• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus Pengelolaan Keuangan

Dalam dokumen analisis pengelolaan administrasi keuangan (Halaman 48-58)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

H. Anggaran

I. Siklus Pengelolaan Keuangan

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tetang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang dimaksud Pengelolaan Keuangan Daerah adalah “keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah”. Berdasarkan definisi tersebut, dikaitkan dengan pengelolaan keuangan Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar.

Siklus pengelolaan keuangan pada kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perencanaan

a. Pelaksanaan Kegiatan b. Orientasi Saka

c. Kegiatan PIK

2. Penganggaran berisi dari penyusunan terdiri dari:

Belanja Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar terdiri atas Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL).

Belanja Tidak Langsung adalah belanja (pengeluaran yang di

pengaruhi oleh ada atau tidak adanya program/kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri dari:

1. Belanja pegawai 2. Belanja bunga 3. Belanja subsidi 4. Belanja hibah

5. Belanja bantuan sosial 6. Belanja bagi hasil

7. Belanja bantuan keuangan 8. Belanja tidak terduga

Belanja Langsung adalah belanja (pengeluaran) yang dipengaruhi oleh adanya program/kegiatan. Belanja langsung terdiri dari:

1. Belanja pegawai

2. Belanja barang dan jasa 3. Belanja modal

a. Pembiayaan

1)Pembiayaan adalah selisih antara pendapatan dengan belanja 2) Pendapatan ˃ Belanja = surplus

3) Pendapatan ˂ Belanja = devisit

Untuk anggaran tidak disarankan ada defisit, kecuali untuk pengeluaran mendesak atau darurat seperti penanggulangan bencana alam, wabah penyakit dan sebagainya.

3. Penatausahaan Keuangan a. Penatausahaan Penerimaan

Bendahara wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan

b. Penatausahaan Pengeluaran

Bendahara wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban pengeluaran.

c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Setelah berakhirnya tahun anggaran, kasubag wajib menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan angggaran yang disampaikan kepada kepala daerah.

J. Tinjaun Empiris

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

No

Nama/

Tahun

Judul Variabel Analisis Hasil

Penelitian

1 Yunita Hasrina (2018)

Analisis pengelolaan keuangan rural

infrastructure support program nasional pemberdayaa n masyarakat (RIS-PNPM) di organisasi masyarakat setempat (OMS) Kecamatan tuah negeri kabupaten musi rawas

Laporan pertanggung jawabannya melalui data- data

numeric, grafik, histogram pada RIS PNPM.

Mandiri diorganisasi masyarakat setempat (OMS) kecamatan tuah negeri kabupaten musi rawas

Statistik deskriptif kuantitaif

Tanggung jawab pengelolaa n keuangan program RIS PNPM mandiri oleh OMS telah

dilaksanaka n secara baik kepada satker kabupaten dengan menyiapkan laporan keuangan/p embukuan dengan format dan bentuk yang sudah disepakati oleh satker PNPM mandiri.

2 Dedi Ariesta Parampasi (2018)

Kinerja pegawai administrasi keuangan badan pengelolaan dan aset daerah

provinsi Sulawesi Tengah

Rasio penentuan subjek penelitian dianalogikan seperti bola salju yang menggelindin g, sehingga jumlah subjek akan semakin besar/banya

Kualitatif deskriptif dengan pendekata n induktif

Kinerja pegawai administrasi keuangan pada badan pengelolaa n keuangan dan asset daerah provinsi Sulawesi tengah belum

k, karena subjek dalam hal ini menunjukan subjek- subjek yang lain sebagai narasumber dalam penelitian.

berjalan dengan baik,

karena dari 7 indikator yang diteliti

ada 6

indikator yang belum berjalan dengan baik yaitu:

1) Tujuan, 2) Standar, 3) Alat atau Sarana, 4) Kompetensi , 5) Motivasi dan 6) Peluang 3 Marlin

Pareda, Jullie J.

Sondakh, Ventjle Ilat (2019)

Analisis pengelolaan keuangan daerah pemerintah daerah kabupaten kepulauan Talaud

Pengelolaan dan

pemanfaatan dana desa di kecamatan damau, hambatan- hambatan dalam pengelolaan dan

pemanfaatan dana desa kecamatan Damau

Kualitatif dengan pendekata n

eksplorator i

(explorator y

approach)

Proses pelaksanaa n

pemerintah kabupaten kepulaun Taulad dalam proses pencairan keuangan pejabat yang terkait di dalamnya sudah memahami alur

pencairan keuangan pengelolaa n keuangan daerah tapi seringkali tidak patu pada aturan yang ada karena seringkali melewati batas yang

dittetapkan.

