BAB IV RELASI CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN MENANAM
A. Relasi Capaian Pembelajaran Matematika dengan
Capaian pembelajaran matematika sekolah dasar terbagi ke dalam tiga fase yaitu A, B, dan C. Masing-masing fase memiliki capaian pembelajaran yang berbeda. Capaian pembelajaran matematika tersebut dirinci dalam setiap elemen konten yang terdiri dari bilangan, aljabar, pengukuran, geometri, dan analisis data seperti pada Tabel 1. Berikut disajikan relasi capaian pembelajaran matematika untuk setiap fase dengan proyek menanam sayuran hidroponik atau organik.
1) Capaian Pembelajaran Matematika Fase A
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran Matematika Fase A, alat dan bahan menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk:
(1) Memberi pemahaman (number sense) bilangan cacah sampai 100 kepada peserta didik supaya dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, serta melakukan komposisi (menyusun) dan
dekomposisi (mengurai) bilangan. Tabel 3 berikut ini merupakan contoh bagaiaman alat dan bahan menanam sayuran dapat digunakan sebagai media untuk memberi pemahaman tentang bilangan dan angka berserta dengan sifat-sifatnya.
Tabel 3. Deskripsi Contoh
Alat dan Bahan Deskripsi Aktivitas
Benih ▪ Peserta didik
menghitug (mencacah) benih dan menuliskan angka yang sesuai dengan banyaknya benih.
▪ Peserta didik membandingkan kuantitas
(banyaknya/jumlahny a) dari beberapa jenis benih sayuran yang disediakan.
▪ Peserta didik mengurutkan kuantitas beberapa jenis benih sayuran dari yang paling besar hingga terkecil atau sebaliknya.
Alat dan Bahan Deskripsi Aktivitas
▪ Peserta didik menghitug (mencacah) lubang impraboard dan menuliskan angka yang sesuai dengan banyaknya lubang.
▪ Peserta didik membandingkan kuantitas lubang dari beberapa impraboard.
▪ Peserta didik mengurutkan kuantitas lubang beberapa impraboard dari yang paling besar hingga terkecil atau sebaliknya.
▪ Peserta didik menghitug (mencacah) banyaknya netpot dan menuliskan angka yang sesuai dengan banyaknya netpot.
▪ Peserta didik membandingkan kuantitas netpot yang disajikan dalam beberapa kelompok.
▪ Peserta didik mengurutkan kuantitas netpot (yang disajikan
Alat dan Bahan Deskripsi Aktivitas secara berkelompk) dari bilangan yang paling besar hingga terkecil atau sebaliknya.
▪ Peserta didik menghitug (mencacah) banyaknya lubang tray semai dan menuliskan angkanya.
▪ Peserta didik membandingkan banyaknya lubang tray semai dari beberapa tray semai yang disajikan.
Peserta didik
mengurutkan tray semai sesuai dengan jumlah lubang tray semai dari yang memiliki lubang paling banyak hingga sedikit atau sebaliknya.
(2) Memberi keterampilan kepada Peserta didik untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan benda-benda konkret yang banyaknya sampai 20. Sebagai contoh ambil dua buah bak dan penutupnya (impraboard) hidroponik sistem wick seperti pada Gambar berikut.
Gambar 14. Bak dan Penutup Hidroponik Sistem Wick Peserta didik dapat menghitung banyaknya lubang pada masing-masing tutup bak dan menghitung (menjumlahkan) seluruh lubang pada kedua bak untuk mengetahui banyaknya netpot yang harus disediakan.
Untuk memberi pemahaman tentang konsep pengurangan dapat dilakuakn aktifitas menghitung lubang yang berisi atau tidak berisi netpot seperti pada Gambar berikut.
Gambar 15. Lubang Impraboard dan Net Pot
Peserta didik dapat diarahkan untuk melakukan kegiatan pengurangan dengan menghitung banyaknya seluruh lubang dan banyaknya lubang yang terisi netpot untuk mengetahui banyaknya lubang yang tidak memiliki netpot.
