BAB V........................................................................................................................ 48
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan genotipe CG11 dan dosis pupuk silika cair 3 – 15 l/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Aidah, S, N. 2020. Bisnis Jagung Manis. Yogyakarta: Penerbit KBM Indonesia.
Akbar, O. S., dan D. E. Munandar. 2023. Pengaruh Pemberian Silika Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Pulut (Zea mays Ceratina L.) Varietas Lokal Bojonegoro. Jurnal Berkala Ilmiah Pertanian 6(2): 91-97.
Amas, A. N. K., M. Y. Hardiansyah., Y. Musa., dan A. R. Amin. 2021. Indeks Toleran Beberapa Genotipe Jagung Hibrida (Zea mays L.) terhadap Cekaman Nitrogen. Jurnal Biology Science and Education 10 (2): 121 – 126.
Amrullah., D. Sopandie., Sugianta., dan A. Junaedi. 2014. Peningkatan Produktivitas Tanaman Padi (Oryza sativa L.) melalui Pemberian Nano Silika. Jurnal Pangan 23(1): 17-32.
Amzeri, A., A. Djunaedy., R. A. S. Zaed., D. Ardianzah., dan K. Badami. 2018. Uji Daya Hasil Pendahuluan Kandidat Jagung Hibrida Madura. Jurnal.
Agrovigor 11(2): 120 – 127.
Analianasari., dan M. Zaini. 2016. Pemanfaatan Jagung Manis dan Kulit Buah Naga Untuk Olahan Mie Kering Kaya Nutrisi. Jurnal Penelitian Pertanian 16(2): 123-131.
Apliza, D., M. Ma’shum., Suwardji., dan V. J. Wargadalam. 2021. Pemberian Pupuk Silikat dan Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan, Kadar Brix, dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Jurnal Pendidikan IPA 6(1): 16-24.
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tanaman, 2019. Hindari Ulat Tentara, Pakai Pupuk Silika di Tanaman Jagung.
https://bbpopt.tanamanpangan.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 5 Januari 2023.
Bimasri, J., dan N. Murniati. 2022. Remediasi Tanah Ultisol dengan Biosilika untuk Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max). Jurnal Budidaya Pertanian 18(1): 67-73.
Candra, S, D., Ngatimun., dan J. Suharsono. 2020. Aplikasi Nano Silika Pada Tanaman. Probolinggo: LPPM UPM.
Djufry, F., dan A. Kasim. 2011. Pengujian Galur-Galur Jagung Toleran Kekeringan di Papua. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua.
Seminar Nasional Serealia.
Edy. 2022. Pengantar Teknologi Budidaya Tanaman Serealia Jagung dan Padi.
Yogyakarta: Nas Media Pustaka.
Fiqriansyah, M., S. A. Putri., R. Syam., A. S. Rahmadani., T. N. Frianie., S.
Anugrah., Y. I. Sari., A. N. Adhayani., Nurdiana., Fauzan., N. A., Bachok., A. M. Manggabarani., dan Y. D Utami. 2021. Teknik Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays) dan Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). Makasar:
Penerbit Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Fitri, R. Y., Ardian., dan Isnaini. 2017. Pemberian Vermikompos pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Jurnal JOM Faperta 4(1): 1-15.
Fitriyah, N dan M. A. Prayogo. 2021. Studi Efektivitas Pemberian Pupuk Silika (Si) terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) di Era New Normal. Jurnal Buana Sains 21(2): 81-88.
Hafsah, S., R. Ekasara., dan Firdaus. 2020. Karakterisasi dan Uji Daya Hasil Lima Genotipe Jagung Manis (Zea mays L. var saccharata). Jurnal Agrium 17(2): 80-85.
Hayati, M, D, N., A. D. Rosanti., dan P. S. Utomo. 2021. Pengaruh Dosis Pupuk Nonsilika Sekam Padi Pada Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis (Zea mays sacharata Sturt L.). Jurnal Cemara 18(2): 46-54.
Hilal, M., dan M. Surahman. 2015. Daya Hasil dan Kualitas Jagung Manis Genotipe SD3 dengan Empat Varietas Pembanding di Kabupaten Bandung. Buletin Agrohorti 3(3): 316 – 322.
Hutasoit, R. I., M. Choizin., dan N. Setyowati. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Delapan Genotipe Jagung Manis yang Dibudidayakan Secara Organik di Lahan Rawa Lebak. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 22 (1): 45 – 51.
Indriyani, L., Sutarno., dan Sumarsono. 2021. Pengaruh Dosis Unsur Hara Mikro Zinc (Zn) pada Dua Jenis Pupuk Kandang terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Agro Complex 5(1): 66- 73.
Juita, R., Y. Pamandungan., dan E. F. Lengkong. 2022. Karakterisasi Tanaman Jagung Ungu F2 dan Biji F3 (Zea mays L.) Hasil Bersari Bebas Jagung Manado Kuning dengan Jagung Ungu. Jurnal Agroteknologi Terapan 3 (1): 63 – 74.
Khairiyah., S. Khadijah., M. Iqbal., S. Erwan., Norlian., dan Mahdiannoor. 2017.
Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata
Sturt) terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati pada Lahan Rawa Lebak. Jurnal Ziraa’ah 42(3): 230-240.
Laksmita, A, P., S. W. A. Suedy., dan S. Parman. 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Nanosilica terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Serat Kasar Tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum Schum.) sebagai Bahan Pakan Ternak. Buletin Anatomi dan Fisiologi 3(1): 29-38.
