– Adaptasi tingkah laku: penyesuaian terhadap lingkungan dan bentuk tingkah laku, misalnya hewan bermigrasi ke tempat yang banyak makanan.
– Adaptasi fisiologi: penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku, misalnya berkeringat saat cuaca panas.
8. Memerlukan Suhu Tertentu
Semua makhuk hidup dapat bertahan pada suhu tertentu, ikan dapat hidup pada air yang bersuhu antara 5- 30 oC untuk jenis bakteri dapat sampai suhu 80 oC, sedangkan tumbuhan dapat hidup baik antara suhu 0 – 43 oC.
9. Mengeluarkan Zat Sisa (Sekresi)
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan karena menimbulkan racun di dalam tubuh. Zat sisa yang dikeluarkan bisa berupa cairan, gas, ataupun zat padat. Alat pengeluaran zat sisa pada makhluk hidup, di antaranya: paru-paru mengeluarkan CO2, kulit mengeluarkan keringat, ginjal mengeluarkan urine, stomata, dll.
menyebabkan perbedaan flora dan fauna di permukaan bumi adalah
– Iklim. Setiap spesies hewan maupun tumbuhan habitatnya berbeda sehingga iklim (unsur cuaca) di satu pihak mendukung kehidupan flora dan fauna tertentu, tetapi di lain pihak merintangi flora dan fauna tertentu untuk hidup dan berkembang. Contoh: pohon kelapa tumbuh di daerah iklim tropis dan burung pinguin hidup di daerah iklim dingin. Kaktus tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan yang kering atau kondisi kelembaban udara yang sangat rendah. Jamur tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembab. Teratai tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah. Cemara adalah tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan, merupakan tumbuhan iklim muson tropik.
– Letak Geografis, yakni iklim yang berdasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi.
Berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi berikut:
tropis, sub tropis, sedang, dingin dan kutub.
– Elevasi dan morfologi (kondisi fisik muka bumi). Kondisi fisik yang dimaksud dapat berupa laut, gurun, pegunungan tinggi, dsb, yang dapat menjadi perintang, tapi juga dapat sebagai perantara terjadinya perpindahan flora dan fauna.
– Kesuburan tanah, Kondisi tanah yang subur secara ideal apabila terdiri atas 45% unsur anorganik, 5% unsur organik, 25% unsur air, dan 25% unsur udara. Komposisi unsur tanah pada umumnya mampu memberikan kebutuhan
dasar tanaman walaupun kebutuhan masing-masing tumbuhan berbeda-beda. Pada kawasan tanah yang subur seperti tanah vulkanis, tufa vulkanis, podzol, margalit, alluvial terdapat berbagai jenis vegetasi disertai dengan jenis serangga dan unggas. Sedangkan pada tanah yang kurang subur seperti tanah laterit, terarosa, dan kapur flora dan fauna kurang berkembang dengan baik.
– Manusia. Termasuk faktor yang sangat menentukan terhadap proses penyebaran flora dan fauna di muka bumi, namun keterlibatannya yang paling akhir baru setelah zaman penjelajahan dimulai.
2. Persebaran Flora (Tumbuhan)
Penamaan bioma (hutan) didasarkan pada jenis flora yang dominan seperti: hutan bakau, hutan jati, dsb. Komunitas flora secara umum di dunia dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu hutan dengan tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar;
padang rumput dengan tumbuhan utama adalah rumput dan;
gurun dengan tumbuhan utamanya adalah kaktus. Setiap jenis komunitas organisme tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang yang menjadi pola penurunan suhunya, dalam pembagian zona menurut suhu yakni: hutan hujan tropis (hutan tropika dataran rendah, hutan hujan pegunungan, hutan hujan pegunungan tertinggi), hutan subalpin (hutan kabut, hutan berlumut), hutan pantai, hutan gugur, padang rumput (praire, sabana), padang gurun, taiga, dan tundra.
3. Persebaran Fauna
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley
(1868) dan Wallace (1876) mengelompokkan persebaran fauna menjadi 6 wilayah, yakni:
– Zona Australis
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Papua, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Hewan- hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, platipus, terdapat juga beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, kasuari, kakaktua, dan kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, dan ular piton.
– Zona Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika dari sebelah selatan Gurun Sahara, Madagaskar, dan Asia Barat.
Hewan yang khas daerah ini adalah gajah afrika, badak afrika, gorila, babon, simpanse, jerapah, mamalia padang rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Di Madagaskar juga terdapat kuda nil, tetapi lebih kecil. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang yang hampir sama dengan wilayah oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.
– Zona Neartik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah kalkun liar, tikus berkantung, bison, muskox, caribou, domba gunung. Di daerah ini
juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Paleartik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing. [3]
– Zona Neotropik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan bagian beriklim sedang. Hewan endemiknya ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazo, ilama (sejenis unta) di padang pasir Atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangnat beragam dan spesifik seperti beberapa jenis monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.
– Zona Oriental
Tersebar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Fauna Indonesia yang masuk di wilayah ini hanya di Indonesia bagian barat. Hewan yang khas ini adalah harimau, orang utan, gibon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilope, berbagai jenis reptil, dan ikan.
Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau.
– Zona Paleartik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Rusia, daerah sekitar kutub utara
sampai pegunungan Himalaya, kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik dan benua Afrika paling utara. Beberapa jenis fauna paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu, panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa, kucing kutub, beruang kutub. Binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, berbagai spesies anjing, kelelawar, bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.