4 Dahlia Dico, Jantje J.

Tinangon, Rudy J.Pusung (2018)

Analisis pengelolaan dan

pelaporan keuangan pada satuan kerja bidang keuangan polda Sulawesi Utara

Mengindentifi kasi

permasalaha n satuan kerja bidang keuangan polda Sulu

kuantitatif deskriptif

Satker bidang keuangan polda sulut telah

menyusun dan

menyajikan laporan keuangan dengan baik, menyajikan informasi pelaksanaa n anggaran dan posisi keuangan secara layak . 5 Paulus

Israwan Setyoko (2018)

Akuntabilitas administrasi keuangan program alokasi dana desa (ADD)

Rasio kemandirian program ADD, Dana alokasi umum (DAU )

Kualitatif dengan pendekata n studi kasus

Program ADD merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatk an kualitas pembangun

an di

perdesaan.

6 A.A Ayu Mas

Suryaningr at, I Made Suyana Utama (2018)

Analisis penerapan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah

Rasio eksogen yang terdiri dari kualitas sistem, kualitas informasi,

Deskriptif Kuantitatif

Kesuksesa n sistem informasi tak terlepas dari kualitas SDM yang berperan

(SIPKD) pada pemerintah Provinsi Bali.

kualitas pelayanan, kualitas SDM, kepuasan pengguna dan manfaat bagi

organisasi.

sebagai pengguna sistem tersebut sehingga disarankan agar menempatk an pegawai dengan menyesuaik an antara kebutuhan dengan kompetensi pegawai yang akan ditempatka n.

7 Nawang Wulan Jannatul Firdaus, Sri Mangesti Rahayu (2019)

Analisis kinerja keuangan perusahaan dengan metode economic value added (EVA) dan market value added (MVA)

Rasio kemandirian keuangan, rasio

pembanguna n

Deskriptifk uantitatif

Kinerja keuangan menggunak an metode EVA pada PT

pembangun an

perumahan tbk, PT waskita karya tbk, PT wijaya karya tbk dan PT adhi karya tbk pada tahun 2014-2016 selalu bernilai positif artinya perusahaan telah

berhasill menciptaka n nilai tambah ekonomis bagi

perusahaan

. 8 Ariany

Bahar (2018)

Analisis pengelolaan administrasi keuangan pada kantor kecamatan Mappakasung gu

Rasio Kemandirian keuangan, Rasio rencana kerja angggran

Deskripti kualitatif

Realisasi anggaran pada kantor camat Mappakasu nggu belum optimal disebabkan oleh

kurangnya sumber daya manusia secara kuantitas sehingga percepatan pelaksanaa n kegiatan dan

penyampai an laporan pertanggun g jawaban kegiatan belum optimal.

9 Kurnia Dwi Ramadhan , La Ode Syarfan (2018)

Analisi laporan keuangan dalam mengukur kinerja perusahaan pada PT.

Ricky Kurniawan Kertapersada (Makin

Group) Jambi

Rasiolikuidita s, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profibilitas

Deskriptif kuantitatif

Hasil

perhitungan dan

pembahasa nya, diperoleh rasio lancer pada tahun 2012

sebesar 192,4%, tahun 2013 456,30%

dan tahun 2014

sebesar 927,21 % ddari hasil tersebut menunjuka n kinerja perusahaan

pada PT.

Ricky kurniawan mengalami peningkata n

10 Hendry Andres Maith (2018)

Analisis laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan pada PT.

Hanjaya Mandala Sampoerna TBK.

Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio

profitabilitas.

Deskriptif kualitatif

Likuaditas perusahaan berada dalam keadaan baik,

solvabilitas perusahaan berada pada posisi insolvable, aktivitas perusahaan dikatakan baik, profabilitas perusahaan dalam posisi yang baik.

K. Kerangka Pikir

Pengelolaan Administrasi Keuangan pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kantor Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar

APBD

Belanja Langsung

Belanja Tidak Langsung

Administrasi Keuangan 1. Pertanggung jawaban 2. Efesiensi

3. Efektifitas dalam pengadaan, serta

4. Efektifitas dalam penggunaan dana

42

Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu menguraikan dan menjelaskan fakta empiris yang berkaitan dengan Pengelolaan Administrasi Keuangan Pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini dimasukan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan yang mana yang tidak relevan (Meleong, 2010). Pembatasan dalam penelitian ini kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan atau urgensi dari masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan pada “ Proses Pengelolaan Administrasi Keuangan Pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar”

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar yang berlokasi di jalan Jenderal Ahmad Yani No.2 Makassar Sulawesi Selatan.Dalam melakukan penelitian waktu yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini di lakukan selama 2 (dua) bulan pada bulan November sampai Desember 2020.

D. Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan ialah:

1. Data Primer

Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau bersangkutan yang memerlukannya. Data primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Data primer antara lain:

a. Wawancara dan melakukan pengamatan secara langsung (observasi)

b. Data-data mengenai informan

Tabel 3. 2 Data Informan

No Narasumber Bidang Jumlah

1 KASUBAG Kepala Sub Bagian Keuangan

1

2 Pegawai Karyawan 2

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2020 : 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer yang telah diperoleh.Data sekunder antara lain.

a. Bahan pustaka b. Literature

c. Penelitian terdahulu d. Buku dan lain sebagianya.

E. Pengumpulan Data 1. Wawancara langsung

Yaitu dengan melakukan percakapan langsung serta tanya jawab dengan pihak Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar.

2. Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan pegawai Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar.

4. Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi keuangan pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode pengambilan data, metode pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisa hasil penelitian yang dilakukan pada langkah penelitian selanjutnya. Contoh yang dipergunakan untuk mengumpulkan data (alat instrumen sebagai berikut) antara lain :

a. Alat rekam b. Buku catatan c. Dokumen

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitain ini adalah teknik analisis deksriptif, yaitu dengan langkah mengumpulkan dan menyaring keterangan- keterangan yang diperoleh secara menyeluruhdan detail, kemudian diuraikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Sejalan dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah, Pemerintah Kota Makassar telah melaksanakan penataan organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar yang tercermin dalam Perda Nomor 6 Tahun 2005 yaitu dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Keluarga Berencana Kota Makassar sebagai salah satu lembaga perangkat daerah menempatkan fungsi Badan Keluarga Berencana Kota Makassar bergabung bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, kemudian dilebur membentuk lembaga tersendiri yang melaksanakan fungsi manajemen Keluarga Berencana secara otonom, yaitu Badan Keluarga Berencana Kota Makassar berdasar Perda Nomor 3 Tahun 2009 kemudian berlakunya Perda Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dimana Badan Keluarga Berencana Kota Makassar berubah Menjadi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan secara keseluruhan terjadi Perubahan Struktur Organisasi,Nomenklatur dan Tugas dan Funsi di sesuaikan berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 163 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten dan Kota.

Dasar Hukum Pembentukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana:

 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

 Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Makassar

 Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Selain dasar Hukum pembentukan kelembagaan tersebut dalam melaksanakan tugas Pokok dan Fungsinya Badan KB Kota Makassar Mengacu pada :

 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

 Peraturan kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor

1562/HK-010/B5/2006 tentang Penjabaran Program dan Kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah.

 Peraturan Kepala Badan Kependudukan Nasional Nomor 163 tahun 2016

tentang Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Penyelenggaraan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sesuai dengan Lampiran UU 23 Tentang Pemerindahan Daerah menekankan pada Pemaduan dan Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah daerah dalam rangka Pengendalian Kuantitas Penduduk, Pemetaan Perkiraan Pengendalian Penduduk Cakupan daerah Kota Makassar, Pelaksanaan Advokasi Komunikasi, Informasi dan

Edukasi (KIE) pengendalian penduduk dan KB sesuai kearifan budaya local, pendayagunaan tenaga penyuluh KB/Petugas Lapangan KB (PKB/PLKB), Pengendalian dan Pendistribusi kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di Kota Makassar, Pemberdaaan dan Penignkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat daerah Kota Makassar dalam Pelaksanaan pelayanan dan pembinaan, Pelaksanaan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga dan pelaksanaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat Kota Makassar dalam pembangunan.

Kedudukan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar adalah sebagai Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar yang dipimpin oleh Seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Makassar.

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar beralamatkan di Jalan Ahmad Yani No.2 Lt.5 Makassar, Kelurahan Baru Kecamatan Ujung Pandang. Secara Umum Tugas Pokok Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar yaitu :

“Membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah”

Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar mempunyai sejumlah fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yaitu :

1. Memadukan dan mensinkronkan kebijakan Pemerintah provinsi dengan Pemerintah kota dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk.

2. Memetakan perkiraan pengendalian penduduk cakupan Kota Makassar;

3. Melaksanakan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pengendalian pendudukdan KB sesuai kearifan budaya lokal;

4. Mendayagunakan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);

5. Melakukanpen gendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di Kota Makassar;

6. Melakukan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat kota dalam pelaksanaan kesertaanber-KB;

7. Melaksanakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

8. Melaksanakan dan meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat kota dalam pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

1. Visi dan Misi Organisasi Visi Badan KB Kota Makassar

a. Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera

b. Terwujudnya Kota Maritin, Niaga, Pendidikan, Budaya dan jasa yang berorientasi Global berwawasan lingkungan dan paling bersahabat.