(3) Peserta didik menunjukkan pemahaman pecahan sebagai bagian dari keseluruhan melalui konteks membagi sebuah benda atau kumpulan benda sama banyak, pecahan yang diperkenalkan adalah setengah dan seperempat. Sebagai
contoh untuk memperkenalkan pecahan setengah, siapkan tray semai yang memiliki dua lubang.
Gambar 16. Tray Semai Dua Lubang Isilah satu lubang tray semai dengan media tanam.
Gambar 17. Tray Semai Diisi satu lubang dengan Media Tanam
Gambar 17 menunjukkan setengah bagian tray semai diisi dengan media tanam. Hal serupa juga dilakuakn pada tray semai yang memiliki empat lubang.
Gambar 18. Tray Semai Empat Lubang
Gambar 18 menunjukkan tray semai yang terdiri dari empat lubang kemudian diisi media tanam pada satu lubang. Kondisi inin menunjukkan seperempat dari tray semai diisi dengan media tanam.
(4) Memberi pemahaman kepada peserta didik tentang makna simbol matematika "=" dalam suatu kalimat matematika yang terkait dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 20 menggunakan gambar. Sebagai contoh, siapkan netpot dan susun sebagai gambar berikut.
= +
= +
= +
Gambar 19. Aljabar dari Konteks Netpot (Penjumlahan)
Gambar 19 menunjukkan makna simbol matematika "=" dalam suatu kalimat matematika yang terkait dengan penjumlahan menggunakan gambar netpot atau secara kontekstual dapat menggunakan netpot untuk menunjukkan ekspresi aljabar dari susunan netpot. Selain penjumlahan, netpot juga dapat digunakan untuk memaknai simbol matematika "=" dalam suatu kalimat matematika yang terkait dengan pengurangan seperti pada Gambar 20 berikut ini.
= -
= -
= -
Gambar 20. Aljabar dari Konteks Netpot (Pengurangan) (5) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta
didik tentang mengenali, meniru, dan melanjutkan pola bukan bilangan (misalnya, gambar, warna, suara). Sebagai
contoh, susun netpot berdasarkan suatu pola tertentu.
Perhatikan Gambar 21.
, , , …
Gambar 21. Pola Banyaknya Netpot
Berdasarkan Gambar 21, peserta didik dapat menentukan pola bilangan yang menunjukkan banyaknya netpot yang disusun.
(6) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk membandingkan panjang dan berat benda secara langsung, dan membandingkan durasi waktu.
Sebagai contoh ambil dua tray semai dengan ukuran yang berbeda. Peserta didik dapat melakukan pengukuran terhadap dua tray semai tersebut untuk membandingkan ukuran panjang, lebar, dan tinggi dari kedua tray semai tersebut.
Gambar 22. Mengukur Tray Semai
(7) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk mengukur dan mengestimasi panjang benda menggunakan satuan tidak baku. Sebagai contoh, peserta didik mengestimasi panjang instalasi hidroponik yang ditempatkan di suatu ruangan dengan menghitung jumlah ubin yang tepat berada di bawah instalasi hidroponik- paralon.
Gambar 23. Mengestimasi Panjang Paralon Melalui Panjang Ubin
(8) Memberi pengetahuan kepada perta didik untuk mengenal berbagai bangun datar (segitiga, segiempat, segibanyak, lingkaran) dan bangun ruang (balok, kubus, kerucut, dan bola). Peserta didik dapat mengenal betuk bangun datar dan bangun ruang dari alat dan bahan menanam sayuran seperti impraboard berbentuk persegi atau persegi panjang. Bak hidroponik menyerupai balok. Paralon menyerupai tabung. Masih banyak alat dan bahan menanam sayuran yang dapat digunakan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik tentang perbedaan bangun ruang dan bangun datar.
(9) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk menentukan posisi benda terhadap benda lain (kanan, kiri, depan belakang). Untuk memberi pegetahuan ini kepada peserta didik dapat menggunakan semua alat dan bahan menanam sayuran yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah titik pangkal (sebuah benda) untuk menentukan posisi benda terhadap benda lain pada arah
kanan, kiri, depan, dan belakang. Perhatikan contoh pada gambar berikut.
