• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini selanjutnya akan diuji kebenarannya melalui pengujian hipotesis.Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat benar tidaknya hipotesisi yang diajukan karena potesis pada dasarnya masih berupa jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H0: Tidak terdapat pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI di kelas XI SMAN 5 Pinrang.

H1: Terdapat pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI di kelas XI SMAN 5 Pinrang.

3.6.1 Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan diinferensialkan kepada populasi dimana sampel diambil, maka perlu diuji melalui uji hipotesis dengan menggunakan korelasi product moment.

Korelasi product momen adalah salah satu teknik analisis statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti.6 Statistik inferensial juga tergolong pada statistik

6Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika (Cet. 3: Jakarta: PT Bumi Aksara. 2003), h. 197.

40

parametrik yang dapat diukur. Parametric tests are considered to be the most powerful tests and should be used if their basic assumptions can be met. These assumptions are based upon the nature of the population distribution, and on the way the type of scale is used to quantify the data observations.7

Statistik inferensial ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI di kelas X SMA 5 Pinrang.

Rumus Korelasi Product Moment:

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑛 𝑛𝑖=1π‘₯𝑖𝑦𝑖 βˆ’ 𝑛𝑖=1π‘₯𝑖 𝑛𝑖=1𝑦𝑖

𝑛 𝑛𝑖=1π‘₯𝑖2βˆ’ 𝑛𝑖=1π‘₯𝑖 2 𝑛 𝑛𝑖=1𝑦𝑖2βˆ’ 𝑛𝑖=1𝑦𝑖 2

Keterangan:

π‘Ÿπ‘₯𝑦= Koefisien korelasi variabel X dan Y

π‘₯𝑦= Jumlah perkalian skor X dan Y

π‘₯2= Jumlah kuadrat skor distribusi X

𝑦2= Jumlah kuadrat skor distribusi Y

π‘₯𝑦2 = Jumlah kuadrat skor X dan Y

7John W. Best, Research in Education (New Jersey: Prentice Hall. 1981), h. 268.

41 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil SMAN 5 Pinrang

Nama Sekolah (Lama) : SMA Negeri 1 Patampanua Kabupaten Pinrang Status NEGERI

Nama Sekolah (Baru) : SMAN 5 Pinrang

Status NEGERI (Sesuai SK Perubahan Nomenklatur SMA se-Kab. Pinrang No. 417/71/2014 Tgl 10 Januari 2014) Provinsi : Sulawesi Selatan

Kabupaten /Kota : PINRANG

Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

4.1.2 VISI dan MISI SMAN 5 Pinrang

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi, dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memacu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMAN 5 Pinrang memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan dimasa datang yang diwujudkan dalam Visi sekolah berikut :

Visi SMAN 5 Pinrang

β€œUnggul Dalam Prestasi, Cerdas, Berkompeten, Disiplin, Berkarakter, Berwawasan Lingkungan, Beriman dan Bertaqwa”

42

Visi tersebut diatas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorentasi kedepan dengan mempehatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam misi berikut.

Misi SMAN 5 Pinrang

4.1.2.1 Membentuk peserta didik yang unggul dalam prestasi akademik dan non akademik.

4.1.2.2 Mengoptimalkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan social peserta didik.

4.1.2.3 Mempersiapkan peserta didik untuk berkompetisi sesuai dengan kemampuannya.

4.1.2.4 Membentuk peserta didik berperilaku disiplin dan santun.

4.1.2.5 Mendorong warga sekolah untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian, perlindungan, pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

4.1.2.6 Mengaktualisasikan ajaran agama dan toleransi antar umat beragama.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi yang disajikan pada bagian ini meliputi data variabel metode peer lessons (X) dan motivasi belajar peserta didik (Y). Nilai-nilai yang akan disajikan setelah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu nilai rata-rata, median, modus, dan simpangan baku. Untuk memperoleh gambaran mengenai hasil penelitian ini, dikemukakan pula distribusi frekuensi dan histogram. Hasil perhitungan statistik deskriptif masing-masing variabel disajikan sebagai berikut.

