiatan tersendiri, namun bagi yang Muslim wajib untuk megikuti kegiatan tersebut apalagi yang sudah mengajukan hak integritas.66

Jadi bentuk pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad bagi narapidana narkotika itu sama dengan Istigosah seperti biasa yang mana diawali dengan menyiapkan tempat terlebih dahulu dan meyiapkan tikar-tikar serta alat-alat yang akan digunakan untuk kegiatan. selanjutnya kegiatan diawali dengan tawasul fatihah, sholawat, pembacaan Ratibul Haddad dan diakhiri dengan Do’a. Kegiatan tersebut dilaksanakan dimasjid Lembaga Pemasyarakatan Jember. Jika masjid penuh makan boleh diluar masjid. Beberapa hal yang harus disiapkan oleh narapidana sebelum mengikuti kegiatan tersebut diantaranya harus siap secara rohani, siap secara dzohir, berpakaian yang suci.

Kegiatan Ratibul Haddad ini wajib bagi para narapidana yang sudah mengajukan hak integritas narapidana atau ingin segara selesai dari masa tahanannya. Jadi setiap narapidana termasuk narapidana narkotika juga mempunyai hak untuk mengurangi masa tahanan dengan syarat selalu rutin dan rajin mengikuti kegiatan yang sudah diselenggarakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember, salah satunya ialah kegiatan Ratibul Haddad. Bagi warga binaan non Muslim, tidak ada larangan untuk megikuti kegiatan tersebut, namun bagi yang Muslim wajib mengikuti kegiatan tersebut, karena Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember juga menerapkan warga binaan toleransi.

66 Dimas, diwawancara oleh penulis, Jember, 24 Januari 2023

84

Qurnian juga melanjutkan penjelasannya mengenai kegiatan Ratibul Haddad, berikut lanjutan dari Qurnain:

Ratibul Haddad dilaksanakan pada hari senin setelah jam makan, pertama para narapidana melakukan Apel pagi dan di absen lengkap atau tidaknya. Setelah melaksanakan Apel dilanjut dengan makan pagi, para narapidana makan sehari sebanyak tiga kali dan makanan itu ialah layak dikonsumsi tidak seburuk apa yang dipikirkan orang mengenai makanan yang dipenjara. Setelah selesai makan pagi barulah dilanjut dengan kegiatan keagamaan dan kegiatan kemandirian, mengapa dilakukan setelah makan kegiatannya? Karena Lembaga Pemasyrakatan Kelas II A Jember merupakan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia jadi lebih mengedepankan hak hak kemanusiaan daripada binaan.”

2. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad

Temuan peneliti dilapangan menunjukan bahwa faktor penghambat pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad bagi narapidana narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember menetapkan ada faktor yang menjadi penghambat. Adapun faktor yang dipaparkan oleh salah satu petugas lapas Dimas selaku wakil koordinator keagamaan :

“Menurutnya yang menjadi faktor penghambat dari kegiatan ini adalah mengajaknya yang lumayan susah, karena yang namanya mengumpulkan orang terlebih lagi orang-orang dilapas tersebut datang tanpa diundang dan tentunya karena mereka melakukan suatu pelanggaran hukum yang berbeda-beda, akan tetapi lambat laun mereka akan mulai terbiasa untuk mengikuti setiap kegiatan yang di adakan oleh pihak lapas terutama kegiatan Ratibul Haddad.

Dimas juga mengatakan dampak jika seorang narapidana tidak mengikuti kegiatan pembinaan keagamaan akan dikenakan sanksi atau akan sulit jika akan melakukan pengurusan surat pulang. Berikut

85

penuturan dari Dimas selaku petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember.

