Hydrodemetallizatio Unit)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
Hot High Pressure Separator (12/13-V-101)
Memisahkan gas dan cairan keluaran
reaktor pada tekanan tinggi
Diameter dalam
= 2.500 mm Tinggi = 5.785
mm
P in/top
=163,5/157,43 kg/cm2g
T in/top= 371/360,3°C Cold High
Pressure Separator (12/13-V-102)
Memisahkan air, gas, dan minyak keluaran HHPS pada tekanan
tinggi
Diameter dalam
= 2.500 mm Tinggi = 4.250
mm
P = 154,47 kg/cm2g T = 46℃
Hot Low Pressure Separator (12/13-V-103)
Memisahkan gas dan cairan keluaran
HHPS pada tekanan
rendah
Diameter dalam
= 2.500 mm Tinggi = 9.700
mm
P = 16,99 kg/cm2g T = 23,97℃
Cold Low Pressure Separator (12/13-V-103)
Memisahkan air, gas, dan minyak keluaran HHPS pada tekanan
rendah
Diameter dalam
= 1.680 mm Tinggi = 6.100
mm
P = 16,99 kg/cm2g T = 50,13 ℃
Atmospheric Fractionator (12-C-50)1
Memisahkan umpan berdasarkan perbedaan titik
didih
Diameter dalam
= 3200 mm Tinggi = 44.500 mm Jumlah tray =
47
P top = 1,09 kg/cm2g T top/bottom
=102,93/350℃
Gas Oil Side Cut Stripper (12-C- 502)
Mengambil GO dari kolom
Diameter dalam
= 1070 mm Tinggi = 12,390
mm Jumlah tray = 5
P = 3,56 kg/cm2g T = 386℃
Kerosene Side Cut Stripper
(12-C- 503)
Mengambil kerosene dari kolom
Diameter dalam
= 910 mm Tinggi = 10.395 mm
P = 3,6 kg/cm2g T = 256℃
97
Tabel V. 8 Peralatan Utama Unit 14 (Gas Oil Hydrotreating Unit)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
Feed Surge Drum (14-V-101)
Memisahkan gas dan cairan
P out = 87,1 kg/cm²g T out = 75,8°C High Pressure
Stripper (14-C-101)
Memisahkan gas dari minyak menggunakana
penyemburan steam
Diameter dalam
= 1981/3400 mm Tinggi skirt =
2400 mm Terbuat dari carbon steel
P = 12 kg/cm²g T=370°C
Product Fractionator
(14-C-102)
Memisahkan stripped gas oil menjadi napthta
dan gas oil
Diameter dalam
= 1929/2286 mm Tinggi skirt =
4300 mm Terbuat dari carbon steel
P = 3,5 kg/cm²g T=300°C
Reactor Charge Heater
(14-F-101)
Memanaskan umpan masuk ke
reaktor sebelum
Tipe = box vertical Burner
= fuel gas
P in/out = 79,23/74,24
kg/cm²g T in/out
=366/406°C Product
Fractionator Charge Heater
(14-F-102)
Memanaskan stripped gas sebelum masuk kolom fraksionator
Tipe = Cylindrical
vertical
T in/out = 217/260,4°C
Reactor (14-R-101)
Melangsungkan reaksi desulfurisasi, deoksigenasi, denitrifikasi, dan penjenuhan olefin
Diameter dalam
= 4000 mm Tinggi = 9400
mm
P in/out= 72,5/70,5 kg/cm2g
T in/out = 311,4/259,4°C Tabel V. 9 Peralatan Utama 21 (Light Cycle Oil Hydrotreating Unit)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
Feed Surge Drum (21-V-101)
Memisahkan gas
dan cairan T out = 34°C
98 Reactor
Charge Heater (21-F-101)
Memanaskan umpan
Tipe = cylindrical
vertical Burner = fuel
gas
T in/out = 223,7/241,4°C
Reactor (21-R-101)
Melangsungkan reaksi penjenuhan
olefin dan desulfurisasi
Diameter dalam
= 2.700 mm Tinggi = 5.000
mm
P in/out = 72,5/70,5 kg/cm²g T in/out = 241,4/262,2°C High Pressure
Stripper (21-C-101)
Memisahkan gas dari minyak menggunakana
penyemburan steam
Diameter dalam
= 1.500/2.500 mm Tinggi skirt =
2.600 mm Terbuat dari carbon steel
T in/out = 196,3/272,2°C
Product Fractionator
Charge Heater (21-F-
102)
Memanaskan stripped gas sebelum masuk
kolom fraksinasionator
Tipe = cylindrical
vertical
T kerosene = 135°C T LGO=240°C T HGO =310°C Product
Fractionator (21-C-102)
Memisahkan stripped gas oil menjadi napthta dan light cycle oil
Diameter dalam
= 1.700 mm Tinggi skirt =
6.200 mm Terbuat dari carbon steel
Tabel V. 10 Peralatan Utama Unit 22 (Hydrogen Plant)
Alat Fungsi Kondisi Operasi
Reformer (22-F-101)
Menghasilkan gas hidrogen (hydrogen
reforming)
T in/out = 330/850°C P in/out=26,3 kg/cm²g
Hydrogenator (22-F-101)
Terjadi reaksi hidrogenasi organik
sulfur (RHS (merkaptan) dan COS)
menjadi 𝐻2𝑆 menggunakan bantuan
katalis
T in: 334 °C T out: 348 °C
Sulphur Reactor
(22-R-102) Melucuti 𝐻2𝑆 T in: 380 °C HE Shift Reactor
(22-R-103)
Melangsungkan reaksi untuk mengkonversi
CO Menjadi 𝐶𝑂2
P out = 23,9 kg/cm²g T out = 434°C
99 PSA Hydrogen
Purification Unit (22- A-105)
Memurnikan hidrogen hasil reaksi
T in = 40°C P out = 22,1 kg/cm²g V.3 Peralatan Utama Residue Catalytic Complex (RCC)
Tabel V. 11 Peralatan Utama Unit 15 (Residue Catalytic Cracking Unit)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
CO Boiler (15-B-101)
Pembakaran CO yang masih terkandung dalam
flue gas menjadi 𝐶𝑂2
Tinggi stack : 86 m
P: 0,7 bar T=732 °C
Main Column (15-C-101)
Memisahkan fraksi hidrokarbon berdasarkan prinsip titik didih
Diameter dalam
= 8.992 mm Jumlah tray =
38 buah
T top/bottom = 123/347°C T LCO = 232°C
T napthta = 138°C Net Bottom
Stripper (15- C-102)
Mengambil produk bawah keluaran kolom
fraksinasi
Diameter dalam
= 81.372 mm Jumlah tray = 6
buah
P = 0,91 kg/cm²g T = 357°C
Light Cycle Oil Stripper (15-C-103)
Mengambil produk LCO dari keluaran kolom
fraksinasi
Diameter dalam
= 1.829 mm Jumlah tray = 6
buah
P= 0,77 kg/cm2g T = 232°C Reactor
(15-R-102)
Melaksanakan Reaksi perengkahan
Fluidized bed P = 1,219 kg/cm² T = 521,8 °C Upper
Regenerator (20-R-103)
Pembakaran coke yang terbentuk
pada katalis menjadi CO
dengan bantuan udara.
Bahan : carbon steel
P = 2,8 kg/cm² T = 701 °C
Lower Regeneratot
(20-R-104)
Penyempurnaan pembakaran coke
sisa pada katalis.