43

4.2.1 Metode Peer Lessons

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel metode peer lessons berada antara 48 sampai 62 mean (nilai rata-rata) sebesar 93.76, median 95.00, modus 95 varians 13.039 dan standar deviasi 3.611. Hal ini dibuktikan melalui aplikasi SPSS sebagai berikut.

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif Variabel (X) Statistics

METODE PEER LESSONS

N Valid 106

Missing 1

Mean 93.76

Std. Error of Mean .351

Median 95.00

Mode 95

Std. Deviation 3.611

Variance 13.039

Range 15

Minimum 84

Maximum 99

Sum 9939

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Adapun distribusi frekuensi skor metode peer lessons dapat dilihat pada gambar tabel berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Metode Peer Lessons

Interval Frekuensi Persentase

84-85 4 3.77%

86-87 4 3.77%

88-89 5 4.71%

92-93 10 9.43%

44

94-95 18 16.9%

96-97 32 30.1%

98-99 17 16.3%

62-63 16 15.0%

Jumlah 106 100%

Histogram metode peer lessons dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini.

Gambar 4.1 Histogram metode peer lessons

Berdasarkan tampilan dari histogram di atas menunjukkan bahwa pola distribusi melenceng kekanan yang artinya adalah data berdistribusi normal. Data

45

yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor metode peer lessons berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 23 orang, (21.68%) yang berada pada skor rata-rata sebanyak 18 orang (16.9%) dan yang berada di atas kelompok rata-rata sebanyak 65 orang (61.4%). Penentuan kategori dari skor metode peer lessons dengan menggunakan persentase sebagai berikut.

Persentase Kategori

90%-100% Kategori Sangat Tinggi

80%-89% Kategori Tinggi

70%-79% Kategori Sedang

60%-69% Kategori Rendah

0%-59% Kategori sangat Rendah

Sumber Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan

Skor total metode peer lessons yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 9939, skor tertinggi ini tiap responden adalah 28 X 4 = 112, karena jumlah responden 106 orang, maka nilai kriterium adalah 112 X 106 = 11.872. Sehingga metode peer lessons adalah 9939 : 11.872 = 0.837 atau 83.7% dari kriteria yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode peer lessons termasuk kategori tinggi.

4.2.2 Motivasi Belajar Peserta Didik

Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor variabel motivasi belajar peserta didik berada antara 30 sampai 38 mean (nilai rata-rata) sebesar 34,95, median 35,00, modus 35, varians 3,912, dan standar deviasi 1,978. Hal ini dibuktikan melalui aplikasi SPSS versi 21 sebagai berikut.

46

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Statistik Deskriptif Variabel (Y) Statistics

Motivasi Belajar

N Valid 106

Missing 1

Mean 34.95

Std. Error of Mean .192

Median 35.00

Mode 35

Std. Deviation 1.978

Variance 3.912

Range 9

Minimum 30

Maximum 39

Sum 3705

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Adapun distribusi frekuensi skor motivasi belajar peserta didik dapat dilihat pada gambar tabel berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Peserta Didik

Interval Frekuensi Persentase

30 1 0.94%

31 4 3.77%

32 8 7.54%

33 16 15.9%

34 14 13.2%

35 20 18.8%

36 18 16.9%

37 13 12.2%

47

38 9 0.49%

39 3 2.83%

Jumlah 106 100%

Histogram motivasi belajar peserta didik dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini.

Gambar 4.2 Histogram motivasi belajar peserta didik

Berdasarkan tampilan dari histogram di atas menunjukkan bahwa pola distribusi tengah yang artinya adalah data berdistribusi normal. Data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata

48

menunjukkan bahwa skor motivasi belajar peserta didik berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 43 orang, (41.35%) yang berada pada skor rata-rata sebanyak 35 orang (18.8%) dan yang berada di atas kelompok rata-rata sebanyak 43 orang (40.42%). Penentuan kategori dari skor motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan persentase sebagai berikut.

Persentase Kategori

90%-100% Kategori Sangat Tinggi

80%-89% Kategori Tinggi

70%-79% Kategori Sedang

60%-69% Kategori Rendah

0%-59% Kategori sangat Rendah

Sumber Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan

Skor total motivasi belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 3705, skor tertinggi variabel ini tiap responden adalah 10 X 4 = 40, karena jumlah responden 106 orang, maka nilai kriterium adalah 40 X 106 = 4240. Sehingga motivasi belajar peserta didik adalah 3705 : 4240 = 0.873 atau 87.3% dari kriteria yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik termasuk kategori tinggi.

4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Data

Uji persyaratan analisis data merupakan uji yang dilakukan sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Adapun uji persyaratan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas dan uji linearitas.

4.3.1 Pengujian validitas setiap butir pernyataan digunakan dengan menganalisis item, yaitu mengkorelasikan skor setiap butir pernyataan dengan skor total yang

49

merupakan jumlah skor butir pernyataan. Uji validitas instrumen data metode peer lessons dan motivasi belajar peserta didik dengan ketentuan jika rhitung> rtabel maka item pernyataan dinyatakan valid dan jika nilai rhitung < rtabel maka n item dinyatakan tidak valid. Adapun hasil analisis data dari ke dua variabel adalah sebagai berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Item Instrumen Variabel (X) Metode Peer Lessons No Butir Instrumen Koefisien Korelasi Keterangan

1 0,249 Valid

2 0,390 Valid

3 0,295 Valid

4 0,264 Valid

5 0, 205 Valid

6 0,206 Valid

7 0, 277 Valid

8 0, 355 Valid

9 0, 350 Valid

10 0, 347 Valid

11 0, 258 Valid

12 0, 228 Valid

13 0, 260 Valid

14 0, 297 Valid

15 0, 227 Valid

16 0, 286 Valid

17 0, 213 Valid

18 0, 270 Valid

50

19 0, 334 Valid

20 0, 290 Valid

21 0, 301 Valid

22 0, 223 Valid

23 0, 257 Valid

24 0, 226 Valid

25 0, 251 Valid

26 0, 296 Valid

27 0,324 Valid

28 0,273 Valid

Setelah melakukan uji validitas variabel variabel X Metode Peer Lessons yang terdiri dari 28 item pernyataan dengan rtabel untuk n = 106 dan Ξ± = 5% sebesar 1.952 diketahui bahwa dari 28 item pernyataan tersebut valid secara keseluruhan.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Item Instrumen Variabel (Y) Motivasi Belajar No ButirInstrumen Koefisien Korelasi Keterangan

1 0,316 Valid

2 0,330 Valid

3 0,277 Valid

4 0,511 Valid

5 0,362 Valid

6 0,336 Valid

7 0,293 Valid

8 0,315 Valid

9 0,210 Valid

51

10 0,435 Valid

11 0,152 Tidak Valid

Setelah melakukan uji validitas variabel Y Motivasi Belajar Peserta Didik yang terdiri dari 11 item pernyataan dengan rtabel untuk n = 106 dan Ξ± = 5% sebesar 1.952 diketahui bahwa 11 item pernyataan tersebut terdiri dari 10 item yang valid dan 1 item yang tidak valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Setelah mengetahui hasil validitas instrumen dari kedua variabel, maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21 sebagai berikut.

4.3.2.1 Reliabilitas Metode Peer Lessons

Tabel 4.8 Reliabilitas variabel (X) Metode Peer Lessons Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.252 27

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Berdasarkan uji reliabilitas instrumen variabel X (Metode Peer Lessons) diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.252 β‰₯ 0.6, maka instrumen reliabel. Jadi instrumen data pada variabel X termasuk valid dan reliabel untuk seluruh butir instrumennya. Sehingga dapat digunakan untuk pengukuran data dalam rangka pengumpulan data.

4.3.2.2 Reliabilitas Motivasi Belajar Peserta Didik

Tabel 4.9 Reliabilitas variabel (Y) Motivasi Belajar Peserta Didik Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.199 10

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

52

Berdasarkan uji reliabilitas instrumen variabel X (Motivasi Belajar Peserta Didik) diperoleh nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0.199 β‰₯ 0.6, maka instrumen reliabel. Jadi instrumen data pada variabel Y termasuk valid dan reliabel untuk seluruh butir instrumennya. Sehingga dapat digunakan untuk pengukuran data dalam rangka pengumpulan data yang sama dengan apa yang terdapat pada nilai reliabilitas variabel X.

4.3.3 Uji Normalitas Data

Tabel 4.10 Uji Normalitas menggunkan analisis Kolmogrov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

METODE PEER LESSONS

MOTIVASI BELAJAR

N 106 106

Normal Parametersa,b

Mean 93.76 34.95

Std.

Deviation

3.611 1.978

Most Extreme Differences

Absolute .143 .132

Positive .074 .085

Negative -.143 -.132

Kolmogorov-Smirnov Z 1.476 1.361

Asymp. Sig. (2-tailed) .026 .049

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Berdasarkan uji normalitas pada tabel di atas, karena pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi SPSS versi 21. Jika probabilitas (sig) >

0.05, maka data berdistribusi normal. Sebaliknya Jika probabilitas (sig) < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal.

53

Diketahui variabel metode peer lessons diperoleh nilai signifikansi atau nilai probabilitas sebesar 0.026 > 0.05 dapat diartikan data metode peer lessons berdistribusi normal. Sedangkan variabel motivasi belajar peserta didik diperoleh nilai signifikansi atau nilai probabilitas sebesar 0.049 < 0.05 dapat diartikan data variabel motivasi belajar peserta didik berdistribusi normal.

4.3.4 Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah antara variabel X (metode peer lessons) dan variabel Y (motivasi belajar peserta didiik) mempunyai hubungan linear atau tidak. Data diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21 dengan kriteria pengujian apabila nilai signikansi (deviation from linearity) > 0.05 maka data berpola linear. Hasil uji linearitas data sebagai berikut.

Tabel 4.11 Uji Linearitas Menggunakan Tabel Anova ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

MOTIVASI BELAJAR

* METODE PEER LESSONS

Between Groups

(Combined) 127.089 15 8.473 2.688 .002 Linearity 55.971 1 55.971 17.75

8

.000 Deviation

from Linearity

71.119 14 5.080 1.612 .091

Within Groups 283.675 90 3.152

Total 410.764 105

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Berdasarkan hasil uji linearitas pada tabel di atas, karena pengujian yang diambil berdasarkan nilai probabilitas dengan aplikasi dengan aplikasi SPSS versi 21.

Jika probabilitas deviasi linear (sig deviation from linearity) > 0.05, maka data berpola linear. Sebaliknya jika probabilitas deviasi linear (sig deviation from

54

linearity) < 0.05, maka data tidak berpola linear. Dapat diketahui nilai signifikansi (sig deviation from linearity) variabel X dan Y adalah 0.091 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel X (metode peer lessons) dan variabel Y (motivasi belajar peserta didik) adalah data berpola linear.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi person product moment dan analisis regresi linear sederhana. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21. Adapun hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12 Uji hipotesis variabel X (metode peer lessons) dan variabel Y (motivasi belajar peserta didik)

Correlations

METODE PEER LESSONS

MOTIVASI BELAJAR

METODE PEER LESSONS

Pearson Correlation 1 .369**

Sig. (2-tailed) .000

N 106 106

MOTIVASI BELAJAR

Pearson Correlation .369** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 106 106

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Tabel korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik dengan nilai 0.396. Dasar pengambilan keputusan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah jika (sig) > Ξ± maka H1

diterima dan jika (sig) < Ξ± maka H0 ditolak.

