• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perhitungan poros kerah

Dalam dokumen bab 1 elemen mesin (Halaman 77-92)

SAMBUNGAN MUR BAUT (ULIR I)

BAB 5 POROS

F. Perhitungan poros kerah

- Perhitungan terhadap tekanan bidang .

P = i.k . Ο€/4 ( 𝐷2 – 𝑑2)

P = gaya sejajar poros dalam kg.

i = jumlah kerah .

k = tekanan bidang dalam kg/cπ‘š2. D= Diameter kerah dalam cm.

d = diameter poros dalam cm.

-

pemeriksaan terhadap moment bengkok.

Moment bengkok terhadap penampang berbahaya x -- x dapat di dekati dengan :

Mb= 𝑃𝑖 . 𝐷 βˆ’ 𝑑4

Tegangan bengkok yang terjadi didekati degan 𝜍b = π‘€π‘π‘Šπ‘

Mb = Wb . 𝜍b … .. .. . wb = 1/6 . Ο€ . d . 𝑕2 . = 3 .( 𝐷 – 𝑑2 . πœ‹ . 𝑖 .𝑑) . 𝑃 .𝑕2

𝜍b= 3 .( π·βˆ’π‘‘2 πœ‹ 𝑖 .𝑑 .𝑕) .𝑝2 = 𝜍b = 2 πœ‹ 1 𝑕3 .𝐷 𝑝2

-

pemeriksaan pengeluaran panas:

Penampang Berbahaya

n=jumlah putaran tiap menit w= kofisien pengeluaran panas.

-

pemeriksaan

-

terhadap geser:

d = 1.πœ‹π‘ = 𝑖.πœ‹.𝑑𝑝 .𝑕

tegangan ideal menurut huber dan hencky : 12= 𝑏2 + 3 .Ο€ . 𝑑2 .

Contoh soal:1.

Sebuah leher poros seperti pada gambar 57 mendapat beban 2500 kg pada putaran 100 rpm ,𝜍b = 500 kg /cπ‘š2, tentukan panjang (L) dan diameter leher poros penyelesaian :

𝐿 πœ‹ = πœπ‘

5π‘˜ = 5.60500 = 1, 29 .. .. .. L = 1, 29 d P=k . d . L . . . . .2500= 60 . d .1,29 d 2500 = 60 . 1,29 𝑑2 𝑑2 = 60 .1,29 2500 d = 5,7 cm di bulatkan 6 cm L = 1,29 . d = 1,29 . 6=7,4 cm .

Di periksa terhadap pengeluaran panas . L = 𝑝.𝑛𝑀 .. . . . 7,4 = 2500 .100𝑀 =

w = 250000 / 7,4 = 33783,78 k cal menurut rumus empiris w = 1900 . k . v .

v = πœ‹ .𝑑 .𝑛60 = 3,14 .0,06 .100

60 = 0,314 m/dt.

Jadi, w =1900 . 60 . 0,314 = 35796 . k cal.

Ternyata w izin dari w yang timbul ( aman ).

Contoh soal 2.

Diketahui,sebuah poros kerah, k= 6 kg /cm, h = 2,5 cm, d = 25cm

D = 35 cm , W = 20 000,πœπ‘= 300 kg/cm, n =80 put/mnt.

Tentukan beban aksial P yang dibolehkan.

Jawab:

P = I . k . πœ‹

4 . ( 𝐷2 - 𝑑2 ) = 3 . 6 . 0,785 (352 - 252 ) = 8478 kg.