Gambar 24. Alat dan Bahan Menananm Sayuran Hidroponik dengan Sistem Wick
Jika kita melihat Gambar 24 dari arah depan, maka kita dapat memberi pernyataan-pernyataan. Misalnya, bak dan penutup hidroponik diletakkan di bagian paling belakang.
AB mix terletak di depan bak/penutup hidroponik dan dibelakang benih. Disebelah kanan rockwool terdapat kain flanel, sedangkan disebelah kirinya terdapat netpot. Masih banyak lagi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuat dari Gambar 24.
(10) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk mengurutkan, menyortir, mengelompokkan, membandingkan, dan menyajikan data dari banyak benda dengan menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori. Tabel berikut ini merupakan contoh piktogram yang meunujukkan kuantitas alat/bahan menanam sayuran.
Tabel 4. Piktogram Alat dan Bahan Menanam Sayuran Netpot
Benih
Polybag
2) Capaian Pembelajaran Matematika Fase B
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran Matematika Fase B, alat dan bahan menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk:
(1) Memberi pemahaman kepada peserta didik tentang bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000 untuk dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan. Contohnya pada Tabel 5.
Tabel 5. Harga Polybag
Ukuran Polybag Harga per 10 Polybag (Rp)
15 × 15 1000
20 × 20 2000
25 × 25 2700
30 × 30 4500
35 × 35 6000
40 × 40 8000
Peserta didik dapat membaca dan menulis harga polybag, menentukan nilai tempat dari harga polybag, serta membandingkan, mengurutkan, menggunakan nilai tempat dari beberapa ukuran polybag.
(2) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk penyelesaian masalah berkaitan dengan uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Contohnya peserta didik menghitung biaya polybag jika diketahui harga satuan.
Sebuah polybag berukuran 60 × 60 dijual dengan harga Rp.
1.800,-. Peserta didik dapat menghitung pembayaran polybag jika membeli 2, 3, 4, atau 5 buah polybag.
(3) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Contohnya menghitung kebutuhan netpot hidrponik jika seorang petani menggunakan 50 paralon yang memiliki masing- masing 20 lubang.
Gambar 25. Budidaya Hidroponik
(4) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100 menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Contohnya perkalian untuk menentukan banyaknya lubang pada tray semai dengan hanya menghitung lubang pada bagian sisi tray semai-nya saja. Perhatikan Gambar 26 berikut.
Gambar 26. Menghitung Banyaknya Tray Semai dengan Prinsip Perkalian
Peserta didik dapat menghitung lubang tray semai satu persatu atau hanya menghitung lubang pada dua sisi saja (lihat garis hijau dan merah) kemudian mengalikannya.
(5) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk membandingkan dan mengurutkan antar- pecahan dengan pembilang satu (misalnya, 1/2, 1/3, 1/4) dan antar-pecahan dengan penyebut yang sama (misalnya, 2/8, 4/8, 7/8). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan gambar dan simbol matematika. Seperti pada contoh 3) di Fase A, kita dapat memperluas dengan untuk pecahan dengan penyebut yang sama. Perhatikan Gambar 27. Jika sebelumnya peserta didik hanya mengisi satu lubang saja dengan media tanam dan menuliskannya sebagai 1/2, maka aktivitas peserta didik selanjutnya adalah mengisi satu lubang satunya lagi dengan media tanam dan menulisnya sebagai pecahan 2/2.
Gambar 27. Tray Semai Diisi Media Tanam
Merepresentasikan Pecahan ½ dan 2/2 Begitupun dengan tray semai pada Gambar 28 yang menunjukkan pecahan 1/4, 2/4, 3/4, dan 4/4.
Gambar 28. Tray Semai Diisi Media Tanam Merepresentasikan Pecahan ¼, 2/4, ¾, dan 4/4
(6) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik tentang Peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal.
