BAB V PENUTUP
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi,dapat disajikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Guru dapat memanfaatkan penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan memberi inspirasi tentang model tertentu dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis cerpen.
2. Pihak sekolah dapat memanfaatkan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya menulis cerpen.
3. pada penelitian ini, hubungan sinergis antara peneliti,guru,dan siswa perlu dilakukan demi keefektifan penelitian pembelajaran.
60
DAFTAR PUSTAKA
Asdam, Muhammad. 2015.Titian Keterampilan Menulis.Makassar:LIPa.
Arikunto,Suharsimi.2009.Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aminoto, Toto & Dwi Agustina. 2020. Mahir Statistik & SPSS. Tasikmalaya: Edu Publisher
Arifin, Johar.2017. SPSS 24 Untuk Penelitian Skripsi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Bakri, Muhammad. 2017. Honorifics Politeness in Speech as Request Words of Parliament Member. International Journal of Science and Research (IJSR). Index Copernicus Value (2015): 78.96 | Impact Factor (2015):
6.391, Volume 6 Issue 9, September 2017:
https://www.ijsr.net/archive/v6i9/ART20176478.pdf:
Bakri, Muhammad. 2020. Curriculum Development in College: Research and Development Study of Electronic Subjects for Indonesian Subjects at Muhammadiyah University of Makassar. Universal Journal of Educational Research. Received July 13, 2020; Revised August 13, 2020;
Accepted September 17, 2020:
http://www.hrpub.org/download/20200930/UJER55-19517261.pdf:
Bakri, Muhammad. 2021. The effect of the application of the contextual learning model on the ability of short story writing for class VII SMP. International Research Journal of Management, IT & Social Sciences Available online at https://sloap.org/journals/index.php/irjmis/VOL. 8 NO. 6 (2021):
NOVEMBER:
https://sloap.org/journals/index.php/irjmis/article/view/1939/1754 Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian dalam Sastra.Yogyakarta:
Pustaka Widyatma.
Joyce, B., Weil,M, & Calhoun, E. 2009. Model of Teaching( Model- model Pengajaran Edisi Kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hilal,Nur,I. 2013. Keefktifan Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Model Problem Based Intruction (PBI) dan Model Sinektik pada Siswa SMA. (Online). http://lib.unnes.ac.id/1963/1/210407034.pdf.
[Diakses 27 Januari 2013]
Pratiwi,Hestu. 2011. Model Pembelajaran “SINEKTIK”. (Online). http:// hevy hestupratiwi.blogspot.co.id/2011/12/modelpembelajaransinektik.html
[Diakses 12 Oktober 2017].
Pertiwi,Sari. 2014. Evektivitas Model Sinektik Dengan Media Film Pendek Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek.(Online).
http://repository.upiedu/16550/2/SIND1006719_Absract.pdfDiakses 27 Desember 2014].
Rosid,Abdul. 2011. Model Sinektik Dalam Pembelajaran Analisis Stiliktika dan
Nilai Budaya Puisi Indonesia. ( Online).http://repository.upi.edu/9489/7t/
_ind_0909625_chapter5.pdf [Diakses 12Oktober 2017].
Rahmadani,Ambar.2018. Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPS Materi Kegiatan Ekonomi di Indonesia ( Kuasi Eksperimen di Kelas V MI MA Pusat Kecamatan Menes Kabupaten Pandeglang. (Online).
http://repository.uinbanten.ac.id/2143/ [Diakses 25 Mei 2018].
Sixtiyanto,Edy. 2020. Sinektik Seni Meningkatkan Pemikiran Kreatif dalam Pembelajaran Basa Jawa. Surakarta: Beta Aksara.
Sugiyono.2019.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung : Angkasa.
Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Hasil Analisis Data
Distribusi Frekuensi
Statistics
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi
Posttest Kelompok Kontrol
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen
Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Eksperimen N valid 32 32 32 32
Missing 0 0 0 0
Mean 76.31
76.50 75.94 78.03
Std. Error of Mean .679 .508 .635 .457
Median 76.00 76.00 75.50 78.00
Mode 73 75 75 78
Std. Deviation 3.839 2.874 3.592 2.584
Variance 14.738 8.258 12.899 6.676
Range
14
11 12 13
Minimum 70 72 70 72
Maximum 84
83 82 85
Sum
2442
2448 2430
2497
Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol
Frequency
Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
1 1 3 5 2 2 4 4 1 2 2 1 1 1 2
3,1 3,1 9,4 16,6 6,2 6,2 12,6 12,6 3,1 6,2 6,2 3,1 3,1 3,1 6,2
3,1 3,1 9,4 16,8 6,2 6,2 12,6 12,6 3,1 6,2 6,2 3,1 3,1 3,1 6,2
3,1 6,2 15.6 31.2 37.5 43.8 56.2 68.8 71.9 78.1 84.4 87.5 90.6 93.8 100.0
Total 32 100.0
Distribusi Frekuensi Post-Test Kelompok Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 Total
1 5 2 6 4 2 5 1 3 1 1 1 32
3.1 15.6 6.2 18.8 12.5 6.2 15.6 3.1 9.4 3.1 3.1 3.1 100.0
3.1 15.6 6.2 18.8 12.5 6.2 15.6 3.1 9.4 3.1 3.1 3.1 100.0
3.1 18.8 25.0 43.8 56.2 62.5 78.1 81.2 90.6 93.8 96.9 100.0
Distribusi Frekuensi Pree-tes Kelompok Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 Total
2 1 5 1 1 6 3 2 3 1 3 1 3 32
6.2 3.1 15.6 3.1 3.1 18.8 9.4 6.2 9.4 3.1 9.4 3.1 9.4 100.0
6.2 3.1 15.6 3.1 3.1 18.8 9.4 6.2 9.4 3.1 9.4 3.1 9.4 100.0
6.2 9.4 25.0 28.1 31.2 50.0 59.4 65.6 75.0 78.1 87.5 90.6 100.0
Distribusi Frekuensi Post-test Kelompok Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 72 75 76 77 78 79 80 81 82 85 Total
1 4 6 1 7 3 6 2 1 1 32
3.1 12.5 18.8 3.1 21.9 9.4 18.8 6.2 3.1 3.1 100.0
3.1 12.5 18.8 3.1 21.9 9.4 18.8 6.2 3.1 3.1 100.0
3.1 34.4 37.5 59.4 68.8 87.5 90.6 93.8 96.9 100.0
Kolmogrov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
uji normalitas skor pretest kelompok kontrol
uji normalitas skor posttest kontrol
uji normalitas skor pretest kelompok eksperimen uji normalitas skor prosttest kelompok eksperimen
.118
.137 .114
128
32
32 32
32
.200
.135 .200
.200
.952
.952 .952
.962
32
32 32
32
.169
.160 .161
.319
a. Liliefors Significance Correction
*. this is a lower bound of te significance
Lampiran 2 : Hasil Kerja Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pre-test kelas kontrol
Pre-test kelas Eksperimen
Post-test kelas Kontrol
Post-tes Kelas Eksperimen
Lampiran 3 : Dokementasi
Gambar : Kelas Kontrol
Gambar : Kelas Eksperimen
Gambar : Pemberian Materi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Lampran 4 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran V: RPP
RENCAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Post-tes( kelompok Eksperimen dan Kontrol)
1. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 35 Makassar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VIII/2 Alokasi Waktu : 2X 45 Menit Standar Kompetensi
Menulis
16. Menuangkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen.
Kompetensi Dasar
16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri dalam cerpen (pelaku,peristiwa,latar).
Indikator
1. Menentukan topik berhubungan dengan kehidupan senidiri untuk menulis cerpen.
2. Membuat cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat menetukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri sendiri untuk menulis cerpen.
2. Siswa dapat membuat cerpen berdasarkan pengalaman pribadi dengan memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa.
