• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ha 1 Current Ratio berpengaruh positif terhadap Price Earning Ratio

2.7 Return on Equity

“Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak” (Brigham dan Joel, 2001 dalam Odelia dan Wibowo, 2019). Menurut Kurniawan et al. (2020) “Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam

52

Pengaruh Current Ratio..., Annastya Amanda, Universitas Multimedia Nusantara

menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.” “ROE adalah untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan”

return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan oleh investor” (Rahmawati et al., 2017). “Return on Equity (ROE) merupakan indikator yang terpenting dari kemampuan menghasilkan laba dan potensi pertumbuhan. Perusahaan yang mendapatkan pengembalian modal yang tinggi dengan sedikit atau tanpa hutang akan dapat tumbuh tanpa pengeluaran modal yang besar dan memberikan kesempatan bagi pemilik untuk memperoleh dana dan menginvestasikannya di tempat lain” (Lie, 2017).

“Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya” (Fahmi, 2013 dalam Pitaloka, 2017). Menurut Ismayana et al.

(2021) “semakin tinggi ROE maka semakin baik hasilnya, karena hal tersebut menunjukkan bahwa posisi modal pemilik perusahaan akan semakin besar, artinya profitabilitas modal itu akan semakin baik.” “ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi pemegang saham, karena rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham pada perusahaan. Semakin rendah rasio ini, semakin kecil tingkat keuntungan yang diperoleh pemegang saham perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah ditanamkan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang saham. Pengembalian dari modal ini (ROE) yang tinggi melebihi biaya modal yang digunakan, itu berarti perusahaan telah efisiensi dalam menggunakan modal sendiri, sehingga laba yang dihasilkan mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya” (Safitri, 2018).

Hidajat (2018) juga menyebutkan “semakin tinggi ROE yang dihasilkan menunjukkan kemampuan perusahaan yang semakin baik, selanjutnya akan menaikkan harga saham perusahaan dan semakin besar pula return yang diterima investor.”

53

Pengaruh Current Ratio..., Annastya Amanda, Universitas Multimedia Nusantara

Lalu menurut Ismayana et al., (2021) “semakin tinggi ROE maka semakin baik hasilnya, karena hal tersebut menunjukkan bahwa posisi modal pemilik perusahaan akan semakin besar, artinya profitabilitas modal itu sendiri akan semakin baik.”

Menurut Sanjaya (2018) “perusahaan yang memiliki Return on Equity (ROE) yang rendah atau bahkan negatif akan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang kurang”

“baik dalam menghasilkan laba yang menjadi hak pemegang saham.” “Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Equity sebagai berikut, margin laba bersih tidak memperhitungkan konsumsi modal, rasio perputaran ekuitas bruto tidak memperhitungkan profitabilitas pendapatan. Kedua kelemahan ini diatasi dengan rasio pengembalian investasi, atau kemampuan untuk menghasilkan pengembalian. Jika terjadi peningkatan perputaran ekuitas, peningkatan margin laba bersih atau keduanya, peningkatan kapasitas penghasil laba suatu perusahaan akan terjadi” (Ismayana et al., 2021). Menurut Weygandt, Kimmel, Kieso (2019) Return on Equity dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒−𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑𝑠 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑂𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑟𝑦 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Keterangan:

Net Income = Laba bersih setelah pajak.

Preference Dividends = Dividen Preferen.

Average Ordinary Shareholder’s Equity = Rata-rata nilai ekuitas pemegang saham biasa.

Menurut Kieso et al. (2018) “net income merupakan penghasilan yang diperoleh setelah semua pendapatan dan beban pada periode tersebut dipertimbangkan. Laba bersih dipandang oleh banyak orang sebagai ukuran paling penting dari keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu.” Net income yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba tahun berjalan perusahaan.

Menurut IAI (2018) dalam PSAK 1, laba tahun berjalan didapatkan dengan cara (2.4)

54

Pengaruh Current Ratio..., Annastya Amanda, Universitas Multimedia Nusantara

pendapatan pada tahun berjalan dikurangi beban pokok penjualan menghasilkan laba bruto. Selanjutnya laba bruto ditambah dengan penghasilan lain dan bagian laba entitas asosiasi dan dikurangi biaya distribusi, biaya administasi, beban lain- lain, dan biaya pendanaan akan menghasilkan laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak kemudian dikurangi dengan beban pajak penghasilan akan menghasilkan laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan. Setelah itu, laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan dikurangi dengan kerugian tahun berjalan operasi yang dihentikan sehingga menghasilkan laba tahun berjalan.

Menurut Weygant, Kimmel, Kieso (2019) “pemegang saham preferen (preference shareholders) berhak menerima dividen sebelum pemegang saham biasa (ordinary shareholders). Jika perusahaan tidak membayar dividen kepada pemegang saham preferen, maka perusahaan tidak dapat membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Ketika perusahaan memiliki saham preferen, maka harus dikurangi dengan jumlah dividen preferen dari laba bersih perusahaan untuk menghitung pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa. Selain itu, nilai nominal dari saham preferen harus dikurangkan dari total ekuitas pemegang saham ketika menghitung rata-rata ekuitas pemegang saham biasa.”

Equity (Ekuitas) adalah klaim kepemilikan atas total aset perusahaan. Equity umumnya terdiri dari Share Capital-ordinary dan Retained Earnings” (Weygandt, Kimmel, Kieso, 2019). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2018) “ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.”

“Ekuitas perusahaan biasanya dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:” (Kieso et al., 2018).

1. “Share Capital: par atau stated value dari saham yang diterbitkan.

Termasuk didalam saham biasa atau saham preferen.” Ketika perusahaan melakukan penerbitan awal, maka share capital dicatat sebagai berikut (Weygandt, Kimmel, Kieso, 2019):

Cash xxx

Share Capital – Ordinary/Preference xxx Share Premium – Ordinary/Preference xxx

2. “Share Premium: kelebihan dari jumlah yang dibayarkan atas par atau stated value.”

55

Pengaruh Current Ratio..., Annastya Amanda, Universitas Multimedia Nusantara

3. “Retained Earnings: penghasilan perusahaan yang tidak didistribusikan.”

4. “Accumulated Other Comprehensive Income: jumlah keseluruhan dari item pendapatan komprehensif lainnya.”

5. “Treasury Shares: jumlah saham biasa yang dibeli kembali.” Ketika perusahaan melakukan pembelian treasury shares, maka perusahaan melakukan pencatatan sebagai berikut (Weygandt, Kimmel, Kieso, 2019):

Treasury Shares xxx

Cash xxx

Ketika perusahaan melakukan penjualan kembali terhadap treasury shares yang dimilikinya, maka perusahaan akan melakukan pencatatan sebagai berikut (Weygandt, Kimmel, Kieso, 2019):

Apabila perusahaan menjual treasury shares diatas nilai perolehan:

Cash xxx

Treasury Shares xxx Share Premium – Treasury xxx

Apabila perusahaan menjual treasury shares dibawah nilai perolehan:

Cash xxx

Share Premium – Treasury xxx

Treasury Shares xxx

Menurut Kieso et al. (2018) “terdapat dua metode umum yang digunakan perusahaan dalam perlakuan akun saham treasuri, yaitu cost method dan par value method. Cost method akan mendebitkan akun treasury shares berdasarkan harga perolehan saham treasuri dan melaporkan akun tersebut sebagai pengurang ekuitas dalam laporan posisi keuangan, sedangkan par value method merupakan metode yang mencatat seluruh transaksi saham treasuri pada harga parnya dan disajikan sebagai pengurang share capital atau modal saham.”

6. “Non-Controlling Interest (Minority Interest): bagian ekuitas perusahaan anak yang tidak dimiliki oleh perusahaan induk.”

56

Pengaruh Current Ratio..., Annastya Amanda, Universitas Multimedia Nusantara

Dokumen terkait