Laksono, R, A., W. S. Nurcahyo., dan M. Syafi’i. 2018. Respon Pertumbuhan dan Hasil Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt. L) Akibat Takaran Bokashi pada Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) di Kabupaten Karawang. Jurnal Kultivasi 17(1):608-616.
Nazirah, L., I. Zuhra., dan H. Satriawan. 2022. Uji Potensi Pertumbuhan Beberapa Varietas Tanaman Jagung (Zea mays) di Kabupaten Bireuen. Jurnal Agrotek UMMAT 9(1): 51-64.
Ningsih, N., D., N. Marlina., dan E. Hawayanti. 2015. Pengaruh Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal. Klorofil 10(2): 93 – 100.
Nurfirmansah, A, P., K. Pirngandi., dan M. Syafir. 2022. Keragaan Karakter Morfologi dan Daya Hasil Beberapa Calon Hibrida Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) MS-UNSIKA. Jurnal Agrotek Indonesia 7(2): 54- 59.
Nurita, F. D., dan Yuliani. 2023. Pengaruh Kombinasi Auksin dan Giberelin terhadap Pertumbuhan dan Partenokarpi pada Tanaman Terung (Solanum melongena var. Gelatik). Jurnal LenteraBio 12(3): 457-465.
Nurmala, T., W. Priando., dan M. Rachmady. 2018. Pengaruh Kondisi Genangan dan Pemupukan Silika terhadap Hasil dan Kualitas Hasil Padi Dua Kultivar Poso. Jurnal Kultivasi 17(2): 664-669.
Oktarina., M. I. Wahyudi., dan B. Tripama. 2021. Komparasi Tingkat Serapan Si pada Beberapa Jenis dan Metode Aplikasi Pupuk Si Serta Implikasinya Terhasap Peningkatan Produktivitas dan Ketahanan Alami Tanaman Jagung (Zea mays). Jurnal Agroqua 19(1): 143-158.
Oktaviani, W., L. Khairani., dan N. P. Indriani. 2020. Pengaruh Berbagai Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) terhadap Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, dan Kandungan Lignin Tanaman Jagung. Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan 2(2): 60-70.
Pradnyawathi., dan N. H. Made. 2012. Evaluasi Galur Jagung SMB-5 Hasil Seleksi Massa Varietas Lokal Bali “Berte” Pada Daerah Kering. Jurnal Agroteknologi Fak Pertanian 12(1): 106-115.
Priyanto, S. B., M. Azrai., dan M. Syakir. 2018. Analisis Ragam Genetik, Heritabilitas, dan Sidik Lintas Karakter Agronomik Jagung Hibrida Silang Tunggal. Jurnal Informatika Pertanian 27(1): 1-8.
Pujowati, P., M. Ridwan., Rusdiansyah., dan Sofian. 2019. Respons Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi (Zea mays L.) dengan Penambahan Berbagai Dosis Pupuk Eceng Gondok dengan Aktivator Trichoderma sp.. Jurnal.
Agroteknologi Tropika Lembap 2(1): 8 – 14.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2021. Analisis Kinerja Perdagangan Jagung. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral Kementrian Pertanian.
Puspita, G. W., I. W. Sudika., dan J. Priyono. 2018. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pupuk Silikat terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Populasi Jagung (Zea mays L.) Jurnal Agroteknologi 2(1): 1-18.
Ramdhini, R. N., A. I. Manalu., I. P. Ruwaida., P. L. Isrianto., N. H. Panggabean., S. Wilujeng., I. Erdiandini., S. R. F. Purba., E. Sutrisno., I. L. Hulu., S.
Purwanti., B. Utomo., dan D. R. Surjaningsih. 2021. Anatomi Tumbuhan.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Riwandi., M. Handajaningsih., dan Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. Bengkulu: UNIB Press.
Rohaniatun., A. M. Oklima., dan I. W. Ayu. 2021. Pengaruh Biochar Sekam Padi dan Pupuk Silikat Cair terhadap Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharate Sturt. L) Di Lahan Kering. Jurnal Agroteknologi 1(1): 1-11.
Rustini., A. Yuniarti., dan Y. Machfud. 2018. Aplikasi Pengkombinasi Pupuk Sintetis dan Pupuk Cair untuk Meningkatkan Hasil Panen Padi. Jurnal Penelitian Saintek 23(2): 65-75.
Samah, E. 2021. Simbiosis Cendawan Mikoriza Abuskula dengan Tumbuhan Budidaya. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sari, H. P., Suwarto., dan M. Syukur. 2013. Daya Hasil 12 Hibrida Harapan Jagung Manis (Zea mays L. var. saccharata) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Buletin Agrohorti 1(1): 14-22.
Sari, R. E., dan S. Hafsah. 2022. Korelasi Korelasi Antar Karakter Pertumbuhan dan Hasil Lima Genotipe Jagung Manis (Zea mays L. var saccharata).
Jurnal Agrotek Lestari 8(2): 159-167.
Selvia, I, N. 2021. Pemuliaan Tanaman. Medan: FST UIN Sumatera Utara Medan.
Shafirna, F. D., N. R. Mulyana., N. Rahmadhana., F. D. Nurita., Y. S. Rahayu., dan S. K. Dewi. 2021. Perbandingan Aktiivitas Auksin Alami dengan Auksin Sintetis terhadap Pertumbuhan Akar Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Secara Hidroponik. Prosiding Seminar Nasional Biologi (SEMNAS BIO 2021), Padang: 26 Juni 2021. Hal 725-733.
Simarmata, D. V. S., dan A. S. Karyawati. 2020. Tanggapan Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Jagung Manis terhadap Pemberian Nitrogen. Jurnal Produksi Tananman 8(10): 961-974
Siswati, A., N. Basuki., dan A. N. Sugiharto. 2015. Karakteristik Beberapa Galur Inbrida Jagung Pakan (Zea mays L.). Jurnal Produksi Tanaman Produksi Tanaman 3(1): 19-26.