(CO menjadi 𝐶𝑂2)
Bahan : carbon steel
P = 2,8 kg/cm² T = 732 °C
100
Tabel V. 12 Peralatan Utama unit 16 (Unsaturated Gas Plant)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
Primary Absorber (16-C-101)
Memisahkan hidrokarbon fraksi berat (>𝐶5) dengan
napthta
Diameter dalam
= 3.660 mm Tinggi = 31.900
mm Jumlah tray =
40
P = 14,43 kg/cm²g T = 43°C
Sponge Absorber (16-
C-102)
Memisahkan hidrokarbon fraksi berat (>𝐶5) dengan
LCO
Diameter dalam
= 2.592 mm Tinggi = 29.950
mm
P = 13,8 kg/cm²g T = 43°C
Stripper (16-C-103)
Melakukan pelucutan pada
umpan
Diameter dalam
= 4.118 mm Tinggi = 29.950
mm
T in/out = 60/68°C
Debutanizer (16-C-104)
Memisahkan fraksi butan dan napthta
Diameter dalam
= 4.270 mm Tinggi =29.700
mm
T top = 63°C T in = 101°C P top=10,6
kg/𝑐𝑚2g Amine
Absorber (16-C-105)
Menyerap kandungan H₂S
dalam gas
Tabel V. 13 Peralatan Utama Unit 17 (LPG Treatment Unit)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
Separator (17-S-101)
Memisahkan padatan yang masih terkandung
dalam LPG Phase
Separator (17-V-101-
104)
Menghilangkan kandungan sulfur
dan merkaptan pada LPG
Jumlah tray = 32
T in = 330°C T top= 123°C T bottom = 335°C
P top/bottom = 1,5/1,9 kg/cm²g
101 Oxidation
Tower (17-V- 105)
Melangsungkan reaksi oksidasi untuk regenerasi
spent caustic
P = 3,5 kg/cm²g T = 52°C
Tabel V. 14 Peralatan Utama Unit 18 (Gasoline Treatment Unit)
Alat Fungsi Spesifikasi Kondisi Operasi
Separator (18-S-101)
Memisahkan padatan yang terkandung dalam
napthta
P out = 5 kg/cm²g T out = 36°C Phase
Separator (18-V- 101/102)
Menghilangkan kandungan sulfur
dan merkaptan pada napthta
Jumlah tray = 32
T top/bottom= 123/335°C P top/bottom = 1,5/1,9 kg/𝑐𝑚2g Tabel V. 15 Peralatan Utama Unit 19 (Propylene Recovery Unit)
Alat Fungsi Kondisi Operasi
Solvent Settler (19-V-103)
Menghilangkan kandungan COS dengan
menggunakan kaustik dan MEA
Solvent Settler (19-V-103) 𝐶3⁄𝐶4 Feed Driers
(19-V-104)
Mengurangi kadar air yang terkandung di mixed
propane
P out = 23,2 kg/cm²g Propylene Metals
Treaters (19-V-111)
Menghilangkan pengotor (arsin, phosphine, dan
antimony) Sand Filter
(19-S-101)
Memisahkan mixed propane dengan air
P = 1,3 kg/cm²g T= 60°C 𝐶3⁄𝐶4 Splitter
(19-C-101)
Memisahkan fraksi propana dan fraksi butana
P top = 18,8 kg/cm²g T in = 69,7°C T top = 48,9°C T bottom = 107°C 𝐶3⁄𝐶4 Feed Driers
(19-V-104)
Mengurangi kadar air yang terkandung dalam
mixed propane
P out = 23,2 kg/cm²g 𝐶3 Splitter (19-C-102) Memisahkan fraksi
propan dan propilen
T top/bottom = 26,9/38,1°C P top = 11.3 kg/cm²g Wash Column
(19-C-103)
Membersihkan mixed propane dari larutan
kaustik yang terikut dengan larutan fosfat
T in = 334°C T out= 348°C
102 SHR Reactors
(19-R-101)
Penjenuhan diene dan acetylene menjadi
monoolefine menggunakan hidrogen V.4 Peralatan Utama Olefin Complex Unit (OCU)
Tabel V. 16 Peralatan Utama Olefin Complex Unit
Alat Fungsi Kondisi Operasi
Wash Water Column (34-C-101)
Menghilangkan kandungan gas asam
dari umpan
P top =9,8 kg/cm²g P top = 10 kg/cm²g
T = 40°C Oxygen Converter
(34-R-101)
Sebagai tempat melaksanakan reaksi
oksidasi
P = 9 kg/cm²g T in =216°C T out = 255°C Caustic/Wash Water
Column (34-C-102)
Menghilangkan kandungan gas asam yang masih terkandung
dalam umpan dengan wash water dan larutan
kaustik