“Bahwasannya mereka yang tidak mengikuti kegiatan pembinaan akan dipersulit untuk proses kepulangan. Pembinaan akan ditekankan karena mereka mempunyai hak masing-masing seperti hak integrasi (cuti bersyarat, bebas bersyarat, bebas murni atau asimilasi dirumah) itu adalah hak mereka. Cuma, mereka menuntut hak kepada kita atau negara, jadi kita juga mengingatkan kepada mereka untuk mengikuti kewajiban pembinaan. Persyaratan pulang atau segala administrasi akan tetap diproses dan diajukan hanya saja Lembaga Pemasyarakatan lebih menegaskan bahwa wajib mengikuti kegiatan pembinaan kepada mereka yang sudah mengajukan hak masing-masing.”67

Jadi berdasarkan informasi yang penulis dapatkan dari salah satu petugas Lembaga Pemasyarkatan Kelas II A Jember yaitu Dimas bahwasannya yang menjadi faktor penghambat dari pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad ialah dari narapidananya sendiri yaitu susah diajak untuk berkumpul dalam melakukan kegiatan pembinaan, karena mereka datang tidak diundang melainkan salah jalan, jadi jika diibaratkan dengan dipondok, mereka mau mengikuti kegiatan karena mereka ingin, tetapi jika di Lembaga Pemasyarakatan mereka datang karena salah jalan jadi untuk mengajak dalam kegiatan pembinaan mereka susah. Namun lambat laun akan terbiasa dan mau mengikuti kewajibannya.

Kemudian Dimas melanjutkan penjelasannya tentang siapa saja yang diwajibkan mengikuti kegiatan Ratibul Haddad, berikut lanjutan dari wawancara dengan beliau

67 Dimas, diwawancara oleh penulis 24 januari 2023

86

“Dalam pelaksanaannya, kegiatan Ratibul Haddad khusus hari jum’at itu khusus untuk para tahanan yang baru masuk dan masih dalam tahap pengenalan kegiatan pembinaan. Jadi kegiatan Ratibul Haddad pelaksanaannya digilir dari kamar ke kamar atau dijadwal.

Kalau pembinaan bagi yang sudah mengajukan hak nya itu pelaksanaannya dilakukan sesudah jadwal makan rutin tiap hari senin. Siapapun boleh ikut dalam kegiatan Ratibul Haddad tetapi wajib mengikuti bagi yang sudah mengajukan pengurusan hak integrasi.”

Pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad berjalan dengan efektif akan menghasilkan perilaku yang baik dan melahirkan hasil binaan yang baik dan diharapkan melahirkan karakter narapidana narkotika baik bagi dirinya ataupun masyarakat setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan nanti.

“Qurnain mengatakan bahwa tujuan kegiatan Ratibul Haddad untuk membina dalam memperbaiki mental mereka, karena yang namanya seseorang sudah mengkonsumsi narkotika atau narkoba, yang kena pasti akal, mental, jiwanya, fisik maupun psikisnya. Jadi berbagai kegiatan pembinaan seperti pembinaan kemandirian dan keagamaan selalu ditekankan pada para narapidana termasuk narapidana narkotika yang paling sulit diajak untuk melakukan kegiatan keagamaan untuk melakukan hal baik dan berahklak baik, sehingga suatu saat nanti ketika sudah kembali ke masyarakat akan diterima dengan baik dan menjadi anggota masyarakat yang baik.

Untuk melakukan dan membimbing narapidana dalam memperbaiki dan mempelajari ajaran agama Islam dan mampu mengendalikan sikap setelah menjalani masa pidana. Jadi tujuan pembinaan keagamaan seperti kegiatan Ratibul Haddad kita ingin mengubah pola fikir yang positif, bagaimana mengubah pola fikir itu dengan membiasakan mereka melakukan hal-hal yan positif seperti mengaji, membaca Al-Qur’an, memperketat sholat 5 waktunya dan mengikuti kegiatan Ratibul Haddad, serta hal positif lainnya. Sehingga mereka yang yang tidak terbiasa melakukan ibadah akhirnya dengan sendirinya pola fikirnya akan berubah bahwasannya mereka terbiasa melakukan ibadah.”