3. MATERI PEMBELAJARAN -
4. METODE PEMBELAJARAN Penugasan
5. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal 1. Guru:
a. Mengucapkan salam pembuka
b. Memimpin doa sebelum pelajaran dimulai .
c. Mengecek kehadiran siswa satiu persatu (presensi).
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menanyakan kepada siswa, apakah siswa pernah menjumapai sebuah karangan cerpen ?
15 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa diberi soal tes yang berupa penugasan untuk menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
2. Siswa membuat karangan cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
3. Guru menanyakan kepada siswa, apakah siswa pernah menjumpai sebuah karangan cerpen atau sudah pernah membuat suatu karangan cerpen?
15 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa diberi soal tes yang berupa penugasan untuk menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi.
2. Siswa membuat karangan cerpen berdasarkan ketentuan yang
70 menit
terdapat dalam soal tes.
3. Siswa mengumpulkan hasil karang cerpen yang telah selesai dibuat.
Kegiatan penutupan
1. Guru bersama dengan siswa membuatkesimpulanpembelajara n
2. Gurumenutupan pelajaran dengan berdoan dan salam penutupan
5 Menit
6. SUMBER BAHAN AJAR 7. MEDIA PEMBELAJARAN a. Lembar Kerja Siswa
b. Papan Tulis 8. PENILAIAN
1. Teknik : Penilaian Hasil 2. Bentuk : Tes Uraian 3. Soal instrumen
Buatlah sebuah cerpen dengan ketentuan di bawah ini.
Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.
a. Tema bebas.
b. Cerpen diberi judul yang menarik sesuai dengan tema yang ditentukan.
Pedoman Penilaian Menulis Cerpen
No Aspek Indikator Skor Maksimal
1. Isi gagasan Fakta cerita
1. Alur
a. Tahapan b. Konflik c. Klimaks 2. Latar 3. Tokoh
10 5 5 10 10
2. Sarana cerita 1. Judul
2. Sudut pandang 3. Gaya dan nada
10 10 10
3. Tema 10
4. Ejaan dan tanda baca 1. Penulisan huruf 2. Penulisan kata 3. Penerapan
tanda baca
5 5 5
5. Kerapian 5
6. Total skor 100
Perhitungan nilai akhir adalah sebagai berikut.
Nilai akhir= 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 (100) x skor ideal (100) =
Makassar, Januari 2021 Peneliti
NUR FAJRI ISLAMI NIM 4516102008
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelompok Eksperimen A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 35 Makassar Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VIII/2 Alokasi Waktu : 2x 45 Menit Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pengalaman pribadi dan prang lain ke dalam cerpen Kompetensi Dasar
16.1 Menulis Karangan berdasarkan kehidupan pribadi dalam cerpen (pelaku,peristiwa,latar).
Indikator
1. Memahami penegertian dan ciri-ciri cerpen.
2. Memahami aturan penulisan cerpen 3. Memahami unsur-unsur cerpen
4. Menyusun kerangka cerpen berdasarkan tema
5. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi cerpen dengan menggunakan model sinektik.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat memahami pengertian dan ciri-ciri cerpen.
2. Siswa dapat memahami aturan penulisan cerpen
3. Siswa dapat memahami unsur-unsur cerpen
4. Siswa dapat menyusun kerangka cerpen berdasarkan tema
5. Siswa dapat mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi cerpen dengan menggunakan model sinektik.
C. MATERI PEMBELAJARAN Pengertian Cerpen (Cerita Pendek)
Seperti yang diketahui, cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuah cerita fiksi lalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas. Cerpen biasanya hanya mengisahkan cerita pendek tentang permasalahan yang dialami satu tokoh saja.
Cerpen juga bisa disebut sebagai fiksi prosa karena cerita yang disuguhkan hanya berfokus pada satu konflik permasalahan yang dialami oleh tokoh mulai dari pengenalah karakter hingga penyelesaian permasalahan yang dialami oleh tokoh. Cerpen juga terdiri tidak lebih dari 10.000 kata saja.
