PSAK 55 Pada tahun sebelumnya, penurunan nilai piutang
8. PIUTANG USAHA TRADE RECEIVABLES Akun ini terutama merupakan piutang usaha kepada
8. PIUTANG USAHA 8. TRADE RECEIVABLES
b. Rincian piutang usaha yang belum diturunkan
nilainya: b. Aging of trade receivable not impaired:
31 Desember/ 31 Desember/
December 31, December 31,
2020 2019
Belum jatuh tempo 64.243.265.135 47.565.369.372 Not yet impaired
Lew at jatuh tempo: Past due:
Kurang dari 8 hari - - Under 8 days
9 hari - 1 bulan 47.055.312.797 98.200.181.107 9 days - 1 month
1 - 3 bulan 13.639.228.322 50.003.167.251 1 - 3 months
3 - 6 bulan 4.156.926.573 12.077.593.116 3 - 6 months
6 - 9 bulan 1.763.864.108 3.779.945.866 6 - 9 months
9 - 12 bulan 781.194.151 28.962.702.943 9 - 12 months
Jumlah 131.639.791.086 240.588.959.655 Total
Seluruh saldo piutang usaha per 31 Desember 2020
dalam mata uang Rupiah. All outstanding balances of trade receivables as of December 31, 2020 are denominated in Rupiah.
Jangka waktu rata-rata kredit penjualan barang
adalah 8 hari. Tidak ada bunga yang dibebankan. The average credit period on sale of goods is 8 days. No interest is charged on trade accounts receivable.
Rincian pelanggan dengan nilai piutang melebihi 5%
dari jumlah saldo piutang usaha adalah adalah sebagai berikut:
The details of customer with value of receivables that exceeds 5% of the total trade receivable balance are as follows:
Persentase dari Persentase dari
jumlah piutang usaha jumlah piutang usaha
Saldo piutang usaha/ As percentage of Saldo piutang usaha/ As percentage of Trade receivable trade recievable Trade receivable trade recievable
balance balance balance balance
PT Salam Pacific Indonesia Lines 24.225.843.712 18% 50.622.070.339 21%
PT Pertamina Trans Kontinental 13.993.412.476 11% 7.920.966.723 3%
PT Alam Jaya Transport 10.301.800.000 8% 10.302.800.000 4%
PT Dermaga Perkasa 8.639.993.325 7% 11.642.895.471 5%
Jumlah 57.161.049.513 80.488.732.533
Pelanggan/Customer
2020 2019
Dalam piutang usaha terdapat piutang yang belum difakturkan yang merupakan pengakuan pendapatan atas pekerjaan jasa kepelabuhanan yang telah diberikan kepada pengguna jasa namun belum diterbitkan nota penagihannya.
Within trade receivables there were unbilled receivables representing revenue recognized for port services that have been provided to the service user but are yet to be issued a billing note.
Piutang usaha tidak dikenakan bunga dan umumnya dikenakan syarat pembayaran selambat-lambatnya 14 hari sejak tanggal faktur.
Trade receivables are not subject to interest and are generally subject to the terms of payment of no later than 14 days from the invoice date.
Tidak terdapat piutang usaha yang dijadikan jaminan
atas liabilitas dan pinjaman lainnya. There are no trade receivables that are used as collateral for liabilities and other loans.
8. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 8. TRADE RECEIVABLES (Continued) Rincian piutang usaha belum difakturkan sebagai
berikut: Details of unbilled receivables are as follows:
31 Desember/ 31 Desember/
December 31, December 31,
2020 2019
Piutang berelasi - 24.497.375.950 Related parties
Piutang pihak ketiga 13.868.095.985 33.386.497.871 Third parties
Jumlah 13.868.095.985 57.883.873.821 Total
Mutasi cadangan kerugian kredit ekspektasian: Movement in allowance for expected credit losses
31 Desember/ 31 Desember/
December 31, December 31,
2020 2019
Saldo Awal 60.530.546.557 58.214.125.279 Beginning Balance
Penyesuaian Penerapan PSAK 71 11.637.969.565 - Adjustment on Application of PSAK 71 Penambahan Tahun Berjalan 31.673.494.228 4.353.588.063 Provisions during the year
Pemulihan atas provisi penurunan Recovery on provisions for
nilai (19.139.669.095) (2.037.166.785) impairment
Saldo Akhir 84.702.341.255 60.530.546.557 Ending Balance
Cadangan kerugian kredit untuk piutang usaha telah diukur sejumlah ECL sepanjang umur. ECL pada piutang usaha diestimasi berdasarkan pendekatan sederhana dengan menggunakan matriks provisi dengan mengacu pada probabilitas suatu piutang yang berpotensi gagal bayar pada titik manapun selama umur instrumen keuangan tersebut dan yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang spesifik dari debitur dan kondisi ekonomi umum industri di mana debitur beroperasi.
