• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN KOMISARIS

B. Saran

Adapunjuga saran yang peneliti berikan, antara lain : 1. Untuk pihak PT. BPRS Tulen Amanah Paokombok Timur

a. PT. BPRS Tulen Amanah Paokmotong Lombok Timur hendaknya melakukan pelatihan untuk karyawan dalam bidang pembiayaan.

b. PT. BPRS Tulen Amanah perlu meningkatkan pengawasan atas strategi yang telah digunakan.

2. Untuk peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya menggunakan 1 lokasi saja, untuk peneliti selanjutnya bisa lebih dari 1 lokasi kemudian membandingkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman Azram Karim, Bank Islam (Analisis Fiqh dan Keuangan), Jakarta:

PT. Raja Grafindo, 2007.

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Handayani, “Analisis Penanggulangan Nasabah Bermasalah Pada Pembiayaan Murabahah Studi Kasus di BMT Gumarang Akbar Syari’ah Ampenan Kota Mataram”, (Skripsi IAIN Mataram, Mataram, 2017).

HB Sutopo, Metodologi Penelitian Kuantitatife, Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006.

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta: Ekonomi, Cet. III, 2005.

Himatur Fajri “Strategi Penanganan Pembiayaan Macet Pada Akad Murabahah di BMT Al-Hidayah Kotaraja”, (Skripsi IAIN Mataram, Mataram, 2015) Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial; Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan ilmu Sosial lainnya, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana, 2013.

Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2013.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994.

Lili Hriyani, “Strategi Penyelamatan Bermasalah pada KSU BMT al-Iqtishady Pegesangan Mataram” (Skripsi IAIN Mataram, Mataram, 2016).

Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Muammar Khaddafi dkk, Akuntansi Syariah, Medan: Madenatera, 2016.

Muhammad Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indo: 2005.

Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001.

Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.

Noen Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rakesarasin, 1996.

Nurul zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori –Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka CiPT.a, 2006.

Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Saemi, “Strategi Penyelesaian Kredit Macet (Studi kasus di PT al-Ijarah Indonesia Finance Mataram)” (Skripsi IAIN Mataram, Mataram, 2015).

Sarwono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kuaitatif, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Siswanto. Ely, Sulhan, Manajemen Bank Konvensional dan Syariah, Malang:

UIN-Malang Press, 2008.

Sudarwan Danim ,Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Bandung: CV.

Alfabeta, 2013.

Sutan Remy S, Perbankan Syariah Produk-produk dan Aspek-aspek Hukumnya, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.

UU No. 10 tahun 1998 Perbankan, ayat 1 pasal 12.

Veithzal Rivai dan Andria Permata, Credit Management Handbook Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah, Jakarta: PT.RajaGrapindo Persada, 2005.

Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005.

Lampiran-lampiran

2. Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan Murabahah?

3. Bagaimana Analisis yang dilakukan untuk mengetahui nasabah yang layak untuk mendapatkan pembiayaan?

4. Bagaimana penggolongan kualitas pembiayaan di PT. BPRS Tulen Amanah?

5. Apa saja faktor yang menjadi penyebab permasalahan dalam pembiayaan Murabahah?

6. Tindakan apa yang diambil jika ada nasabah yang dengan sengaja tidak mau membayar kewajibannya?

7. Apakah semua nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah diperlakukan sama?

8. Khusus untuk nasabah yang terkena bencana, jika berbeda pelakuannya, Apa saja perlakuaannya? Apa perbedaannya?

9. Apakah ada putusan dari OJK khususnya mengenai pembiayaan bermasalah?

Mitra PT. BPRS Tulen Amanah

1. Faktor apa yang menyebabkan pembiayaan menjadi bermasalah?

2. Bagaimana tindakan yang dilakukan pihak PT. BPRS Tulen Amanah dalam menangani pembiayaan bermasalah tersebut?

SIARAN PERS

PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP NASABAH

DAN INDUSTRI JASA KEUANGAN YANG TERDAMPAK GEMPA DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Jakarta, 23 Agustus 2018. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan perlakuan khusus terhadap kredit dan pembiayaan syariah dari perbankan, untuk debitur atau proyek yang berada di lokasi bencana alam di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Perlakuan khusus tersebut berupa pelonggaran aturan restrukturisasi, penilaian kualitas kredit/pembiayaan syariah, dan/atau pemberian kredit/pembiayaan syariah baru di seluruh Kabupaten/Kota di Pulau Lombok dan Kabupaten Sumbawa, serta Kabupaten Sumbawa Barat.