Sugiyanta., I. M. Dharmika., dan D. S. Mulyani. 2018. Pemberian Pupuk Silika Cair untuk Meningkatkan Pertumbuhan, Hasil, dan Toleransi Kekeringan Padi Sawah. Jurnal Agron 46(2): 153-160.
Suharsono., dan Murikah. 2019. Meningkatkan Produksi Padi Sengan Aplikasi Pupuk Silika Cair. Diakses melalui http://cybex.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 6 Januari 2023.
Supriyanta, B., N. G. Firdaus., dan Basuki. 2020. Pendugaan Daya Gabung Umum dan Daya Gabung Khusus Persilangan Beberapa Galur Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.). Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Yogyakarta 2020, Yogyakarta: 14 Oktober 2020. Hal 32-41.
Surtinah. 2012. Korelasi Antara Waktu Panen dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal. Ilmiah Pertanian 9(1): 1 – 6.
Sutoro. 2015. Determinan Agronomis Produktivitas Jagung (The Agronomic Factors Determining Maize Productivity). Jurnal IPTEK Tanaman Pangan 10(1): 39-46.
Syamsia., dan A. Idhan. 2019. Produksi Benih Jagung Hibrid. Makassar: Nas Media Pustaka.
Syahputri, W. W., H. Setiado., dan K. Lubis. 2018. Studi Karakteristik Jagung Introduksi dan Beberapa Varietas Jagung Lokal. Jurnal Agroteknologi FP USU 6(2): 209-214.
Syukur, M., S. Sriani., dan Y. Rahmi. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Syukur, M., dan A. Rifianto. 2013. Jagung Manis. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tangdirapak, E. 2019. Pemupukan dan Fungsinya Bagi Tanaman.
http://cybex.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 13 Januari 2023.
Taufiq, F., B. A. Kristanto., dan F. Kusmiyati. 2020. Pengaruh Pupuk Silika Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kedelai pada Tanah Salin. Jurnal Penelitian Agronomi 22(2): 88-93.
Tjirosoepomo, G. 2017. Taksonomi Umum. Yogyakarta: UGM Press.
Wardono, A. 2020. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Jaringan Tanaman dengan Inovasi Mikroskop Digital Buatan Sendiri. Syntax Idea 2(4): 125-137.
Wartapa, A., M. Slamet., K. Ariwibowo., dan S. Hartati. Teknik Budidaya Jagung (Zea mays L) untuk Meningkatkan Hasil. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang 26(2): 1-13.
Wigathendi, A. E., A. Soegianto., dan A. N. Sugiharto. 2014. Karakteristik Tujuh Genotip Jagung Manos (Zea mays saccharata Sturt.) Hibrida. Jurnal Produksi Tanaman 2(8): 658-664.
Yukamgo, E., dan N. W. Yuwono. 2007. Peran Silikon Sebagai Unsur Bermanfaat Pada Tanaman Tebu. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 7(2): 103-116.
Yuniarti, A., T. Nurmala., E. Solihin., dan N. Syahfitri. 2017. Pengaruh Dosis Pupuk Silika Organik terhadap Silika Tanah dan Tanaman, Pertumbuhan dan Hasil Hanjeli (Coix lacrymajobi L.). Jurnal Agrosains dan Teknologi 2(2): 81-94.
Yuranto, S., Basuki., dan Lagiman. 2018. Sifat Agronomi dan Potensi Hasil 17 Genotip Jagung Hibrida. Jurnal Agrivet 25(2): 1-9.
Yuwariah, Y., D. N. Putri., D. Ruswandi., F. Y. Wicaksini., dan D. Esperanza. 2022.
Karakter Agronomi Beberapa Jagung Hibrida Padjadjaran dan Hubungannya dengan Hasil di Dataran Medium. Jurnal Kultivasi 21 (2):
231-238.
Zahro, J., dan L. Soetopo. 2019. Evaluasi Keseragaman pada Sembilan Galur Jagung Manis (Zea mays L. saccharata Sturt) Generasi S5. Jurnal Produksi Tanaman 4 (7): 652-659.
Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Jakarta: PT Bumi Aksara.
