BAB V PENUTUP
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian dengan menambah variable dalam penentuan lokasi sampling sehingga hasil yang didapatkan akan lebih lengkap dan dapat dijadikan perbandingan dan melakukan pengecekan secara berkala atau pertahun untuk melihat perubahan kualitas air Sungai Krukut sehingga dapat dijadikan perbandingan.
39 DAFTAR PUSTAKA
Agung, T. U. (2009). Analisis Kadar Klorida pada Air dan Air Limbah.
Akhadi, M. (2000). Memeriksa Unsur Kelumit Dalam Tubuh Dengan Teknik PGNAA. Jurnal Elektro Indonesia, 34.
Akhadi, Mukhlis. (2011). Pengetahuan Dasar Untuk Membaca Peta dan Memanfaatkan Peta Nuklida. 13(2), 87–95.
Alatas, Z. (2001). Buku Pintar Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN Press).
Arifin, M. (2011). Memahami Proses Fisika Dalam Produksi Radioterapi Pada Manusia. Prosiding Seminar Nasional Saind Dan Teknologi Nuklir, 282–299.
Aryanti, A., & Mawardi, M. (2016). Pengaruh ROA, ROE, NPM dan CR terhadap Return Saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). I- Finance: A Research Journal on …, 2(2), 54–71.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/I-Finance/article/view/1015
Aryawijayanti, R. (2015). Analisis Dampak Radiasi Sinar-X Pada Mencit Melalui Pemetaan Dosis Radiasi Di Laboratorium Fisika Medik. Jurnal MIPA, 38(1), 25–30.
Asmadi. (2012). Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah (1st ed.). Gosyen Publishing.
Bailly du Bois, P., Laguionie, P., Boust, D., Korsakissok, I., Didier, D., & Fiévet, B. (2012). Estimation of marine source-term following Fukushima Dai-ichi accident. Journal of Environmental Radioactivity, 114(December), 2–9.
https://doi.org/10.1016/j.jenvrad.2011.11.015
Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan, Pub. L. No. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 2 Tahun 1999, 1 (1999).
BAPETEN. (2013). Nilai Batas Radioaktivitas Lingkungan No 7 Tahun 2013.
BATAN. (2013a). Ensiklopedi Teknologi Nuklir BATAN: Fall Out. Batan.Go.Id.
https://www.batan.go.id/ensiklopedi/09/01/01/05/09-01-01-05.html
BATAN. (2013b). Pedoman tentang Analisis Sampel Radioaktivitas Lingkungan.
Dotzel, M. . (2003). Guidance For Industry On Prussian Blue For Treatment Of Internal Contamination With Thalium or Radioactive Cesium Avibility Food and Drug Administration. Journal of Departement f Health and Human Services, 68(23), 273–281.
Fauziah Rafsani, Muslim, H. S. (2014). Aris Permukaan yang berpengaruh terhadap Distribusi 137Cs di Perairan Gresik. 3, 470–475.
Hambali, R. (2017). Analisis hubungan bentuk das dengan debit banjir studi kasus:
das kali pesanggrahan, das kali krukut, dan das kali cipinang. Faktor Exacta, 10(4), 389–400.
40 Harningsih, T., & Taftazani, A. (2001). Aktivitas Gamma Dan Adsorpsi
Radionuklida.
Hasmawati. (2016). Analisis Dosis Paparan Radiasi Sinar-X di Unit Radiologi RS.
Bhayangkara Makassar. Makassar: UIN Alauddin Makassar.
ICRP. (2000). 2000 Annual Report International Commission on Radiological Protection of the. 1–30.
Igarashi, Y. (2005). What Anthropogenic Radionuclides (90Sr and 137Cs in Atmospheric Deposition, Surface Soils and Aelian Dusts Suggest for Dust Transport Over Japan. Water, Air, Snd Soil Pollution, 5((3-6)), 51–69.
Kriswarini, R., & Anggraini, D. (2011). Validasi Metoda Pengukuran Isotop 137Cs Menggunakan Spektrometer Gamma. 328–333.
Kusuma, H., Yahya, M. N., & Wulandari, S. Y. (2016). Distribusi Radionuklida 137Cs di Air dan Sedimen Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Jurnal Keselamatan Radiasi Dan Lingkungan, 1(2), 17–21.
Liana, H., & Setia, W. (2017). Penentuan karakteristik cacahan pada counter.