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Saat membaca cerpen biasanya sangat cepat selesai. Selain itu isi pada cerpen juga sangat mudah dipahami karena ceritanya yang relatif pendek. Oleh karena itu banyak orang yang suka dengan cerita yang singkat dan tidak rumit seperti pada cerpen.
Pada umumnya permasalahan yang dikisahkan pada cerpen tidak terlalu rumit.
Maka dari itu jumlah kata pada cerpen juga dibatasi. Biasanya cerpen terdiri dari berbagai kisah seperti genre percintaan, kasih sayang, jenaka, dan lain-lain. Pada cerpen juga mengandung pesan dan amanat untuk para pembaca.
Struktur Cerpen
Pada cerpen biasanya terdiri beberapa struktur yang diperlukan seperti elemen dasar dan tambahan abstrak. Struktur tersebut sangat diperlukan ketika menyusun sebuah cerpen. Berikut inilah beberapa elemen dasar untuk membangun sebuah cerpen:
1. Abstrak
Abstrak merupakan pemaparan gambaran awal dari cerita yang dikisahkan. Pada cerpen abstrak biasanya digunakan sebagai pelengkap cerita. Maka dari itu abstrak bersifat opsional atau bisa jadi tidak ada pada cerpen tersebut.
2. Orientasi
Pada orientasi cerpen biasanya menjelaskan tentang latar cerita seperti waktu, suasana, tempat/lokasi yang digunakan dalam penggambaran cerita cerpen.
3. Komplikasi
Komplikasi menjelaskan tentang struktur yang berkaitan dengan pemaparan awal suatu masalah yang dihadapi oleh tokoh. Watak dari tokoh juga dijelaskan pada bagian ini. Selain itu pada komplikasi juga menjelaskan urutan kejadian yang berhubungan dengan sebab akibat.
4. Evaluasi
Pada bagian evaluasi ini terjadi konflik masalah yang semakin memuncak.
Konflik mulai menuju bagian klimaks dan mendapatkan penyelesaian atas masalah yang terjadi.
5. Resolusi
Resolusi merupakan bagian akhir permasalahan yang terjadi pada cerpen. Pada bagian ini terdapat penjelasan dari pengarang mengenai solusi permasalahan yang dialami tokoh.
6. Koda
Koda merupakan nilai atau pesan moral yang terdapat pada sebuah cerpen yang disampaikan oleh penulis kepada para pembaca. Pesan moral yang disampaikan sesuai dengan jenis cerpen.
Fungsi cerpen
Pada umumnya cerpen memiliki cerita yang sangat singkat dan jelas. Namun cerpen juga memiliki fungsi seperti karya sastra lainnya. Berikut inilah yang termasuk dalam fungsi cerpen :
1. Fungsi rekreatif yaitu sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.
2. Fungsi estetis yaitu sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.
3. Fungsi didaktif yaitu sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan bermanfaat bagi para pembaca.
4. Fungsi moralitas yaitu sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk mengetahui baik buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.
5. Fungsi religiusitas yaitu sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.
Meskipun cerpen hanya memiliki kisah cerita yang singkat, akan tetapi memiliki makna dan pengetahuan yang terkandung dalam sebuah cerpen. Biasanya cerpen
memberikan nilai positif yang dapat diambil oleh pembacanya. Dengan begitu nilai positif tersebut dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri Cerpen
Sebuah cerpen memiliki ciri-ciri tertentu yang khas dimana ciri-ciri ini nantinya akan digunakan sebagai pembeda dari karya sastra lainnya. Berikut inilah ciri-ciri dari cerpen :