56 LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran I. Deskripsi Jagung Manis Varietas Sweet Boy Nomor : 456/ Kpts / SR. 120/ 12/ 2005
Golongan varietas : Hibrida silang tunggal F 2139 X M 2139 Umur mulai berbunga : 51 – 59 hari setelah tanam
Umur mulai panen : 69 – 82 hari setelah tanam Bentuk tanaman : tegak
Tinggi tanaman : 184 cm Tinggi tongkol : 89 cm
Kerebahan : tahan
Batang : hijau, kokoh
Warna daun : hijau gelap Bentuk daun : agak terkulai Bentuk malai (tassel) : besar terbuka Warna sekam (glume) : hijau pucat Warna malai (anther) : kuning pucat
Warna rambut : kuning
Ukuran tongkol : panjang 18,9 cm; diameter 4,8 cm Berat per tongkol : 338 g
Jumlah tongkol per tanaman : 1
Warna biji : kuning cerah dan mengkilat Baris biji : lurus terisi penuh
Jumlah baris biji : 14 – 16 baris
Kadar gula : 12,1 brix
Berat 1.000 biji : 124,5 g
Hasil : 18,0 ton/ha
Keterangan : beradaptasi baik di dataran rendah sampai sedang Pengusul / Peneliti : PT. Benihinti Suburintani / Nasib W.W., Putu
Darsana dan Setio Giri
Lampiran II. Tata Letak Percobaan
BLOK III BLOK II BLOK I
V3S2 V1S2 V1S4 V2S1 V2S2 V1S4
V2S2 V3S4 V3S3 V1S1 V1S2 V3S2
V1S3 V2S1 V2S3 V3S4 V3S4 V2S1
V1S4 V2S3 V3S2 V1S3 V1S1 V3S1
V2S4 V3S1 V1S2 V2S2 V2S3 V1S3
V3S3 V1S1 V2S4 V3S1 V2S4 V3S3
Keterangan : V1 : CG11 V2 : 2B11 V3 : Sweet Boy S1 : 0 l/ha S2 : 6 l/ha S3 : 9 l/ha S4 : 12 l/ha
1020 cm
2100 cm
30 cm 75 cm
50 cm
Lampiran III. Tata Letak Tanaman dan Sampel Tanaman
o o o o x o x o o o
o o o x o x o o o o
Keterangan :
o : Tanaman Jagung Manis x : Tanaman Sampel
30 cm 70 cm
120 cm
300 cm
Lampiran IV. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Silika Cair Panjang Petak per Unit Percobaan = 3 m
Lebar Petak per Unit Percobaan = 1,2 m Luas Petak per Unit Percobaan = 3,6 m2
Volume Semprot = 400 l/ha
Dosis Perlakuan S1 = 0 l/ha
Dosis Perlakuan S2 = 6 l/ha
Dosis Perlakuan S3 = 9 l/ha Dosis Perlakuan S4 = 12 l/ha
Kebutuhan Air = 400 𝑙/ℎ𝑎
10.000 𝑚2 x 𝑋1
3,6 𝑚2
= (400 𝑥 3,6) 10.000
= 0,144 L = 144 ml
Pupuk silika cair dilakukan 3 kali pada tanaman umur 2, 5, 8 MST
Kebutuhan Pupuk Silika Cair Setiap Sekali Perlakuan 1. 0 l/ha
2. 6 l/ha, setiap sekali perlakuan 6 l/ha : 3 = 2l/ha 2 l/ha = 2000 ml/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 2000
= 0,72 ml/petak unit percobaan 3. 9 l/ha, setiap sekali perlakuan 9 l/ha : 3 = 3 l/ha
3 l/ha = 3000 ml/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 3000
= 1,08 ml/ petak unit percobaan 4. 12 l/ha, setiap sekali perlakuan 12 l/ha : 3 = 4 l/ha
4 l/ha = 4000 ml/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 4000
= 1,44 ml/petak unit percobaan
Lampiran V. Perhitungan Kebutuhan Pupuk Panjang Petak per Unit Percobaan = 3 m Lebar Petak per Unit Percobaan = 1,2 m Luas Petak per Unit Percobaan = 3,6 m
1. Pupuk Dasar Kompos
Dosis = 10 ton/ha = 10000 kg/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 10000
= 3,6 kg/petak unit percobaan
2. Pupuk Dasar Urea Dosis = 100 kg/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 100
= 0,036 kg = 36 gr/petak unit percobaan 3. Pupuk Dasar SP-36
Dosis = 100 kg/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 100
= 0,036 kg = 36 gr/petak unit percobaan
4. Pupuk Dasar KCL Dosis = 50 kg/ha
Kebutuhan Petak per Unit Perobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 50
= 0,018 kg = 18 gr/petak unit percobaan
5. Pupuk Susulan NPK 2 MST Dosis = 200 kg/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 200
= 0,072 kg = 72 gr/petak unit percobaan
6. Pupuk Susulan NPK 6 MST Dosis = 200 kg/ha
Kebutuhan Petak per Unit Percobaan = Luas Petak
Luas 1 Hektarx Kebutuhan pupuk per Ha = 3,6
10.000x 200
= 0,072 kg = 72 gr/petak unit percobaan
Lampiran VI. Contoh Perhitungan Tinggi Tanaman 2 MST Perlakuan BLOK/ULANGAN
Total Rerata
I II III
V1S1 32,58 35,95 41,08 109,60 36,53 V1S2 31,18 34,23 40,85 106,25 35,42 V1S3 34,05 35,93 42,08 112,05 37,35 V1S4 27,25 37,33 41,28 105,85 35,28 V2S1 31,48 33,83 40,30 105,60 35,20 V2S2 26,93 34,88 41,28 103,08 34,36 V2S3 36,08 41,73 42,60 120,40 40,13 V2S4 37,75 41,85 44,50 124,10 41,37 V3S1 33,30 37,40 38,60 109,30 36,43 V3S2 38,93 37,78 44,65 121,35 40,45 V3S3 42,53 43,28 45,33 131,13 43,71 V3S4 32,73 32,90 45,60 111,23 37,08 Total 404,75 447,05 508,13 1359,93 37,78
Rerata Total 453,31 TABEL PENOLONG
S1 S2 S3 S4 Total Rerata
V1 109,60 106,25 112,05 105,85 433,75 36,15 V2 105,60 103,08 120,40 124,10 453,18 37,76 V3 109,30 121,35 131,13 111,23 473,00 39,42 Total 324,50 330,68 363,58 341,18 1359,93
Rerata 36,06 36,74 40,40 37,91 1. Derajat Bebas (Db)
a. Db Kelompok = r – 1 = 3 – 1 = 2
b. Db Perlakuan = (v.s) – 1 = (3.4) – 1 = 11
c. Db V = v – 1 = 3 – 1 = 2
d. Db S = s – 1 = 4 – 1 = 3
e. Db V*S = (v – 1) (s – 1) = (3 - 1) (4 – 1) = 6 f. Db Galat = ((v.s) – 1) (r – 1) = ((3.4) – 1) (3 – 1) = 22 g. Db Total = ((v.s.r) – 1) = ((3.4.3)-1) = 35
2. Faktor Koreksi FK = Y
2
v.s.r = 1359,93
2
3.4.3 = 51372,11
3. Jumlah Kuadrat (JK) a. JK Total
JK Total = ∑𝑣𝑖=1 ∑𝑠𝑗=1 ∑𝑟𝑘=1𝑌𝑖𝑗𝑘2 − 𝐹𝐾
= (32,582 + 35,952 + … + 45,602) - 51372,11 = 859,30
b. JK Kelompok JK K = ∑ΣY..𝑘
2
𝑣𝑠 – FK = (Σ 404,75
2+ 4472+508,142
3.4 ) - 51372,11 = 450,16
c. JK Perlakuan JK P = ∑ΣY𝑖𝑗.
