• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siklus Supplay Chain

BAB III DUKUNGAN SISTEM TERINTEGRASI

3.3. Siklus Supplay Chain

Solvang menggambarkan supply chain mempunyai tiga karakteristik yang terdiri dari misi, ruang lingkup dan tahapan hidup. Karakteristik misi terdiri dari : a) memaksimalkan kepuasan konsumen b) meminimalkan pengeluaran operator dan c) menyeimbangkan kebutuhan konsumen dengan biaya operator.

Ruang lingkup dapat berukuran sempit atau luas tergantung pada sudut pandang analis. Lingkup pertama merupakan para pemasok klasik membentuk garis lurus ke konsumen. Ruang lingkup kedua merupakan organisasi dan struktur supply chain dengan anggotanya dan bagaimana mereka saling berhubungan. Ruang lingkup ketiga merupakan penyebaran geografis, seperti disebarkan lokal/regional atau disebarkan secara global. Lingkup keempat hanya berupa fisik, melihat pemasok dan konsumen, dan membaginya berawalkan jarak mereka (tingkat 1, 2, 3, dan seterusnya) dari perusahaan utama. Tahapan hidup suatu sistem biasanya mempunyai tiga tahap: inisiasi, operasi dan penghentian.

Bagian pertama mewujudkan sistem dan mengulas pertanyaan tentang bagaimana membangun, menyusun, dan mengembangkan sistem. Tahap kedua berhubungan dengan masalah operasional, bagaimana mengelola, memelihara, mendukung dan menambah sistem, dan sebagainya. Bagian ketiga langkah waktu sistem tidak lagi dibutuhkan atau sudah ketinggalan jaman, dan berurusan dengan cara pensiun, mengubah atau menguras sistem. Solvang memperluas pandangan ini dan menerapkannya pada supply chain. Dalam sebuah makalah kolaboratif, dilakukan identifikasi 5 tahap dalam tahapan hidup supply chain: 1) identifikasi peluang usaha, 2) pemilihan rekan kerja usaha, 3) pembentukan supply chain, 4) operasi supply chain, dan 5) pengaturan ulang

Migunani, M.Kom Halaman | 36 supply rantai. Ini merupakan tahapan berulang. Untuk setiap peluang usaha baru atau lini produk, tahap-tahap ini beraksi, maka menciptakan supply chain yang hidup dan dinamis. Singkatnya, kehidupan supply chain dapat dipisahkan menghasilkan tiga tahap: 1) pembentukan, 2) operasi dan 3) penggantian. Setiap langkah begitu penting untuk langkah berikutnya, bahkan penggantian begitu penting untuk pembentukan selanjutnya dan keberhasilan semua untuk supply chain dan kelangsungan usaha secara semua. Dengan tahapan hidup produk yang terus diperpendek, meningkatnya volatilitas pasar, dan saat ini, perubahan cepat dalam ekonomi global, supply chain yang sukses merupakan supply chain yang bisa merespons secara dinamis dan tepat terhadap tantangan yang terus berubah yang dihadapinya.

Representasi sederhana dari supply chain mengikutsertakan urutan antara 4 tahap, dari pemasok ke konsumen akhir (Ajeng, 2011). Masing-masing tahap mempunyai tahapannya sendiri, yang merupakan urutan operasi dan transaksi yang terjadi antara dua tahap seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Tahapan Supply Chain

Dari gambar 4.1 dapat diuraikan siklus-siklus yang terjadi pada supply chain sebagai berikut:

1) Tahapan pesanan konsumen terjadi waktu pesanan diproses, disiapkan, dan dikirim. Untuk ritel, tidak jarang kali konsumen yang mengambil pesanannya dari persediaan toko. Dalam sistem pengadaan tarikan, tahapan pesanan konsumen begitu penting karena mereka merupakan penggerak tahapan lebih lanjut di hulu dari supply chain.

Migunani, M.Kom Halaman | 37 2) Tahapan pengisian menyangkut langkah-langkah yang terlibat untuk

memasok kembali outlet dari pusat distribusi.

3) Tahapan produksi menyangkut penjadwalan produksi mengingat permintaan dari distributor.

4) Tahapan pengadaan mengikut sertakan penjadwalan komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan barang.

Frekuensi tahapan bervariasi, yang tercermin dalam tingkat inventarisnya masing-masing. Biasanya, pengecer mempunyai fluktuasi yang signifikan dalam tingkat persediaan mereka karena toko hanya membawa persediaan dalam jumlah terbatas. Setelah persediaan mencapai tingkat kritis, persediaan baru dipesan dari distributor, yang memicu tahapan pengisian kembali. Karena distributor mempunyai tingkat persediaan yang lebih besar, ia cenderung berfluktuasi lebih kecil. Ini bahkan lebih bagi produsen karena mereka cenderung mempunyai output yang relatif stabil karena kebisaan tetap peralatan dan peralatan mereka, tapi sistem manufaktur yang fleksibel bisa mengakomodasi fluktuasi yang lebih besar.

Risiko umum dalam supply chain dikenal sebagai “efek bullwhip”.

Misalnya, konsumen dapat memesan 10 unit produk dari pengecer. Pengecer dapat memutuskan untuk memesan 12 unit dari distributor hanya untuk memastikan mempunyai persediaan tambahan. Pada gilirannya, distributor dapat memesan 15 unit dari produsen, yang dapat memesan komponen dari pemasok untuk menghasilkan 20 unit. Dalam Hal itu, pesanan 10 unit telah menghasilkan pengadaan 20 unit.

Menilik pengertian Supply Chain Management yang merupakan wadah besar bagi sistem jaringan sebuah perusahaan industri atau organisasi yang saling bekerjasama dalam membuat serta menyalurkan produk maupun jasa kepada konsumen akhir, maka beberapa fungsi dari konsep Supply Chain Management tersebut;

1) Planning (Perancanganan)

Perencanaan berorientasi masa depan dan menentukan arah organisasi adalah cara rasional dan sistematis untuk membuat keputusan hari ini yang akan memengaruhi masa depan perusahaan. Planning adalah semacam

Migunani, M.Kom Halaman | 38 tinjauan ke masa depan yang yang memprediksi masa depan serta berusaha mengendalikan peristiwa.

2) Organize (Pengaturan)

Perusahaan harus bisa mengatur organisasi dengan baik untuk mencapai tujuanperancangan secara teknis dan atau non teknis

3) Staff (Sumber Daya Manusia)

Kepegawaian adalah fungsi untuk merekrut dan mempertahankan tenaga kerja yang cocok untuk perusahaan baik di tingkat manajerial maupun non- manajerial. Hal ini melibatkan proses perekrutan, pelatihan, pengembangan, kompensasi dan evaluasi karyawan dan mempertahankan tenaga kerja ini dengan insentif dan motivasi yang tepat.

4) Directing (Instruksi)

Directing berkaitan dengan kepemimpinan, komunikasi, motivasi, dan pengawasan sehingga karyawan melakukan kegiatan dengan cara yang seefisien mungkin, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

5) Controlling (Pengendalian)

Fungsi kontrol terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa peristiwa tidak menyimpang dari rencana yang telah diatur sebelumnya. Kegiatannya terdiri dari menetapkan standar untuk kinerja kerja, mengukur kinerja dan membandingkannya dengan standar yang ditetapkan dan mengambil tindakan ketika diperlukan untuk memperbaiki penyimpangan apa pun.