Misi Badan KB Kota Makassar

a. Mengembangkan jejaring pelayanan keluarga berencana yang berorientasi pada akses pelayanan terjangkau, kepuasan konsumen secara berkesimbungan

b. Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

c. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan program keluarga berencana.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi badan pengelolaan keuangan daerah dan aset kota makassar adalah sebagai berikut :

a. Kepala Dinas b. Sekretariat

terdiri atas :

1 Subbagian Tata Usaha 2 Subbagian Keuangan

3 Subbagian Tata Perencanaan dan Pelaporan c. Bidang Penyuluhan dan Penggerakan

terdiri atas :

1 Seksi penyuluhan

2 Seksi advokasi dan penggerakan

3 Seksi pemberdayagunaan PKB/PLKB dan kader KB d. Bidang Keluarga Berencana

terdiri atas :

1 Seksi Distribusi Alkon

2 Seksi Jaminan Pelayanan Kb 3 Kelompok Jabatan Fungsional

e. Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga, terdiri atas;

1 Seksi Pemberdayaan Keluarga Sejahtera

2 Seksi Bina Ketahanan Keluarga Balita Anak dan lainnya

3 Seksi Bina Ketahanan Remaja f. Bidang Pengendalian Penduduk

terdiri atas :

1 Seksi Perencanaan dan Perkiraan Pengendalian Penduduk 2 Seksi Pemaduan dan Singkronisasi Kebijakan Kependudukan 3 Seksi Data dan Informasi

g. Unit Pelaksana Teknis (UPT) h. Kelompok Jabatan Fungsiona

4.1 Struktur Organisasi

.

Sumber : Arsip struktur organisasi Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Tahun 2019

Kepala Dinas

Sub Bagian Keuangan Sekertaris

Sub Bagian tata usaha

Sub Bagian Tata Perencanaan Dan Pelaporan

Seksi Pemberdayaan

Keluarga Sejahtera Bidang Ketahanan Dan Kesejahteraan

Keluarga Kelompok

Jabatan Fungsional

Bidang Pengendalian

Penduduk

Seksi Bina Ketahanan Keluarga Balita

Anak Dan Lainnya

Seksi Bina Ketahanan

Remaja

Seksi Pemaduan Dan Singkronisasi

Kebijakan Kependudukan

Seksi Data Dan Informasi

Seksi Perencanaan Dan Perkiraan

Pengendalian Penduduk Bidang

Penyuluhan Dan Penggerakan

Seksi Distribusi

Alkon Bidang Keluarga

Berencana

Seksi Penyuluhan

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Jaminan Pelayanan

KB Seksi Advokasi

Dan Penggerakan

Seksi Pemberdayagunaan PKB/PLKB Dan Kader

UPT

3. Tugas Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana

Membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah”

Untuk melaksanakan tugas tersebut Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar mempunyai sejumlah fungsi sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yaitu :

a. Memadukan dan mensinkronkan kebijakan Pemerintah provinsi dengan Pemerintah kota dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk.

b. Memetakan perkiraan pengendalian penduduk cakupan Kota Makassar;

c. Melaksanakan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pengendalian pendudukdan KB sesuai kearifan budaya lokal;

d. Mendayagunakan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);

e. Melakukanpen gendalian dan pendistribusian kebutuhan alat dan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di Kota Makassar;

f. Melakukan pemberdayaan dan eningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat kota dalam pelaksanaan kesertaanber-KB;

g. Melaksanakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

h. Melaksanakan dan meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat kota dalam pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga

B. Hasil Penelitian

1. Anggaran Belanja Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar 2019

Dana kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar berasal dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD). Anggaran belanja pada kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar pada tahun 2019 sebesar Rp. 27.782.109,000 yang terhitung dari belanja tidak langsung sebesar Rp. 3.413.007,000 dan Belanja langsung sebesar Rp.

24.369.102,000. Anggaran tersebut mencapai Rp. 26.427.769,803 sebesar 95,13 %.

Tabel. 2.2. Anggaran dan Realisasi belanja program kegiatan tahun 2019

URAIAN ANGGARAN REALISASI %

Belanja 27,782,109,000 26,427.769,803 95,13 % BelanjaTidak Langsung 3.413.007,000 3.138.117,422 91,95 % Belanja Langsung 24.369.102,000 23.289.652,381 95,57 % Jumlah 27.782.109,000 26.427.769,803 95,13 %

Sumber : Laporan keuangan Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar Tahun 2019

Anggaran belanja pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar Tahun 2019, terbagi atas Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Pada tahun 2019 anggaran Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 3.138.117,422 atau sebesar 91,95% dari angggaran

sebesar Rp. 3.413.007,000 . Belanja Langsung sebesar Rp. 23.289.652,381 atau 95,57 % dari anggaran sebesar Rp. 24.369.102,000.

2. Pengelolaan administrasi keuangan pada kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar

Pengelolaan administrasi keuangan pada kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar berbasis akrual yaitu mekanisme kerja yang dilakukan oleh bagian keuangan yang mempunyai tahapan pekerjaan yang dilakukan sehingga menghasilkan suatu laporan pertanggungjawaban yang secara faktual dapat dipercaya yang disertai dengan berbagai bukti secara fisik dan dokumen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Isnadah S.E MM (48 Tahun) Kepala Sub Bagian Keuangan bahwa:

“Untuk pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan yang berbasis akrual telah diterapkan pada pengelolaan administrasi keuangan pada kantor dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana kota Makassar dimana sistem akrual ini membantu pengelolaan keuangan dalam memverifikasi pertanggungjawaban keuangan secara tepat, cepat dan sistematis. (hasil wawancara tanggal 1 Desember 2020)

Metode Pengelolaan Administrasi Keuangan pada kantor dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana kota Makassar menggunakan sistem Simakda ( Sistem Informasi Manajemen Anggaran dan Akuntansi Keuangan Daerah) yang dirancang dengan memanfaatkan sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah sesuai dengan kaidah undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Isnadah S.E MM (48 Tahun) Kepala Sub Bagian Keuangan bahwa:

“Simakda ini sistem yang terpusat dari keuangan kota yang dirancang dengan memanfaatkan sistem informasi kebutuhan pemerintah daerah sesuai dengan kaidah undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan kegiatan dana anggaran melalui sistem tersebut yang dikerjakan dan di input oleh bendahara”. (hasil wawancara tanggal 1 Desember 2020).

Prosedur Pengelolaan Administrasi Keuangan Pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar meliputi: Pembuatan Rencana Kerja, Rencana Kerja, dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA, Pembuatan Surat Perintah Pembayaran (SPP), pembuatan surat Perintah Membayar (SPM) , surat pencairan dana dan pembuatan laporan.

Pengelolaan Administrasi keuangan Pada Kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar melewati beberapa prosedur sebagai berikut:

1. Perencanaan

Setiap perencanaan kasubag perencanaan pada kantor dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana kota Makassar membuat daftar program/kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun yang akan datang, berdasarkan masing-masing dengan memperhatikan program yang diprioritaskan kabupaten dan sinkronisasi program pusat dan Daerah selanjutnya diserahkan kepada kepala sub bagian perencanaan dan keuangan. Rencana kegiatan anggaran satuan kerja

perangkat daerah kemudian di input di sistem yang kemudian di adakan pembahasan di DPRD, setelah diketuk palu/disetujui, terbentuklah Dokumen Pelaksana Anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA- SKPD).

Sejalan dengan hasil wawancara dengan Ibu Asdirayani K.H. Gani (34 Tahun) Kasubag Perencanaan Dan Pelaporan bahwa:

“Untuk perencanaan Administrasi di kantor Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Makassar dimulai dari pengumpulan/kegiatan dari setiap seksi di kantor, setelah rencana ditetapkan di bentuk kemudian diadakan penetapan SKPD yang disesuaikan dengan kemampuan pemerintah daerah. Kemudian rencana kerja tadi menjadi rencana kegiaan anggaran. Lalu diadakan pembahasan komisi di DPRD terkait rasionalisasi penetapan rekening belanja RKA-SKPD dan rencana belanja SKPD, setelah disetujui maka ditetapkan DPA-SKPD. Kemudian evaluasi Rancangan APBD dan terakhir diadakan sidang paripurna DPRD untuk pengesahan APBD

“.(Hasil wawancara 3 Desember 2020).

2. Pencairan

Proses pencairan sebagai antara lain sebagai beriikut:

PPTK (pelaksana teknik kegiatan) yang mengajukan kebagian keuangan kegiatan yang akan di cairkan untuk pengguna anggaran melalui persetujuan dari kepala Dinas, dari hasil persetujuan kepala Dinas maka bagian keuangan menverifikasi atau melakukan penelian berkas yang diajukan kegiatan yang akan di biayai. Dan setelah berkas kegiatan lengkap lalu di serahkan melalui BPKA Badan Keuangan Kota Makassar,

Dalam dokumen analisis pengelolaan administrasi keuangan (Halaman 48-58)

Dokumen terkait