P top = 7,87 kg/cm²g P top = 8,08kg/cm²g
T = 40°C
Demethanizer (34-C-103)
Memisahkan metana dan komponen ringan
lainnya dari umpan
P top = 6,04 kg/cm²g P top = 6,25 kg/cm²g
T top = -76,7°C T bottom = -26,3 °C Front End
Deethylenizer (34-C- 104)
Memisahkan etilena dari umpan
P top = 16,61 kg/cm²g P top = 17,31 kg/cm²g
T top = -34,3°C T bottom = 26,1 °C Deethanizer
(34-C-105)
Memisahkan etana dari umpan
P top = 12,27 kg/cm²g P top = 11,85kg/cm²g
T top = -23,6°C T bottom = 53,7 °C Wash Column
(35-C-101)
Membersihkan butane mixed dari sodium
P = 4,2 kg/𝑐𝑚2g T= 39,3°C SHU Reactor
(35-R-101)
Sebagai tempat melangsungkan reaksi hidrogenasi butadiena dan 𝐶4 asetilena serta
isomerisasi
P in = 7,7 kg/cm²g P out = 6,9 kg/cm²g
T in = 80,2°C T out = 85,3 °C CD Hydro
Deisobutenizer (36-C- 101)
Sebagai tempat melangsungkan reaksi
isomerisasi
P = 9,2 kg/cm2g
103 DP Reactor (37-R-101)
Sebagai tempat melangsungkan reaksi
etilena dan normal butena menjadi
propilen
P = 29,5 kg/cm²g T = 304 °C Deethylenizer (37-C-
101)
Memisahkan etilena dari umpan
P top = 24,2 kg/cm²g P top = 24,7 kg/cm²g
T top = -19°C T bottom = 99 °C Depropylenizer
(37-C-102)
Memisahkan polimer grade propilen dari hidrokarbon 𝐶+4
P top = 20,68 kg/cm²g P top = 21,26 kg/cm²g
T top = 51°C T bottom = 126 °C Debutanizer
(37-C-103)
Memisahkan LPG dengan polygasoline
P top = 4,68 kg/cm²g P top= 5,09 kg/cm²g
T top = 55 °C T bottom = 104 °C OCT Reactor Feed
Treater (37-V-108)
Menghilangkan pengotor (sulfur, alcohol, oksigenat, dan
air)
P: 4,8 kg/cm²g T warm/hot/cold = 120°C/290°C/37 °C
104 BAB VI
PENGENDALIAN MUTU PRODUK VI.1 Pengendalian Mutu Produk/Laboratorium
Laboratorium berperan penting dalam memperoleh data-data, khususnya mengenai spesifikasi bahan baku maupun produk. Data-data dari bahan baku maupun produk yang sudah sesuai dengan standar mutu maka dapat untuk dikontrol dan dijaga. Laboratorium berada di bawah unit produk yang memiliki tugas utama sebagai berikut:
1. Menjadi kontrol kualitas bahan baku yang sesuai dengan persyaratan sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan.
2. Menjadi pengontrol kualitas produk agar sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3. Melaksanakan penelitian dan pengembangan jenis minyak mentah selain dari Duri dan Minas yang mungkin dapat diolah oleh PT. Pertamina RU-VI Balongan.
4. Melaksanakan analisa pada jenis limbah yang diperoleh selama operasi kilang pada PT. Pertamina RU-VI Balongan.
Pemeriksaan yang dilakukan laboratorium meliputi:
1. Minyak mentah, terutama yang berasa dari Duri dan Minas.
2. Stream produk yang diperoleh dari unit RCC, CDU, Hydrogen Plant, AHU dan unit lainnya.
3. Utilitas meliputi: air, katalis yang digunakan, fuel gas dan chemical agent.
4. Produk akhir dan produk antara.
Laboratorium dibagi menjadi 3 seksi berdasarkan tugasnya, yaitu:
1. Seksi Teknologi (Tekno)
Seksi ini mempunyai tugas sebagai berikut:
b. Melaksanakan penelitian pada lingkungan (pembersihan air buangan).
c. Melaksanakan evaluasi minyak Duri dan Minas yang digunakan sebagai bahan baku.
d. Mendukung kelancaran operasional semua unit proses, utilitas, ITP
105
termasuk percobaan katalis, analisa katalis yang digunakan dalam reaktror dan material kimia yang dipakai oleh PT.Pertamina RU-VI Balongan.