2
𝑟 – FK = (Σ 109,60
2+ 106,252+⋯+ 111,232
3 ) - 51372,11 = 284,73
d. JK Varietas JK V = ∑ΣY𝑖.
2 𝑠𝑟 – FK = (Σ 433,75
2+ 453,182+4732
4.3 ) - 51372,11 = 64,19
e. JK Silika JK S = ∑ΣY𝑗.
2
𝑣𝑟 – FK = (Σ 342,50
2+ 330,682+363,582+341,182
3.3 ) - 51372,11 = 98,26
f. JK Interaksi (V*S)
JK V*S = JKP – JKV – JKS = 284,73 - 64,19 - 98,26 = 122,27
g. JK Galat
JK Galat = JKTotal – JKP – JKK
= 859,30 – 284,73 – 450,16 = 124,41
4. Kuadrat Tengah (KT) a. KT Kelompok
KT K = 𝐽𝐾𝐾
𝑑𝑏𝐾 = 450,16
2 = 225,08 b. KT Perlakuan
KT P = 𝐽𝐾𝑃
𝑑𝑏𝑃 = 284,73
11 = 25,88 c. KT Varietas
KT V = 𝐽𝐾𝑉
𝑑𝑏𝑉 = 64,19
2 = 32,10 d. KT Silika
KT S = 𝐽𝐾𝑆
𝑑𝑏𝑆 = 98,26
3 = 32,75 e. KT Interaksi (V*S)
KT VS = 𝐽𝐾𝑉𝑆
𝑑𝑏𝑉𝑆 = 122,27
6 = 20,38 f. KT Galat
KT Galat = 𝐽𝐾𝑉𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑑𝑏𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 124,41
22 = 5,66
5. F-Hitung
a. F-Hitung Kelompok F-Hit K = 𝐾𝑇𝐾
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 225,08
5,66 = 39,80 b. F-Hitung Perlakuan
F-Hit P = 𝐾𝑇𝑃
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 25,88
5,66 = 4,58 c. F-Hitung Varietas
F-Hit V = 𝐾𝑇𝑉
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 32,10
5,66 = 5,68 d. F-Hitung Silika
F-Hit S = 𝐾𝑇𝑆
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 32,755,66 = 5,79
e. F-Hitung Interaksi (V*S) F-Hit VS = 𝐾𝑇𝑉𝑆
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡= 20,38
5,66 = 3,60
Tabel Anova
Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET ULANGAN 2 450,16 225,08 39,80 3,44 n PERLAKUAN 11 284,73 25,88 4,58 2,26 n V (Varietas) 2 64,19 32,10 5,68 3,44 n S (Silika) 3 98,26 32,75 5,79 3,05 n
V*S 6 122,27 20,38 3,60 2,55 n
GALAT 22 124,41 5,66
TOTAL 35 859,30
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) Rerata VS
V1S1 V1S2 V1S3 V1S4 V2S1 V2S2 V2S3 V2S4 V3S1 V3S2 V3S3 V3S4 36,53 35,42 37,35 35,28 35,20 34,36 40,13 41,37 36,43 40,45 43,71 37,08 Urutan Rerata VS dari Terkecil ke Terbesar
V2S2 V2S1 V1S4 V1S2 V3S1 V1S1 V3S4 V1S3 V2S3 V3S2 V2S4 V3S3 34,36 35,20 35,28 35,42 36,43 36,53 37,08 37,35 40,13 40,45 41,37 43,71
SD
SD = √𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡
𝑟 = √5,66
3 = 1,37
Menghitung SSD (DMRT Hitung) Tabel
Duncan 2,93 3,08 3,17 3,23 3,28 3,32 3,35 3,37 3,39 3,41 3,42 3,43 x SD DMRT
Hitung 4,02 4,23 4,35 4,43 4,50 4,56 4,60 4,63 4,65 4,68 4,70 4,71
Tabel DMRT
TABEL DMRT
Perlakuan V2S2 V2S1 V1S4 V1S2 V3S1 V1S1 V3S4 V1S3 V2S3 V3S2 V2S4 V3S3 Notasi Rerata 34,36 35,20 35,28 35,42 36,43 36,53 37,08 37,35 40,13 40,45 41,37 43,71
V3S3 43,71 9,35 8,51 8,43 8,29 7,28 7,18 6,63 6,36 3,58 3,26 2,34 0,00 a
V2S4 41,37 7,01 6,17 6,08 5,95 4,93 4,83 4,29 4,02 1,23 0,92 0,00 ab
V3S2 40,45 6,09 5,25 5,17 5,03 4,02 3,92 3,38 3,10 0,32 0,00 abc
V2S3 40,13 5,78 4,93 4,85 4,72 3,70 3,60 3,06 2,78 0,00 abc
V1S3 37,35 2,99 2,15 2,07 1,93 0,92 0,82 0,27 0,00 bcd
V3S4 37,08 2,72 1,87 1,79 1,66 0,64 0,54 0,00 bcd
V1S1 36,53 2,18 1,33 1,25 1,12 0,10 0,00 cd
V3S1 36,43 2,08 1,23 1,15 1,02 0,00 cd
V1S2 35,42 1,06 0,22 0,13 0,00 d
V1S4 35,28 0,93 0,08 0,00 d
V2S1 35,20 0,84 0,00 d
V2S2 34,36 0,00 d
Uji Polinomial Orthogonal
Tabel Penolong Polinomial
S1 S2 S3 S4
V1 109,60 106,25 112,05 105,85
V2 105,60 103,08 120,40 124,10
V3 109,30 121,35 131,13 111,23
TOTAL 324,50 330,68 363,58 341,18
RATA-RATA 108,16 110,22 121,19 113,725
Derajat Kebebasan
