• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian ini, ada beberapa hal yang menjadi saran terkait pelaksanaan acara Sayyang pattu’du’ di desa Lero antara lain:

5.2.1 Kami mengharapkan pada masyarakat desa Lero agar tetap menjaga, melestarikan dan mempertahankan tradisi yang banyak mengandung nilai- nilai pendidikan Islam.

5.2.2 Kami mengharapkan kepada segenap elemen yang berperan, khususnya kepada pemerintah agar memfasilitasi kegiatan Sayyang pattu’du’ agar pesta adat ini dapat di publikasikan secara lebih luas agar publik dapat mengetahui bahwa

62

suku Mandar memyimpan sejuta potensi budaya yang patut untuk dilestarikan dari generasi ke generasi.

5.2.2 Perlunya himbauan kepada seluruh masyarakat Lero khususnya anak muda ketika acara sayyang pattu’du berlangsung agar bisa memperlihatkan contoh yang baik kepada masyarakat lain yang melihatnya, karena perayaan tradisi sayyang pattu’du bukan sekedar hura-hura tetapi tradisi ini sangat identik dengan Al-Qur’an.

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1995. Pendidikan Islam di rumah, sekolah dan masyarakat. Cet. IV;

Jakarta:Gema Insani.

Ali dan Mohammad Asrori, 2010. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(diakses pada tanggal 30 Mei 2016).

Alimuddin Muhammad, Ridwan. 2011. Mandar Nol Kilometer. Yogyakarta: Ombak Dua.

2012. Polewali Mandar (alam,budaya, manusia). Yogyakarta: Ombak Dua Alhafidz dan Ahsin W. 2010. Indahnya Ibadah Dalam Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, h. 5.

Armandar 2013 .“Nyareng Pattuddu”. File blog Armand. Simplestudio.

http//ArMandarsimplestudio.blogspot.co.id/2013/06/budaya-Mandar-sayyang- pattuddu-di-tanah-html ( 16 Januari 2017 ).

Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak, edisi revisi Cet. III;Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aswad ”Pertunjukan kuda menari dari tanah Mandar”. File blog Aswad Sulbar.http//www.Aswad.Sulbar.id/2013/09/27/Sayyang/Pattuqduq-

pertunjukan-kuda-menari-dari-Mandar/(diakses 18 Januari 2017).

Berita Islami Masa Kini “Pendidikan Islam Indonesia” Situs Berita Islam Masa Kini.Http://www.Berita Islam Masa Kini.com/Pendidikan Islam- Indonesia.html (18 Januari 2017)

Best John W. 1981. Research In Education. fourth edition. America: Prentice-Hall. h.

156

Bukhari Umar. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Daud Ali, H. Mohammad. 1998. Pendidikan Agama Islam. Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Departemen Agama RI. 2008. Alqur’an dan Terjemahnya (Al-Hikmah), Bandung:

Diponegoro.

Departemen Pendidikan Nasional, 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat. Cet. VII; Jakarta: PT Gramedia Pustaka.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 2006. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Departemen Agama RI.

64

Hasbullah, 2008. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jalaluddin al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazair. Mesir: Dar al-Fikr, t.t.

Kasiram H. Moh. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif,. Cet II Malang:

UIN-Maliki Press. h. 53.

Lusipuspitasari 2015 ”Pengertian keanekaragaman budaya. File blog lusipuspitasari http://www.slideshare.net/2015/5/9/lusipuspitasari98/pengertian-

keanekaragaman-budaya(19 Januari 2017).

M. Echols, John dan Hassan Shadily. 2007. Kamus Inggris Indonesia. Cet XXIX;

Jakarta: PT Gramedia.

M. Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahmud dan Priatna Tedi, 2005. Pemikiran Pendidikan Islam, Cet. I Bandung:

Sahipa.

Madjid, Nurcholish, 2010. Masyarakat Religius. Jakarta; Dian Rakyat. h.34.

Mansur, Aswad.2016 “Sayyang pattu’du dan Budaya Mandar,”wordpress.com https://aswadmansur.wordpress.com ( 29 Mei).

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Pendidikan. Cet. VIII; Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moore T.W. Philosophy Of Education. International Library Of The Philosophy Of Education. h.66

Muhammad Ridwan Alimuddin, Polewali Mandar (alam, budaya, manusia).

Mukti Ali dkk.1997. Agama dalam Pergumulan Masyarakat Kontemporer. Cet. I;

Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Nata, Abuddin. 1997.Akhlak Tasawuf Cet. II; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Nur Uhbiyati. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II; Bandung: CV Pustaka Setia.

