• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII KETERANGAN TENTANG PERSEROAN, KEGIATAN USAHA, SERTA

G. PERKARA HUKUM YANG DIHADAPI PERSEROAN, DEWAN KOMISARIS,

Data Karyawan Perseroan Menurut Status Karyawan Tetap dan Tidak Tetap

Status Karyawan 30 September

2021

31 Desember

2020 2019 2018

Tetap 41 49 98 98

Kontrak 10 11 21 36

Jumlah 51 60 119 134

Jumlah dan komposisi karyawan Perseroan telah diungkapkan dengan menggunakan data per 30 September 2021.

tanggal 23 Februari 2022 dan sebesar 50% pada tanggal 27 Juni 2022. Adapun pembayaran tahap pertama sebesar 50% telah diterima oleh masing-masing Penggugat sebagaimana dibuktikan dengan kwitansi yang telah ditandatangani masing-masing Penggugat di atas materai yang cukup.

2) Perkara Perselisihan Hubungan Industrial nomor 14/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi. tanggal 17 Desember 2020 (“Perkara 14/2020”)

Perseroan merupakan Tergugat dalam Perkara 14/2020, di mana Para Penggugat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meminta agar hak-haknya dibayarkan oleh Tergugat.

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari telah membacakan putusannya tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 362 K/Pdt.Sus-PHI/2021 tanggal 20 April 2021, Majelis Hakim menolak permohonan kasasi dari Perseroan.

Dengan demikian, sesuai dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari nomor 14/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi tanggal 21 Oktober 2020 yang telah dibacakan putusannya pada tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian, dengan nilai pesangon yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Penggugat adalah sebesar Rp238.604.466,00.

Berdasarkan Kesepakatan Pelaksanaan Putusan Secara Sukarela tanggal 23 Februari 2022 oleh dan antara Perseroan dengan Para Penggugat disepakati antara lain bahwa pembayaran pesangon kepada masing-masing Penggugat dilakukan dalam 2 tahap yaitu sebesar 50% pada tanggal 23 Februari 2022 dan sebesar 50% pada tanggal 27 Juni 2022. Adapun pembayaran tahap pertama sebesar 50% telah diterima oleh masing-masing Penggugat sebagaimana dibuktikan dengan kwitansi yang telah ditandatangani masing-masing Penggugat di atas materai yang cukup.

3) Perkara Perselisihan Hubungan Industrial nomor 15/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi. tanggal 17 Desember 2020 (“Perkara 15/2020”)

Perseroan merupakan Tergugat dalam Perkara 15/2020, di mana Para Penggugat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meminta agar hak-haknya dibayarkan oleh Tergugat.

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari telah membacakan putusannya tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 369 K/Pdt.Sus-PHI/2021 tanggal 20 April 2021, Majelis Hakim menolak permohonan kasasi dari Perseroan.

Dengan demikian, sesuai dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari nomor 15/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi tanggal 21 Oktober 2020 yang telah dibacakan putusannya pada tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian, dengan nilai pesangon yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Penggugat adalah sebesar Rp334.307.468,00.

Berdasarkan Kesepakatan Pelaksanaan Putusan Secara Sukarela tanggal 23 Februari 2022 oleh dan antara Perseroan dengan Para Penggugat disepakati antara lain bahwa pembayaran pesangon kepada masing-masing Penggugat dilakukan dalam 2 tahap yaitu sebesar 50% pada tanggal 23 Februari 2022 dan sebesar 50% pada tanggal 27 Juni 2022. Adapun pembayaran tahap pertama sebesar 50% telah diterima oleh masing-masing Penggugat sebagaimana dibuktikan dengan kwitansi yang telah ditandatangani masing-masing Penggugat di atas materai yang cukup.

4) Perkara Perselisihan Hubungan Industrial nomor 16/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi. tanggal 17 Desember 2020 (“Perkara 16/2020”)

Perseroan merupakan Tergugat dalam Perkara 16/2020, di mana Para Penggugat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meminta agar hak-haknya dibayarkan oleh Tergugat.