Allowance for credit losses for trade accounts receivable has been measured at an amount equal to lifetime ECL. The ECL on trade accounts receivable are estimated using a simplified approach by using a provision matrix by reference to the probability of a receivable that potentially default at any time during the lifetime and adjusted for factors that are specific to the debtors and general economic conditions of the industry in which the debtors operate.
Dalam menentukan pemulihan kerugian kredit dari piutang usaha, Grup mempertimbangkan setiap perubahan dalam kualitas kredit dari piutang usaha dari tanggal awalnya kredit diberikan sampai dengan akhir periode pelaporan. Konsentrasi risiko kredit terbatas karena basis pelanggan yang besar dan tidak saling berhubungan.
In determining the recoverability credit losses of a trade receivable, the Group considers any change in the credit quality of the trade receivable from the date credit was initially granted up to the end of the reporting period. The concentration of credit risk is limited as the customer base is large and unrelated.
Seluruh cadangan kerugian kredit ekspektasian adalah piutang usaha yang diturunkan nilainya secara kolektif masing-masing sebesar Rp 84.702.341.255 dan Rp 60.530.546.557 pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019. Grup tidak memiliki jaminan atas piutang tersebut.
All of in the allowance for expected credit losses are collective impaired trade receivables amounting Rp 84,702,341,255 and Rp 60,530,546,557 at December 31, 2020 and 2019, respectively. The Group does not hold any collateral over these balances.
Manajemen berkeyakinan bahwa provisi kerugian penurunan nilai yang dicadangkan cukup untuk menutupi kemungkinan atas kerugian akibat tidak
Management believes that the provision for impairment losses are sufficient to cover possible losses on uncollectible trade receivables.
Akun ini merupakan piutang yang terdiri dari piutang non usaha, piutang karyawan, dan lainnya dengan rincian sebagai berikut:
This account represents receivables for internal purpose which consist of non-trade receivables, receivable from employees,and others with the following details:
31 Desember/ 31 Desember/
December 31, December 31,
2020 2019
Pihak Berelasi (Catatan 41) Related Parties (Note 41)
PT Pengerukan Indonesia (Persero) - 3.009.000.000 PT Pengerukan Indonesia (Persero)
Sekertariat Bersama - PT Pelabuhan Joint Secretariat - PT Pelabuhan
Indonesia I s/d IV (Persero) 2.230.403.180 2.230.403.180 Indonesia I until IV (Persero)
Pegaw ai 60.971.185 1.093.322.754 Employees
Sub Jumlah 2.291.374.365 6.332.725.934 Sub Total
Pihak Ketiga 10.414.690.281 14.004.130.506 Third Parties
Jum lah 12.706.064.646 20.336.856.440 Total
Provisi Kerugian Penurunan Nilai (48.373.322) (1.438.199.458) Provision of Impairment Losses Jum lah Piutang - Bersih 12.657.691.324 18.898.656.982 Total Account Receivable - Net
Perubahan provisi kerugian penurunan nilai piutang
lain-lain sebagai berikut: Changes in the provision for impairment losses on other receivables are as follows:
31 Desember/ 31 Desember/
December 31, December 31,
2020 2019
Saldo Awal 1.438.199.458 13.954.755.862 Beginning Balance
Pemulihan (1.389.826.136) (12.516.556.404) Recovery
Saldo Akhir 48.373.322 1.438.199.458 Ending Balance
Piutang pegawai merupakan piutang yang terjadi sebagai akibat pengalihan tanggungjawab terhadap uang muka yang belum dipertanggungjawabkan sampai dengan jangka waktu pertanggungjawaban uang muka yang telah ditetapkan.
Employees' receivables represent debts incurred as a result of the transfer of responsibilities against advances that have not been accounted for up to the period of liability account advances that have been determined.
Manajemen berkeyakinan bahwa provisi kerugian penurunan nilai yang dicadangkan cukup untuk menutupi kemungkinan atas kerugian akibat tidak tertagihnya piutang.
Management believes that the provision for impairment losses are sufficient to cover possible losses on uncollectible accounts receivable.