#.Pemeriksaan terhadap pengeluaran panas P = 𝑖 . 𝐷 βˆ’ 𝑑 . π‘Š

𝑛

= 3 . 35 βˆ’25 .20 000

80 P = 10 000 kg ( dibolehkan)

#. Pemeriksaan terhadap tegangan benkok πœπ‘βˆ’ = 3 . π·βˆ’π‘‘ .𝑃

2 .πœ‹ .𝑖 𝑑 .𝑕2

πœπ‘ βˆ’ = 3 . 35βˆ’ 25 .10 000 2 .3,14 .3 25 252

πœπ‘βˆ’ = 101,9 kg/πΆπ‘š2 #. Pemeriksaan terhadap tegangan geser πœπ‘‘ = 𝑖 . πœ‹ .𝑑 . 𝑕𝑃

= 3 . 3,14 ..25 2,510 000

= 16, 99 atau

πœπ‘‘ = 17 kg/π‘π‘š2 ( aman ) G. Batang Poros

Poros ( shaft) adalah bagian elemen mesin yang berputar tetap pada tempatnya,berpanampang bulat panjang,dimana terpasang elemen seperti: Roda gigi, pulli ,roda gila (fly whell),Engkol, Rantai (sprocket) dan elemen pemindah lainnya Batang poros menerima beban;Lenturan,puntiran,Tarikan dan

bulat dan padat,gabungan antara;beban lentur dan beban puntiran.

𝜍π‘₯=32π‘€πœ‹π‘‘3 dan Ο„xy=πœ‹π‘‘16𝑇3 Pers: ( a )

Dimana Οƒx= tegangan lentur Ξ€xy = tegangan puntir

d = deameter batang poros M = momen lentur

T = momen puntir pada penampang kritis Dengan menggunakan metode lingkaran Mohr tegangan Maksimum adalah

πœπ‘šπ‘Žπ‘₯ = (𝜍2π‘₯)2 +𝜍π‘₯𝑦2

Dengan mengganti 𝜍π‘₯ dan 𝜏π‘₯𝑦 π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘– persamaan (a) memberikan persamaan

𝜏

max = 16

πœ‹π‘‘3 𝑀2 +𝑇2

Teori tegangan geser maksimum daeri kegagalan statis mengatakan bahwa

𝑆π‘₯𝑦 = 𝑆𝑦/2

Dengan menggunakan faktor keamanan Γ± Dapat persamaan sebagai berikut:

𝑆𝑦

2𝑛 = πœ‹π‘‘163 𝑀2+𝑇2 atau dapat ditulis; Pers: ( b )

d = π…π‘ΊπŸ‘πŸπ’

π’š (π‘΄πŸ+πŸ‘π‘»πŸ’πŸ)𝟏/𝟐 1/3

ο‚· Hal tersebut berlaku jika tegangan tidak bervariasi

ο‚· Tegangan geser terendah yang diizinkan menurut koda ASME.

πœπ‘ = 0,30𝑆𝑦𝑑 π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘’ πœπ‘ = 0,18𝑆𝑒𝑑 pers: ( c ) Jika terdapat pemusatan tegangan karena adanya lereng bahu,alur kunci(pasak) pada batang poros tegangan ini harus dikurangi 25%

Jika harga πœπ‘šπ‘Žπ‘₯ diganti dengan πœπ‘ maka πœπ‘ =πœ‹π‘‘163 𝑀2 + 𝑇2

Jika dikombinasikan dengan faktor faktor kejutan:

πΆπ‘š(faktor kejutan momen lentur) dan

𝐢𝑑 (π‘“π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿ π‘˜π‘’π‘—π‘’π‘‘π‘Žπ‘› π‘šπ‘œπ‘šπ‘’π‘› π‘π‘’π‘›π‘‘π‘–π‘Ÿ) πœπ‘ =πœ‹π‘‘163 (πΆπ‘šπ‘€)2 +(𝐢𝑑 T)2 Untuk deameter batang poros

d={5,1𝜏

𝑝 [(πΆπ‘š 𝑀)2 +(𝐢𝑑T)2]1/2}1/3 pers : ( d ) Harga faktor momen Lentur(πΆπ‘š )dan faktor momen puntir(𝐢𝑑)