Padalia. 2009. “Pengaruh Budaya Messawe pada acara khatamul Al-Qur’an terhadap minat anak belajar Al-Quran di desa Tenggelang Kecamatan Luyo Kabupaten Polewali Mandar (Skripsi Sarjana: Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam: Parepare)

65

Sapriadi. 2012. “ Pengaruh budaya Messawe to tamma’ terhadap Peningkatan Minat dan Motivasi Belajar Al-Qur’an siswa di MI DDI Dakka Kec. Tapango Kabupaten Polewali Mandar (Skripsi Sarjana: Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam: Parepare)

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. 2013. Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Parepare;

Departemen Agama.

Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif: Dilengkapi Dengan Contoh Proposal dan Laporan Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 20. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Prakteknya. Cet.

VI; Jakarta: Bumi Aksara.

Supranto J. 1997. Metode riset Aplikasi dalam Pemasaran, Edisi VI Jakarta: Fakultas Ekonomi.

Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Cet. III;

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yasil, Suradi. 2012. Puisi Mandar Kalindaqdaq Yogyakarta: Ombak Dua .2013. Warisan Salabose. Yogyakarta: Ombak Dua

66

LAMPIRAN

67

PEDOMAN OBSERVASI

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Desember 2016

Petunjuk pengisian

1. Ambillah posisi yang memudahkan Anda untuk memahami pernyataan di bawah ini.

2. Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pengamatan Anda.

NO.

KOMPONEN-KOMPONEN KETERANGAN

YA TIDAK

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Sayyang pattu’du

1

Pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du dapat menghimpun kembali penduduk asli Lero yang berada di luar daerah untuk berkumpul bersama keluarga untuk

menyaksikan tradisi ini.

2 Pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du dirangkaikan

dengan maulid Nabi Muhammad SAW

3 Pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du sebagai ajang penghargaan untuk anak yang khatamul Qur’an

4 Semua Masyarakat Lero berpartisipasi dalam pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du

5 Penggunaan pakaian adat Mandar dan haji (padawara) 6 Pelaksanaan Sayyang pattu’du diiringi dengan musik

rebana (parrawana)

68

HASIL OBSERVASI

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero

Hari/Tanggal : Rabu, 21 Desember 2016

Petunjuk pengisian

3. Ambillah posisi yang memudahkan Anda untuk memahami pernyataan di bawah ini.

4. Berilah tanda Check List (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pengamatan Anda.

NO.

KOMPONEN-KOMPONEN KETERANGAN

YA TIDAK

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam tradisi Sayyang pattu’du

1

Pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du dapat menghimpun kembali penduduk asli Lero yang berada di luar daerah untuk berkumpul bersama keluarga untuk menyaksikan tradisi ini.

2 Pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du dirangkaikan

dengan maulid Nabi Muhammad SAW 

3 Pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du sebagai ajang

penghargaan untuk anak yang khatamul Qur’an  4 Semua masyarakat Lero berpartisipasi dalam

pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du

 5 Penggunaan pakaian adat dan haji (badawara) 

6 Pelaksanaan Sayyang pattu’du diiringi dengan musik

rebana (parrawana) 

69

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana sejarah munculnya tradisi Sayyang pattu’du ?

2. Apa yang melatar belakangi sehingga tradisi Sayyang pattu’du masuk di desa Lero ?

3. Kapan atau dalam rangka apa dilaksanakan tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero?

4. Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan tradisi Sayyang Pattu’du?

5. Apa saja prasyarat yang harus ada agar terlaksananya perayaan tradisi Sayyang pattu’du?

6. Bagaimana masyarakat memaknai tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero?

7. Apa pengaruh positif pelaksanakan tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero?

8. Adakah dampak negatif dari pelaksanaan tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero?

9. Bagaimana cara masyarakat dalam menjaga solidaritas dalam mempersiapkan perayaan tradisi Sayyang pattu’du di desa Lero?

10. Apa fungsi dari solidaritas sosial dari perayaan tradisi Sayyang pattu’du?

11. Apakah tradisi Sayyang pattu’du bukan hanya sekedar parayaan atau upacara adat biasa?

12. Apakah tradisi Sayyang pattu’du sudah menjadi identitas daerah Lero itu sendiri?

13. Apakah tradisi Sayyang pattu’du perlu dilestarikan?

14. Apakah ada hubungan antara tradisi Sayyang pattu’du dengan minat baca Al- Qur’an masyarakat Lero?

70

15. Bagaimana hubungan antara tradisi Sayyang Pattu’du dengan Nilai Akidah?

16. Bagaimana hubungan antara tradisi Sayyang Pattu’du dengan Nilai Ibadah?

17. Bagaimana hubungan antara tradisi Sayyang Pattu’du dengan Nilai Ukhuwa Islamiyah?

18. Bagaimana hubungan antara tradisi Sayyang Pattu’du dengan Nilai Etika?

19. Bagaimana hubungan antara tradisi Sayyang Pattu’du dengan Nilai Motivasi?

71

Pakaian adat Mandar dan Pakaian Haji

Prosesi acara sayyang pattu’du

72

Wawancara dengan kepala desa Lero

73

Wawancara dengan masyarakat Lero

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

Dokumen terkait