Jadi tujuan pelaksanaan kegiatan Ratibul Haddad untuk mengubah pola fikir yang awalnya negatif menjadi positif, membiasakan

87

berahklak baik dan melakukan hal baik, memperkuat iman mereka sehingga tidak lagi terjerumus dalam perbuatan yang sama. Sehingga suatu saat nanti jika sudah kembali ke masyarakat akan menjadi anggota masyarakat yang baik dan diterima baik kembali oleh masyarakat.

Untuk melakukan kegiatan Ratibul Haddad kapan saja waktunya.

“Dimas mengatakan sama dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Qurnain, yaitu kegiatan dilakukan setelah jam makan pagi yaitu hari senin mulai jam 08.00-09.00 WIB. Hari senin yaitu Ratibul Haddad, selasa Dzikrul ghofilin, Rabu yasin tahlil, Kamis tafsir dan tartil, Jum’at sholwatan, Sabtu kajian ahklak. Setelah itu ketika jam 15.00 adalah olahraga.”68

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

Hari Waktu

08.00-09.00

Waktu 09.30-10.30

Waktu Ba’da Dzuhur Senin Ratibul Haddad Iqro’, Tartil, Qiro’ah,

Adzan

Kajian Al-Qur’an, Tajwid, dan masalah

sholawat Selasa Dzikirul Ghofilin Iqro’, Tartil, Qiro’ah,

Adzan

Kajian Al-Qur’an, Tajwid, dan masalah

sholawat Rabu Yasin Tahlil Iqro’, Tartil, Qiro’ah,

Adzan

Kajian Al-Qur’an, Tajwid, dan masalah

sholawat Kamis Kajian Tafsir Al-

Qur’an

Iqro’, Tartil, Qiro’ah, Adzan

Kajian Al-Qur’an, Tajwid, dan masalah

sholawat Jum’at Sholawatan Iqro’, Tartil, Qiro’ah,

Adzan

Kajian Al-Qur’an, Tajwid, dan masalah

sholawat Sabtu Kajian tauhid dan

kajian ahklak Kitab Al-Hikam

Iqro’, Tartil, Qiro’ah, Adzan

Kajian Al-Qur’an, Tajwid, dan masalah

sholawat

68 Dimas, diwawancarai oleh penulis, 24 januari 2023

88

3. Dampak Kegiatan Ratibul Haddad Bagi Narapidana Narkotika

Temuan peneliti dilapangan terkait dengan pengaruh kegiatan Ratibul Haddad bagi narapidana narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jember yaitu sangat berpengaruh sekali bagi mereka yang sedang mejalankan pembinaan keagamaan atau sedang memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Adapun pengaruh atau dampak positif yang diambil dari kegiatan Ratibul Haddad ini bagi narapidana narkotika dapat dituturkan oleh seorang narapidana narkotika:

“menurut saya, setelah mengikuti kegiatan ini saya menjadi lebih baik dan lebih tenang, terkadang saya menangis jika sudah mengikuti kegiatan Ratibul Haddad ini. Kegiatan keagamaan yang lain memang dampaknya sama, pengaruhnya juga sama bagi kami, namun sangat berbeda ketika saya mengikuti kegiatan ini, ketika memang sangat menghayati dan meresapi setiap kalimat ini dan memahami maknanya, saya sangat ingat dengan apa yang telah saya lakukan itu. Dan saya benar-benar ingin berubah menjadi lebih baik lagi.”69

Setiap para warga binaan yang sudah siap secara rohani maka mereka berupaya menghayati setiap makna yang terkandung dalam Ratibul Haddad, ketika menghayati setiap makna tersebut maka mereka merasa lebih tenang, menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

“Pengalaman saya setelah mengikuti kegiatan Ratibul Haddad tersebut mendapatkan ketenangan jiwa, sholat lebih rajin, meningkatkan rasa tanggung jawab, serta menghilangkan rasa iri dengki.”70

69 Faisal Januar, di wawancarai penulis tanggal 9 Februari 2023

70 Feri Hardiansyah, diwawancrai penulis tanggal 9 Februari 2023

89

Dokumen terkait