• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal. Lembaga ini telah tertulis dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 4. Ada berbagai macam program dalam pendidikan nonformal seperti sekolah paket A, paket B, paket C, keaksaraan, dan keterampilan. Adanya program- program lain juga disesuaikan dengan kondisi dalam lingkungan lembaga tersebut. 34

Proses untuk memperoleh sebuah pengetahuan dan pengalaman hidup dalam lembaga ini sangat diutamakan. Melihat sebagian besar dari warga belajar merupakan dia yang mengalami permasalahan

33 Febrianto, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan Dan Kerja Sama Tim:

Kepemimpinan, Komunikasi Efektif, Pendekatan Kepemimpinan Tim, Dan Efektivitas Tim (Suatu Kajian Studi Literature Review Ilmu Manajemen Terapan).

34 Ibrahim, Rifa’i, and Dewi, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui PKBM untuk Meningkatkan Keterampilan Masyarakat Miskin.”

dalam pendidikannya. Seperti putus sekolah karena pergaulan bebas, permasalahan ekonomi, keadaan lingkungan yang kurang mendukung, dan maish banyak lagi.

b. Kepemimpinan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Pemimpin dalam PKBM ini sama halnya seperti kepala sekolah pada umumnya. Hanya saja yang berbeda terletak pada peserta didik yang ada dalam lembaga. Pada sekolah formal, peserta didik terdiri dari anak yang berusia sesuai dengan ketentuan yang ada dan mereka diwajibkan untuk taat terhadap setiap peraturan yang ada dalam lembaga. Beda halnya dengan peserta didik dalam lembaga PKBM atau nonformal. Mereka cenderung tidak ingin diatur sedemikian rupa, namun mereka juga ingin belajar seperti halnya anak-anak lainnya.

Kepemimpinan sebagai sebuah istilah umum dapat dijabarkan sebagai sebuah proses yang dimana dengan sengaja memberikan pengaruh terhadap orang lain untuk mau mengikuti kehendaknya sebagai upaya dalam mencapai tujuan organisasi atau lembaga. Edwin A. Locke (2004) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “… proses membujuk (inducting) orang-orang lain untuk mengambil langkah- langkah menuju suatu sasaran bersama. Definisi ini mengkategorikantiga elemen:

1) Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept) 2) Kepemimpinan merupakan suatu proses

3) Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan” 35

Kepemimpinan dalam konteks PKBM lebih menekan dan terfokus terhadap hubungan yang terjadi diantara anggota dalam PKBM tersebut. Adanya hubungan yang baik tersebut diharapkan dapat menciptakan iklim dan rasa kebersamaan yang akan berpengaruh terhadap sebuah pekerjaan. Yang dimaksud anggota PKBM sendiri adalah pengelola atau ketua PKBM, tutor staff tata usaha, warga belajar, dan lainnya. Keberhasilan seorang pemimpin dapat dinilai dari kemampuan untuk mempengaruhi anggotanya dalam melaksanakan tugas-tugas dalam rangka mencapai tujuan lembaganya.

Sama dengan pengelolaan sebuah lembaga pendidikan lainnya, PKBM juga mencakup empat tahapan dalam pengelolaannya, diantaranya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Pengelola PKBM yakni ketua lembaga harus mampu untuk melaksanakan emopat hal tersebut dengan baik. Ketika hal-hal diatas dapat terlaksana dengan baik maka memiliki dampak yang baik bagi lembaga yakni, tercapainya tujuan lembaga pendidikan tersebut.

c. Lingkungan Belajar Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Selama hidup, manusia akan dipengaruhi oleh berbagai hal, dari pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar dan luas.

Tiga lingkungan tersebut disebut sebagai tri pusat pendidikan yang

35 Tafrida, “Hubungan Kepemimpinan Pengelola PKBM, Lingkungan Belajar, Kompetensi Tutor Dengan Intensitas Pembelajaran Paket B (Studi Pada Program Paket B Di PKBM Kabupaten Cianjur).

akan memberikan pengaruh cukup besar bagi setiap individu yang ada di dalamnya. Tri pusat pendidikan yang diartikan sebagai tigas pusat pendidikan. Dimana manusia akan memperoleh dan memberikan pendidikan melalui tiga lingkungan tersebut.