a. Db S = s – 1 = 4 – 1 = 3
b. Db Linier = 1
c. Db Kuadratik = 1
d. Db Galat = ((v.s) -1) (r - 1) = ((3.4) – 1) (3 – 1) = 22 e. Db Total = (v.s.r ) - 1 = ((3.4.3) – 1) = 35
1. Kecenderungan S pada V1 Jumlah
Perlakuan Orde Total Perlakuan
ΣC2
S1 S2 S3 S4
4 Linier -3 -1 1 3 20
Kuadratik 1 -1 -1 1 4
Total 109,60 106,25 112,05 105,85
A. Jumlah Kuadrat (JK) a. JK Linier
JK Linier = 𝑄𝑖
2 𝑟 ∑ 𝐶2
= ((−3).(109,60)+(−1).(106,25)+(1).(112,05)+(3).(105,85))2
3.20 = 0,49
b. JK Kuadratik JK Linier = 𝑄𝑖
2 𝑟 ∑ 𝐶2
= ((1).(109,60)+(−1).(106,25)+(−1).(112,05)+(1).(105,85))2
3.4 = 0,68
B. Kuadrat Tengah (KT) a. KT Linier
KT Linier = 𝐽𝐾𝐿
𝑑𝑏𝐿 = 0,49
1 = 0,49 b. KT Kuadratik
KT Kuadratikr = 𝐽𝐾𝐾
𝑑𝑏𝐾 = 0,68
1 = 0,68 C. F Hitung
a. F-Hitung Linier F-Hit L = 𝐽𝐾 𝐿𝑖𝑛𝑖𝑒𝑟
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,49
5,66 = 0,09 b. F-Hitung Kuadratik
F-Hit K = 𝐽𝐾 𝐾𝑢𝑑𝑟𝑎𝑡𝑖𝑘 𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,68
5,66 = 0,12
SK DB JK KT F HIT 0,05 F TABEL KET
S 3 98,26 32,75 5,79 3,05 n
Linier 1 0,50 0,50 0,09 4,3 tn
Kuadratik 1 0,68 0,68 0,12 4,3 tn
Sisa 1 97,09 31,58
Galat 22 124,41 5,66
Total
2. Kecenderungan S pada V2 Jumlah
Perlakuan Orde Total Perlakuan
ΣC2
S1 S2 S3 S4
4 Linier -3 -1 1 3 20
Kuadratik 1 -1 -1 1 4
Total 105,60 103,08 120,40 124,10
A. Jumlah Kuadrat (JK) a. JK Linier
JK Linier = 𝑄𝑖
2 𝑟 ∑ 𝐶2
= ((−3).(105,60)+(−1).(103,08)+(1).(120,40)+(3).(124,10))2
3.20 = 88,39
b. JK Kuadratik JK Linier = 𝑄𝑖
2 𝑟 ∑ 𝐶2
= ((1).(105,60)+(−1).(103,08)+(−1).(120,40)+(1).(124,10))2
3.4 = 3,23
B. Kuadrat Tengah (KT) a. KT Linier
KT Linier = 𝐽𝐾𝐿
𝑑𝑏𝐿 = 88,39
1 = 88,39 b. KT Kuadratik
KT Kuadratikr = 𝐽𝐾𝐾
𝑑𝑏𝐾 = 3,23
1 = 3,23 C. F Hitung
a. F-Hitung Linier F-Hit L = 𝐽𝐾 𝐿𝑖𝑛𝑖𝑒𝑟
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 88,39
5,66 = 15,63 b. F-Hitung Kuadratik
F-Hit K = 𝐽𝐾 𝐾𝑢𝑑𝑟𝑎𝑡𝑖𝑘 𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 3,23
5,66 = 0,57
SK DB JK KT F HIT 0,05 F TABEL KET
S 3 98,26 32,75 5,79 3,05 n
Linier 1 88,39 88,39 15,63 4,3 n
Kuadratik 1 3,23 3,23 0,57 4,3 tn
Sisa 1 6,64 6,64
Galat 22 124,41 5,66
Total
3. Kecenderungan S pada V3 Jumlah
Perlakuan Orde Total Perlakuan
ΣC2
S1 S2 S3 S4
4 Linier -3 -1 1 3 20
Kuadratik 1 -1 -1 1 4
Total 109,30 121,35 131,13 111,23
A. Jumlah Kuadrat (JK) a. JK Linier
JK Linier = 𝑄𝑖
2 𝑟 ∑ 𝐶2
= ((−3).(109,30)+(−1).(121,35)+(1).(131,13)+(3).(111,23))2
3.20 = 4,03
b. JK Kuadratik JK Linier = 𝑄𝑖
2 𝑟 ∑ 𝐶2
= ((1).(109,30)+(−1).(121,35)+(−1).(131,13)+(1).(111,23))2
3.4 = 85,07
B. Kuadrat Tengah (KT) a. KT Linier
KT Linier = 𝐽𝐾𝐿
𝑑𝑏𝐿 = 4,03
1 = 4,03 b. KT Kuadratik
KT Kuadratikr = 𝐽𝐾𝐾
𝑑𝑏𝐾 = 85,07
1 = 85,07 C. F Hitung
a. F-Hitung Linier F-Hit L = 𝐽𝐾 𝐿𝑖𝑛𝑖𝑒𝑟
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 4,03
5,66 = 0,71 c. F-Hitung Kuadratik
F-Hit K = 𝐽𝐾 𝐾𝑢𝑑𝑟𝑎𝑡𝑖𝑘
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 = 85,07
5,66 = 15,04
SK DB JK KT F HIT 0,05 F TABEL KET
S 3 98,26 32,75 5,79 3,05 n
Linier 1 0,71 0,71 0,71 4,3 tn
Kuadratik 1 85,07 85,07 15,04 4,3 n
Sisa 1 12,48 12,48
Galat 22 124,41 5,66
Total
Titik Puncak S terhadap V3 Xp = −𝑏
2𝑎 = 1,8704
2 (−0,1433) = 6,52
Lampiran VII. Sidik Ragam Variabel Tinggi Tanaman Umur 2 MST Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 450,16 225,08 39,80 3,44 n PERLAKUAN 11 284,73 25,88 4,58 2,26 n V (Varietas) 2 64,19 32,10 5,68 3,44 n S (Silika) 3 98,26 32,75 5,79 3,05 n