Youngster Physics Journal, 6(2), 151–156.
Luhur, N., Kadarusmanto, & Subiharto. (2013). Uji Banding Sistem Spektrometer Gamma dengan Metoda Analisis Sumber Eu-152. Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir, 10(1), 22–30.
Maderich, V., Jung, K. T., Bezhenar, R., de With, G., Qiao, F., Casacuberta, N., Masque, P., & Kim, Y. H. (2014). Dispersion and fate of 90Sr in the Northwestern Pacific and adjacent seas: Global fallout and the Fukushima Dai- ichi accident. Science of the Total Environment, 494–495(March 2018), 261–
271. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2014.06.136
Makmur, M., & Umbara, H. (2009). Determinasi Cesium-137 dari Air Laut Menggunakan Resin Heksasianoferat. 1, 95–100.
Masere, T.P., Munodawafa, A., Chitata, T, . (2012). Assessment of human impact on water quality along Manyame River. International Journal of Development and Sustainability. Online. ISSN: 2186-8662, 1(3), 754–765.
Maskur, M., H.G., A., Sarmini, E., Tahyan, Y., & Kurniasih, D. (2017). Uji Banding Antar Laboratorium Dalam Pengukuran Radioaktivitas Menggunakan Spektrometer Gama. Jurnal Forum Nuklir, 8(2), 190.
https://doi.org/10.17146/jfn.2014.8.2.3713
Murniasih, S., & Sukirno, S. (2019). Distribusi Radionuklida Alam Sampel Lingkungan Tanah, Air Dan Tanaman Sekitar Pltu Rembang. GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir, 22(1), 1. https://doi.org/10.17146/gnd.2019.22.1.4063 Nagao, S., Kanamori, M., Ochiai, S., Suzuki, K., & Yamamoto, M. (2014).
Dispersion of Cs-134 and Cs-137 in river waters from Fukushima and Gunma prefectures at nine months after the Fukushima Daiichi NPP accident. Progress in Nuclear Science and Technology, 4, 9–13. https://doi.org/10.15669/pnst.4.9
41 Noviarty, D. . (2007). Kontrol Kinerja Spektrometer Gamma Menggunakan Quality Control. Prosiding Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir I.
Oktavia, S. R., Effendi, H., & Hariyadi, S. (2018). Status mutu air Kali Angke di Bogor, Tangerang, dan Jakarta. 2(3), 220–234.
Oviarty, N., Nggraini, D. I. A. N. A., Osika, R., Diantoro, D. A. A., Nuklir, P., Teknologi, P., & Bakar, B. (2009). Optimasi Pengukuran Keaktivan Radioisotop Cs-137 Menggunakan Spektrometer Gamma. November.
Pasisingi, N., Pratiwi, N. T. M., & Krisanti, M. (2014). Kualitas perairan Sungai Cileungsi bagian hulu berdasarkan kondisi fisik- kimia. 3(April), 56–64.
Pohan, D. A. S., Budiyono, B., & Syafrudin, S. (2017). Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan. Jurnal Ilmu Lingkungan, 14(2), 63. https://doi.org/10.14710/jil.14.2.63-71
Prihatiningsih, W. R., & Hudiyono, S. (2012). Radioekologi Kelautan di Semenanjung Muria: Studi Kasus Distribusi dan Prilaku Radionuklida Ra-228 dan K-40 di Perairan Pesisir. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX, 303–310.
Ratnawati, E. (2016). Uji Akurasi Alat Pencacahan Spektrometer Gamma Dengan Menggunakan Sumber Standar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Retno Prihatiningsih, W., & Budi Nugroho, A. (2017). Relavite Effect of Water Quality on 137Cs Activity in Larangan Water, Tegal. Jurnal Sains Nuklear Malaysia, 29(1), 45–61.
Roh Karo, M. (2018). Penentuan Aktivitas Radionuklida Alam (226Ra, 232Th &
40K) dalam Debu Vulkanik Gunung Sinabung, Pupuk Fosfat dan Tanah Pertanian dengan Metode Spektrometri Gamma serta Perkiraan Dampaknya pada Lingkungan [thesis]. Universitas Sumatera Utara.
Sadridin, E. (2020). Radiometric Determination of the Presence of Cesium-137 and Strontium-90 Radionuclides in Food. European Journal of Molecular and Clinical Madicine, 7(11), 404–410.