1. Pada umumnya cerpen bersifat fiktif atau berupa karangan dari penulis.
2. Cerpen memiliki susunan kata yang tidak lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
3. Saat membaca cerpen biasanya selesai dengan sekali duduk.
4. Cerpen memiliki bentuk cerita yang sangat singkat.
5. Cerpen memiliki diksi atau pilihan kata yang tidak rumit sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
6. Cerpen hanya memiliki alur cerita tunggal atau satu jalan cerita saja.
7. Kisah cerita pada cerpen biasanya berasal dari peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.
8. Karakter tokoh pada cerpen sangat sederhana.
9. Di akhir bagian biasanya terdapat pesan moral yang sangat mendalam sehingga membuat pembaca ikut merasakan kisah pada cerpen tersebut
Jenis-jenis Cerpen (Cerita Pendek)
Tidak selamanya semua cerita yang berukuran pendek dikategorikan dalam cerita pendek semuanya. Ada beberapa jenis dari cerita pendek / cerpen yang biasanya dibuat oleh penulis. Berikut ini berbagai jenis cerpen yang harus Anda ketahui :
Cerpen Pendek
Seperti yang kita ketahui, cerita pendek adalah jenis cerita yang kurang dari 10.000 kata panjangnya. Jenis pertama dari cerpen adalah Cerpen Pendek.
Dan seperti namanya, cerita pendek yang satu ini cenderung lebih pendek daripada jenis cerita pendek lainnya. Panjang kata dari Cerpen Pendek yaitu sekitar 500 hingga 700 kata.
Karangan fiktif yang satu ini biasanya digunakan untuk menjelaskan sebuah kejadian dengan bahasa yang singkat, padat, menarik perhatian, dan efektif. Bagian pembuka biasanya sangat sedikit, sekitar 1 hingga 2 paragraf, lalu masuk ke bagian konflik inti. Bagian akhir juga biasanya lebih sedikit daripada jenis cerpen lainnya.
Unsur intrinsik cerpen
Sebuah cerpen atau cerita pendek memiliki suatu unsur pembentuk yang harus ada di dalam cerpen itu sendiri. Unsur ini dinamakan dengan unsur intrinsik.
Unsur intrinsik akan membangun kisah cerita yang ingin disampaikan oleh penulis. Berikut inilah beberapa unsur intrinsik:
1. Tema
Sebuah cerpen harus memiliki tema cerita. Hal ini karena tema menjadi unsur utama yang ingin disampaikan penulis pada kisah ceritanya.
2. Alur atau Plot
Alur atau plot merupakan urutan peristiwa atau jalan cerita pada sebuah cerpen.
Pada umumnya alur pada cerpen diawali dengan perkenalan, konflik masalah, lalu
penyelesaian. Namun ada beberapa jenis alur cerita yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.
3. Setting
Setting merupakan penjelasan mengenai latar atau tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam cerpen tersebut.
4. Tokoh
Tokoh merupakan pemeran yang diceritakan dalam sebuah cerpen. Tokoh terdiri dari pemeran utama dan pemeran pendukung.
5. Watak
Watak merupakan gambaran sifat dari para pemeran. Watak terdiri dari tiga jenis yaitu protagonis (baik), antagonis (jahat) dan netral.
6. Sudut pandang atau point of view
Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang saat menceritakan kisah pada sebuah cerpen. Sudut pandang dibagi menjadi dua bentuk yaitu sudut pandang orang pertama yang terdiri dari pelaku utama (“aku” merupakan tokoh utama) dan pelaku sampingan (“aku menceritakan orang lain). Sedangkan sudut pandang orang ketiga terdiri dari serba tahu (“dia” menjadi tokoh utama) dan pengamat (“dia” menceritakan orang lain).
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral atau pelajaran yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Pesan moral yang disampaikan biasanya dalam bentuk tersirat maupun tersurat.
Berikut inilah beberapa unsur ekstrinsik pada sebuah cerpen:
1. Terdapat latar belakang dari pengarang. Biasanya latar belakang pada kisah cerpen berasal dari pengalaman pribadi pengarangnya. Namun tak jarang jika pengarang mengambil cerita dari kisah orang lain.