e. Melaksanakan analisa stream finish produk, chemical serta bahan baku dengan metode tes
2. Seksi Analitika Dan Gas (ADG)
Seksi ADG melaksanakan pemeriksaan untuk sifat-sifat kimia dari bahan baku, produk antara dan produk akhir sera bahan kimia yang dipakai, menganalisis gas stream maupun tangki. Tugasnya meliputi:
a. Melaksanakan analisa sampel gas dari unit utilitas dan produk gas yang meliputi LPG dan propylene.
b. Melaksanakan analisa sampling non rutin shift sampel stream gas, LPG, propylene, fuel gas dan hydrogen.
c. Melakukan analisa dan sampling secara chromatography sampel non rutin dari kilang dan offisite.
d. Melaksanakan analisa sampling dan analisa contoh air serta chemical secara instrument dan kimiawi supaya didapatkan hasil yang akurat.
e. Melaksanakan analisa sampling dan analisa secara instrument dan kimiawi kepada contoh minyak dengan metode tes.
f. Melakukan analisa gas masuk dan gas buang dari masing-masing alat ( jika diperlukan).
3. Seksi Pengamatan
Seksi pengamatan menjalankan pemeriksaan pada sifat-sifat fisika bahan baku, intermediate produk dan produk akhir. Sifat-sifat yang analisa, yaitu:
a. Specific Gravity b. Density
c. Flash Adn Smoke Point d. Reid Vapour Pressure (RVP) e. Conradson Carbon Residu (CCR) f. Kandungan Air
g. Kinematic Viscosity
h. Cooper Strip And Silver Strip
106 VI.2 Alat-Alat Utama di Laboratorium
Alat-alat yang digunakan untuk mendukung pekerjaan di Laboratorium dalam menjalankan analisis terhadap bahan baku maupun produk yang dihasilkan meliputi:
1. Analitika
a. Atomic Absorbtion Spectrophotometric (AAS) b. Polychromatro
c. Infrared Spectrofotometer d. Spectro Fluoro Photometer 2. Gas Chromatography (CG) VI.2 Prosedur Analisa
Prosedur yang digunakan dalam melaksanakan analisa yaitu:
1. Analitika
Prosedur analitika dengan melakukan pemeriksaan sifat-sifat kimia dari bahan baku, produk antara dan finish produk. Sampel shift rutin berupa analisa minyak dan air. Instrumen yang dipakai dalam prosedur ini, yaitu:
a. Atomic Absorbtion Spectrophotometric (AAS) berguna dalam analisa kandungan logam dalam air. Alat yang dipakai adalah spectrophotometer yang lengkap dengan detektor dan analisa hasil yang terlihat dalam layar monitor. Alat ini mempunyai prinsip kerja berdasarkan pada besarnya daya serap gelombang elektromagnetik dari sampel yang dihasilkan.
b. Polychromatro berfungsi untuk menganalisis seluruh metal yang terdapat dalam sampel air maupun zat organik.
c. Infrared Spectrofotometer berfungsi untuk analisis kandungan minyak dalam sampel air serta analisis aromatic minyak berat.
d. Spectro Fluoro Photometer digunakan untuk analisis kandungan minyak dalam water slop yang dipakai.
2. Gas Chromatography (CG)
Fungsi dari prosedur ini yaitu dalam analisa gas CO dan CO2 dengan range
107
0,01-0,05 ppm, memakai sistem multi kolom yang dilengkapi oleh beberapa valve dan solenoid valve yang digerakkan oleh program relay secara otomatis.
flame ionisasi detector merupakan detektor yang digunakan. Prosedur analisa lain yang dipakai dalam Laboratorium yaitu:
a. Distilasi b. Viscometer
c. Flash Point Tester d. ASTM Standard e. Titrasi
f. UOP Standard g. Gravimetri h. Potensiometer i. Volumetri
108 BAB VII
UTILITAS DAN OIL MOVEMENT VII.1 Utilitas
Utilitas bertujuan untuk menunjang operasi unit-unit proses dengan menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N2, fuel gas system dan sebagainya. Bahan baku unit utilitas pada PT. Kilang Pertamina Internasional Unit Balongan adalah air dan udara yang kemudian diolah untuk berbagai keperluan.
Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit yaitu:
1. Pembangkit Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51) 2. Pembangkit Steam (Unit 52)
3. Water Intake Facility (WIF) dan Fasilitas Pengolahan Air (Water Treatment Plant) Salam Darma (Unit 53)
4. Raw Water dan Potable Water System (Unit 54) 5. Demineralized Water Unit (Unit 55)
6. Cooling Tower System (Unit 56) 7. Sistem Udara dan Instrumen (Unit 58) 8. Nitrogen Plant (Unit 59)
Bahan baku unit utilitas pada PT. Pertamina RU VI Balongan adalah air dan udara yang kemudian diolah untuk berbagai keperluan. Bagan unit utilitas PT Pertamina RU VI Balongan dapat dilihat pada Gambar VII. 1 berikut ini:
109
Gambar VII. 1 Simplified Flow Diagram Utilities VII.1.1 Sistem Utilitas Penyediaan Air
A. Pembangkit Listrik dan Sistem Distribusi (Unit 51)
Kilang dari PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan didesain dengan kapasitas pengolahan 150 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT.
PERTAMINA dilengkapi dengan PLTU di unit utilitas yang terdiri dari 5 unit Stream Turbin Generator (STG) dan PLTD yang berupa I unit Emergency Diesel Generator (EDG). Masing-masing turbin memiliki kapasitas 27.500 kva/22.000 KW dengan penggerak HP steam dari 52, sehingga total kapasitas terpasang sebesar 4 x 22.000 KW = 88.000 KW. Emergency Diesel Generator (EDG) memiliki kapasitas 3.6 MW.
Pendistribusian listrik di PT. Kilang Pertamina Internasional Unit VI Balongan dilakukan melalui beberapa Substation di bawah ini:
1. Substation 1: Utilitas dan kantor-kantor 2. Substation 11: H2 Plant
3. Substation 12: GO HTU dan LCO HTU 4. Substation 13: AHU
5. Substation 14 A & B: RCC unit
110 6. Substation 15: CDU
7. Substation 16: Amine Treating, SWS, Sulphur Plant 8. Substation 22, 22, 23: Offsite Area
9. Substation 31: Kompleks Perumahan Bumi Patra
Dengan sistem ini, distribusi listrik menjadi lebih baik. Penyaluran listrik dari Substation satu ke Substation lainnya menggunakan saluran underground cable.
Mulai tahun 2016, penyedia listrik Substation 31 dialihkan ke Perusahaan Listrik Negara karena dinilai lebih efisien.
B. Pembangkit Steam/Boiler (Unit 52)
Sistem pembangkit steam berfungsi untuk memenuhi kebutuhan steam dan air umpan boiler ke kilang serta menerima steam condensate dari kilang. Boiler adalah unit yang memproduksi high pressure steam untuk digunakan sebagai penggerak alat dalam unit-unit pemrosesan lain, contohnya turbin. Boiler dirancang untuk memasok kebutuhan steam pada proses yang terdiri dari steam drum, down comers, water wall tube, superheater, dan bank tube.
Unit air umpan boiler terdiri dari tiga buah deaerator yang berfungsi untuk menampung air, pemanas awal, dan mengikat O2 dalam air. Umpan boiler berupa demin water pertama diproses pada deaerator untuk dihilangkan O2 menggunakan stripping gas. Oksigen yang masih terkandung dalam keluaran deaerator dihilangkan dengan penambahan hydrazine dan amin. Hydrazine berperan menghilangkan O2 dan mineral dalam demin water, sedangkan amin berfungsi untuk menaikkan pH agar air tidak bersifat asam (korosif). Peralatan penunjang pada boiler antara lain safety valve, dua unit penggerak steam turbin, economizer, instrumentasi, Local Boiler Control (LCP), analyzer, water level gauge, dan lain- lain.
Steam dihasilkan dengan menggunakan boiler dengan bahan bakar berupa bahan bakar cair (minyak) dan bahan bakar gas. Unit 52 ini terdiri dari 6 unit boiler dengan kapasitas 115 ton/jam masing-masing unit. Steam yang diproduksi boiler berupa High Pressure Steam, sedangkan Medium Pressure dan Low Pressure Steam dihasilkan melalui ekspansi yang dapat dilakukan secara isoterm atau isentalpik.