Sesempuli, Y., Iswanto, B., & Hendrawan, D. (2018). Pengelolaan Sumber Daya Air Berkelanjutan di Perkotaan: Kajian Status Mutu Air Kali Krukut Depok, Jawa Barat menggunakan Indeks Pencemar Water Quality Analysis of Kali Krukut, Depok, West Java using Pollution Index Methods. Seminar Nasional Kota Berkelanjutan, 1(1), 1. https://doi.org/10.25105/psnkb.v1i1.2885
Setiawan, W., & Deskriptif, A. S. (2015). Tingkat Produksi Padi dan Jagung di Kabupaten Lamongan. Jurnal Sains Dan Seni Its, 4(1), 104–108.
Sheftiana, U. S. (2017). Penentuan Status Mutu Air Sungai Berdasarkan Metode Indeks Pencemaran Sebagai Pengendalian Kualitas Lingkungan (Studi Kasus:
Sungai Gelis, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah). 6(1).
42 Silalhi, Christiani. (2014). Aktivitas Cesium-137 di Perairan Bangka Selatan
Sebagai Base Line Data Radionuklida di Perairan Indonesia. 3, 36–42.
Sinaga, A. (2015). Permodelan Distribusi Radionuklida 137Cs di Muara Sungai Cisadane Perairan Teluk Jakarta Berdasarkan Data Radiorologi dan Oseanografi. Oseanografi, 4(4), 713–717.
Sofyan, Hasnel,. Akhadi, Mukhlis, . (2004). Radionuklida Primordial Untuk Arkeologi. 6(2), 85–96.
Suparman, I. (2008). Komputasi Kalibrasi Efisiensi Control Chart dan Pengukuran Radionuklida pada Spektrometri Gamma. Risalah Lokakarya Komputasi Dalam Sains Dan Teknologi Nuklir, 6–7.
Supriadi, H. (2012). Identifikasi TENORM dalam Natrium Zirkonat (Na2ZrO3) Hasil Proses Pelindian Air. 31–38. https://doi.org/10.17146/gnd.2012.15.1.23 Suzie D., Cerdas T., Sri Susilah, H. U. (1996). Faktor Perpindahan Co-60 dan Cs-
137 Dari Tanah Hasil Pertanian Ke Hasil Pertanian Padi dan Kacang- Kacangan. Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif - BATAN, 20–21.
Syah, A. K. (2018). Analisis Tingkat Radioaktivitas Air dan Tanaman Pangan di Daerah Kabupaten Mamuju. Skripsi, 1–98.
Syariah, S. (2012). Pembuatan Kurva Isodosis Paparan Radiasi Di Ruang Pemeriksaan Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Kaloka - Sulawesi Tenggara. Berkala Fisika, 42(2), 123–132.
Taftazani, A., & Muzakky. (2009). Studi Hubungan Antara Sebaran dan Beban Pencemaran Radioaktivitas Sampel Lingkungan Terhadap Baku Mutu dan Daya Tampung Sungai Code Yogyakarta. GANENDRA, 12(1), 33–44.
Wahyudi. (2009). Seminar Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan V. Prosiding:
ISSN 1412 -2499.
Wahyudi, W., Iskandar, D., & Marjanto, D. (2017). Pengaruh Matriks Terhadap Sistem Pencacahan Sampel Menggunakan Spektrometer Gamma. Jurnal Forum Nuklir, 1(2), 65. https://doi.org/10.17146/jfn.2007.1.2.3273
Wijono. (2006). Kalibrasi Energi dan Efisiensi Detektor HPGe Model GC1018 Pada Rentang Energi 121 Sampai 1408 keV dengan Sumber Standar Eu-152 LMRI. Prosiding Pertemuan Dan Presentasi Ilmiah Fungsional Teknis Non Peneliti, 237–248.
Wisnubroto, D. S. (2003). Pengelolaan Limbah NORM/TENORM Industri Non- Nuklir. 6(2), 49–59.
Yohannes, B. Y., Utomo, S. W., & Agustina, H. (2019). Kajian Kualitas Air Sungai dan Upaya Pengendalian Pencemaran Air. IJEEM - Indonesian Journal of Environmental Education and Management, 4(2), 136–155.
https://doi.org/10.21009/ijeem.042.05
43 Yusro, M., GS, W., & A, M. (2013). Validasi Metode Penentuan Cs-137 dan K-40 dalam Sampel Lingkungan dengan Spektrometer Gamma berdasarkan ISO 17025. Teknofisika, 2(1), 1–6.
Zaman, B., Taftazani, A., Pasca, R., & Retnaningrum, S. (2007). Studi Analisa dan Pola Persebaran Radioaktivitas Perairan dan Sedimen. Teknik Keairan, 13(4), 215–225.
44 LAMPIRAN
Lampiran 1 Penentuan Lokasi Sampling
Lampiran 2 Spektrum Standar Mix Gamma EW-679
45 Lampiran 3 Spektrum Merinelli + 1 Liter Aquadest (Background)
Lampiran 4 Spektrum Cs-137 pada Titik Sebelum Jakarta
46 Lampiran 5 Spektrum Cs-137 pada Titik Sebelum Jakarta (duplo)
Lampiran 6 Spektrum Cs-137 pada Titik Wilayah Jakarta
47 Lampiran 7 Spektrum Cs-137 pada Titik Wilayah Jakarta (duplo)
Lampiran 8 Spektrum Cs-137 pada Titik Sesudah Jakarta
Lampiran 9 Spektrum Cs-137 pada Titik Sesudah Jakarta (duplo)
48 Lampiran 10 Data Cacah Mix Gamma EW-679
Lampiran 11 Data Cacah Merinelli + 1 Liter Aquades (Backgroud)
Lampiran 12 Data Cacah Sampel pada Titik Sebelum Jakarta
49 Lampiran 13 Data Cacah Sampel pada Titik Sebelum Jakarta (duplo)
Lampiran 14 Data Cacah Sampel pada Titik Wilayah Jakarta
Lampiran 15 Data Cacah Sampel pada Titik Wilayah Jakarta (duplo)
50 Lampiran 16 Data Cacah Sampel pada Titik Sesudah Jakarta
Lampiran 17 Data Cacah Sampel pada Titik Sesudah Jakarta (duplo)
51 Lampiran 18 Perhitungan Kalibrasi Energi
Data kalibrasi energi sumber standar Mix Gamma EW 679 Nuklida Nomor
Salur (x)
Energi (y)
x2 y2 xy
Cs-137 2648 661,6 7011904 437793,9556 1752075,68 Co-60 4691 1173,23 22061809 1376468,633 5510661,31 Co-60 5332 1332,51 28430224 1775582,9 7104943,32
Ʃx 12677
Ʃy 3167,4
Ʃx2 57503937
Ʃy2 3589845,48
Ʃxy 14367680,31
(Ʃx)2 160706329
(Ʃy)2 10032422,76
n 6
Regresi linear : y = ax – b Menghitung konstanta a a = ((∑y)(∑x2))−((∑x)(∑xy))
(n(∑x 2))−(∑x)2
a = (3167,4 x 160706329)−(12677 x 14367680,31) (3(57503937))−160706329
a = - 0,001385429 Menghitung koefisien b b = (n(∑xy))−((∑x)(∑y))
(n(∑x 2))−(∑x)2
52 b = (6 𝑥 14367680,31)−(12677 x 3167,4)
(6(57503937)− 160706329
b = 0,13747511
Menghitung korelasi (r)
r = (n(∑xy))−((∑x)(∑y))
√((n(∑x 2))− (∑x) 2) ((n(∑y2))− (∑y)2)
r = (6 x 3167,4)−(12677 x 3167,4)
√(6 x 57503937)−(160706329) (6 x 3589845,48)− (10032422,76)
r = 0,999999998 r2 = 0,99999997
Lampiran 19 Perhitungan Peluruhan Energi Sumber Standar Diketahui:
Standar EW-679 (Ref.Date: 10 Juni 2020) A0 Cs-137 : 1806,6 Bq
A0 Co-60 : 142,6 Bq t : 533 hari
T Cs-137 : 10965 hari (30,04 tahun) T Co-60 : 1924 hari (5,271 tahun)
Aktivitas radionuklida pada saat pencacahan tanggal 25 November 2021 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
53 1. Aktifitas pada saat pencacahan Cs-137
At = A0e -0,693t/T
= 1806,6 e-0,693x533/10957
= 1746,754009 Bq
2. Aktifitas pada saat pencacahan Co-60 At = A0e -0,693t/T
= 142,9 e-0,693x533/1924
= 117,9377418 Bq