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari telah membacakan

putusannya tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 361 K/Pdt.Sus-PHI/2021 tanggal 20 April 2021, Majelis Hakim menolak permohonan kasasi dari Perseroan.

Dengan demikian, sesuai dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari nomor 16/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi tanggal 21 Oktober 2020 yang telah dibacakan putusannya pada tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian, dengan nilai pesangon yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Penggugat adalah sebesar Rp294.862.613,00.

Berdasarkan Kesepakatan Pelaksanaan Putusan Secara Sukarela tanggal 23 Februari 2022 oleh dan antara Perseroan dengan Para Penggugat disepakati antara lain bahwa pembayaran pesangon kepada masing-masing Penggugat dilakukan dalam 2 tahap yaitu sebesar 50% pada tanggal 23 Februari 2022 dan sebesar 50% pada tanggal 27 Juni 2022. Adapun pembayaran tahap pertama sebesar 50% telah diterima oleh masing-masing Penggugat sebagaimana dibuktikan dengan kwitansi yang telah ditandatangani masing-masing Penggugat di atas materai yang cukup.

5) Perkara Perselisihan Hubungan Industrial nomor 17/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi. tanggal 17 Desember 2020 (“Perkara 17/2020”)

Perseroan merupakan Tergugat dalam Perkara 17/2020, di mana Para Penggugat mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meminta agar hak-haknya dibayarkan oleh Tergugat.

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari telah membacakan putusannya tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian.

Berdasarkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 399 K/Pdt.Sus-PHI/2021 tanggal 20 April 2021, Majelis Hakim menolak permohonan kasasi dari Perseroan.

Dengan demikian, sesuai dengan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kendari nomor 17/Pdt.sus-PHI/2020/PN Kdi tanggal 21 Oktober 2020 yang telah dibacakan putusannya pada tanggal 17 Desember 2020 yang pada intinya menyatakan mengabulkan gugatan dari Penggugat untuk sebagian, dengan nilai pesangon yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Penggugat adalah sebesar Rp258.717.930,00.

Berdasarkan Kesepakatan Pelaksanaan Putusan Secara Sukarela tanggal 23 Februari 2022 oleh dan antara Perseroan dengan Para Penggugat disepakati antara lain bahwa pembayaran pesangon kepada masing-masing Penggugat dilakukan dalam 2 tahap yaitu sebesar 50% pada tanggal 23 Februari 2022 dan sebesar 50% pada tanggal 27 Juni 2022. Adapun pembayaran tahap pertama sebesar 50% telah diterima oleh masing-masing Penggugat sebagaimana dibuktikan dengan kwitansi yang telah ditandatangani masing-masing Penggugat di atas materai yang cukup.

Berdasarkan Surat Pernyataan Direksi Perseroan tanggal 10 Mei 2022, kecuali perkara-perkara di atas Perseroan tidak sedang terlibat perkara-perkara pidana, perpajakan, tata usaha negara, kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran utang, persaingan usaha, perkara arbitrase maupun perselisihan hubungan industrial di hadapan badan-badan peradilan umum dan pengadilan tata usaha negara, Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) atau pada Pengadilan Hubungan Industrial dan Pengadilan Pajak, serta penyelesaian melalui mediasi atau arbitrase.

Berdasarkan Surat Pernyataan dari masing-masing anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan tanggal 10 Mei 2022, di mana Perseroan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris juga tidak terlibat sengketa hukum lainnya (di luar pengadilan) yang secara material dapat memberi pengaruh negatif (material adverse effect) kepada keadaan keuangan dan/atau kelangsungan kegiatan usaha (going concern) Perseroan.

Berdasarkan Surat Pernyataan dari masing-masing anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan tanggal 10 Mei 2022, di mana Perseroan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris juga tidak terlibat praktek Monopoli dan/atau Persaingan Usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1999. Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat.