1. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini ditempuh prosedur sebagai berikut :
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca, mengutip, mencatat, dan memahami berbagai litelatur yang ada hubungan dengan materi penelitian, berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, majalah-majalah, serta dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan adalah mengumpulkan data dengan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan dengan wawancara kepada para informan yang sudah ditentukan.
2. Pengolahan Data
Data yang terkumpul, diolah melalui pengolahan data dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a. Identifikasi
Identifikasi yaitu mencari dan menetapkan data yang berhubungan dengan penyelesaian pidana dengan jalan mediasi penal terhadap anggota kepolisian yang melakukan kelalaian terhadap senjata api.
b. Klasifikasi Data
Klasifikasi Data yaitu menyusun data yang diperoleh menurut kelompok yang telah ditentukan secara sistematis sehingga data tersebut siap untuk dianalisis.
c. Sistematisasi Data
Yaitu data yang telah dievaluasi dan diklasifikasi kemudian disusun demi menciptakan keteraturan dalam menjawab permasalahan sehingga mudah untuk dibahas.
E. Analisis Data
Pada tahap ini data yang diperoleh dilakukan analisis secara kualitatif yang artinya hasil dideskripsikan dalam bentuk penjelasan dan uraian kalimat-kalimat yang mudah dibaca dan dimengerti untuk diinterprestasikan dan ditarik kesimpulan mengenai penyelesaian pidana dengan jalan mediasi penal terhadap anggota kepolisian yang melakukan kelalaian terhadap senjata api, dari hasil analisis tersebut sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang di teliti, dari hasil ini dapat dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara indukatif yaitu cara berfikir dan mengambil kesimpulan secara umum yang didasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus dan selanjutnya dari berbagai kesimpulan tersebut dapat diajukan saran.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyelesaian pidana dalam kasus kelalaiaan aparat kepolisian dalam penggunaan senjata api sebenarnya dapat dilakukan dengan adanya perdamaian antara pelaku dan korban yang saling memaafkan. Pelaku dapat melakukan ganti rugi dan korban juga dapat melakukan pencabutan dan/atau tidak membuat laporan dan/atau pengaduan. Walaupun begitu proses hukum tetap berjalan melalui sidang Komisi Etik dengan adanya sanksi disiplin/etik bagi aparat kepolisian yang bersalah tersebut sebagaimana dalam Perkap 14/2011, serta jika ditemukan unsur pidana dapat dilimpahkan ke Bidang Ditreskrimum untuk proses penyidikan lebih lanjut.
2. Idealnya dalam mewujudkan semangat keadilan restoratif, pihak kepolisian dapat menggunakan Perkapolri 8/2021 sebagai dasar hukum dalam penyelesaian suatu tindak pidana. Aturan ini juga dapat diberlakukan bagi aparat kepolisian sendiri apabila terjerat kasus pidana seperti kelalaian penggunaan senjata api. Walaupun begitu, hanya tindak pidana yang dikategorikan ringan saja yang dapat menggunakan aturan tersebut, sehingga tujuan utama dari keadilan restoratif berupa pemulihan kembali terhadap korban dan keadaan semula dapat terwujud.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis dapat memberikan saran:
1. Sebaiknya semua pihak terutama dari elemen aparat penegak hukum tidak antipati dan tidak tabu terhadap jalur mediasi dalam penyelesaian pidana. Upaya penyelesaian secara mediasi dan/atau kekeluargaan merupakan wujud dari keadilan restoratif yang juga bentuk citarasa Pancasila dan bangsa Indonesia.
2. Baik atasan dan/atau pihak lain yang juga bertanggung jawab dalam pengawasan terhadap penggunaan senjata api di lingkungan instansi kepolisian agar dapat memberikan kebijakan atas izin penggunaan senjata api tersebut dengan kontrol yang lebih ketat guna menghindari terjadinya kasus-kasus penyalahgunaan dan/atau kelalaian senjata api lainnya.