Jenis pembebanan πΆπ‘š 𝐢𝑑 Poros Diam

Beban diberi bertahap

1,0 1,0

Poros berputar Beban diberi bertahap Beban steady

Beban diberi mendadak kejutan kecil Beban diberi mendadak kejutan besar

1,5 1,5 1,5-2,0 2,0-3,0

1,0 1,0 1,0-1,5 1,5-3,0

Lenturan bolak balik

Setiap poros berputar diam diposisinya yang terbebani momen lentur dan puntir mengalami tegangan lentur bolak balik akan tetapi tegangan puntiran tetap steady(umum terjadi )Dengan menggunakan notasi (a ) pada tegangan bolak balik dan notasi ( m ) pada tegangan rata rata( mean stress) dinyatakan sebagi berikut;

𝜍

𝑑

=

32𝑀

πœ‹π‘‘3

𝜏

π‘š 16π‘‡πœ‹π‘‘3

Percobaan Sines mengatakan bahwa kelelahan,lenturan tidak terpengaruh oleh tegangan puntiran rata rata sampai kekuatan mengalah pada puntiran mencapai 50%.

Jika 𝑆𝑒sebagai batas ketahanan dan ( n ) adalah faktor keama- nan maka

𝑆𝑛𝑒 = πœπ‘Ž Dengan mengganti πœπ‘Ž pada persamaan (a ) akan didapt besar

deameter

d = ( 32π‘€πœ‹π‘†π‘›

𝑒 )13 pers: ( e ) Pendekatan SODERBERG.

Pemakaian diagram Soderberg untuk mencari ukuran yang diperlukan pada bagian mesin yang menerima Tegangan steady dan tegangan sejenis bolak balik;Analisis ini menyatakan bahwa untuk mencari ukuran poros yang diperlukan terhadap gabungan daya putar yang steady dari lenturan bolak balik yang umum terjadi pada poros.Teori kegagalan mengenai lenturan dan

puntiran dalam kasus ini meskipun tidak terjadi pada bidang tegangan geser karena kedua perbandingan antara𝑆𝑠𝑒/𝑆𝑒dan 𝑆𝑠𝑦/𝑆𝑦 hanya sedikit lebih besar dari 0,50.

Gambar diagram soderberg.

(a) elemen tegangan poros satu satuan kedalam yang mempunyai tegangan geser yan steady𝜏π‘₯𝑦 dan tegangan bolak balik 𝜍π‘₯ akibat putaran dan (b) adalah elemen potongan pada sudut alfa pada gambar diagram.sebagai berikut:

π‘³π’‚π’“π’“π’š 𝑫.π‘΄π’Šπ’•π’„π’‰π’†π’π’.

Dari diagram Soderberg menunjukkan bagaimana garis tegangan yang aman pada garis AB digambarkan sejajar dengan

πœπ‘Ž + 𝜍π‘₯sin ∝ cos ∝ +𝜏π‘₯𝑦𝑠𝑖𝑛2 ∝ - 𝜍π‘₯𝑦 π‘π‘œπ‘ 2 ∝ = 0 Atau πœπ‘Ž =𝜏π‘₯𝑦 ( π‘π‘œπ‘ 2 ∝ - 𝑠𝑖𝑛2 ∝ ) - 𝜍π‘₯ sin∝ cos ∝

Dengan memasukkan harga harga 𝜏π‘₯𝑦 dan 𝜍π‘₯ pada p0ersamaan ( a ) serta penggunaan rumus-rumus ilmu ukur sudut dihasilkan persamaan sebagai berikut:

πœπ‘Ž = 16π‘‡πœ‹π‘‘3 cos 2∝ - 16π‘€πœ‹π‘‘3 sin 2 ∝ cos πœ”π‘‘

Dengan perkataan lain,untuk setiap bidang yang membetuk sudut

∝ dengan bidang horisontal,tegangan geser mempunyai harga rata-rata

πœπ‘Žπ‘š = 16π‘‡πœ‹π‘‘3 cos 2 ∝

Dan komponen bolak balik dengan amplitudonya πœπ‘Žπ‘Ž = 16π‘€πœ‹π‘‘3 sin2∝

Keterangan gambar diagram soderberg:

Kekuatan geser atau Tegangan geser bolak balik tergambar pada garis sumbu vertikal, sementara tegangan statis atau tegangan geser rata rata tergambar pada garis sumbu horisontal.Garis Soderberg adalah sebuah garis lurus antara batas ketahanan yang telah dikoreksi sepenuhnya 𝑆𝑠𝑒 dengan kekuatan mengalah dalam geseran 𝑆𝑠𝑦 Bahwa batas ketahanan geser adalah batas ketahanan dari elemen mesin setelah memperhitungkan ukuran pengerjaan akhir permukaan, keandalan, umur, pemusatan tegangan, dan esjenisnya. Untuk mencari apakah kegagalan akan terjadi atau tidak pada bidang tertentu,yang membentuk sudut ∝ dengan garis sumbu horisontal tergambar pada suatu titik pada gambar, Untuk setiap harga ∝ koordinat titik ini adalah ( πœπ‘Žπ‘š . πœπ‘Žπ‘Ž ) seperti pada gambar. Untuk bidang mendatar ( ∝ = 0 ) koordinat titik tersebut

( 16π‘‡πœ‹π‘‘2 . 0 ) Untuk bidang vertikal ( - 16π‘‡πœ‹π‘‘3 . 0 )

Tetapi ini sebenarnya sama seperti titik untuk ∝ =0,untuk ∝=45π‘œ Titik tersebut adalah

( 0 , 16π‘€πœ‹π‘‘3 ).

Dari diagram Soderberg dapat ditentukan faktor faktor keamanan yang diambil dari dan disesuaikan dengan titik pada garis ellips yang paling dekat dengan garis kegagalan yang menyinggung garis elips, dengan garis seperti itu ,garis faktor keamanan ( n ) dapat dicari secara grafis dan dapat diterima,Begitupun dengan menggunakan analisa geometri sehingga dapat ditunjukkan harga ( n ) sebagai berikut

n = πœ‹π‘‘3

16 (𝑇

𝑆𝑠𝑦 )2 + (𝑀 𝑆𝑠𝑒 )2

pers ( f )

Rumus untuk perencanaan dapat ditulis dengan bentuk

d = {16π‘›πœ‹ [ (𝑆𝑠𝑦𝑇 )2 + ( 𝑆𝑠𝑒𝑀 )2]12}1 3 atau lebih mudahnya

Karena𝑆𝑠𝑦 =0,5 𝑆𝑦 dan 𝑆𝑠𝑒 =0,5 𝑆𝑒 menggunakan teori tegangan geser maksimum,kalau teori energi distorsi dipakai maka 𝑆𝑠𝑦= 0,577 𝑆𝑒 dan 𝑆𝑒=0,577 𝑆𝑒 dengan memasukkan harga harga ini kedalam persamaan penentuan deameter maka

𝑑 = 48π‘›πœ‹ (𝑆𝑇

𝑦)2+ ( 𝑀𝑆

𝑒 )2

1 2

13

pers: ( h ) Berdasarkan teori energi distorsi,Hasinya mengejutkan seperti yang ditunjukkan bahwa suatu deameter sekitar 15% lebih besar didapat dengan menggunakan teori energi distorsi dibanding dengan yang didapat dengan menggunakan teori kegagalan tenaga geser maksimum,Untuk kebanyakan kasus yang umum dimana masing masing tegangan lentur dan puntir mengandung kompenen steady dan komponen variabel,persamaan yang barkaitan dengan persamaan ( g )

𝑑 = 32π‘›πœ‹ [(π‘‡π‘Žπ‘†

𝑒 + π‘‡π‘šπ‘†

𝑦)2+ (π‘€π‘†π‘Ž

𝑒 + π‘€π‘†π‘š

𝑦)2 ]1 2 }13 pers: (I ) Pemakaian teori tegangan geser maksumum terkandung didalam persamaan ( I ) kadang kadang dikaitkan dengan (mungkin dalam bentuk yang kurang lengkap) rumus kode Westinghouse

(westinghouse code formula) dilain fihak penggunaan teori energi distorsi memberi

𝑑 = 48πœ‹π‘›[(π‘‡π‘†π‘Ž

𝑒 + π‘‡π‘†π‘š

𝑦)2+ (π‘€π‘†π‘Ž

𝑒 + π‘€π‘†π‘š

𝑦)2 ]1 2 }13 pers : ( j ) Dengan memperhatikan bahwa𝐼 𝑐 = (1

2) 𝐽 𝑐 =πœ‹π‘‘3

32 Pers (I) dapat diselesaikan untuk mencari faktor keamanan dalam bentuk fungsi tegangan dan kekuatan.Hasilnya akan lebih nampak untuk itu

𝑛 = 1

(2πœπ‘Ž 𝑆𝑒+2πœπ‘š

𝑆𝑦 )2+ (𝜍 π‘Ž 𝑆𝑒+ 𝜍 π‘š

𝑆𝑦 )2 pers : ( K ) Untuk teori tegangan geser maksimum,Analisa yang mirip dengan menggunakan teori energi distorsi menghasilkan persamaan:

𝑛= 1

(2πœπ‘Ž 𝑆𝑒

3 + 2πœπ‘š

𝑆𝑦 )2 +( 𝜍 π‘Ž 𝑆𝑒 + 𝜍 π‘š

𝑆𝑦 )2 Pers : ( L ) Perlu dicatat bahwa analisa ini tidak memperhitungkan kenyataan bahwa batas ketahanan puntir mungkin memerlukan faktor modifikasi yang berbeda dari yang dipakai untuk batas ketahanan lentur,faktor pemusatan tegangan, misalnya tidak sama untuk lenturan dan puntiran.satu penyelesaian yang mungkin untuk persoalan seperti itu adalah menggunakan kebalikan dari faktor modifikasi yang berbeda tersebut pada tegangan. Ini bekerja membuatnya sebagai faktor penambah tegangan, jadi bukan sebagai pengurang tegangan walaupun hasilnya sama.

Contoh:

Diket: poros pinion terpadu, pada bantalan pada posisinya terpasang roda gigi dibagian ujung kanan.kedudukan gaya pinion pada titik A dan gaya roda gigi dititik C pada bidang 𝑋𝑦 sama daya putar berlawanan arah π‘‡π‘Ž π‘‘π‘Žπ‘› 𝑇𝑐 terpusat dititik A deameter pinion agak besar,di pihak lain momen 𝑀𝐡 hampir cukup besar terjadi pada pusat bantalan sisi kanan.

Ditanyakan: tentukan deameter poros bagian kanan jika kekuatan serah 𝑆𝑦=66 𝐾𝑝𝑠𝑖 dengan batas ketahanan terkoreksi penuh 𝑆𝑒=20 π‘˜π‘π‘ π‘– π‘‘π‘Žπ‘› faktor keamanan 𝑛= 1,80

Gambar poros.

Penyelesaian: berdasar hanya beban statis.

𝑑 = [ 32π‘›πœ‹π‘†

𝑦( 𝑀2+ 𝑇2 )12]13 = { 32 1,80

πœ‹ 66 (10)3 [ (1920)2+ (3300)2 ]1 2 }13 𝑑 = 1,02 𝑖𝑛

Jika dipertimbangkan faktor kelelahan ( p; e) maka 𝑑 = (32 π‘€π‘›πœ‹π‘†

𝑒 )1 3 = [ 32 1920 1,80 πœ‹ 20 (10 )3 ]13

𝑑 = 1,21 𝑖𝑛 ; sedikit agak basar dengan hasil pertama(aman)pada beban lelah dan beban statis

Untuk pendekatan Soderberg dengan menggunakan pers:( h ) 𝑑 = {32π‘›πœ‹ [ (𝑆𝑇

𝑦)2+ (𝑀𝑆

𝑒 )2}1 3

𝑑 = { 32 (1,80)πœ‹ [(33006600)2+ (20 0001920 )2 ]1 2 }13 𝑑 = 1,26 𝑖𝑛

( hasil ini berdasarkan teori tegangan maksimum Pers:

( I) juga berdasarkan teori energi distorsi).

BAB 6

Dalam dokumen bab 1 elemen mesin (Halaman 77-92)

Dokumen terkait