• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN

Dalam dokumen LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Halaman 47-50)

SUMBER UTAMA KETIDAKPASTIAN ESTIMASI 4. CRITICAL ACCOUNTING JUDGMENTS AND KEY SOURCES OF ESTIMATION UNCERTAINTY Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, yang

dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain.

Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

In the application of the Group accounting policies, which are described in Note 3, management is required to make judgments, estimates and assumptions about the carrying amounts of assets and liabilities that are not readily apparent from other sources. The estimates and associated assumptions are based on historical experience and other factors that are considered to be relevant. Actual results may differ from these estimates.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah The estimates and underlying assumptions are

secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.

reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period which the estimate is revised if the revision affects only that period, or in the period of the revision and future periods if the revision affects both current and future periods.

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Critical Judgments in Applying Accounting Policies

Di bawah ini adalah pertimbangan kritis, selain dari yang melibatkan estimasi yang telah dibuat direksi dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Grup dan memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian.

Below are the critical judgments, apart from those involving estimations, that the directors have made in the process applying the Group’s accounting policies and that have the significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statements.

Pengendalian atas PT Synnex Metrodata

Indonesia (SMI) Control over PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI)

Catatan 1c menjelaskan bahwa SMI adalah entitas anak dari Grup. Meskipun Perusahaan memiliki kepemilikan dan hak suara 50% di SMI, susunan Dewan Direksi SMI saat ini, yang memiliki wewenang pengambilan keputusan atas kebijakan perencanaan, operasional dan keuangan SMI, memberikan Perusahaan hak untuk mengatur kebijakan operasional dan keuangan SMI.

Selanjutnya, Perusahaan memiliki pengendalian atas SMI karena kekuasaan Perusahaan untuk mempengaruhi kegiatan operasional yang terkait dengan SMI dan tingkat pengembalian variabelnya.

Note 1c described that SMI is a subsidiary of the Group. Although the Company has ownership interest and voting rights 50% in SMI, the current composition of the Board of Directors of SMI, which has the decision-making authority over the planning, operation and financial policies of SMI, gives the Company the power to govern the operating and financial policies of SMI. Further, the Company has control over SMI due to its power to affect the relevant operating activities of SMI and its variable return.

Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi Key Sources of Estimation Uncertainty Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber

utama ketidapastian estimasi lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini:

The key assumptions concerning future and other key sources of estimation uncertainty at the end of the reporting period, that may have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are discussed below:

Perhitungan Cadangan Kerugian Calculation of Loss Allowance Saat mengukur ECL, Grup menggunakan informasi

masa depan yang wajar dan dapat didukung, yang didasarkan pada asumsi untuk pergerakan masa depan dari berbagai pendorong ekonomi dan bagaimana penggerak ini akan saling mempengaruhi.

When measuring ECL the Group uses reasonable and supportable forward-looking information, which is based on assumptions for the future movement of different economic drivers and how these drivers will affect each other.

Loss given default adalah estimasi kerugian yang timbul karena gagal bayar. Perhitungan didasarkan pada perbedaan antara arus kas kontraktual terutang dan yang diharapkan akan diterima, dengan mempertimbangkan arus kas dari agunan dan peningkatan kredit integral.

Loss given default is an estimate of the loss arising on default. It is based on the difference between the contractual cash flows due and those that the lender would expect to receive, taking into account cash flows from collateral and integral credit enhancements.

Probability of default merupakan input utama dalam mengukur ECL. Probability of default adalah perkiraan kemungkinan gagal bayar selama jangka waktu tertentu, yang penghitungannya mencakup data historis, asumsi, dan ekspektasi kondisi masa depan.

Probability of default constitutes a key input in measuring ECL. Probability of default is an estimate of the likelihood of default over a given time horizon, the calculation of which includes historical data, assumptions and expectations of future conditions.

Jika tingkat ECL piutang usaha 10% lebih tinggi (lebih rendah) pada 31 Desember 2020, cadangan kerugian piutang usaha akan menjadi Rp 5.161 juta lebih tinggi (lebih rendah).

If the ECL rates on trade accounts receivable had been 10% higher (lower) as of December 31, 2020, the loss allowance on trade accounts receivable would have been Rp 5,161 million higher (lower).

Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan Allowance for Decline in Value of Inventories Grup membuat penyisihan penurunan nilai

persediaan berdasarkan estimasi persediaan yang digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup. Nilai tercatat persediaan diungkapkan dalam Catatan 11.

The Group provides allowance for decline in value of inventories based on estimated future usage of such inventories. While it is believed that the assumptions used in the estimation of the allowance for decline in value of inventories are appropriate and reasonable, significant changes in these assumptions may materially affect the assessment of the allowance for decline in value of inventories, which ultimately will impact the result of the Group’s operations. The carrying amount of inventories is disclosed in Note 11.

Liabilitas Imbalan Kerja Employee Benefits Obligation Penentuan liabilitas imbalan tergantung pada

pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh manajemen dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Grup diakui dalam laporan posisi keuangan mencerminkan jumlah keseluruhan dari defisit atau surplus program.

The determination of provision for employee benefits is dependent on selection of certain assumptions used by management in calculating such amounts. Those assumptions include discount rate and rate of salary increase. Actual results that differ from the Group’s assumptions are recognized in the statement of financial position to reflect the full value of the plan deficit or surplus.

Walaupun asumsi Grup dianggap tepat dan wajar, namun perbedaan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan kerja Grup.

While it is believed that the Group’s assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in actual results or significant changes in assumptions may materially affect the Group’s provision for employee benefit.

Nilai tercatat liabilitas imbalan diungkapkan dalam

Catatan 19. The carrying amounts of employee benefits

obligation are disclosed in Note 19.

Penilaian Instrumen Keuangan Valuation of Financial Instruments Seperti dijelaskan dalam Catatan 36 Grup

menggunakan teknik penilaian yang meliputi input yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat diobservasi untuk mengestimasi nilai wajar dari beberapa jenis instrumen keuangan. Catatan 36 memberikan informasi yang rinci mengenai asumsi utama yang digunakan dalam menentukan nilai wajar instrumen keuangan.

As described in Note 36, the Group uses valuation techniques that include inputs that are not based on observable market data to estimate the fair value of certain types of financial instruments. Note 36 provides detailed information about the key assumptions used in the determination of the fair value of financial instruments.

Direksi berpendapat bahwa teknik penilaian yang dipilih dan asumsi yang digunakan adalah tepat dalam menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan.

The directors believe that the chosen valuation techniques and assumptions used are appropriate in determining the fair value of financial instruments.

Dalam dokumen LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Halaman 47-50)