55

Berdasarkan pengujian pada tabel di atas diketahui nilai signifikansi 0.396 ≀ 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik.

Untuk mengetahui seberapa jauh koefisien korelasi tersebut kemudian dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi dan diperoleh tingkat hubungan antara kedua variabel yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 - 0.199 Sangat Rendah

0.20 - 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 0.1000 Sangat Kuat

Sumber Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan

Berdasarkan tabel pedoman interpretasi tersebut diketahui nilai person correlation 0.396 dapat disimpulkan bahwa hubungan metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik berada pada kategori rendah. Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik maka dilanjutkan dengan pengujiann regresi linear sederhana.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji regresi linear sederhana yakni, jika nilai signifikansi ≀ dari probabilitas 0.05 berarti bahwa terdapat pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik, sedangkan jika nilai signifikansi

β‰₯ dari probabilitas 0.05 berarti bahwa tidak terdapat pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik. Adapun hasil analisis uji regresi linear sederhana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

56

Tabel 4.13 Anova pada Uji Regresi Linear Sederhana ANOVAa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 55.971 1 55.971 16.407 .000b

Residual 354.793 104 3.411

Total 410.764 105

a. Dependent Variable: MOTIVASI BELAJAR b. Predictors: (Constant), METODE PEER LESSONS

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Berdasarkan tabel Anova diketahui nilai F sebesar 16.407dengan tingkat signifikan 0.000 ≀ 0.05. Hal ini dapat digunakan untuk memprediksi ada atau tidaknya pengaruh variabel X (metode peer lessons) terhadap variabel Y (motivasi belajar peserta didik).

Tabel 4.14 Coefficients pada Uji Regresi Linear Sederhana Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 15.995 4.684 3.415 .001

METODE PEER LESSONS

.202 .050 .369 4.051 .000

a. Dependent Variable: MOTIVASI BELAJAR

Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Berdasarkan hasil uji analisis regresi sederhana pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien regresi (b) sebesar 15.995nilai konstanta (a) sebesar 15.995, maka dapat dibuat persamaan regresi sederhananya sebagai berikut.

Y = a + bX

57

=15.995+15.995X

Persamaan tersebut dapat diterjemahkan yakni konstanta sebesar 25.171 mengandung arti bahwa nilai konsistensi variabel metode peer lessons adalah sebesar 25.171 arah koefisien regresinya bernilai positif yang dapat diketahui dari nilai koefisiensiennya yakni sebesar 0.173 yang merupakan angka positif.

Tabel 4.15 Model Summary pada Uji Regresi Linear Sederhana Model Summary

Mode l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .369a .136 .128 1.847

a. Predictors: (Constant), METODE PEER LESSONS Sumber Data: IBM SPSS Statistics Versi 21

Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana pada tabel di atas, diperoleh nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0.369, dan R2 Square (koefisien determinasi) sebesar .0.369

X

100% = 36.9%. Nilai R2 sebesar 36.9% tersebut menunjukkan bahwa pengaruh metde peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik adalah 36.9%.

Sedangkan sisanya sebesar 63.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tingkat SMA tepatnya di Kabupaten Pinrang.

Penelitian ini berfokus pada SMAN 5 Pinrang tepatnya pada kelas XI. Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini yaitu, semua peserta didik kelas XI SMAN 5 Pinrang. Jumlah populasi secara keseluruhan adalah 144 orang. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik random sampling yakni teknik pengambilan sampel dengan mengacak semua populasi yang akan dijadikan

58

sampel dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan populasi yang relatif besar. Teknik instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yakni angket, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptifdan inferensial.

Penenlitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI SMAN 5 Pinrang.

Pembahasan hasil penelitian secara rinci adalah sebagai berikut.

4.5.1 Metode Peer Lessons Peserta Didik Kelas XI SMAN 5 Pinrang

Berdasarkan data yang terlihat pada tabel distribusi frekuensi di atas, jika dibandingkan dengan nilai rata-rata menunjukkan bahwa skor metode peer lessons berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 23 orang, (21.68%) yang berada pada skor rata-rata sebanyak 18 orang (16.9%) dan yang berada di atas kelompok rata-rata sebanyak 65 orang (61.4%). Sehingga diperoleh dari hasil penelitian skor total motivasi belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil penelitian adalah

Hal ini berdasarkan juga pada hasil observasi peneliti pada saat peneliti berada di lokasi penelitian menunjukkan bahwa metode peer lessons yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran PAI di kelas membuat peserta didik termotivasi dalam belajar terlihat dari rasa antusias bertanya serta aktif dalam bekerja secara kelompok. Sehingga hasil angket menyatakan bahwa pengaruh metode peer lessons berada pada kategori tinggi.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh dari yang termasuk pada tinjauan relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sitti Zam Zam dengan judul skripsi β€œPengaruh Strategi Peer Lesson Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MA Abnaul Amir Moncobalang.” menunjukkan bahwa tidak terdapat

59

perbedaan hasil belajar fisika yang signifikan antara peserta didik yang diajar dengan strategi peer lessons dengan peserta didik yang tidak diajar dengan strategi peer lesson pada kelas X MA Abnaul Amir Moncobalang.

4.5.2 Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 5 Pinrang

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diketahui bahwa skor skor metode peer lessons berada di bawah kelompok rata-rata sebanyak 35 orang, (32.94%) yang berada pada skor rata-rata sebanyak 28 orang (26.4%) dan yang berada di atas kelompok rata-rata sebanyak 43 orang (40.43%). Sehingga diperoleh dari hasil penelitian skor total motivasi belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 3705, skor tertinggi variabel ini tiap responden adalah 10 X 4 = 40, karena jumlah responden 106 orang, maka nilai kriterium adalah 40 X 106 = 4240.

Sehingga motivasi belajar peserta didik adalah 3705 : 4240 = 0.873 atau 87.3% dari kriteria yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar peserta didik termasuk kategori tinggi. Skor total metode peer lessons yang diperoleh dari hasil penelitian adalah 9939, skor tertinggi ini tiap responden adalah 28 X 4 = 112, karena jumlah responden 106 orang, maka nilai kriterium adalah 112 X 106 = 11.872.

Sehingga metode peer lessons adalah 9939 : 11.872 = 0.837 atau 83.7 % dari kriteria yang ditetapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode peer lessons termasuk kategori tinggi.

Hal ini berdasarkan juga pada hasil observasi peneliti pada saat peneliti berada di lokasi penelitian menunjukkan bahwa metode peer lessons yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran PAI di kelas peserta didik termotivasi dalam belajar.

Sehingga hasil angket menyatakan bahwa pengaruh metode peer lessons terhadap

60

motivasi belajar PAI peserta didik pada kelas XI SMAN 5 Pinrang berada pada kategori tinggi.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh dari yang termasuk pada tinjauan relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rismarani dengan judul skripsi β€œPembelajaran Aktif dengan Strategi Peer Lessons untuk meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.” Dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang cukup signifikan antara motivasi belajar matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran aktif strategi peer lessons dengan motivasi belajar matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran konvensional yakni motivasi belajarnya meningkat dengan diterapkannya metode peer lessons.

4.5.3 Pengaruh Metode Peer Lessons Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XI SMAN 5 Pinrang

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik dengan perolehan hasil uji hipotesis dengan menggunakan program IBM SPSS versi 21 diketahui nilai signifikansi 0.000 ≀ 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak dengan kata lain terdapat pengaruh peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XI SMAN 5 Pinrang. Nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0.369, dan R2 Square (koefisien determinasi) sebesar 0.369

X

100% = 36.9%. Nilai R2 sebesar 36.9%

tersebut menunjukkan bahwa pengaruh metode peer lessons terhadap motivasi belajar peserta didik adalah 36.9%. Sedangkan sisanya sebesar 63.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Dokumen terkait