V*S 6 122,27 20,38 3,60 2,55 n
GALAT 22 124,41 5,66
TOTAL 35 859,30
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran VIII. Sidik Ragam Variabel Tinggi Tanaman Umur 4 MST Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 1025,17 512,59 27,71 3,44 n PERLAKUAN 11 778,57 70,78 3,83 2,26 n V (Varietas) 2 354,34 177,17 9,58 3,44 n S (Silika) 3 241,92 80,64 4,36 3,05 n
V*S 6 182,32 30,39 1,64 2,55 tn
GALAT 22 407,03 18,50
TOTAL 35 2210,77
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran IX. Sidik Ragam Variabel Tinggi Tanaman Umur 6 MST Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 1277,76 638,88 8,11 3,44 n PERLAKUAN 11 1195,52 108,68 1,38 2,26 n V (Varietas) 2 82,43 41,21 0,52 3,44 tn S (Silika) 3 815,52 271,84 3,45 3,05 n
V*S 6 297,58 49,60 0,63 2,55 tn
GALAT 22 1732,10 78,73
TOTAL 35 4205,38
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran X. Sidik Ragam Variabel Diameter Batang Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 0,86 0,43 0,51 3,44 tn
PERLAKUAN 11 11,05 1,00 1,19 2,26 tn V (Varietas) 2 5,54 2,77 3,28 3,44 tn
S (Silika) 3 3,00 1,00 1,18 3,05 tn
V*S 6 2,51 0,42 0,49 2,55 tn
GALAT 22 18,60 0,85
TOTAL 35 30,52
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XI. Sidik Ragam Variabel Jumlah Daun Umur 2 MST Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 1,16 0,58 6,07 3,44 n
PERLAKUAN 11 3,44 0,31 3,28 2,26 n
V (Varietas) 2 0,51 0,26 2,68 3,44 tn
S (Silika) 3 0,45 0,15 1,58 3,05 tn
V*S 6 2,48 0,41 4,34 2,55 n
GALAT 22 2,09 0,10
TOTAL 35 6,69
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XII. Sidik Ragam Variabel Jumlah Daun Umur 4 MST Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 1,25 0,63 9,21 3,44 n
PERLAKUAN 11 1,78 0,16 2,39 2,26 n
V (Varietas) 2 0,52 0,26 3,85 3,44 n
S (Silika) 3 0,45 0,15 2,21 3,05 tn
V*S 6 0,81 0,13 1,98 2,55 tn
GALAT 22 1,50 0,07
TOTAL 35 4,53
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XIII. Sidik Ragam Variabel Jumlah Daun Umur 6 MST Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 0,98 0,49 0,84 3,44 tn
PERLAKUAN 11 4,14 0,38 0,64 2,26 tn
V (Varietas) 2 0,26 0,13 0,22 3,44 tn
S (Silika) 3 0,76 0,25 0,43 3,05 tn
V*S 6 3,13 0,52 0,89 2,55 tn
GALAT 22 12,93 0,59
TOTAL 35 18,06
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XIV. Sidik Ragam Variabel Umur Berbunga Bunga Jantan Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 1,06 0,53 0,35 3,44 tn
PERLAKUAN 11 70,56 6,41 4,20 2,26 n
V (Varietas) 2 66,72 33,36 21,84 3,44 n
S (Silika) 3 1,00 0,33 0,22 3,05 tn
V*S 6 2,83 0,47 0,31 2,55 tn
GALAT 22 33,61 1,53
TOTAL 35 105,22
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XV. Sidik Ragam Variabel Umur Berbunga Bunga Betina Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 1,06 0,53 0,59 3,44 tn
PERLAKUAN 11 28,56 2,60 2,91 2,26 n
V (Varietas) 2 26,06 13,03 14,61 3,44 n
S (Silika) 3 0,11 0,04 0,04 3,05 tn
V*S 6 2,39 0,40 0,45 2,55 tn
GALAT 22 19,61 0,89
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XVI. Sidik Ragam Variabel Panjang Tongkol Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 2,38 1,19 1,45 3,44 tn
PERLAKUAN 11 18,72 1,70 2,06 2,26 tn V (Varietas) 2 6,98 3,49 4,23 3,44 n
S (Silika) 3 5,40 1,80 2,18 3,05 tn
V*S 6 6,34 1,06 1,28 2,55 tn
GALAT 22 18,14 0,82
TOTAL 35 39,25