3. Agar pihak kepolisian lebih terbuka dalam memberikan informasi mengenai penjatuhan hukuman bagi anggotanya yang melakukan pelanggaran terutama kelalaian dan/atau penyalahgunaan senjata api. Hal tersebut dapat memberikan efek jera bagi anggota tersebut serta putusan kasus tersebut dapat menjadi referensi bagi para akademisi maupun instansi kepolisian agar dapat berbenah diri menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Literatur
Alam, Wawan Tunggul, Memahami Profesi Hukum: Hakim, Jaksa, Polisi, Notaris, Advokat Dan Konsultan Hukum Pasar Modal. (Jakarta: Milenia Populer, 2004)
Ali, Zainuddin, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007)
---, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009)
Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro Semarang, 2000)
---, Mediasi Pidana Penyelesaian Perkara Diluar Pengadilan, (Semarang: Pustaka Magister, 2008)
---, Penyelesaian Perkara di Luar Pengadilan, (Semarang: Pustaka Magister, 2008)
Astarini, Dwi Rezki Sri, Mediasi Pengadilan Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa, (Bandung: Penerbit Alumni, 2013)
Dewi, DS. dan Syukur, Fatahillah A., Mediasi Pidana : Penerapan Restorative Justice di Pengadilan Anak Indonesia, (Depok: Indie-Publishing, 2011) Friedman, L. M., Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, (Bandung: Nusa Media,
2009)
Kunarto, Etika Kepolisian, (Jakarta : Cipta Manunggal ,1977)
Liebman, Miriam, Restorative Justice: How It Works, (London: Jessica Kingsley Publishers, 2007)
Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia Pengembangan Konsep Diversi dan Restorative Justice” (Bandung: Refika Aditama, 2009)
Mushadi, Mediasi dan Resolusi Konflik di Indonesia, (Semarang: Walisongo Mediation Center Semarang, 2007)
Nuh, Muhammdad, Etika Profesi Hukum, (Bandung: Pustaka Setia, 2011)
Poernomo, Bambang, Asas – Asas Hukum Pidana, (Yogyakarta: Ghalia Indonesia, 1985)
Prayitno, Kuat Puji, Aplikasi Konsep Restorative Justice dalam Peradilan Indonesia, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2012)
Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: Eresco, 1989)
Raharadjo, Satjipto, Polisi Sipil dalam Perubahan Sosial di Indonesia, (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2002)
---, Mengkaji Kembali Peran Dan Fungi Polri Dalam Era Reformasi, (Jakarta: Makalah Seminar Nasional, 2003)
Reksodiputro, Mardjono. Sistem Peradilan Pidana Indonesia (Melihat Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-Batas Toleransi) (Jakarta: Pusat Keadilan dan Pengabdian Hukum UI, 1994)
Sadjijono, Etika Kepolisian, (Surabaya: Laksbang Mediatama, 2008)
---, Memahami Hukum Kepolisian, (Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2010)
Sembiring, Jimmy Joses, Buku Cara Menyelesaikan Sengketa Diluar Persidangan, (Jakarta: Penerbit Visimedia, 2011)
Sitompul, DPM, Beberapa Tugas dan Peranan Polri, (Bandung: Tarsito, 2000) Soebroto, Wewenang Kepolisian dalam Hukum Kepolisian di Indonesia, (Jakarta:
Bunga Rampai PTIK, 2004)
Soekanto, Soerjono & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Raja Grafindo, 1995)
Soekanto, Soerjono, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012) ---, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1986) Soemartono, Gatot, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2006)
Soesilo, R. Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus, (Bogor: Politeia, 1991) Roeslan Saleh, Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Pidana, (Jakarta: Aksara Baru, 1983)
Sudiarto, Negosiasi, Medaisi & Arbitrase : Penyelesaian Sengketa Alternatif di Indonesia, (Bandung: Pustaka Rieka Cipta, 2013)
Suwarni, Perilaku Polisi, (Bandung: Nusa Media, 2009)
Utomo, Warsito Hadi, Hukum Kepolisian di Indonesia, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005)
Widiartana, G. dan Aloysius Wisnubroto, Pembaharuan Hukum Acara Pidana, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005)
Winarta, Frans Hendra, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional Indonesia dan Internasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013)
Artadi, I Ketut dan Putra, Dewa Nyoman Rai Asmara, Pengantar Umum Tentang Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Perancangan Kontrak, (Denpasar:
Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2009)
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Mengubah "Ordonnantie Tijdelijke Byzondere Strafbepalingen" (Stbl. 1948 No. 17) dan Undang- undang R.I. dahulu No. 8 tahun 1948).
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Senjata Api Dalam Tindakan Kepolisian
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Polri
Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip Standar Hak Asasi Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia
Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api.
Peraturan Kepolisian Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Perizinan, Pengawasan, dan Pengendalian Senjata Api Non organik Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peralatan Keamanan yang Digolongkan Senjata Api bagi Pengemban Fungsi Kepolisian Lainnya.
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Profesi Polri.
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Republik Indonesia.
Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 Tentang Penanganan Tindak Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif.
Jurnal
Ubbe, Ahmad, “Peradilan Adat Dan Keadilan Restoratif”, Media Pembinaan Hukum Nasional. Vol. 2 No. 2, (2013)
Maf’ula, Kansa Ahsani, Penyalahgunaan Senjata Api Pelaku Militer dan Pelaku Sipil, Jurist Diction, Vol.3 No.1, (2020)
Tasaripa, Kasman, “Tugas dan Fungsi Kepolisian dalam Perannya Sebagai Penegak Hukum Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian”, Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, Vol 1, (2013)
Angrayni, Lysa, “Kebijakan Mediasi Penal dalam Penyelesaian Perkara Tindak Pidana Ringan Perspektif Restoratif Justice”, Jurnal Hukum Respublica, Vol.
16, No. 1, (2016)
Puspita, Nestiti Aroma, “Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Komisi Kode Etik Kepolisian Republik Indonesia”, Dipenogoro Law Journal, Vol. 5, No. 3, (2016)
Rajagukguk, Siharma Hasiholan Dominicus, “Peran Profesi Dan Pengamanan (Propam) Polda Dalam Penegakan Kode Etik Profesi Kepolisian Di DIY”, Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta, (2015)
Septiyo, Tendy, “Optimalisasi Penerapan Mediasi Penal Sebagai Alternatif Penyelesaian Perkara Tindak Pidana”, Jurnal Yuridis, Vol. 7, No.2, (2020) Tarigan, Hadrian Reky “Pertanggungjawaban Polisi Terhadap Penyalahgunaan
Senjata Api Untuk Menjalankan Tugas Kepolisian”, Jurnal Universitas Atmajaya Yogyakarta, (2016)
Sumber Lain
Iswara, I Made Agus Mahendra, “Mediasi Penal Penerapan Nilai-Nilai Restoratif Justice dalam Penyelesaian Tindak Pidana Adat Bali” (Jakarta : Tesis, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013)
Iswara, I Made Agus Mahendra, Peranan Mediasi Penal dalam Menyelesaikan Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Polresta