Mereka dapat menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta menghubungkan pecahan decimal perseratusan dengan konsep persen. Aktivitas menyiapkan tray semai dan media tanam seperti pada bagian 5) di atas dapat dilakukan untuk memenuhi capaian ini. Caranya dengan menyiapkan tray semai yang memiliki lubang 10 dan 100. Peserta didik secara bertahap mengisi lubang dan menuliskan representasi kegiatan tersebut dalam bentuk pecahan per sepuluh maupun perseratus.
(7) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat mengukur panjang dan berat benda menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan baku panjang (cm, m). Peserta didik dapat mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah. Untuk mengukur dan mengistimasi luas dengan satuan baku dapat menggunakan aktivitas seperti pada FASE A bagian 7). Letakkan hidroponik di atas ubin.
Peserta didik dapat mengestimasi luas instalasi hidroponik berdasarkan ukuran ubin. Untuk pengukuran dengan satuan baku dapat menggunakan meteran untuk mengetahui luas instalasi hidroponik dalam satuan sentimeter dan meter. Untuk aktivitas mengestimasi volume dapat dilakuakn lewat aktivitas menyediakan larutan air dan AB MIX dalam bak sistem wick dengan menggunakan gelas plastik bekas. Adapun gelas ukur digunakan untuk menentukan volume larutan dengan satuan baku.
(8) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram gambar, piktogram, dan
diagram batang (skala satu satuan). Aktivitas seperti pada FASE A bagian 10) dapat diperluas dengan kategori yang lebih banyak lagi. Perluasan juga dilakukan terhadap jenis sajian data yang sebelumnya hanya berupa turus dan pictogram, maka pada FASE B ini ditambah dengan diagram batang.
3) Capaian Pembelajaran Matematika Fase C
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran Matematika Fase C, alat dan bahan menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk:
(1) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang.
Aktivitas pada FASE B bagian 1) dapat diimplementasikan pada bagian ini dengan menentukan harga polybag dengan pembelian dalam satuan kilogram.
(2) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai 100.000. Konteks penyediaan alat dan bahan menanam yang mungkin dapat memfasilitasi operasi bilangan sampai seratus ribu adalah “biaya” pembelian atau penyediaan alat dan bahan.
(3) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan termasuk pecahan campuran, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan asli. Untuk memfasilitasi kemampuan ini,
dapat dilakukan dalam proses penyediaan media tanam karena melibatkan perbandingan. Misalnya media tanam organik menggunakan campuran tanah, kompos, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Perbandingan tersebut akan melibatkan perhitungan berbagai pecahan dengan memberikan permasalahan yang bervariasi.
(4) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan perkalian dan pembagian. Mereka dapat bernalar secara proporsional untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dengan rasio satuan. Mereka dapat menggunakan operasi perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang terkait dengan proporsi Untuk memfasilitasi kemampuan ini dapat menggunakan aktivitas bagian 5).
(5) Memberi pengetahuan dan keterampilan kepada perta didik untuk dapat mengonstruksi dan mengurai bangun ruang (kubus, balok, dan gabungannya) dan mengenali visualisasi spasial (bagian depan, atas, dan samping).
Mereka dapat membandingkan karakteristik antar bangun datar dan antar bangun ruang. Untuk memfasilitasi kemampuan ini, semua alat dan bahan yang memiliki dimensi dapat digunakan. Misalnya impraboard memiliki dimensi panjang dan lebar dapat digunakan untuk memfasilitasi kemampuan pemahaman karakteristik bangun datar, sedangkan bak hidroponik dapat digunakan untuk memfasilitasi pemahaman akan karakteristik bangun ruang dan visualisasi spasialnya. Tray semai yang terdiri dari lubang memiliki dimensi serta gabungan dari beberapa lubang yang membangun dimensi gabungan.
(6) Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan, dan menganalisis data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk
gambar, piktogram, diagram batang, dan tabel frekuensi untuk mendapatkan informasi. Mereka dapat menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar dalam suatu percobaan acak. Aktivitas seperti pada FASE A bagian 10) dan FASE B bagian 8) dapat diperluas untuk memperkenalkan konten statistik dan peluang.
B.