Berdasarkan kunjungan Ketua Dewan Komisioner OJK dan perwakilan industri jasa keuangan pada tanggal 13 Agustus 2018 ke Desa Bentek dan Desa Rempek di Kabupaten Lombok Utara, dan data yang dikumpulkan sampai dengan 21 Agustus 2018, terdapat 39.341 debitur perbankan yang terkena dampak dengan nilai kredit sebesar Rp1,52 triliun pada 15 Bank Umum dan 17 Bank Perkreditan Rakyat.

Perlakuan khusus terhadap kredit/pembiayaan syariah Bank mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 45/POJK.03/2017 tentang Perlakuan Khusus Terhadap Kredit atau Pembiayaan Bank Bagi Daerah Tertentu di Indonesia yang Terkena Bencana Alam, yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Penilaian Kualitas Kredit

a) Penetapan Kualitas Kredit dengan plafon maksimal Rp.5 Miliar hanya didasarkan atas ketepatan membayar pokok dan/atau bunga. Sementara itu bagi Kredit dengan plafon di atas Rp.5 Miliar, penetapan Kualitas Kredit tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku, yaitu PBI No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum.

b) Penetapan Kualitas Kredit bagi BPR didasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga.

2. Kualitas Kredit yang direstrukturisasi

a) Kualitas Kredit bagi Bank Umum maupun BPR yang direstrukturisasi akibat bencana alam ditetapkan Lancar sejak restrukturisasi sampai dengan jangka waktu Keputusan Dewan Komisioner.

b) Restrukturisasi Kredit tersebut di atas dapat dilakukan terhadap Kredit yang disalurkan baik sebelum maupun sesudah terjadinya bencana.

3. Pemberian Kredit Baru terhadap Debitur yang Terkena Dampak

a) Bank dapat memberikan Kredit baru bagi debitur yang terkena dampak bencana alam.

b) Penetapan Kualitas Kredit baru tersebut di atas dilakukan secara terpisah dengan Kualitas Kredit yang telah ada sebelumnya.

penyediaan dana berdasarkan prinsip syariah yang mencakup pembiayaan (mudharabah dan musyarakah), piutang (murabahah, salam, istishna), sewa (ijarah), pinjaman (qardh), dan penyediaan dana lain.

Selain itu, terdapat 20 perusahaan di Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang juga terkena dampak. Pada umumnya, perusahaan IKNB yang terdampak adalah perusahaan perasuransian dan perusahaan pembiayaan. Bagi Perusahaan Pembiayaan, OJK mendorong untuk melakukan pendataan debitur yang terdampak gempa dan mengalami kesulitan pembayaran angsuran. Sehingga, Perusahaan Pembiayaan dapat memberikan relaksasi kepada debitur, antara lain, berupa:

a. Rescheduling pembayaran angsuran;

b. Diskon biaya administratif; dan/atau

c. Penghapusan denda akibat keterlambatan pembayaran angsuran.

Selanjutnya, Perusahaan Pembiayaan diminta melaporkan secara berkala kepada OJK mengenai progres penanganan restrukturisasi debitur yang tertimpa musibah.

Bagi Perusahaan Perasuransian, OJK mendorong pendataan para tertanggung/pemegang polis asuransi yang mengalami kerugian akibat gempa bumi.

Sehingga, dapat segera dilakukan proses penanganan klaim secara profesional dan, jika diperlukan, melakukan jemput bola untuk meringankan beban pemegang polis yang tertimpa musibah.

OJK akan terus melakukan pemantauan serta evaluasi terhadap perkembangan kondisi daerah yang terdampak bencana dan akan mengambil langkah-langkah lanjutan yang diperlukan.

***

Informasi lebih lanjut:

Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Anto Prabowo Telp. 021.29600000 Email: anto.prabowo@ojk.go.id

Dokumen terkait