Steam yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:
111 1. High Pressure (HP) Steam
Steam ini mempunyai tekanan 43 kg/cm² dan digunakan untuk tenaga penggerak steam turbine generator pada pembangkit listrik dan untuk penggerak steam turbine pada pompa dan kompresor. HP steam didistribusikan ke bagian utilitas (STG, FDF Boiler, HBW Pump, Compressor, Cooling Water) dan proses (RCC, H2 Plant, GO/LCO HTU, AHU).
2. Medium Pressure (MP) Steam
Steam ini mempunyai tekanan 19 kg/cm² dan digunakan untuk tenaga penggerak pompa steam turbine dan steam jet ejector. MP steam didistribusikan ke utilitas (MBW Pump, Automizing Boiler, Fuel Oil Pump, Demin water Pump, Condensate Pump) dan proses (RCC, GO/LCO, HTU, CDU, AHU, Amine/SWS, Sulphur Plant, Offsite, Flare).
3. Low Pressure (LP) Steam
Steam ini mempunyai tekanan 3,5 kg/cm2 dan digunakan untuk media pemanas. LP steam didistribusikan ke utilitas (deaerator, KO drum) dan proses (H2 Plant, GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS, Sulphur Plant, Offsite Area).
C. Water Intake Facility (Unit 53) Fungsi : Pemurian Air Kapasitas : 300 ton/jam
Generator : 3 unit (53-G-301 A/B/C) Daya : (53-G-301 A/B) = 78kW (53-G-301 C) = 360 kW
Water Intake Facility berlokasi di Desa Salam Darma, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang, 65 km dari kilang Balongan dan bertugas memurnikan air dari Sungai Tarum dan Sungai Cipunegara. Air dimurnikan dengan cara melakukan koagulasi dan flokulasi terhadap pengotor dalam air tersebut. Air yang telah dimurnikan pada unit ini disebut raw water, yang kemudian disitribusikan ke pabrik melalui perpipaan menggunakan pipa berdiameter 24 inci dan air yang tersisa ditampung di tangki (54-T-101A/B). Kebutuhan air di kilang Balongan mencapai 1100 ton/jam. Untuk menghindari terjadinya pemborosan penggunaan air dan
112
adanya kemungkinan menurunnya cadangan perserdiaan air dari sungai, maka sistem di kilang Balongan ini dilengkapi dengan unit pengolahan air sisa proses agar dapat digunakan kembali. Rata-rata kebutuhan air untuk RU VI Balongan kurang lebih sebanyak 1300-1500 ton/jam.
Tabel VII. 1 Kondisi Operasi Pengambilan Air dari Sungai Cipunegara
Unit Pressure Temperature
Raw Eater
Intake Pump 1.7 kg/cm2g Ambient
Clarifier Atm Ambient
Garvity Filter Atm Ambient
Filter Water
Tank Atm Ambient
Raw water
Transfer Pump 26 kg/cm2g Ambient Instrument Air 5-7 kg/cm2g
Fuel Oil
Unloading 0.8 kg/cm2g Ambient Feed 1 kg/cm2g Ambient D. Raw Water System and Portable Water System (Unit 54)
Raw water ditransfer dari Raw water Intake Facilities (Salam Darma) melalui pipa dan ditampung di tangki raw water. Air yang masih mengandung pengotor diinjeksikan sedikit chlorine untuk menghasilkan sevice water, pada tahap ini air sudah jernih dan bias digunakan untuk safety shower di unit utilitas dan unit proses.