Relasi Capaian Pembelajaran IPAS dengan Proyek Menanam SayuranCapaian pembelajaran IPAS sekolah dasar terbagi ke dalam tiga fase yaitu A, B, dan C. Masing-masing fase memiliki capaian pembelajaran yang berbeda. Capaian pembelajaran IPAS tersebut dirinci dalam setiap elemen pemahaman IPAS (sains dan sosial) dan keterampilan proses seperti pada Tabel 2. Berikut disajikan relasi capaian pembelajaran IPAS untuk setiap fase dengan proyek menanam sayuran hidroponik atau organik
a) Capaian Pembelajaran IPAS Fase A
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran IPAS Fase A elemen pemahaman IPAS, maka alat/bahan atau teknis menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk:
(a) Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Untuk memfasilitasi kemampuan ini, pendidik dapat memberi pertanyaan tentang alat dan bahan yang akan digunakan sebagai proyek menanam sayuran serta kondisi pertumbuhan sayuran.
(b) Mengoptimalkan penggunaan pancaindra untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang makhluk
hidup dan perubahan benda ketika diberikan perlakuan tertentu. Peserta didik menggunakan hasil pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat sederhana dengan menggunakan beberapa media/alat bantu.
Untuk memfasilitasi kemampuan ini, peserta didik diberi tugas untuk mengamati pertumbuhan benih hingga menjadi kecambah dan berdaun, kemudian melakukan mengamati pertumbuhan sayuran hingga siap panen.
Contoh format penulisan hasil pengamatan semaian benih dapat ditulis seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Contoh Tabel Pengamatan Pertumbuhan Sayuran Instruksi:
Amati hasil semaian benih tanamanmu.
1) Berapa banyak benih yang sudah tumbuh dan berdaun?
2) Apa saja perubahan yang terjadi dibandingkan dengan hasil pengamatan hari sebelumnya?
Tulislah hasil pengamatanmu
No. Hari/Tanggal Hasil Pengamatan 1
2
(c) Mendeskripsikan benda benda di lingkungan sekitar sebagai bagian dari lingkungan alami dan buatan. Untuk memfasilitasi kemampuan ini, siswa diajak untuk mengidentifikasi alat dan bahan menanam sayuran dalam kategori alami atau buatan.
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran IPAS Fase A elemen keterampilan prose, maka alat/bahan atau teknis menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penyelidikan, Memproses, menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi, serta menginformasikan hasil. Melalui proyek menanam sayuran hidroponik dan organik, semua keterampilan proses dapat difasilitasi. Peserta didik dapat mengoptimalkan penggunaan pancaindra mulai dari mempersiapkan kelengkapan alat dan bahan, mengamati perkembangan benih saat penyemaian dan pertumbuhannya hingga panen. Peserta didik dapat dilatih untuk membuat prediksi, misalnya tentang kuantitas benih dan larutan yang diperlukan sesuai dengan instalasi yang tersedia sehingga diperoleh data kebutuhan bahan menanam sayuran. Berdasarkan data awal (persiapan tanam), siswa dapat membandingkan dengan data hasil panen sehingga peserta didik mampu mengevaluasi hasil tanam apakah memiliki nilai ekonomi selain juga memiliki nilai kesehatan. Data yang diperoleh kemudian dibuat laporan tertulis.
b) Capaian Pembelajaran IPAS Fase B
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran IPAS Fase B elemen pemahaman IPAS, maka alat/bahan atau teknis menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk:
(a) Membuat simulasi menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup. Untuk memfasilitasi kemampuan ini, peserta didik menggambar
siklus hidup tumbuhan (sayuran) dari mulai disemai hingga dipanen.
(b) Mengidentifikasi sumber dan bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Melalui proyek menanam sayuran, peserta didik dapat diperkenalkan konsep fotosintesis.
(c) Mendeskripsikan keanekaragaman hayati, keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya. Untuk memfasilitasi kemampuan ini, peserta didik mengerjakan proyek menanam sayuran yang beraneka ragam jenisnya.
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran IPAS Fase B elemen keterampilan proses, maka alat/bahan atau teknis menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penyelidikan, memproses, menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi, serta menginformasikan hasil. Aktivitas menanam sayuran merupakan media untuk mengembangkan keterampilan ini. Perbedaan dengan fase B terletak pada kedalaman konten IPAS yang diperkenalkan sejalan dengan elemen pemahaman IPAS. Misalnya, instalasi hidroponik yang berbeda dengan yang digunakan pada proyek di FASE B akan memperkaya pengetahuan peserta didik tentang ragam alat/bahan dan teknis menanam sayuran.
c) Capaian Pembelajaran IPAS Fase C
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran IPAS Fase C elemen pemahaman IPAS, maka alat/bahan atau teknis menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk:
(a) menyelidiki bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotik abiotik dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya. Untuk memfasilitasi kemampuan ini, siswa mengidentifikasi
ekosistem tanaman dan mengategorikannya ke dalam biotik atau abiotik. Contoh tugas yang dapat diberikan kepada peserta didik adalah sebagai berikut:
“Berdasarkan penjelasan gurumu, sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk menanam kangkung hidroponik dengan tray semai. Kemudian, klasifikasikan alat dan bahan tersebut ke dalam kelompok biotik dan abiotik”.
(b) Mengenal berbagai macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan sekitar.
Bercocok tanam merupakan bagian dari kegiatan ekonomi dalam bidang pertanian. Menanam sayuran hidroponik dengan instalasi yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan dapat menjadi kegiatan ekonomi bagi masyarakat yang diperkenalkan sejak dini di bangku sekolah dasar.
Berdasarkan analisis terhadap capaian Pembelajaran IPAS Fase B elemen keterampilan proses, maka alat/bahan atau teknis menanam sayuran dapat digunakan sebagai media belajar untuk mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penyelidikan, memproses, menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan refleksi, serta menginformasikan hasil. Aktivitas menanam sayuran merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan di setiap fase capaain pembelajaran.
Perluasan konten dari setiap fase dilakukan sejalan dengan konten pemahaman IPS yang diberikan kepada peserta didik. Salah satu perluasan yang dapat dilakukan pada pengukuran yang melibatkan akurasi data seperti mengukur kestabilan pH nutrisi tanaman hidroponik. Penggunaan alat digital dan non digital juga dapat menjadi perluasan pemahaman dan keterampilan bagi peserta didik.
BAB V
MERANCANG PEMBELAJARAN PJBL DENGAN STEAM-H DALAM PRROYEK MENANAM SAYURAN
Project-Based Learning dengan STEAM-H yang selanjutnya disingka PjBL dengan STEAM-H dalam tulisan ini secara khusus membahas proyek menanam sayuran hidroponik dan organik.
Proyek menanam sayuran tersebut merupakan aktivitas lintas disiplin yang melibatkan sains, teknologi, teknik/rekayasa, pertanian, matematika, dan kesehatan seperti yang terurai dalam diagram berikut.
Gambar 29. STEAM-H dalam Menanam Sayuran
PjBL dengan STEAM-H dirancang dengan mengikuti sintaks (langka-langkah) PjBL. Adapun STEAM-H merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang dalam konteks ini menjadi kerangka acuan proyek menanam sayuran seperti yang dijelaskan pada Gambar 29. Dengan demikian, setiap Langkah PjBL di
•Langkah-langkah menanam sayuran berelasi dengan elemen pehaman dan keterampilan pada capaian pembelajaran mata pelajaran IPAS
Science
•Hidroponik merupakan teknologi dan rekayasa media tanam dengan menggunakan larutan (air), tanpa tanah.
Technology &
Engineering
•Menanam sayuran merupakan budidaya tanaman pada bidang pertanian
Agriculture
•Perhitungan kuantitas penyediaan alat dan bahan serta proses bertanam sayuran banyak melibatkan matematika sehingga berelasi dengan elemen konten capaian pembelajaran matematika
Mathematics
•Sayuran merupakan asupan yang kaya akan nutrisi untuk kesehatan
Healthy