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XVII. Sidik Ragam Variabel Diameter Tongkol Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 9,54 4,77 2,16 3,44 tn
PERLAKUAN 11 60,09 5,46 2,48 2,26 n
V (Varietas) 2 32,45 16,23 7,37 3,44 n
S (Silika) 3 5,34 1,78 0,81 3,05 tn
V*S 6 22,30 3,72 1,69 2,55 tn
GALAT 22 48,46 2,20
TOTAL 35 118,09
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XVIII. Sidik Ragam Variabel Bobot Tongkol dengan Kelobot per Tanaman
Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05
F
TAB KET ULANGAN 2 3153,77 1576,89 2,26 3,44 tn PERLAKUAN 11 15808,23 1437,11 2,06 2,26 tn V (Varietas) 2 4783,75 2391,88 3,42 3,44 tn S (Silika) 3 2127,17 709,06 1,01 3,05 tn
V*S 6 8897,30 1482,88 2,12 2,55 tn
GALAT 22 15373,98 698,82
TOTAL 35 34335,98
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XIX. Sidik Ragam Variabel Bobot Tongkol tanpa Kelobot per Tanaman
Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05
F
TAB KET ULANGAN 2 484,39 242,19 0,84 3,44 tn PERLAKUAN 11 8434,17 766,74 2,66 2,26 n V (Varietas) 2 2756,47 1378,23 4,78 3,44 n S (Silika) 3 732,85 244,28 0,85 3,05 tn
V*S 6 4944,85 824,14 2,86 2,55 n
GALAT 22 6340,61 288,21
TOTAL 35 15259,17
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XX. Sidik Ragam Variabel Jumlah Baris Biji per Tongkol Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 0,01 0,01 0,01 3,44 tn
PERLAKUAN 11 5,01 0,46 0,89 2,26 tn
V (Varietas) 2 2,05 1,02 2,00 3,44 tn
S (Silika) 3 1,06 0,35 0,69 3,05 tn
V*S 6 1,91 0,32 0,62 2,55 tn
GALAT 22 11,24 0,51
TOTAL 35 16,26
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XXI. Sidik Ragam Variabel Tingkat Kemanisan Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 0,20 0,10 0,88 3,44 tn
PERLAKUAN 11 4,01 0,36 3,24 2,26 n
V (Varietas) 2 2,09 1,05 9,33 3,44 n
S (Silika) 3 0,34 0,11 1,01 3,05 tn
V*S 6 1,57 0,26 2,34 2,55 tn
GALAT 22 2,47 0,11
TOTAL 35 6,67
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XXII. Sidik Ragam Variabel Kekerasan Batang
Tabel Anova
SR DB JK KT F HIT 0,05 F TAB KET
ULANGAN 2 7,84 3,92 30,18 3,44 n
PERLAKUAN 11 2,38 0,22 1,67 2,26 tn
V (Varietas) 2 0,21 0,11 0,82 3,44 tn
S (Silika) 3 1,04 0,35 2,67 3,05 tn
V*S 6 1,13 0,19 1,45 2,55 tn
GALAT 22 2,86 0,13
TOTAL 35 13,09
Keterangan : n = beda nyata ; tn : tidak beda nyata
Lampiran XXIII. Lahan Penelitian (A), Penanaman Benih (B), Penyiangan Gulma (C), Penyemprotan Pupuk Silika Cair (D), Tanaman Jagung Manis 8 MST (E), Pengamatan Hasil Panen (F)
(A) (B)
(C) (D)
(E) (F)
Lampiran XXIV. Tongkol dengan Kelobot Perlakuan V2 (A), Tongkol tanpa Kelobot Perlakuan V2 (B), dan Tinggi Tanaman V2 Jagung Manis (C)
(A)
(B)
(C)
Lampiran XXV. Ringkasan Hasil
Genotipe Silika GxS Polinomial
TT 2 MST - - V3S3 a
V2S4 ab V2S3 abc V33S2 abc
S terhadap V3 = 6,52
TT 4 MST V2 a
V3 a
S3 a S4 a
- -
TT 6 MST V1 a
V2 a V3 a
S3 a S4 ab
- -
Diameter Batang
V1 a V2 ab
S1 a S2 a S3 a S4 a
- -
JD 2 MST - - V2S4 a -
JD 4 MST V1 ab
V2 a
S2 ab S3 a S4 ab
- -
JD 6 MST V1 a
V2 a V3 a
S2 ab S3 a S4 ab
- -
Umur Berbunga Bunga Jantan
V3 c S1 a
S2 a S3 a S4 a
- -
Umur Berbunga Bunga Betina
V3 c S1 a
S2 a S3 a S4 a
- -
Panjang Tongkol
V2 a V3 ab
S3 a S4 ab
- -
Diameter Tongkol
V2 ab V3 a
S1 a S2 a S3 a S4 a
- -
Bobot Tongkol dgn Kelobot
V1 a V2 a
S1 a S2 a S3 a S4 a
- -
Bobot Tongkol tnp Kelobot
- - V2S4 a
V2S1 ab V3S1 ab V3S3 ab
S terhadap V2 = 5,21