Pendidikan sendiri tidak akan bisa dihindari, sebab kemana pun kita pergi pastinya akan berjumpa dengan pendidikan. Pendidikan yang diartikan sebagai usaha sadar untuk meningkatkan kemampuan atau potensi baik jasmani maupun rohani menjadi lebih baik. Dan tentunta setiap orang menginginkan dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Umar Tirtaraharja mengemukakan pendapatnya terkait dengan tiga pusat pendidikan tersebut yakni potensi yang dimiliki oleh setiap manusia dapat dikembangkan melalui berbagai pengalaman hidup yang dihadapinya. Pengalaman tersebut sebagai hasil dan interaksi yang terjadi antara manusia dengan lingkungan secara efektif dan efisien. Latar tempat berlangsungnya interaksi tersebut disebut sebagai lingkungan belajar, yang dikhususkan pada lingkungan utama yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Secara umum, lingkungan belajar sendiri berfungsi sebagai sarana yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam melakukan interaksi dengan lingkungan yang memiliki berbagai macam sifat. Oleh karena itu adanya penataan dalam lingkungan hidup

sendiri sangat ddiperlukan mengingat dampak yang diberikan kepada manusia.

d. Kompetensi Tutor Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Guru merupakan orang tua peserta didik selama berada di lingkungan sekolah. Artinya tanggungjawab guru kepada peserta didiknya sangatlah besar. Keberhasilan seoranng pesrta didik tidak dapat terlepas dari bagaimana kualitas yang dimiliki oleh gurunya.

Oleh sebab itu untuk menilai guru bisa dilihat dari bagaimana peserta didiknya.

Untuk mendapatkan kualitas diri yang baik bagi seorang guru diperlukan penguasaan terhadap kompetensi-kompetensi tenaga pendidik. Yang dalam PKBM sendiri guru disebut sebagai tutor, dimana merekalah yang membantu, memberikan pembelajaran, dan teman belajar para warga belajar di PKBM. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya diperlukan tenaga pendidik yang profesional. Banyaknya permasalahan pendidikan yang terjadi di negara indonesia dimana salah satuya adalah permasalahan keprofesionalan. Jika dilihat dan dicermati banyak tenaga pendidik yang dikatakan masih belum profesional.

Kurang mampu menguasai materi dan metode pembelajaran dalam kelas juga merupakan permasalahan yang sampai saat ini masih terjadi diberbagai wilayah. Dalam PKBM, guru sangat dituntut untuk

lebih kreatif karena peserta didik yang mereka bimbing bukan layaknya peserta didik biasa. Sebuah proses dalam hidup, pengalaman yang dimiliki oleh seseorang merupakan suatu hal yang sangat penting.

Kesuksesan seseorang bergantung pada pengalaman yang dimiliki.

Sama halnya di PKBM, semua orang yang berada dalam PKBM adalah mereka yang sangat menghargai sebuah proses dan pengalaman yang mereka miliiki. Sebab pengalaman adalah guru terbaik bagi diri sendiri.

e. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

Setiap negara tentu memiliki permasalahan dalam berbagai bidang. Dari adanya permasalahan yang terjadi tersebut diharapkan adanya kebijakan yang menjadi solusinya. Upaya demi upaya harus dilakukan guna mengatasi permasalahan dan memperbaikinya. Kondisi suatu negara sangat bergantung terhadap generasi mudanya. Selain itu kondisi ekonomi dan pendidikan juga memberikan pengaruh terhadap sebuah negara. Karakter yang dimiliki oleh generasi muda dapat menjadi cerminan bagaimana bangsa tersebut.

Permasalahan yang cukup banyak terjadi adalah berada dalam bidang pendidikan. Di negara Indonesia masyarakat memiliki partisipasi sekolah yang berbanding terbalik dengan permasalahan pendidikan yakni putus sekolah. Tingginya angka putus sekolah dalam negara ini menggambarkan bagaimana kondisi pendidikannya. Adanya fenomena putus sekolah tersebut dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, diantaranya rendahnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan anak, keterbatasan ekonomi, kondisi geografis yang kurang menguntungkan, keterbatasan akses untuk menuju sekolah yang bisanya dialami oleh masyarakat pedesaan, jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal, dan minimnya fasilitas yang diberikan oleh pemerintah daerah.

Usia sekolah yang menjadi perhatian dalam program pemerintah yakni wajib belajar dua belas tahun terbagi menjadi tiga kelompok, diantaranya kelompok usia tujuh sampai dua belas tahun, tiga belas sampai lima belas tahun, dan enam belas sampai delapan belas tahun. Pada kelompok satu dan dua, partisipasi sekolah dinilai cukup baik. Sedangkan pada kelompok ketiga masih perlu dilakukan peningkatan angka partsisipasi. Angka putus sekolah di kelompok ketiga masih relatif tinggi.

Menurut Cahyani et al, anak putus sekolah seseorang yang memilih untuk meninggalkan sekolah sebelum menyelesaikan pendidikannya, sehingga anak tersebut tidak memiliki ijazah dalam jenjang pendidikan yang ditinggalkannya. Berbagai faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah, diantaranya rendahnya minat dan kemauan anak terhadap sekolah, ketidaktertarikan, ketidakmampuan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, lingkungan sekitar yang kurang mendukung dan menjadi salah satu penghambat. Perlunya perhatian khusus dari pemerintah untuk permasalahan tersebut, sebab

jika tidak ada tindak lanjut jumlah presentasi angka putus sekolah akan semakin meningkat dan memberikan dampak besar terhadap perkembangan mutu pendidikan suatu negara.

64 BAB III

METODE PENELITIAN