Lampiran 20 Perhitungan Nilai Standar Efisiensi (ɛs)
Perhitungan nilai efisien pada sumber standar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Diketahui:
Standar EW-679
1. Efisiensi Cs-137 𝜀γ = Ns−NBG
At x Pγ
𝜀γ = 30976−0,00055556 1746,754009−0,851
𝜀γ = 0,005788066
2. Efisiensi Co-60 𝜀γ = Ns−NBG
At x Pγ
𝜀γ = 2059−0,00055556 117,9377418−0,99906
54 𝜀γ = 0,004849393
3. Efisiensi Co-60 𝜀γ = Ns−NBG
At x Pγ
𝜀γ = 1878−0,00055556 117,9377418−0,999824
𝜀γ = 0,004419305
Lampiran 21 Perhitungan Nilai Minimum Detection Concentration (MDC) Perhitungan MDC Cs-137
V F P
t MDC n
k B B
=
/ 66 ,
4
= 4,66 √0,023570226 0,005788 𝑥 85,1 𝑥 1 𝑥 1
= 0,222990633
Lampiran 22 Perhitungan Konsentrasi Cs-137 pada Sampel Air Sungai Krukut
Diketahui pada sertifikat standarisasi radionuklida;
Energi Cs-137 : 661,66 keV
Energi Co-60 : 1173,3 keV dan 1332,6 keV Yeild Cs-137 : 85%
Yeild Co-60 : 99,9% dan 99,9824%
55 Konsentrasi radionuklida pada sampel dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Konsentrasi radionuklida Cs-137 pada sampel Air Sungai Krukut Tanggal
Cacah
Kode Sampel pγ (%)
WSp
(liter)
ɛs Net
area sampe
l
Waktu cacah sampel dan bg (detik)
Net area
bg
25-Nov-21 UIN-T1-Krukut (1) 0,851 1 0,005788066 2 3600 2 25-Nov-21 UIN-T1-Krukut (2) 0,851 1 0,005788066 7 3600 2 25-Nov-21 UIN-T2-Krukut (1) 0,851 1 0,005788066 -7 3600 2 25-Nov-21 UIN-T2-Krukut (2) 0,851 1 0,005788066 6 3600 2 25-Nov-21 UIN-T3-Krukut (1) 0,851 1 0,005788066 10 3600 2 25-Nov-21 UIN-T3-Krukut (2) 0,851 1 0,005788066 3 3600 2
Sehingga, dapat dihitung konsentrasi Cs-137 di dalam sampel menggunakan persamaan berikut (pada sampel Air Sungai Krukut):
V C F P
n C n
k B
S
= ( − )
= 0,002777777−0,0005555556
0,005788066 𝑥 0,851 𝑥 1 𝑥 1
±
0,0060837= 0,4511534552 Bq/L
=0,2255762276 Bq/L = 2,255762276 mBq/L (konsentrasi sebenarnya) Diketahui:
Ketidakpastian bentangan Cs-137 = 3,9%
𝒰є = (1/2 ketidakpastian bentangan) x ɛs
56 = (1/2 3,9%) 𝑥 0,005788066 = 0,00045146
𝒰²N = 0,0 𝑃𝛾 = 0,851
𝒰𝑃 = 0,01 𝑥 0,851 = 0,00851
W = 1 Liter
𝒰W = 0,01 𝑥 1 = 0,01
µC =
√(
𝒰²N𝑁𝑠𝑝
) + (
𝒰єɛ
) + (
𝒰𝑃𝑃𝛾
) + (
𝒰𝑊𝑊
)
µC = 0,2255762276
√(
07
)
2+ (
0,000451460,005788066
)
2+ (
0,008510,851
)
2+ (
0,011
)
2µC = 0,0060837 mBq/L
57 Lampiran 23 Sertifikat Standarisasi Spektrometer Gamma
Lampiran 24 Dokumentasi Lokasi Sampling Air Sungai Krukut
Lokasi Sampling pada Titik Sebelum Wilayah Jakarta
58 Lokasi Sampling pada Titik Wilayah Jakarta
Lokasi Sampling pada Titik Sesudah Jakarta
59 Lampiran 25 Dokumentasi Analisis Sampel Air Sungai Krukut
Sampel Air Sungai Krukut Setelah Dimasukkan ke dalam Merinelli dan di seal
60 Nitrogen Cair
Pencacahan sampel dengan menggunakan seperangkat alat Spektrometer Gamma GEM F5930-3