Service water dapat dipergunakan sebagai cooling water akan tetapi perlu ditambahkan anti korosi dan anti bio (untuk menghilangkan mikroorganisme dan bakteri), kemudian service water dapat diolah lebih lanjut dengan penambahan chlorine sehingga dihasilkan portable water yang dapat dimasak menjadi air minum. Portable water adalah air yang disediakan untuk keperluan para karyawan PERTAMINA pada bagian-bagian sebagai berikut:
113 1. Kantor Laboratorium
2. Central Control Room
3. Kantor Health, Safety, and Environment (HSE) 4. Field Office
5. Gedung Administrasi 6. Control Room ITP
7. Savety Shower di unit utilitas dan unit proses 8. Komplek perumahan PERTAMINA Bumi Patra E. Demineralized Water Unit (Unit 55)
Water treatment bertujuan untuk mengolah air agar terbebas dari mineral- mineral yang dapat mengganggu operasi di Boiler. Unit demineralisasi dimaksudkan untuk memenuhi air yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan boiler feed water. Kandungan mineral yang dihilangkan di Demin Plant yaitu Ca, Mg, Sodium, Silica, Sulphate, Carbonat, dan Chloride. Demin Plant terdiri dari tiga train dengan flow rate 110 m3/h tiap train (A/B/C). Pola operasi Demineralized Water Unit sebagai berikut:
1. Demineralization Plant beroperasi dengan I train. Train yang lain diregenerasi.
Masing-masing train akan beroperasi normal dengan dipindah secara bergantian selama satu train atau saat regenerasi, sehingga operasinya kontinyu.
2. Air buangan regenerasi yang mengandung garam asam dan garam basa serta air pembilas dari masing-masing resin dibuang melalui bak penetral (untuk dinetralisasi dengan NaOH atau H2SO4) berdasarkan alat indikator pH meter.
3. Backwash water dari Activated Carbon Filters akan dialirkan ke Clean Drain.
4. Selama operasi normal, operator akan tinggal di Utility Control Room dekat dengan lokasi sehingga dapat mengadakan inspeksi ke lokasi secara periodik.
Air yang mengandung karbon, kation, anion, CO2, senyawa organik, dan padatan dipompakan ke dalam carbon filter kemudian diteruskan ke cation exchanger (strong base cation dan weak base cation) yang di dalamnya terdapat resin penukar kation. Kation-kation seperti C2+ dan Mg2+ akan diserap resin dan ditukarkan dengan ion hidrogen. Untuk meregenerasi resin kation ini digunakan.
114 F. Cooling Water System (Unit 56)
Unit ini berfungsi untuk mensuplai air pendingin ke unit-unit proses, fasilities, utilities, ancillaries, dan fasilitas offsite. Sebelum air diolah dari cooling water system, cooling water difiltrasi untuk menyaring suspended solid, kemudian ditampung dalam cooling tower. Bagian-bagian dari unit ini adalah:
1 Menara air pendingin (Cooling Water Tower) 2 Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) 3 Side Stream Filter agar tidak terjadi fouling 4 Side Filter/ Start Up Cooling Water Pump
5 Chemical Injection berupa anti fouling dan anti korosi
Menara dirancang untuk mendinginkan air dari temperatur 45,5°C ke 33℃
dengan wet bulb temperature 29,1℃ dengan tipe counter flow. Menara terdiri dari 12 cell dan 12 draft fan beserta masing-masing motornya dan dua buah header supply utama untuk pendistribusian ke onsite dan utility area. Sistem pendinginan pada cooling tower ini dirancang menurut sistem sirkulasi terbuka. Pompa cadangan digunakan untuk mengantisipasi gangguan dan apabila salah satu pompa utama dibersihkan.
Fasilitas pengolahan air digabung dengan menara pendingin yang dilengkapi injeksi gas chlorine untuk membunuh bakteri dan mencegah tumbuhnya lumut, inhibitor korosi dan scaling inhibitor untuk mencegah korosi dan kerak yang ditambahkan secara kontinyu, serta slime dispersant untuk membunuh bakteri yang ditambahkan setiap satu bulan sekali. Untuk menjaga mutu air, sebagian air diolah di side stream filter. Pada bagian header supply ke area utility, dilengkapi dengan on-line conductivity analizer untuk memonitor mutu dari air pendingin. Air pendingin didistibusikan ke proses di kilang dengan pompa (56-P101A-F) ke bagian utilitas dan proses yang membutuhkan sistem air pendingin.
Air pendingin didistribusikan ke sistem utilitas untuk Boiler, Steam Turbin Generator (STG), kompresor, Nitrogen dan Demin Plant. Air pendingin didistribusikan ke unit proses untuk H2 Plant, RCC Complex, GO dan LCO HTU, CDU, AHU, Amine Treatment, Sulphur Plant, NPU, dan off site area.