2. Terdapat latar belakang dari masyarakat. Latar belakang dari masyarakat ini akan membantu berlangsungnya jalan cerita. Biasanya juga mempengaruhi isi ceritanya juga.
3. Terdapat biografi yang memaparkan biodata, riwayat hidup dan pengalaman secara menyeluruh dan lengkap dari pengarangnya.
4. Terdapat aliran sastra yang mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan oleh penulis saat menyampaikan ceritanya.
5. Terdapat kondisi psikologis berupa keadaan senang, sedih, suka dan duka yang mempengaruhi mood penulis saat membuat sebuah cerita pendek.
D. METODE PEMBELAJARAN Sinektik
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Waktu
Kegiatan awal 1. Guru:
a. Mengucapakan salam pembuka
b. Memimpin doa sebelum pelajaran dimulai.
c. Mengecek kehadiran siswa satu persatu (presensi).
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menyampaikan cakupan materi pembelajaran mengenai karangan cerpen
15 Menit
Kegiatan inti
1. Siswa diberi penjelasan tentang unsur-unsur pembangun cerpen.
2. Siswa mendeskripsikan masalah atau kondisi saat ini dengan tema yang telah ditentukan.
a. Siswa mendeskripsikan masalah dengan tema
“Kegemaran” yang telah ditentukan oleh guru dan siswa mengenai apa yang sedang mereka pikirkan, ataupun mengingat peristiwa yang pernah mereka alami, sebagai awal untuk memancing kreativitas siswa dalam memunculkan ide-ide secara mandiri yang berhubungan dengan kehidupan nyata.
Setelah siswa mencari dan menemukan masalahnya, maka siswa akan berpikir tentang masalahnya itu.
b. Guru meminta siswa untuk membatasi
masalah tersebut dengan tidak keluar konteks dari tema yang ditentukan.
Contoh: mendeskripsikan masalah atau situasi berdasarkan pengalaman dengan tema “Seni dan Budaya”.
3.Analogi langsung.
a. Guru mengajak siswa pindah ke analogi analogi. Guru meminta siswa untuk membuat analogi langsung.
b. Siswa menuliskan analogi-analogi langsung berupa dua, tiga, atau lebih pengalaman atau masalah yang sedang siswa pikirkan dengan tema awal yang telah ditentukan.
c. Siswa diajak menjadi tokoh dalam masalah
atau pengalamannya tersebut. Misalnya, pengalaman pada saat
mengikuti pentas drama di sekolah, menyaksikan perlombaan seni tari, dan
pengalaman menyaksikan acara “lomba Tari” . Kemudian dari
masalah-masalah tersebut, akan dipilih salah satu masalah yang dirasa menarik untuk dijadikan bahan menulis cerpen. Setelah itu,
siswa diminta memilih anologi untuk dikembangkan kemudian siswa mengeksplorasi masalah tersebut.
1. Siswa membuat analogi personal.
Siswa diminta untuk membandingkan masalah atau
70 Menit
pengalaman yang telah mereka pikirkan.
Contoh masalah 1:
Tahun kemarin, saya ikut memeriahkan acara pementasan drama dalam rangka pelepasan kakak kelas. Acaranya berlangsung lancar. Dihadiri oleh orang tua dari kakak-kakak kelas.
Contoh masalah 2:
Pada bulan Desember tahun lalu, saya
menghadiri perlombaan seni tari. Semua penari menari dengan sangat gemulai. Kebetulan, adik saya juga ikut dalam perlombaan tersebut. Adik
membawakan tari Kipas dengan indah. Begitu juga dengan peserta lain. Mereka menarikannya dengan indah dan menghibur penonton.
Contoh masalah 3:
Waktu itu, saya berlibur ke rumah paman di Makassar. Malam harinya, saya diajak paman menyaksikan “lomba Menari”. Acara itu berlangsung sangat ramai, padat dengan orang orang. Ada orang tua, remaja, ada juga anak-anak.
Semua orang ikut menyambut acara itu dengan suka ria.
5. Siswa membuat konflik padat.
a. Siswa diminta mempertajam pandangan dan
pendapat mereka pada posisinya sebagai tokoh dari tiga atau lebih masalah yang
dikemukakan tersebut.
b. Siswa merefleksikan fakta-fakta yang sudah mereka uraikan dan guru menanyakan
perasaan yang dialami siswa setelah ia memposisikan diri ke dalam analoginya itu.
Misalnya melalui pertanyaan
“Bagaimana perasaan kamu saat mengikuti karnaval dengan mengenakan pakaian adat dari Papua?”, “Bagaimana perasaan kamu ketika ikut berpartisipasi dalam drama pada acara pelepasan kakak kelas?”, “Bagaimana perasaan kamu menyaksikan perlombaan seni tari?”, dan “Bagaimana perasaan kamu saat menyaksikan acara “lomba Menari”?”.
6. Siswa memutar kembali analogi langsung.
Siswa diminta berhenti sejenak terhadap tiga atau lebih pengalaman atau masalah, kemudian siswa
mengeksplorasi karakteristik analogi yang dipilihnya.
Misalnya, pengalaman yang dipilih adalah
perlombaan seni tari.
7. Siswa menuliskan analogi dari masalah atau pengalaman yang dipilihnya dalam bentuk cerpen.
Contohnya:
Pada bulan Desember tahun lalu, ada
perlombaan seni tari yang di selenggarakan di kota Makassar. Acara prlombaan tersebut dalam rangka PORSENI di Makassar. Pada
acara tersebut, saya hadir bersama ibu. Kami berdua hendak menyaksikan penampilan adik saya.
Adik saya kelas 5 SD. Dia mewakili sekolahnya dalam perlombaan itu. Sudah satu bulan lebih, adik rutin berlatih. Tari, adik menampilkan tari kipas.
Ada 22 peserta yang tampil menari. Tari mendapat giliran nomor 11. Setelah peserta nomor 10
tampil,giliran adik saya menari di panggung.
Saya dan ibu kagum menyaksikan penampilan Tari. Dia menari dengan lincah dan gemulai. Setelah selesai tampil, Tari mendapat sambutan meriah dan tepuk tangan dari penonton yang hadir. Teman teman sekolahnya ikut hadir untuk memberikan dukungan.
Kegiatan Penutup
1. Guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan pembelajaran.
2. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam penutup.
F. SUMBER BAHAN AJAR
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.
G. MEDIA PEMBELAJARAN a. Lembar kerja siswa b. Papan tulis
H. PENILAIAN
1. Teknik : penilaian hasil 2. Bentuk : tes uraian 3. Soal instrumen
Buatlah sebuah cerpen dengan ketentuan sebagai berikut.
Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.
a. Tema “ Kegemaran”.
b. Memperlihatkan unsur-unsur cerpen, yaitu tokoh, latar, alur, sudut pandang, dan gaya bahasa.
c. Menggunakan pilihan kata yang baik
d. Cerpen diberi judul yang menarik sesuai dengan tema.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Post-tes( kelompok Eksperimen dan Kontrol)
A. IDENTITAS
Satuan pendidikan :SMP Negeri 35 Makassar Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VIII/2 Alokasi Waktu : 2x 45 menit Standar Kompetensi
Menulis
16. Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen.
Kompetensi Dasar
16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)
Indikator
1. Memahami pengertian dan ciri-ciri cerpen.
2. Memahami aturan penulisan cerpen.
3. Memahami unsur-unsur cerpen.
4. Menyusun kerangka cerpen berdasarkan tema.
5. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi cerpen dengan menggunakan model sinektik.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat memahami pengertian dan ciri-ciri cerpen.
2. Siswa dapat memahami aturan penulisan cerpen.
3. Siswa dapat memahami unsur-unsur cerpen.
4. Siswa dapat menyusun kerangka cerpen berdasarkan tema.
5. Siswa dapat mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi cerpen dengan menggunakan model sinektik.
C. MATERI PEMBELAJARAN