• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI

1. Pokok Bahasan Analisis Hukum Islam

Hukum Islam Terhadap Penundaan Upah Buruh

Tani (Studi Kasus Desa Pengarang Kecamatan

Jambesari Darussholah

Kabupaten Bondowoso)

Penundaan Upah Buruh Tani Menurut Hukum

Islam

Penundaan Upah Buruh Tani Menurut Hukum Islam

1. Penundaan upah buruh tani :

 Pengertian upah

 Macam- macam upah

 Rukun dan syarat upah

 Sistem pengupahan

 Dasar hukum Penundaan pembayaran upah

2. Hukum Islam

 Pengertian hukum islam

 Prinsip-

prinsip hukum islam

 Kaidah- kaidah Metode ijtihad (mashlahah mursalah

dan‘urf)

1. Data Primer -petani -buruh tani 2. Data sekunder

-Informasi -Kepustakaan.

-Dokumentasi

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian:

Kualitatif Deskriptif dan Studi lapangan (Field Research) 2. Lokasi

Penelitian:

Desa Pengarang kec. Jambisari kab.

Bondowoso.

3. Subyek Penelitian:

Penentuan Informan menggunakan teknik Purposive Sampling.

4. Teknik Pengumpulan Data: Observasi, Interview, Dokumentasi.

5. Analisis Data.

Analisis Deskriptif.

6. KeabsahanData.

Triangulasi Data

1. Pokok Bahasan Analisis Hukum Islam Terhadap Penundaan Upah Buruh Tani (Studi Kasus Desa Pengarang Kecamatan Jambisari Darussholah Kabupaten Bondowoso) 2. Sub Pokok Bahasan

 Bagaimana pelaksanaan

pengupahan buruh tani di Desa Pengarang Kecamatan Jambesari Darus sholah

Kabupaten Bondowoso

 Bagaimana faktor- faktor penyebab

penundaan pembayaran upah buruh tani di Desa Pengarang Kecamatan Jambesari Darus sholah

Kabupaten Bondowoso.

 Bagaimana Tinjauan hukum islam terhadap penundaan pembayaran upah buruh tani di Desa Pengarang Kecamatan Jambesari Darus sholah Kabupaten

Bondowoso?

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Gafur

NIM : 083 112091

Prodi/ Fakultas : Mu’amalah/ Syari’ah Institusi : IAIN Jember

Dengan ini menyatakan bahwa isi skripsi ini adalah hasil penelitian/ karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Jember, 21 Juli 2014

GAFUR

NIM 083 112091

HASIL INTERVIEW DENGAN PETANI DAN BURUH TANI DESA PENGARANG

Rancangan interview

1. Bagaimana pelaksanaan upah buruh tani yang terjadi di desa pengarang kecamatan jambisari darussholah bowso?

 apa saja macam-macam pengupahan buruh tani yang ada di desa pengarang?

Jawab: macam-macam pengupahan disini itu ada tiga pertama dihitung dari jenis profesi, dihitung dari luas garapan, dihitung dari waktu garapan, dihitung dari hasil panen

 untuk jenis profesi itu bagaimana sistem pengupahannya ?

jawab untuk profesi itu misalnya profesi tokang tabun untuk tokang tabun ini pekerjaannya dimulai jam 06.30-11-30 dan pengupahannya itu sebesar Rp 17 000.

 Kalau sistem pengupahan yang dihitung dari luas garapan itu bagaimana?

Jawab: sistem pengupahan yang dihitung dari luas garapan ini, contohnya tukang mesin, tukang mesin itu pengupahannya dilihat dari berapa banyak garapan yang dia garap, semakin banyak garapannya maka semakin banyak upah yang dia dapatkan.

 Untuk sistem pengupahan yang dihitung dari waktu garapan itu gimana pak?

Jawab untuk pengupahan yang dihitung dari waktu garapan itu dihitung perjam, perjamnya itu Rp 4000 .

 Kenapa bapak menggunakan sistem pengupahan perjam?

Jawab: saya menggunaka sistem pengupahan perjam ini menurut saya lebih enak , jadi petani itu jam masuk kerjanya jelas, terkadang ada petani yang

biasanya masuk kerja itu jam 06.30 tapi masuknya terkadang sampai jam 07.00 bahkan terkadang sampai jam 07.00 dengan berbagai alasan.

 Apa keuntungan dan kerugian yang bapak terima dalam sistem pengupahan yang dihitung dari waktu garapan?

Jawab: keuntungannya jelas saya tidak merasa dirugikan karna jam masuknya jelas, jika buruh tani itu masuk jam 07.00 dan jam kerjanya sampai jam 08.00 itu hanya dapat Rp 4000 saja jadi jam kerjanya tidak molor. Kerugiannya terkadang saya sulit untuk mengawasi sistem pengupahan yang dihitung dari waktu garan ini harna saya harus selalu on time disawah.

 Bagaimana sistem pengupahan yang dihitung dari jumlah panen itu?

Jawab: sistem pengupahan yang dihitung dari jumlah panen itu petani itu menghitung dari berapa banyak perolehan hasil panen yang buruh tani dapatkan.Contonya seperti apa pak sistem pengupahan yang dihitung dari hasil panen?

Jawab: untuk pengupahan yang dihitung dari hasil panen itu misalnya panen lombok/cabai. Nah untuk pengupahannya itu dihitung dari berapa banyak hasil yang diperoleh dari memanen lombok, dan untuk pengupahan dari panen lombok itu sebelunya kita melihat dari harga lombok dulu, kalo harga lomboknya mahal maka pengupahannya tinggi justru sebaliknya jika harga lomboknya murah maka upahnya sedikit, dan sebelumnya sudah di beri tahu pada petani tentang berapa upah yang aka diberika oleh petani yang mempunyai lombok itu.

 Biasanya berapa upahnya untuk buruh tani yang memanen cabai?

Jawab: yang terjadi di pengarang ini normalnya 1500 per KG semakin banyak hasil yang buruh itu dapatkan maka semakin banyak pula upah yang akan dia terima.

 Apa ada yang lain selain pengupahan yang dihitung dari hasil panen selain cabai?

Jawab: selain cabai, untuk pengupahan yang dihitung dari jumlah panen itu contohnya padi, untuk orang yang ngare’ padih artinya orang yang memanen padi milik petani itu dihitung perkwintal, pengupahannya sama dengan cabai. Semakin banyak yang dipanen maka semakin banyak upah yang buruh tani itu dapatkan

2. apakah faktor-faktor penyebab penundaan upah buruh tani?

 Apa yang menjadi penyebab penundaan upah buruh tani yang terjadi didesa pengarang?

Jawab: penundaan upah buruh tani yang terjadi disini itu memang kebanyakan petani itu tidak punya uang untuk membayar buruhnya, tapi sebelumnya petani itu memberi tahukan kepada petani kalau dia mau menyuruh kerja tapi uangnya masih belum punya dalam artian (hutang dulu) namun banyak juga buruh tani yang masih mau bekerja meskipun dihutang.

 Apa penyebab penundaan upah buruh tani yang terjadi didesa pengarang?

Jawab penyebab penundaan upah buruh tani yang terjadi didesa pengarang itu disebabkan karena petani itu menggantungkan pengupahan buruhnya dari hasil panen.

 Maksudnya seperti apa bahwa petani itu menggantunkan pengupahannya dari hasil panen?

Dokumen terkait